Jambi

provinsi di Indonesia

Jambi adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir timur, di bagian tengah pulau Sumatra, ibu kotanya berada di kota Jambi. Provinsi dengan luas wilayah 50.160,05 km2 ini, pada akhir tahun 2023 memiliki jumlah penduduk 3.760.275 jiwa.[2][1] Provinsi Jambi adalah nama provinsi di Indonesia yang ibu kotanya memiliki nama sama dengan provinsi selain Bengkulu, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Gorontalo.

Jambi
Djambi
Transkripsi bahasa daerah
 • Jawiجمبي
Bendera Jambi
Julukan: 
  • Bumi Melayu Jambi
Motto: 
"Sepucuk Jambi sembilan lurah" (Melayu: Wilayah Jambi yang dahulu dibagi menjadi sembilan daerah aliran sungai)
Himne daerah: "Mars Provinsi Jambi"
Peta
Peta
Negara Indonesia
Dasar hukum pendirianUU No. 61 Tahun 1958
Hari jadi6 Januari 1957 (umur 67)
Ibu kotaKota Jambi
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kabupaten: 9
  • Kota: 2
  • Kecamatan: 144
  • Kelurahan: 171
  • Desa/dusun: 1399
Pemerintahan
 • GubernurAl Haris
 • Wakil GubernurAbdullah Sani
 • Sekretaris DaerahSudirman
 • Ketua DPRDEdi Purwanto
Luas
 • Total50.160,05 km2 (19,366,90 sq mi)
 • Luas daratan49.734,55 km2 (19,202,62 sq mi)
 • Luas perairan425,50 km2 (164,29 sq mi)
Populasi
 (2023)[1][2]
 • Total3.760.275
 • Kepadatan75/km2 (190/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 95,07% Islam
  • 0,90% Buddha
  • 0,06% Kepercayaan
  • 0,02% Konghucu
  • 0,01% Hindu[1]
 • Bahasa
 • IPMKenaikan 73,73 (2023)
tinggi[3]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
36xxx-37xxx
Kode area telepon
Daftar
  • 0740 — Mendahara - Muara Sabak (Kabupaten Tanjung Jabung Timur)
  • 0741 — Kota Jambi
  • 0742 — Tebing Tinggi - Kuala Tungkal (Kabupaten Tanjung Jabung Barat)
  • 0743 — Muara Bulian (Kabupaten Batanghari)
  • 0744 — Muara Tebo (Kabupaten Tebo)
  • 0745 — Sarolangun (Kabupaten Sarolangun)
  • 0746 — Bangko (Kabupaten Merangin)
  • 0747 — Muara Bungo (Kabupaten Bungo)
  • 0748 — Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci
Kode ISO 3166ID - JA
Pelat kendaraanBH
Kode Kemendagri15
Kode BPS15
DAURp1.444.166.395.000,-[4] (2020)
Lagu daerah
Rumah adatRumah Panggung Kajang Lako
Senjata tradisionalKeris Siginjai
Flora resmiPinang merah
Fauna resmiHarimau sumatra
Situs webjambiprov.go.id

Jambi merupakan wilayah yang terkenal dalam literatur kuno. Nama negeri ini, sering disebut dalam prasasti dan juga berita-berita Tiongkok. Ini merupakan bukti bahwa, orang Cina telah lama memiliki hubungan dengan Jambi, yang mereka sebut dengan nama Kien-pi atau Chan-pei. Diperkirakan, telah berdiri empat kerajaan Melayu Kuno di Jambi, yaitu kerajaan Koying (abad ke-3 M), Tupo (abad ke-3 M), Kantoli (abad ke-5) dan Zabag.[5][6] Daerah pedalaman Jambi juga ditemukan Prasasti Karang Berahi, prasasti ini berbahasa Melayu Kuno ditulis dalam aksara Pallawa, dengan pertanggalan abad ke 7 Masehi.[7]

Jambi juga terkenal mempunyai kompleks percandian agama Hindu-Buddha terluas di Asia Tenggara, dengan luas 3981 hektare, yang dikenal dengan nama Candi Muaro Jambi. Kemungkinan besar merupakan peninggalan kerajaan Sriwijaya dan Melayu, yang diperkirakan berasal dari (abad ke-7–12 M). Candi Muara Jambi merupakan kompleks candi yang terbesar dan yang paling terawat di pulau Sumatra.[8]

Sejarah sunting

 
Putri Selaras Pinang Masak, istri dari Raja Melayu Jambi ke-1, pada prangko Indonesia (2004)

Asal nama sunting

Ada beberapa versi tentang asal usul nama Jambi:

  1. Versi pertama, Nama Jambi muncul sejak daerah yang berada di pinggiran Sungai Batanghari ini dikendalikan oleh seorang ratu bernama Putri Selaras Pinang Masak, yaitu semasa keterikatan dengan Kerajaan Majapahit. Waktu itu bahasa keraton dipengaruhi bahasa Jawa, di antaranya kata pinang disebut jambe. Sesuai dengan nama ratunya “Pinang Masak”, maka kerajaan tersebut dikenal dengan Kerajaan Melayu Jambe. Lambat laun rakyat setempat umumnya menyebut “Jambi”.
  2. Versi kedua, kemungkinan besar saat Tanah Pilih dijadikan tapak pembangunan kerajaan baru, pohon pinang banyak tumbuh di sepanjang aliran Sungai Batanghari, sehingga nama itu yang dipilih oleh Orang Kayo Hitam.
  3. Versi ketiga, berpedoman pada buku sejarah De Oudste Geschiedenis van de Archipel bahwa Kerajaan Melayu Jambi dari abad 7 s.d. abad 13 merupakan bandar atau pelabuhan dagang yang ramai. Di sini berlabuh kapal-kapal dari berbagai bangsa, seperti: Portugis, India, Mesir, Cina, Arab, dan Eropa lainnya. Berkenaan dengan itu, sebuah legenda yang ditulis oleh Chaniago menceritakan bahwa sebelum Kerajaan Melayu jatuh ke dalam pengaruh Hindu, seorang putri Melayu bernama Putri Dewani berlayar bersama suaminya dengan kapal niaga Mesir ke Arab, dan tidak kembali.[butuh rujukan]

Pada waktu lain, seorang putri Melayu lain bernama Ratna Wali bersama suaminya berlayar ke Negeri Arab, dan dari sana merantau ke Ruhum Jani dengan kapal niaga Arab. Kedua peristiwa dalam legenda itu menunjukkan adanya hubungan antara orang Arab dan Mesir dengan Melayu. Mereka sudah menjalin hubungan komunikasi dan interaksi secara akrab.

Kondisi tersebut melahirkan interpretasi bahwa nama Jambi bukan tidak mungkin berasal dari ungkapan-ungkapan orang Arab atau Mesir yang berkali-kali ke pelabuhan Melayu ini. Orang Arab atau Mesir memberikan julukan kepada rakyat Melayu pada masa itu sebagai ”Jambi”, ditulis dengan aksara Arab:, yang secara harfiah berarti ’sisi’ atau ’samping’, secara kinayah (figuratif) bermakna ’tetangga’ atau ’sahabat akrab’.[butuh rujukan]

Kata Jambi ini sebelum ditemukan oleh Orang Kayo Hitam atau sebelum disebut Tanah Pilih, bernama Kampung Jam, yang berdekatan dengan Kampung Teladan, yang diperkirakan di sekitar daerah Buluran Kenali sekarang. Dari kata Jam inilah akhirnya disebut “Jambi”.

Menurut teks Hikayat Negeri Jambi, kata Jambi berasal dari perintah seorang raja yang bernama Tun Telanai, untuk untuk menggali kanal dari ibu kota kerajaan hingga ke laut, dan tugas ini harus diselesaikan dalam tempo satu jam. Kata jam inilah yang kemudian menjadi asal kata Jambi.

Zaman kerajaan sunting

Provinsi Jambi secara geografis berada di pesisir timur persis di tengah Pulau Sumatra, ibu kotanya berada di kota Jambi. Provinsi Jambi adalah nama provinsi di Indonesia yang ibu kotanya memiliki nama sama dengan provinsi, selain Bengkulu, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Gorontalo.

Jambi merupakan wilayah yang terkenal dalam literatur kuno. Nama negeri ini sering disebut dalam prasasti-prasasti dan juga berita-berita Tiongkok. Ini merupakan bukti bahwa, orang Cina telah lama memiliki hubungan dengan Jambi, yang mereka sebut dengan nama Chan-pei. Diperkirakan, telah berdiri tiga kerajaan Melayu Kuno di Jambi, yaitu Kerajaan Koying (abad ke-3 M), Tupo (abad ke-3 M) dan Kerajaan Kandali/ Kantoli (abad ke-5). Seiring perkembangan sejarah, kerajaan-kerajaan ini lenyap tanpa banyak meninggalkan jejak sejarah.

Dalam sejarah kerajaan di Nusantara wilayah Minanga Kamwa (nama Minang Kabau Kuno 1 M) adalah tanah asal pendiri Kerajaan Melayu dan Sriwijaya dari wilayah Minanga Kamwa inilah banyak lahir raja-raja di Nusantara, baik sekarang yg berada di Malaysia, Brunei dan Indonesia di negeri Jambi ini pernah dikuasai oleh beberapa kekuatan besar, mulai dari Sriwijaya, Singosari, Majapahit, Malaka hingga Johor-Riau. Terkenal dan selalu menjadi rebutan merupakan tanda bahwa Jambi sangat penting pada masa dahulu.

Setelah Koying, Tupo dan Kantoli runtuh, kemudian berdiri Kerajaan Melayu Jambi. Berita tertua mengenai kerajaan ini berasal dari T’ang-hui-yao yang disusun oleh Wang-p’u pada tahun 961 M, di masa pemerintahan Dinasti Tang dan Hsin T’ang Shu yang disusun pada awal abad ke-7 M di masa pemerintahan dinasti Sung. Diperkirakan, Kerajaan Melayu Jambi telah berdiri sekitar tahun 644/645 M, lebih awal sekitar 25 tahun dari Sriwijaya yang berdiri tahun 670. Harus diakui bahwa, sejarah tentang Melayu Kuno ini masih gelap. Sampai sekarang, data utamanya masih didasarkan pada berita-berita dari negeri Cina, yang terkadang sulit sekali ditafsirkan.

Namun, dibandingkan daerah lainnya di Sumatra, data arkeologis yang ditemukan di Jambi merupakan yang terlengkap. Data-data arkeologis tersebut terutama berasal dari abad ke-9 hingga 14 M. Untuk keluar dari kegelapan sejarah tersebut, maka sejarah mengenai Kerajaan Melayu Jambi berikut ini akan lebih terfokus pada fase pasca abad ke-9, terutama ketika Adityawarman mendirikan Kerajaan Dharmasraya di daerah ini pada pertengahan abad ke-14 M. Ketika Sriwijaya berdiri, Kerajaan Melayu Jambi menjadi daerah taklukannya. Kemudian, ketika Sriwijaya runtuh akibat serangan Kerajaan Chola dari India pada tahun 1025 M, para bangsawan Sriwijaya banyak yang melarikan diri ke hulu Sungai Batang Hari, dan bergabung dengan Kerajaan Melayu yang memang sudah lebih dahulu berdiri, tetapi saat itu menjadi daerah taklukannya. Lebih kurang setengah abad kemudian, sekitar tahun 1088 M keadaan berbalik, Kerajaan Melayu Jambi menaklukkan Sriwijaya yang memang sudah di ambang kehancuran.

Kerajaan Melayu Jambi mulai berkembang lagi, saat itu namanya adalah Dharmasraya. Hanya sedikit catatan sejarah mengenai Dharmasraya ini. Rajanya yang bernama Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa (1270–1297) menikah dengan Puti Reno Mandi. Dari pernikahan ini, kemudian lahir dua orang putri: Dara Jingga dan Dara Petak Menjelang akhir abad ke-13, Wangsa Kartanegara Dari Kerajaan Singhasari, mengirim dua kali ekspedisi, yang kemudian dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu I dan II. Dalam ekspedisi pertama, Kertanagara berhasil menaklukkan Kerajaan Melayu dan Sriwijaya yang memang sudah lemah. Berdasarkan Babad Tanah Jawi versi Mangkunegaran disebutkan bahwa, Kertanagara menaklukkan Jambi pada tahun 1275 M.

Pada tahun 1286 M, Kertanegara mengirimkan sebuah arca Amogapacha ke Kerajaan Dharmasraya. Raja dan rakyat Dharmasraya sangat gembira menerima persembahan dari Kertanegara ini. Sebagai tanda terima kasih Raja Dharmasraya pada Prabu Kartanegara, ia kemudian mengirimkan dua orang putrinya, Dara Jingga dan Dara Petak untuk dibawa ke Singosari. Dara Jingga kemudian menikah dengan Mahesa Anabrang dan melahirkan Adityawarman. Ketika utusan Kertanegara ini kembali ke tanah Jawa, mereka mendapatkan Kerajaan Singasari telah hancur akibat serangan dari Kubilai Khan dari Dinasti Yuan yang dibantu Raden Wijaya. Raden Wijaya kemudian menyerang balik pasukan Kubilai Khan dan mengklaim seluruh wilayah Kerajaan Singasari, dan mendirikan Kerajaan Majapahit. Dara Petak kemudian dipersembahkan kepada Raden Wijaya untuk diperistri. Dari perkawinan ini, kemudian lahir Raden Kalagemet.

Ketika Kalagemet menjadi Raja Majapahit menggantikan ayahnya, ia memakai gelar Sri Jayanegara. Demikianlah, keturunan Dara Petak menjadi Raja, sementara keturunan Dara Jingga, yaitu Adityawarman, menjadi salah seorang pejabat di istana Majapahit. Hingga suatu ketika, tahun 1340 M, Adityawarman dikirim kembali ke Sumatra, negeri leluhurnya, untuk mengurus daerah taklukan Majapahit, Dharmasraya. Namun, sesampainya di Sumatra, ia bukannya menjaga keutuhan wilayah taklukan Majapahit, malah kemudian berusaha untuk melepaskan diri dan mendirikan Kerajaan Swarnabhumi. Wilayahnya adalah daerah warisan Dharmasraya, meliputi wilayah Kerajaan Melayu Kuno dan Sriwijaya.

Dengan ini, berarti eksistensi Dharmasraya telah diteruskan oleh kerajaan baru, yakni Suvarnabhumi. Pusat kerajaan diperkirakan berada di wilayah Desa jambi tulo-jambi kecil, maro sebo, muaro jambi, Jambi saat ini. Dalam perkembangannya, pusat kerajaan yang dipimpin Adityawarman ini kemudian berpindah ke Pagaruyung, hingga nama kerajaannya kemudian berubah menjadi Kerajaan Pagaruyung, atau dikenal juga dengan Kerajaan Minangkabau. Akibat perpindahan pusat kerajaan ini, Jambi kemudian menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Kerajaan Pagaruyung (Minangkabau). Kejadian ini terjadi sekitar pertengahan abad ke-14.

Ketika Kerajaan Malaka muncul sebagai kekuatan baru di perairan Malaka pada awal abad ke-15, Jambi menjadi bagian wilayah kerajaan ini. Saat itu, Jambi merupakan salah satu bandar dagang yang ramai. Hingga keruntuhan Malaka pada tahun 1511 M di tangan Portugis, Jambi masih menjadi bagian dari Malaka. Tak lama kemudian, muncul Kerajaan Johor-Riau diperairan Malaka sebagai ahli waris Kerajaan Malaka. Lagi-lagi, Jambi menjadi bagian dari kerajaan yang baru berdiri ini. Jambi memainkan peranan yang sangat penting dalam membantu Johor berperang melawan Portugis di Malaka.

Kemudian, memanfaatkan situasi yang sedang tidak stabil di Johor akibat berperang dengan Portugis, Jambi mencoba untuk melepaskan diri. Dalam usaha untuk melepaskan diri ini, sejak tahun 1666 hingga 1673 M, telah terjadi beberapa kali peperangan antara Jambi melawan Johor. Dalam beberapa kali pertempuran tersebut, angkatan perang Jambi selalu mendapat kemenangan. Bahkan, Jambi berhasil menghancurkan ibu kota Johor, Batu Sawar. Jambi terbebas dari kekuasaan Johor. Namun, ini ternyata tidak berlangsung lama. Johor kemudian meminta bantuan orang-orang Bugis untuk mengalahkan Jambi. Akhirnya, atas bantuan orang-orang Bugis, Jambi berhasil dikalahkan Johor.[butuh rujukan]

Politik dan pemerintahan sunting

Gubernur sunting

 
Kantor Gubernur Jambi

Gubernur adalah pemimpin tertinggi di pemerintahan provinsi Jambi, yang bertanggungjawab atas wilayah tersebut. Saat ini, gubernur atau kepala daerah yang menjabat di provinsi Jambi ialah Al Haris, didampingi wakil gubernur Abdullah Sani. Mereka pemenang pada Pemilihan umum Gubernur Jambi 2020. Haris merupakan gubernur Jambi ke-10. Haris dan Abdullah dilantik oleh presiden Republik Indonesia, Joko Widodo di Istana Negara Jakarta pada 7 Juli 2021, untuk masa jabatan 2021-2024.[9]

No. Potret Gubernur Mulai menjabat Akhir menjabat Potret Wakil Gubernur Periode Referensi
10   Al Haris 7 Juli 2021 Petahana   Abdullah Sani 12
(2020)
[9]

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sunting

DPRD Provinsi Jambi beranggotakan 55 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Pimpinan DPRD Provinsi Jambi terdiri dari 1 Ketua dan 3 Wakil Ketua yang berasal dari partai politik dengan jumlah kursi terbanyak. Anggota DPRD Jambi yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu 2019 yang dilantik pada 9 September 2019 oleh Ketua Pengadilan Tinggi Jambi, Edy Pramono di Gedung DPRD Provinsi Jambi.[10] Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Jambi dalam empat periode terakhir.[11][12][13][14]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2004-2009 2009-2014 2014-2019 2019-2024
PNIM 1   0
PKPB 4   0
PBR 2   1
PBB 0   1   1   0
PPP 4   3   4   3
PKS 3   3   3   5
PKB 4   2   6   5
PAN 8   8   5   7
Demokrat 2   8   9   7
PDI-P 6   5   7   9
Golkar 11   7   8   7
Hanura (baru) 5   3   2
Gerindra (baru) 2   6   7
NasDem (baru) 3   2
Berkarya (baru) 1
Jumlah Anggota 45   45   55   55
Jumlah Partai 10   11   11   11


Kabupaten dan Kota sunting

No. Kabupaten/kota Ibu kota Bupati/wali kota Luas wilayah (km2)[15] Jumlah penduduk (2022)[15] Kecamatan Kelurahan/desa Lambang
 
Peta lokasi
1 Kabupaten Batanghari Muara Bulian Muhammad Fadhil Arief 5.387,52 307.390 8 14/110
 
 
2 Kabupaten Bungo Muara Bungo Mashuri 4.760,83 361.819 17 12/141
 
 
3 Kabupaten Kerinci Siulak Asraf (Pj.) 3.445,20 257.781 16 2/285
 
 
4 Kabupaten Merangin Bangko Mukti (Pj.) 7.540,12 373.472 24 10/205
 
 
5 Kabupaten Muaro Jambi Sengeti Bachyuni Deliansyah (Pj.) 5.225,80 422.051 11 5/150
 
 
6 Kabupaten Sarolangun Sarolangun Bachril Bakri (Pj.) 5.935,89 290.491 10 9/149
 
 
7 Kabupaten Tanjung Jabung Barat Kuala Tungkal Anwar Sadat 5.546,06 324.160 13 20/114
 
 
8 Kabupaten Tanjung Jabung Timur Muara Sabak Romi Hariyanto 4.546,62 233.102 11 20/73
 
 
9 Kabupaten Tebo Muara Tebo Aspan (Pj.) 6.103,74 350.234 12 5/107
 
 
10 Kota Jambi - Sri Purwaningsih (Pj.) 169,89 622.014 11 62/-
 
 
11 Kota Sungai Penuh - Ahmadi Zubir 364,92 100.249 8 4/65
 
 

Demografi sunting

Penduduk sunting

 
Ritual Mandi Safar di wilayah Pesisir Pantai Timur Provinsi Jambi, Desa Air Hitam Laut

Provinsi Jambi secara geografis terletak antara 0,45° Lintang Utara, 2,45° Lintang Selatan dan antara 101,10°–104,55° Bujur Timur. Di sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau, sebelah Timur dengan Selat Berhala, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan sebelah Barat dengan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Bengkulu. Kondisi geografis yang cukup strategis di antara kota-kota lain di provinsi sekitarnya membuat peran provinsi ini cukup penting terlebih lagi dengan dukungan sumber daya alam yang melimpah. Kebutuhan industri dan masyarakat di kota-kota sekelilingnya didukung suplai bahan baku dan bahan kebutuhan dari provinsi ini.

Luas Provinsi Jambi 50.160,05 km² dengan jumlah penduduk Provinsi Jambi pada tahun 2022 berjumlah 3.631.136 jiwa[16]. Sebelumnya di tahun 2010, provinsi ini memiliki populasi sebanyak 3.088.618 jiwa (Data BPS hasil sensus 2010). Jumlah penduduk Provinsi Jambi pada tahun 2006 berjumlah 2.683.289 jiwa (Data SUPAS Proyeksi dari BPS Provinsi Jambi. Jumlah Penduduk Provinsi Jambi pada tahun 2005 sebesar 2.657.536 (data SUSENAS) atau dengan tingkat kepadatan 50,22 jiwa/km2. Tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 0,96% dengan PDRB per kapita Rp9.523.752,00 (Angka sementara dari BPS Provinsi Jambi. Untuk tahun 2005, PDRB per kapita sebesar Rp8.462.353). Sedangkan sebanyak 46,88% dari jumlah tenaga kerja Provinsi Jambi bekerja pada sektor pertanian, perkebunan dan perikanan; 21,58% pada sektor perdagangan dan 12,58% pada sektor jasa. Dengan kondisi ketenagakerjaan yang sebagian besar masyarakat di provinsi ini sangat tergantung pada hasil pertanian,perkebunan sehingga menjadikan upaya pemerintah daerah maupun pusat untuk mensejahterakan masyarakat adalah melalui pengembangan sektor pertanian

Jumlah Penduduk menurut Wilayah dan Jenis Kelamin, Provinsi JAMBI, Tahun 2022 sunting

Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Jumlah
1501. Kerinci 127.245 126.618 253.863
1502. Merangin 181.850 175.727 357.577
1503. Sarolangun 152.133 145.958 298.091
1504. Batang Hari 160.228 152.981 313.209
1505. Muaro Jambi 212.776 200.054 412.830
1506. Tanjung Jabung Timur 119.368 114.796 234.164
1507. Tanjung Jabung Barat 167.242 157.214 324.456
1508. Tebo 177.090 167.726 344.816
1509. Bungo 190.083 183.261 373.344
1571. Jambi 311.616 307.937 619.553
1572. Sungai Penuh 49.638 49.595 99.233
1500. Provinsi Jambi 1.849.269 1.781.867 3.631.136

Suku bangsa sunting

 
Rumah Panggung Kajang Lako, rumah adat Jambi

Masyarakat Jambi merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari masyarakat asli Jambi dan juga pendatang. Penduduk asli provinsi Jambi termasuk Suku Melayu Jambi, Batin, Penghulu, Pindah, Kerinci dan Suku Anak Dalam.[17] Suku Batin dan Penghulu kebudayaannya berunsur Melayu dan beberapa mengalami perpaduan dengan budaya Minangkabau, banyak bermukim di Kabupaten Bungo, Merangin, Tebo, dan Sarolangun. Sedangkan Suku Pindah, kebudayaannya perpaduan Melayu dan budaya Palembang yang bermukim dibeberapa kecamatan di Kabupaten Batanghari dan Sarolangun. Sementara Suku Kerinci berada di daerah Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh. Adat istiadat dan budaya Suku Kerinci masih serumpun atau dekat dengan Minangkabau yang juga menganut sistem matrilineal.

 
Festival Tudung Lingkup di Kota Jambi Seberang

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dalam Sensus Penduduk Indonesia 2010, provinsi Jambi jumlah penduduknya 3.069.771 jiwa. Penduduk asli provinsi Jambi yakni Suku Jambi sudah termasuk semua sub-suku Melayu Jambi (Batin, Penghulu, Pindah) merupakan etnis terbanyak yakni sebanyak 1.083.396 jiwa (35,30%) dan suku Kerinci berada di urutan ketiga, sebanyak 254.125 jiwa (8,27%). Kemudian etnis pendatang terbanyak berasal dari etnis Jawa sebanyak 893.156 jiwa (29,10%). Selain itu juga ada suku yang berasal dari suku Melayu di luar orang Jambi sebanyak 164.979 jiwa (5,37%), kemudian Minangkabau sebanyak 163.760 jiwa (5,33%), Batak 106.249 jiwa (3,46%), Banjar 102.237 jiwa (3,33%), Bugis 96.145 jiwa (3,13%), Sunda 79.203 jiwa (2,58%), asal Sumatera Selatan 57.663 jiwa (1,88%), Tionghoa 37.246 jiwa (1,21%) dan suku lain lainnya 31.612 (1,04%).[18]

Suku bangsa di provinsi Jambi tahun 2010
No Suku Jumlah 2010 %
1 Jambi 1.083.396 35,30%
2 Jawa 893.156 29,10%
3 Kerinci 254.125 8,27%
4 Melayu di luar Jambi 164.979 5,37%
5 Minangkabau 163.760 5,33%
6 Batak 106.249 3,46%
7 Banjar 102.237 3,33%
8 Bugis 96.145 3,13%
9 Sunda 79.203 2,58%
10 asal Sumatera Selatan 57.663 1,88%
11 Tionghoa 37.246 1,21%
12 Suku Lainnya 31.612 1,04%
Provinsi Jambi 3.069.771 100%

Agama sunting

Sebagian besar masyarakat Jambi memeluk agama Islam yaitu sebesar 95,07%, sedangkan selebihnya merupakan pemeluk agama Kristen 3,94% di mana Protestan sebesar 3,36% dan Katolik sebesar 0,58%. Sebagian lagi memeluk agama Buddha yakni 0,90%, kemudian penganut kepercayaan sebanyak 0,06%, Konghucu sebanyak 0,02% dan sebagian kecil pemeluk agama Hindu sebanyak 0,01%, yang umumnya berada di Kota Jambi.[1]

Agama Islam umumnya dianut etnis asli provinsi Jambi yakni Melayu Jambi yang banyak tinggal di Sarolangun, Kerinci, Tanjung Tebo. Kemudian etnis Jawa, Sunda, Sunda, Bugis dan Minang sebagai etnis pendatang juga kebanyakan memeluk agama Islam. Sementara agama Kristen (Protestan dan Katolik) umumnya dianut oleh penduduk etnis Batak, Nias, dan sebagian Tionghoa. Agama Buddha dan Konghucu dianut penduduk etnis Tionghoa, sedangkan sebagian kecil pemeluk agama Hindu berasal dari etnis Bali dan peranakan India.

Bahasa sunting

Di Provinsi Jambi, terdapat berbagai macam bahasa yang digunakan oleh penduduknya, yaitu bahasa Indonesia, Bahasa Melayu (dialek Jambi), Bajau Tungkal Satu, Banjar, Bugis, Jawa, Kerinci,dan Minangkabau.[19] Tidak menutup kemungkinan bahwa masih terdapat bahasa yang belum terpetakan karena melihat dari luas wilayah, batas wilayah, sejarah, hingga perkembangan Provinsi Jambi. Bahasa-bahasa yang ada di daerah Jambi sejalan dengan penyebaran penduduknya, sehingga bahasanya ditemukan pada daerah tertentu dan memiliki ciri khas dialeknya masing-masing.[20]

Perekonomian sunting

 
Prangko Republik Indonesia bertema Provinsi Jambi (2010).

Dengan kondisi suhu udara berkisar antara 23 °C sampai dengan 34 °C dan luas wilayah 53,435 km2 di antaranya sekitar 60% lahan merupakan kawasan perkebunan dan kehutanan yang menjadikan kawasan ini merupakan salah satu penghasil produk perkebunan dan kehutanan utama di wilayah Sumatra. Kelapa sawit dan karet menjadi tanaman perkebunan primadona dengan luas lahan perkebunan kelapa sawit mencapai 400.168 hektare serta karet mencapai 595.473 hektare. Sementara itu, nilai produksi kelapa sawit sebesari 898,24 ribu ton pertahun. Hasil perkebunan lainnya adalah karet, dengan jumlah produksi 240,146 ribu ton per tahun, kelapa dalam (virgin coconut) 119,34 ribu ton per tahun, casiavera 69,65 ribu ton per tahun, serta teh 5,6 ribu ton per tahun. Sementara produksi sektor pertanian yang dihasilkan oleh kawasan bagian barat Provinsi Jambi yaitu beras kerinci, kentang, kol/kubis, tomat, dan kedelai.

Potensi kekayaan alam di Provinsi Jambi adalah minyak bumi, gas bumi, batubara dan timah putih. Jumlah potensi minyak bumi Provinsi Jambi mencapai 1.270,96 juta m3 dan gas 3.572,44 miliar m3. Daerah cadangan minyak bumi utama di struktur Kenali Asam, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi dengan jumlah cadangan minyak 408,99 juta barrel. Sedangkan cadangan gas bumi utama di Struktur Muara Bulian, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batanghari dengan jumlah cadangan 2.185,73 miliar m3.[butuh rujukan]

Potensi Ekonomi sunting

Minyak bumi sunting

Cadangan minyak bumi Provinsi Jambi sebesar 1.270,96 juta m3. Cadangan minyak bumi antara lain terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, struktur Kenali Asam, Kecamatan Jambi Luar Kota dan Kabupaten Muaro Jambi.

Gas bumi sunting

Cadangan gas bumi Provinsi Jambi sebesar 3.572,44 miliar m3. Cadangan tersebut sebagian besar terdapat di Struktur Muara Bulian, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batang Hari dengan jumlah cadangan 2.185,73 miliar m3.

Batu bara sunting

Cadangan batubara Provinsi Jambi sebesar 18 juta ton, yang merupakan batubara kelas kalori sedang yang cocok digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik. Cadangan terbesar dijumpai di Kabupaten Bungo.

Perkebunan sunting

Komoditas perkebunan yang sangat dominan adalah Karet dan Kelapa Sawit. Hal ini didukung dengan program Pemerintah Derah Provinsi Jambi yaitu “Pengembangan Kelapa Sawit Sejuta Hektar” serta “Replanting Karet”. Selain itu, casiavera juga banyak dibudidayakan terutama di daerah Kerinci.[21]

Pariwisata sunting

Potensi Wisata sunting

 
Situs Candi Muaro Jambi
 
Perkebunan Teh Kayu Aro dengan latar Gunung Kerinci

Provinsi Jambi terdiri dari 11 kabupaten/kota. Sarana dan prasarana di Jambi saat ini sudah tersedia dengan cukup baik. Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk mengakses berbagai tempat objek wisata di Kota Jambi maupun kabupaten lainnya di provinsi Jambi. Sarana transportasi yang bisa digunakan untuk ke provinsi Jambi dengan pesawat dan mobil. Selain kota Jambi, kabupaten yang telah memilki bandara adalah kabupaten Bungo dan Kerinci.

Objek wisata yang ada di Jambi cukup banyak. Salah satunya Kabupaten Kerinci merupakan daerah wisata di provinsi Jambi, yang dikenal dengan sebutan sekepal tanah dari surga. Alam yang ada di Kerinci sangatlah indah, mulai dari pegunungan, danau, perkebunan teh dan masih banyak lagi. Selain di Kerinci tempat wisata di Jambi juga terdapat di beberapa Kabupaten lainnya, antara lain :

Menara Gentala Arasy dan Jembatan Pedestrian sunting

Ada dua objek di lokasi ini yaitu Menara Gentala Arasy dan Jembatan Pedestrian atau yang lebih dikenal dengan Jembatan Gentala Arasy. Jembatan Pedestrian adalah Jembatan untuk pejalan kaki dengan bentuk berkelok-kelok dan terbentang diatas sungai batanghari. Diujung jembatan terdapat Menara Gentala Arasy yang merupakan museum tentang sejarah berkembangnya islam di Kota Jambi. Selain museum, disini juga menjadi pusat kuliner dan juga banyak disediakan perahu jika ingin menyusuri sungai Batanghari.

Candi Muaro Jambi sunting

Candi Muaro Jambi merupakan komplek percandian Agama Hindu-Buddha yang terdapat di kabupaten Muaro Jambi dan diperkirakan berasal dari abad ke-11 M. Komplek percandian ini adalah yang terluas di Indonesia, bahkan Asia Tenggara.

Geopark Merangin sunting

Geopark Merangin merupakan salah satu objek wisata yang terdapat di kabupaten Merangin. Geopark ini tidak hanya menawarkan arung jeram saja tetapi keunikan fosil flora berusia 350 juta tahun juga menjadi daya tarik tersendiri. Kawasan ini masih diselimuti hutan lebat dengan beragam jenis tanamannya. Untuk mencapai lokasi ini dibutuhkan waktu sekitar 6 jam dengan menggunakan mobil dari Jambi, Ibu kota provisi Jambi.

Air Terjun Sigerincing sunting

Air Terjun Sigerincing memiliki ketinggian sekira kurang lebih 40-60 meter, terletak di kabupaten Merangin. Air terjun ini merupakan bagian dari aliran sungai Batang Tembesi yang berhulu di Gunung Masurai.

Perkebunan Teh Kayu Aro sunting

Salah satu tempat wisata di Jambi terbaik dan terkenal sejak zaman dahulu adalah Kebun Teh Kayu Aro yang terdapat di kabupaten Kerinci. Perkebunan dengan luas 3.020 hektare ini merupakan perkebunan teh dalam satu hamparan terluas di dunia dengan berlatarkan Gunung Kerinci.

Danau Gunung Tujuh sunting

Kondisi alam sekitar Danau Gunung Tujuh sangat begitu indah dan alami serta memiliki air yang begitu jernih. Keindahan Danau dilengkapi oleh barisan hamparan tujuh gunung yang mengelilinginya. Pada beberapa titik di pinggir danau terbentang pasir yang menyerupai pantai. Danau Gunung tujuh ini terdapat di kabupaten Kerinci.

Danau Kaco sunting

Danau ini memiliki luas sekitar 30 x 30 meter. Jernihnya air di Danau ini membuat dasarnya terlihat secara jelas, walaupun memiliki kedalaman air yang tidak terukur. Selain itu, pada saat malam Danau Kaco mengeluarkan cahaya yang terang, terutama pada waktu bulan purnama.

Budaya dan seni sunting

 
Tari Sangkut Dak Menyauh, pertunjukan tari tentang menangkap ikan secara tradisional dengan alat yang dikenal sebagai lukah oleh masyarakat Provinsi Jambi

Jambi merupakan sebuah provinsi yang terletak di timur pulau Sumatra. Masyarakat Jambi terdiri dari beberapa macam suku pribumi seperti Suku Melayu Jambi, Suku Kerinci, Suku Batin, Suku Anak Dalam, hingga keturunan atau rumpun Minang. Tak heran jika provinsi ini mempunyai berbagai macam tradisi dan budaya.

Musik tradisional sunting

 
Alat musik Cangor Jambi, pada Prangko Indonesia, 2015

Musik Jambi banyak dipengaruhi oleh nuansa Melayu dan Arab, diantaranya adalah alat musik tradisional, seperti Gambus Jambi, Gendang Melayu, Sekdu, Kompangan, Marawis, Cangor dan Kelintang Jolo. Sedangkan untuk lagu daerah Jambi, diantaranya adalah Injit-Injit Semut, Pinang Muda, Selendang Mayang, dan Batanghari

Tari tradisional sunting

Secara garis besar seni tari dari provinsi Jambi adalah dari adat budaya etnis Melayu dan Kerinci. Terdapat beberapa macam jenis tari tradisional khas Jambi, di antaranya tari Sekapur Sirih, Selampit Delapan, Inai, Rentak Kudo, Mengaup dan Rentak Besapih.

Masakan khas sunting

 
Nasi gemuk, salah satu hidangan masakan Jambi yang populer.
 
Kue padamaran

Masakan Jambi atau Hidangan Jambi adalah makanan khas Jambi atau jenis kuliner yang berkembang di provinsi Jambi, Indonesia. Masakan ini banyak berbahan dasar ikan yang didukung oleh banyaknnya sungai di provinsi Jambi. Rempah-rempah juga pada umumnya tidak jauh berbeda dengan masakan dari Sumatera Barat. Budaya Melayu, dan Minangkabau juga memengaruhi racikan kuliner provinsi Jambi. Beberapa contoh makanan dari Jambi yang cukup populer adalah Nasi gemuk, Tempoyak, Kerutup ikan, Daging masak hitam, Gulai tepek ikan, Gulai terjun, dan Gulai tekuyung.

Setiap kawasan di provinsi Jambi, memiliki makanan sebagai ciri khas daerah, yang biasa dijadikan sebagai buah tangan (oleh-oleh) misalnya: kota Jambi terkenal dengan Kue padamaran dan Kopi AAA, sedangkan Kerinci dengan Dodol Kentang dan Teh Kayu Aro, lalu Merangin dengan Gelamai perentak dan Kopi jangkat, kemudian Batanghari dengan Kue cepak kapung, dan Muaro Jambi terkenal dengan Pempek sambal dan Nanas Tangkit.

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b c d "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 20 Januari 2024. 
  2. ^ a b "Provinsi Jambi Dalam Angka 2021" (pdf). www.jambi.bps.go.id. BPS Provinsi Jambi. hlm. 14, 77, 247. Diakses tanggal 17 September 2021. 
  3. ^ "Indeks Pembangunan Manusia (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023". www.jambi.bps.go.id. Diakses tanggal 29 Desember 2023. 
  4. ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (pdf). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 17 September 2021. 
  5. ^ Kerajaan Melayu Kuno Sumatra Diduga Lebih Tua Daripada Sriwijaya Pada nationalgeographic 8 Februari 2012
  6. ^ Perjuangan Kerajaan Melayu Jambi Melepaskan Diri dari Jajahan Pada sindonews.com 7 Januari 2018
  7. ^ Prasasti Karang Berahi di kemdikbud.go.id
  8. ^ Melacak Jejak Sumber Sejarah Kerajaan Melayu di Sumatra Pada voi.id 20 April 2021
  9. ^ a b Nugraheny, Dian Erika (7 Juli 2021). Rastika, Icha, ed. "Presiden Lantik Gubernur-Wakil Gubernur Jambi Sore ini". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-10. Diakses tanggal 27 Juli 2022. 
  10. ^ "55 Anggota DPRD Provinsi Jambi Resmi Dilantik". DPRD Provinsi Jambi. Antara Jambi. 09-09-2019. Diakses tanggal 09-09-2019. 
  11. ^ Zulkipli (09-09-2019). Budi, ed. "55 Anggota DPRD Provinsi Jambi Dilantik Hari Ini, Berikut Nama-nama dan Dapilnya". Tribunnews.com. Tribun Jambi. Diakses tanggal 09-09-2019. 
  12. ^ "Provinsi Jambi Dalam Angka 2019". BPS Provinsi Jambi. 16-08-2019. Diakses tanggal 09-09-2019. 
  13. ^ "Daftar Angggota DPRD Provinsi Jambi periode 2009-2014". Jari Ungu. Diakses tanggal 09-09-2019. 
  14. ^ "Provinsi Jambi Dalam Angka 2007". BPS Provinsi Jambi. 11-01-2011. Diakses tanggal 09-09-2019. 
  15. ^ a b "Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan (Permendagri No.137-2017) - Kementerian Dalam Negeri - Republik Indonesia". www.kemendagri.go.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-29. Diakses tanggal 2018-07-09. 
  16. ^ "Jumlah Penduduk menurut Wilayah dan Jenis Kelamin, di JAMBI - Dataset - Long Form Sensus Penduduk 2020 - Badan Pusat Statistik". sensus.bps.go.id. Diakses tanggal 2024-01-02. 
  17. ^ Herliyanto, Wahyu. "Mengenal 4 Suku Asli Jambi, Orang SAD Paling Awal Datang Ke Jambi". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-10. Diakses tanggal 10 September 2021. 
  18. ^ "Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia" (pdf). www.bps.go.id. hlm. 36–41. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-08. Diakses tanggal 10 September 2021. 
  19. ^ "Bahasa di Provinsi Jambi". Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-15. Diakses tanggal 24 Januari 2021. 
  20. ^ Kusmana, Murfi Saputra, Julisah Izar, Ade (2 Desember 2018). [2597 – 7229 "Pemetaan Bahasa Daerah Di Provinsi Jambi"] Periksa nilai |url= (bantuan). Universitas Jambi. 02 (02). 
  21. ^ Suryana, Dayat (2012-10-16). Provinsi-Provinsi di Indonesia. CreateSpace Independent Publishing Platform. ISBN 978-1-4801-2226-0. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-24. Diakses tanggal 2022-08-05. 

Pranala luar sunting

Koordinat: 1°45′S 102°49′E / 1.750°S 102.817°E / -1.750; 102.817