Indeks Pembangunan Manusia

statistik dari harapan hidup, pendidikan, dan pendapatan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah ukuran perbandingan dari harapan hidupmelek huruf, pendidikan dan standar hidup. IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.

Peta dunia berdasarkan IPM (data tahun 2019, terbit pada 2020)
  0.800–1.000 (sangat tinggi)
  0.700–0.799 (tinggi)
  0.550–0.699 (sedang)
  0.350–0.549 (rendah)
  Data tidak tersedia

IPM diperkenalkan oleh Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PPPBB) pada tahun 1990 dan diterbitkan secara berkala dalam Laporan Pembangunan Manusia (LPM) setiap tahunnya. IPM digunakan untuk klasifikasi apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.[1]

Sejarah sunting

Indeks ini pada 1990 dikembangkan oleh pemenang nobel India Amartya Sen dan seorang ekonom Pakistan Mahbub ul Haq, serta dibantu oleh Gustav Ranis dari Universitas Yale dan Lord Meghnad Desai dari London School of Economics. Sejak saat itu, indeks ini dipakai oleh UNDP pada laporan IPM tahunannya.

Amartya Sen menggambarkan indeks ini sebagai "pengukuran vulgar" oleh karena batasannya. Indeks ini lebih berfokus pada hal-hal yang lebih sensitif dan berguna daripada hanya sekadar pendapatan perkapita yang selama ini digunakan. Indeks ini juga berguna sebagai jembatan bagi peneliti yang serius untuk mengetahui hal-hal yang lebih terinci dalam membuat laporan pembangunan manusianya.

Konsep sunting

Dimensi Dasar sunting

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memiliki tiga dimensi yang digunakan sebagai dasar perhitungannya:

  • Kesehatan, yang diukur dengan angka harapan hidup saat kelahiran
  • Pendidikan, yang dihitung dari angka harapan sekolah dan angka rata-rata lama sekolah
  • Standar hidup layak, yang dihitung dari produk nasional bruto per kapita

Manfaat sunting

Menurut Badan Pusat Statisitik (BPS), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memiliki beberapa manfaat, yaitu:

  • IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk)
  • IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara
  • Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU)

Metodologi sunting

Menghitung Indeks Komponen sunting

Setiap komponen IPM distandardisasi dengan nilai minimum dan maksimum sebelum digunakan untuk menghitung IPM. Rumus yang digunakan sebagai berikut.

Dimensi Kesehatan sunting

 

Dimensi Pendidikan sunting

 

 

 

Dimensi Pengeluaran sunting

 

Menghitung Indeks Pembangunan Manusia sunting

IPM dihitung sebagai rata-rata geometrik dari indeks kesehatan, pendidikan, dan pengeluaran.  

Indonesia sunting

Tahun INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
UNDP[2] Perubahan BPS[3][4][5] Perubahan
1990 0,532 - - -
1991 0,541   0,009 - -
1992 0,548   0,007 - -
1993 0,560   0,012 - -
1994 0,569   0,009 - -
1995 0,582   0,013 - -
1996 0,595   0,013 67,70 -
1997 0,601   0,006 - -
1998 0,593   0,008 - -
1999 0,597   0,004 64,30   3,40
2000 0,603   0,006 - -
2001 0,608   0,005 - -
2002 0,612   0,004 65,80   1,50
2003 0,617   0,005 - -
2004 0,623   0,006 68,69   2,89
2005 0,625   0,002 69,57   0,88
2006 0,635   0,010 70,08   0,51
2007 0,642   0,007 70,59   0,51
2008 0,647   0,005 71,17   0,58
2009 0,658   0,011 71,76   0,59
2010 0,664   0,006 Metode Baru[5]
66,53 -
2011 0,671   0,007 67,09   0,56
2012 0,679   0,008 67,70   0,61
2013 0,685   0,006 68,31   0,61
2014 0,689   0,004 68,90   0,59
2015 0,691   0,002 69,50   0,60
2016 0,694   0,003 70,18   0,68
2017 0,698   0,004 70,81   0,63
2018 0,707   0,009 71,39   0,58
2019 0,718   0,011 71,92   0,53

Keterangan:

  Krisis Moneter dan kelabilan politik Indonesia (menyebabkan jatuhnya pendapatan per kapita)
  Krisis Moneter dan krisis ekonomi lainnya
  Proses pemulihan dari Krisis Moneter
  Pulih dari Krisis Moneter (pendapatan per kapita sama dengan sebelum krisis moneter)[6]
  IPM sangat tinggi
  IPM tinggi
  IPM sedang
  IPM rendah

Referensi sunting

  1. ^ Davies, A.; Quinlivan, G. "A Panel Data Analysis of the Impact of Trade on Human Development" (PDF). Journal of Socioeconomics. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 13 April 2008. Diakses tanggal 11 Mei 2007. 
  2. ^ "United Nations Development Programme" (dalam bahasa Inggris). UNDP. 2020. Diakses tanggal 23 Desember 2020. 
  3. ^ "Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi (Metode Lama), 1996-2013". BPS. 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-19. Diakses tanggal 23 Desember 2020. 
  4. ^ "Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi (Metode Baru) 2010-2018". BPS. 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-12-31. Diakses tanggal 23 Desember 2020. 
  5. ^ a b "Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi (Metode Baru), 2010-2019". BPS. 2020. Diakses tanggal 23 Desember 2020. 
  6. ^ "The World Bank - Indonesia" (dalam bahasa Inggris). Bank Dunia. 2020. Diakses tanggal 23 Desember 2020. 

Lihat pula sunting

Pranala luar sunting