Danau Kerinci
Danau Kerinci merupakan sebuah danau yang terletak di kabupaten Kerinci, provinsi Jambi, Indonesia.[1] Danau ini memiliki luas wilayah 5.000 meter persegi dengan memiliki ketinggian 783 meter di atas permukaan laut. Danau yang terletak di kaki Gunung Rayo ini merupakan danau terbesar yang ada di kabupaten Kerinci, luasnya adalah 4.200 hektare. Danau Kerinci merupakan danau vulkanik yang memiliki kedalaman 110 meter.[2]
Danau Kerinci terletak sekitar 16 kilometer di selatan kota Sungai Penuh.[3] Danau ini berada di dua wilayah kecamatan, yakni kecamatan Keliling Danau dan kecamatan Danau Kerinci.[4] Danau Kerinci mempunyai pengaruh yang besar dalam memenuhi kebutuhan air di daerah sekitar Kerinci baik untuk pertanian maupun kebutuhan air minum masyarakat.
Objek Wisata
suntingPemerintah setempat memanfaatkan Danau Kerinci sebagai salah satu tujuan wisata utama untuk wilayah Kerinci, karena banyak pemandangan-pemandangan menarik yang disuguhkan misalnya di sekitar Danau Kerinci pengunjung dapat melihat sekumpulan burung belibis yang berkeliaran. Kawasan sekeliling Danau Kerinci pun dapat dijadikan sebagai tempat rekreasi air yang menarik seperti memancing, berenang, tempat perkemahan ataupun berbagai aktivitas lain seperti wisata kuliner khas kabupaten Kerinci yang disediakan oleh restoran-restoran yang ada di sekitar Danau Kerinci.
Akses
suntingDanau Kerinci dapat dicapai melalui jalur darat dimulai dari Kota Jambi ke Kota Sungai Penuh. Jaraknya sekitar 500 km dengan waktu tempuh selama 10 jam. Perjalanan ini dapat dilakukan dengan kendaraan umum ataupun pribadi.
Cerita Rakyat
suntingMenurut cerita masyarakat secara turun temurun Danau Kerinci yang ada pada saat ini pada zaman dahulu ialah danau yang luas, karena luasnya pada zaman dahulu danau ini disebut dengan nama danau gedang (besar). Konon ceritanya di dasar danau gedang berdiam seekor naga raksasa yang bernama Calungga. Calungga mempunyai adik seorang manusia yang bernama Calutat. Dulunya Calungga adalah seorang manusia.
Calungga dan Calutat konon tinggal dipinggir danau gedang. Calungga berubah menjadi Naga, karena ia memakan sebutir telur yang ia dapatkan dari hutan. Setelah Calungga berubah menjadi naga membuatnya merasa takut akan menyakiti adiknya sendiri, sehingga ia memutuskan untuk pergi terbang ke danau gedang.
Setelah beberapa lama kepergian Calungga membuat Calutat merasa rindu dan ingin bertemu kakaknya, karena hal itu Calungga dan Calutat memutuskan untuk bertemu di tepi danau. Calungga pun mulai berenang kepinggir danau untuk menemui adiknya, sungai-sungai kecil pun dijebol, karena ulah Calungga yang menjebol sungai kecil tersebut membuat danau gedang itu yang dulunya melimpah air lama-lama menjadi surut dan kecil, sehingga sekarang dikenal dengan sebutan Danau Kerinci.[5]
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ [1] Diarsipkan 2014-05-12 di Wayback Machine. Tempo.com: Pikatan Danau KerinciPublikasi: 21 Maret 2012
- ^ Tri Maya Yulianingsih.2010.Jelajah Wisata Nusantara.Yogyakarta:Med Press.89-90
- ^ Uli Kozok.2006.Kitab Undang-undang Tanjung Tanah.Jakarta:Yayasan Obor Indonesia: Naskah Melayu yang Tertua.1
- ^ http://bws-sumatera6.com[pranala nonaktif permanen] /node/15
- ^ Media Kerinci News:Asal Mula Danau Kerinci[pranala nonaktif permanen] Publikasi: 18 Januari 2013