Stasiun Purwosari

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Purwosari (PWS) merupakan stasiun kereta api kelas besar tipe C yang terletak di Purwosari, Laweyan, Surakarta. Stasiun yang terletak pada ketinggian +93 m ini termasuk dalam pengelolaan Daerah Operasi VI Yogyakarta dan KAI Commuter. Stasiun Purwosari hanya melayani KA antarkota kelas ekonomi dan sebagian kecil kelas campuran lintas selatan dan tengah Pulau Jawa serta kereta api bandara, aglomerasi, dan komuter.

Stasiun Purwosari
Kereta Api Indonesia KAI Commuter Kereta Api Indonesia#Kereta api bandara
Y10AS02BK01

Tampak depan Stasiun Purwosari, 2024
Lokasi
Ketinggian+93 m
Operator
Letak
Jumlah peron4 (satu peron sisi yang agak tinggi dan tiga peron pulau yang cukup tinggi)
Jumlah jalur7 (jalur 2 dan 3: sepur lurus)
LayananKereta api penumpang
Lintas tengah Jawa: Jaka Tingkir, Bengawan, Logawa, Gaya Baru Malam Selatan, dan Singasari
Lintas selatan Jawa: Sri Tanjung, Pasundan, dan Kahuripan
Kereta bandara: Kereta api BIAS
Komuter: KRL Commuter Line dan bus rel Batara Kresna
Kereta wisata: Sepur Kluthuk Jaladara

Kereta api barang
Lintas selatan Jawa: Parcel ONS Selatan
Lintas tengah Jawa: Parcel ONS Tengah
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe C[2]
Sejarah
Dibuka27 Maret 1871
Dibangun kembali1907, 2010, 2017
Nama sebelumnyaStation/Halte Poerwosarie
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Gawok
menuju Yogyakarta
Commuter Line Yogyakarta Solo Balapan
menuju Palur
Stasiun sebelumnya Layanan lokal/komuter Stasiun berikutnya
Terminus Batara Kresna
Purwosari–Wonogiri, p.p.
Solo Kota
menuju Wonogiri
Klaten
Terminus
KA BIAS
Klaten–Solo Balapan–Bandara Adi Soemarmo, p.p.
Solo Balapan
Stasiun sebelumnya Wisata warisan sejarah Stasiun berikutnya
Terminus Sepur Kluthuk Jaladara
Purwosari–Solo Kota, p.p.
Solo Kota
Terminus
Layanan penghubung
Halte sebelumnya Batik Solo Trans Halte berikutnya
UNIBA
Perjalanan satu arah
Koridor 2
Sub Terminal Kerten–Terminal Palur
transfer di Stasiun Purwosari
Kasih Ibu
menuju Palur
Kerten Koridor 1
Bandara Adi Soemarmo–Terminal Palur
transfer di Center Point
Kasih Ibu
Perjalanan satu arah
Kerten
Terminus
Koridor 2
Sub Terminal Kerten–Terminal Palur
transfer di Center Point
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Gedung parkir Tempat naik/turun Cetak tiket mandiri Mesin tiket Ruang/area tunggu Pemesanan langsung di loket Layanan pelanggan Pusat informasi Musala Toilet Tempat bermain anak Pertokoan/area komersial Restoran Ruang menyusui Isi baterai Area merokok 
Tipe persinyalanElektrik tipe Sinyal Interlocking Len-02
Cagar budaya Indonesia
Stasiun Purwosari
KategoriBangunan
No. RegnasKB002073
No. SK646/1-R/1/2013
Tanggal SK2013
PemilikPT Kereta Api Indonesia (Persero)
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun ini merupakan stasiun percabangan jalur kereta api menuju Surabaya dan Wonogiri. Jalur yang menuju Surabaya termasuk jalur utama, sedangkan yang ke Wonogiri termasuk jalur lintas cabang (jalur sekunder). Sampai Stasiun Sangkrah, jalur sekunder tersebut termasuk unik karena menjadi salah satu jalur kereta api aktif di Indonesia yang berjejer/berdampingan dengan jalan raya, selain percabangan menuju Depot Pertamina Madiun. Dahulu sepanjang jalur Purwosari-Sangkrah terdapat delapan buah perhentian kecil, yakni Pesanggrahan, Ngadisuran, Bando, Ngapeman, Pasarpon, Cayudan, Kauman, dan Lojiwetan. Halte-halte tersebut sekarang sudah tidak ada lagi.

Sejarah

sunting
 
Bangunan utama Stasiun Purwosari semasa masih berupa stasiun pulau

Stasiun Purwosari merupakan stasiun kereta api tertua kedua di Kota Surakarta. Dalam peta jalur Samarang–Vorstenlanden terbitan 1869, koleksi Universiteit Leiden Belanda, stasiun ini sama sekali tidak disebutkan. Yang disebutkan dalam rencana pembangunan jalur kereta api oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) adalah Stasiun Solo (Stasiun Solo Balapan) dan Stasiun Solo-Rivier yang terletak di lembah Bengawan Solo.[4] Namun, pada peta yang dibuat tahun 1878, nama stasiun ini mulai disebut (tetapi dengan nama yang salah, yaitu Poerwodadie).[5] Diperkirakan penambahan stasiun ini dilakukan bersama dengan finishing jalur kereta api tersebut dan juga dibuka bersama dengan pembukaan resmi jalur segmen Ceper–Solo NIS pada tanggal 27 Maret 1871.[6][7]

Sejak tahun 1907, stasiun ini menggunakan arsitektur yang mirip dengan Stasiun Kedungjati dan Willem I Ambarawa. Stasiun yang semula memiliki peron sisi kemudian menjadi stasiun pulau. Ukuran bangunan stasiun ini lebih kecil daripada Stasiun Kedungjati maupun Stasiun Ambarawa karena bentang atapnya hanya 13 meter, sementara Kedungjati 14,65 meter dan Ambarawa 21,75 meter. Bangunan ini terdiri atas kanopi yang memayungi bangunan utama serta jalur yang mengapitnya.[8]

Bangunan dan tata letak

sunting
 
Lentera semboyan wesel mekanik di dalam emplasemen Stasiun Purwosari yang menjadi simbol dari semboyan 11A dan 11B, sebelum dibongkar.

Awalnya Stasiun Purwosari memiliki delapan jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Setelah jalur ganda lintas SoloDelanggu dioperasikan pada 8 Januari 2007, jalur 2 dijadikan sebagai sepur lurus arah Solo Balapan dan jalur 3 dijadikan sebagai sepur lurus arah Yogyakarta. Jalur 1-5 sering digunakan untuk keberangkatan-kedatangan sekaligus untuk melintas langsung KA, jalur 6-8 untuk parkir gerbong barang, dan dua jalur tambahan menuju ke depo lokomotif dan gudang semen. Walaupun stasiun ini telah mengalami renovasi berupa penambahan atap overcapping sehubungan dengan musim mudik lebaran 10–11 September 2010,[9] bangunan stasiun yang asli tetap dipertahankan dan dijadikan cagar budaya.

Stasiun ini dulu termasuk unik karena di tengah emplasemen yang telah diberi overcapping terdapat wesel dan jalur simpang yang menghubungkan jalur 3 dengan jalur 4. Jalur simpang tersebut membelah peron yang terdapat pada kedua jalur tersebut. Namun, sejak sistem persinyalan stasiun ini diganti dengan sistem persinyalan elektrik buatan PT Len Industri Indonesia (Persero)[10] pada bulan Desember 2015, jalur 4, wesel, dan juga jalur simpang tersebut dibongkar untuk pelebaran peron sehingga stasiun ini tinggal memiliki tujuh jalur.

 

    Y10AS02BK01  

P

Lantai peron

Jalur 7 Parkir kereta
Jalur 6 Parkir kereta
Jalur 5 Parkir kereta
Jalur 4   Pemberhentian kereta api antarkota
(Gawok)      Commuter Line Yogyakarta, tujuan Yogyakarta
(Klaten)      KA BIAS, tujuan Klaten
Peron pulau, pintu terbuka di sebelah kiri kedatangan KA dari arah timur
Jalur 3 Sepur lurus arah Yogyakarta
Jalur berjalan langsung kereta api ke arah barat
Peron pulau
Jalur 2 Sepur lurus arah Solo Balapan
Jalur berjalan langsung kereta api ke arah timur
  Pemberhentian kereta api antarkota ke arah timur
Peron pulau
Jalur 1      Batara Kresna, dari dan tujuan Wonogiri (Solo Kota)
     Commuter Line Yogyakarta, tujuan Palur (Solo Balapan)
     KA BIAS, tujuan Adi Soemarmo
  Pemberhentian kereta api antarkota
Peron sisi, pintu terbuka di sebelah kiri kedatangan KA dari arah timur
G Bangunan utama stasiun

Ke arah timur dari jalur 1 terdapat percabangan jalur menuju Wonogiri. Dari stasiun ini juga dahulu terdapat jalur percabangan yang menuju Boyolali melalui Kartasura yang kini sudah dinonaktifkan. Jalur ini juga mempunyai cabang di Tegalsari menuju Colomadu. Sampai sekarang beberapa bagian dari sisa-sisa jalur tersebut masih dapat disaksikan.

Dahulu Stasiun Purwosari memiliki depo lokomotif; jejak peninggalan sebagai depo lokomotif masih terdapat menara air di sisi utara stasiun. Saat ini depo itu masih beroperasi, tetapi bukan depo lokomotif, melainkan depo alat mekanik sekaligus penyimpanan lokomotif uap dan kereta penumpang untuk operasional Sepur Kluthuk Jaladara. Di seberang stasiun, tepatnya di jalur 7 stasiun, terdapat lokomotif D52099 yang dipajang statis sejak 2016. Lokomotif ini dahulunya didatangkan ke Stasiun Purwosari bersama D1410 untuk mendukung operasional Sepur Kluthuk Jaladara mendampingi C1218, tetapi faktanya hanya D1410 yang berhasil dihidupkan. D1410 dan D52099 merupakan lokomotif yang sebelumnya menjadi pajangan statis di Museum Transportasi, Taman Mini Indonesia Indah.[11]

Stasiun ini terakhir direnovasi pada tahun 2017, dengan mengganti lantai stasiun yang semula tegel tahu peninggalan NIS dengan lantai marmer.[12] Tegel ini diproduksi oleh Alfred Regout & Co., Maastricht, Belanda, memiliki ukuran 20 × 20 cm dengan tekstur yang tidak rata agar memperlancar aliran air. Tegel ini kuat, kukuh, dan tahan lama mengingat fungsi awal stasiun ini sebagai stasiun barang.

Ciri khas

sunting

Stasiun ini memperdengarkan melodi penyambutan kereta api dengan lagu berjudul "Bengawan Solo" karya Gesang dalam format keroncong instrumental lagu ini buah hasil aransemen lagu ulang oleh YouTuber keroncong, yaitu Ardhieswala Music serta juga setiap kali terjadi kedatangan kereta api penumpang di stasiun ujung Kota Surakarta.[13]

Layanan kereta api

sunting

Stasiun Purwosari sekarang menjadi stasiun pemberhentian dan ujung di Kota Surakarta bagi kereta api campuran antara lain kelas bisnis-ekonomi, kelas eksekutif-ekonomi maupun kelas ekonomi yang melewati jalur tengah dan selatan Jawa setelah Stasiun Solo Jebres dijadikan cagar budaya oleh Pemerintah Kota Surakarta dan hanya melayani kereta api dari arah timur yang menuju lintas utara maupun sebaliknya.

Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023 revisi per 18 September 2024.

Penumpang

sunting

Antarkota

sunting
Lintas tengah Jawa
Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Keterangan
Campuran
Gaya Baru Malam Selatan Eksekutif Pasar Senen Surabaya Gubeng Via PurwokertoLempuyangan
Ekonomi
Singasari Eksekutif Blitar
Ekonomi
Ekonomi
Jaka Tingkir Ekonomi Purwosari Pasar Senen Via Purwokerto
Bengawan
Logawa Purwokerto Jember Via LempuyanganSurabaya Gubeng
Lintas selatan Jawa
Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Keterangan
Ekonomi
Sri Tanjung Ekonomi Lempuyangan Ketapang Via Surabaya KotaJember
Pasundan Kiaracondong Surabaya Gubeng Via TasikmalayaLempuyangan
Kahuripan Blitar
Komuter
sunting
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
BK Bus rel Batara Kresna Purwosari Wonogiri
Y Commuter Line Yogyakarta Yogyakarta Palur

Kereta bandara

sunting
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
AS Kereta api BIAS Klaten Bandara Adi Soemarmo

Kereta wisata

sunting
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
Kereta api uap Jaladara Purwosari Solo Kota

Barang

sunting
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
Lintas tengah Jawa
Angkutan logistik ONS Parcel Tengah Kampung Bandan Malang Via PurwokertoLempuyangan

Kegiatan bongkar muat dan langsiran hanya dilakukan di Jakarta Gudang

Lintas selatan Jawa
Angkutan logistik ONS Parcel Selatan Bandung Surabaya Kota Via TasikmalayaLempuyangan

Antarmoda pendukung

sunting
Jenis angkutan umum Koridor/trayek Tujuan
Batik Solo Trans[14]  K1S  Bandara Adi Soemarmo–Palur
 K2S  Kerten–Palur

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ "Selayang Pandang Daop 6 Yogyakarta" (PDF). Yogyakarta: PT Kereta Api Indonesia (Persero). 2018. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-10-07. Diakses tanggal 2020-10-05. 
  3. ^ Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  4. ^ "Dutch Colonial maps - Leiden University Libraries". maps.library.leiden.edu. Diakses tanggal 2019-01-29. 
  5. ^ "Dutch Colonial maps - Leiden University Libraries". maps.library.leiden.edu. Diakses tanggal 2019-01-29. 
  6. ^ BOW (1898). Statistiek van het vervoer op de spoorwegen en tramwegen met machinale beweegkracht in Nederlandsch-Indië. Batavia: Landsdrukkerij. 
  7. ^ de Vereniging voor de Statistiek in Nederland (1872). Staatkundig en staathuishoudkundig jaarboekje voor 1872. Amsterdam: E.S. Witkamp. 
  8. ^ Dananjaya, Putu (20 Juni 2016). "Stasiun Ambarawa, Stasiun Militer Belanda". BPCB Jawa Tengah. Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud RI. Diakses tanggal 4 Agustus 2018. 
  9. ^ "Renovasi Stasiun Purwosari Rampung Sebelum Lebaran". Suara Merdeka. 29 Juni 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-08-20. Diakses tanggal 5 Oktober 2017. 
  10. ^ Mohamad, Ardyan (21 Juni 2013). Pratomo, Harwanto Bimo, ed. "Kalahkan Siemens, BUMN elektronik raup pendapatan Rp 2,3 triliun". Merdeka.com. Merdeka.com. Diakses tanggal 5 Oktober 2017. Saat ini, masih ada pesanan proyek dari Kemenhub untuk menggarap persinyalan kereta di jalur Jogja-Solo, Duri-Tangerang, dan Parung-Maja. 
  11. ^ Ermawati, R. (2017-02-24). "WISATA SOLO : Belum Diperbaiki, 2 Loko Uap dari TMII Terparkir di Stasiun Purwosari". Solopos. Diakses tanggal 2024-09-09. 
  12. ^ Saputro, Imam (2017-11-16). "Terkait Renovasi Stasiun Purwosari Solo, PT KAI Diminta Gandeng BPCB". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2019-01-29. 
  13. ^ Dewanto, H. (2010-09-09). Margianto, Heru, ed. "Kisah "Empat Penari" di Tawang". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-10-13. Stasiun Balapan Solo, misalnya, memainkan ”Bengawan Solo” (...) kata Nugroho (Wahyu Utomo). 
  14. ^ Mukti, Akbar Hari (2017-06-28). "Liburan di Solo Naik Bus Batik Solo Trans (BST) Saja. Ini Rute Lengkapnya". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2019-01-29. 

Pranala luar

sunting
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Gawok
menuju Kutoarjo
Kutoarjo–Purwosari–Solo Balapan
dengan kelanjutan menuju Solo Balapan
Solo Balapan
Terminus
Terminus Purwosari–Wonogiri–Baturetno Solo Kota
menuju Baturetno
Purwosari–Boyolali Gembongan