MDTV

jaringan televisi di Indonesia
(Dialihkan dari NET TV)

PT MDTV Media Televisi (MDTV, dahulu bernama NET.) adalah jaringan televisi swasta nasional Indonesia yang dimiliki oleh MDTV Media Technologies dan Industri Mitra Media di bawah naungan MD Entertainment.[1] Jaringan televisi ini melakukan siaran percobaan pada 18 Mei 2013 dan diresmikan pada 26 Mei 2013 pukul 19.00 WIB dengan menggantikan siaran terestrial Spacetoon yang kepemilikannya telah diambil alih oleh Indika Group.[2][3] Awalnya, program-program NET. lebih ditujukan kepada keluarga dan pemirsa muda, namun belakangan juga menyiarkan program bagi anak-anak dan wanita.

MDTV
Logo saat ini sejak 1 Januari 2025
JenisJaringan televisi
NegaraIndonesia
Wilayah siaranNasional
AfiliasiCartoon Network (2018–2021)
WeTV (2024)
Kantor pusatMD Place, Jl. Setiabudi Selatan No. 7, Jakarta Selatan, Indonesia
SloganDrama No. 1
BahasaBahasa Indonesia
Pemiliklihat daftar
Perusahaan indukMD Entertainment
Diluncurkan26 Mei 2013 (2013-05-26) (sebagai NET.)
28 Februari 2025 (2025-02-28) (sebagai MDTV)
Pendiri
Nama sebelumnyaNET. (2013—2025)
Media streaming
VidioTonton langsung
IndiHome TVTonton langsung
https://mdtelevision.com

Akibat kesulitan keuangan, NET. berganti kepemilikan pada tahun 2024, menjadi dikuasai oleh rumah produksi MD Entertainment. Nama NET. kemudian resmi berganti menjadi MDTV sejak 28 Februari 2025, dimana kini MDTV memfokuskan tayangannya pada sinetron maupun film produksi induknya.

Sejarah

Berdiri dan siaran awal

Di tahun 2012, konglomerat Agus Lasmono Sudwikatmono (pemilik Grup Indika) dan praktisi televisi Wishnutama Kusubandio berkeinginan membangun sebuah stasiun televisi di Indonesia yang membawakan sebuah "revolusi media" yang maju dan lebih modern. "Revolusi media" yang dimaksud adalah perubahan dalam konten (agar bisa dinikmati segala kalangan), teknologi (dengan siaran high definition), dan semangat (membentuk manusia Indonesia yang berwawasan luas, tidak hanya memikirkan gosip).[4] Untuk mewujudkan hal tersebut, pada Maret 2013,[5] sebuah perusahaan yang dimiliki oleh Grup Indika bernama PT Putra Insan Permata (kemudian berganti nama menjadi PT Net Visi Media Tbk) dan anak usahanya, yaitu PT Industri Mitra Media, mengakuisisi 100% saham sebuah perusahaan televisi berjaringan, PT Televisi Anak Spacetoon (kemudian berganti nama menjadi PT Net Mediatama Televisi sejak 2 Juli 2014).[6] Badan hukum/usaha dan frekuensi Spacetoon diambil alih karena pada saat itu NET. tidak dapat bersiaran secara terestrial akibat tidak adanya frekuensi yang tersisa.[7] Sebenarnya, awalnya NET. juga sempat mengajukan izin demi bersiaran secara digital di Jabodetabek (atas nama Azuan Syahril, salah satu petinggi jaringan televisi ini), di bawah PT Digital Media Jakarta dan PT Indi Media Sarana walaupun keduanya tidak berhasil.[8]

 
Gedung The East di Mega Kuningan, Jakarta Selatan yang pernah menjadi kantor pusat (headquarter/HQ) NET.

Akuisisi ini mengawali perjalanan NET. sebagai salah satu pemain baru di industri penyiaran nasional, yang ditandai dengan beberapa langkah awal. Pertama, sejak 1 Mei 2013, logo Spacetoon di layar kaca ditayangkan bergantian dengan tulisan "25 Hari Lagi" (menyesuaikan hari). Kedua, adalah perekrutan karyawan secara massal di berbagai daerah (mencontoh tempat kerja Wishnutama sebelumnya, yaitu Trans Media), seperti tim produksi, HRD, jurnalis, penyiar berita, dan lain-lain sejak Maret 2013.[5][9] Ketiga, adalah muncul isu keluarnya sekitar 200 pegawai Trans TV mengikuti Wishnutama ke NET.[10] Terakhir, adalah perkenalan awal dari NET. ke publik, dalam bentuk laman web (revolusimedia.net), promosi di media sosial, seperti YouTube dan Twitter, dan lainnya.[11][12]

Beberapa bulan setelah akuisisi saham tersebut, akhirnya pada 18 Mei 2013, siaran Spacetoon di jaringan terestrial menghilang dan digantikan oleh NET. yang memulai siaran percobaan perdananya dengan menggunakan frekuensi eks-Spacetoon di seluruh mantan anggota jaringannya di Indonesia. Siaran percobaannya dimulai dari pukul 05.00 WIB dengan acara kartun Kobo Chan dan menggunakan format gambar 16:9 dalam format HDTV dan safe area 4:3 dalam format SDTV. Siaran percobaan NET. dilakukan pada 18–25 Mei 2013 mulai pukul 05.00–00.00 WIB tanpa iklan komersial, dengan jedanya hanya mempromosikan acaranya saja.[13]

Siaran resmi

Usai masa siaran percobaan, NET. resmi diluncurkan pada 26 Mei 2013 pukul 19.00 WIB pada program Grand Launching NET. yang ditayangkan secara langsung di Jakarta Convention Center. Disiarkan juga secara streaming melalui YouTube dan situs resmi NET., acara peluncuran ini menampilkan penyanyi internasional dan nasional seperti Carly Rae Jepsen, Taio Cruz, Maudy Ayunda, Noah, Raisa, dan Ungu, serta diiringi musik Andi Rianto dan pembawa acara Reza Rahardian.[2] Jam tayang NET. setelah peluncuran kemudian diperpanjang dari pukul 05.00–01.00 WIB (khusus Ramadan, siarannya menjadi 24 jam).

Perubahan Spacetoon menjadi NET. juga diiringi perombakan total pada pemrogramannya. Jika Spacetoon selama ini dikenal publik sebagai televisi anak-anak, maka NET. umumnya mencitrakan dirinya sebagai televisi yang modern, penuh idealisme, dan menyesuaikan selera penduduk metropolitan, sesuai dengan slogannya, yaitu "Televisi Masa Kini".[14][15] Program-programnya sendiri dianggap berbeda, seperti Berpacu Dalam Melodi yang dikemas dengan lebih modern, Just Duet yang bahkan bisa dijual ke luar negeri berkat lisensi dari FremantleMedia,[16] dan Entertainment News yang mengklaim dirinya menjauhi gosip yang selama ini dipraktikkan oleh berbagai acara infotainmen. Ulang tahunnya (hingga 2018) pun tidak biasa, dengan menggabungkan konser yang diisi bintang-bintang dalam dan luar negeri ditambah penghargaan yang berjudul Indonesian Choice Awards.[17] Walaupun demikian, pada awal siarannya hingga 19 Desember 2014, NET. tetap mempertahankan beberapa acara utama Spacetoon, yaitu serial animasi yang ditayangkan setiap Senin-Jum'at mulai pukul 13.30–16.00 WIB dengan nama NET. Playground atau NETOON.[18]

Wishnutama mengklaim bahwa NET. hadir sebagai alternatif dari tayangan televisi selama ini yang tidak berkualitas dan sekedar sensasional, dengan menghadirkan program yang positif dan bernilai bagi pemirsanya.[19] Meniru langkahnya saat masih bekerja di tempat lama, NET. terkesan cukup banyak mengandalkan program in-house (bukan sinetron seperti televisi hiburan lain), dengan konsepnya diambil dari program-program luar negeri (seperti Amerika Serikat) maupun acara lama yang muncul saat Wishnutama berada di Trans Media. Pemeran dari acara-acaranya pun dibuat agar eksklusif (hanya muncul di program-program NET. saja).[14][15] Menurut pihak NET., langkah tersebut diambil dikarenakan mereka juga memiliki prinsip sebagai pembuat konten.[20] Konon, akibat mengandalkan cara kerja seperti ini, biaya produksi NET. cukup mahal, yaitu mencapai Rp3 miliar/hari.[21] Selain dalam bidang pemograman, citra NET. sebagai televisi yang modern juga diperkuat, misalnya lewat siarannya yang menggunakan kualitas gambar beresolusi tinggi atau High Definition yang dinamakan NET. HD dan dapat diakses dari berbagai medium, serta cukup masifnya jaringan televisi ini menggunakan media sosial sebagai sarana promosinya.[22]

Pada awalnya, siaran terestrial NET. hanya dapat dinikmati di 10 kota saja yang merupakan eks-anggota Spacetoon. Namun, seiring dengan perluasan siaran (dengan membangun stasiun baru maupun mengakuisisi televisi lokal di berbagai daerah), maka diperkirakan pada 2015, NET. sudah bisa menjangkau 42 kota di seluruh Indonesia.[23] Siaran di jaringannya tersebut pada awalnya didominasi oleh program-program langsung dari pusatnya[24] (meskipun secara formal tetap berbentuk jaringan televisi sesuai dengan Kepmenkominfo No. 289/2013 tanggal 9 April 2013 dan Kepmenkominfo 46/2014 tanggal 29 Januari 2014),[25] hingga beberapa tahun kemudian, siaran lokalnya mulai ditayangkan, seperti berita lokal.[26] Selain medium terestrial, NET. juga menyiarkan siarannya secara multiplatform, seperti dengan live streaming YouTube, hadir di sejumlah layanan televisi berlangganan, aplikasi smartphone, dan juga televisi satelit.[27] Pada 25 Agustus 2017, NET. berpindah siaran satelit dari satelit Telkom-1 ke Palapa D, dan per 1 Juli 2020, NET. kembali berpindah ke Telkom-4. Kolaborasi juga sempat dilakukan bersama dengan beberapa pihak, seperti Tokopedia dalam penggunaan teknologi.[28] Pada 2017, NET. meresmikan sebuah komunitas yang bernama NET. Good People.[29]

Perubahan pemograman

Walaupun Wishnutama sebagai petinggi NET. pernah menyatakan bahwa mereka memiliki aplikasi yang dapat menghitung rating bernama NET. Connect sehingga tidak perlu terlalu memikirkan rating (yang pada umumnya di Indonesia menggunakan data AC Nielsen), sudah fokus dengan pasar kelas atas,[30] dan pernah menyatakan bahwa pendapatan mereka dari iklan cukup bertumbuh,[31] namun tampaknya memasuki 2019, masalah rating ini mulai menjadi faktor penting yang mulai diperhatikan oleh manajemen, apalagi ditambah pengeluaran yang terus bertambah.[32] Banyak sumber menyatakan, bahwa rating NET. menurut data Nielsen sendiri selama ini cukup rendah, yang ditafsirkan karena target pemirsa jaringan televisi ini yang berasal dari anak muda banyak yang lebih memilih alternatif media lain (seperti media sosial dan televisi internet) untuk mencari hiburan.[15][23][33]

Akibat evaluasi kinerja tersebut, berbagai acara unggulan yang di antaranya sudah tayang sejak awal NET. bersiaran, seperti Sarah Sechan, The Comment, d'SIGN, dan hampir seluruh program beritanya (kecuali edisi siang hari) secara perlahan dihentikan. Sebagai gantinya, muncul sejumlah program baru, seperti kembalinya NET. Toon (kemudian ditambah NET. Family dan NET. Mania/NET. Movie) sejak 15 Desember 2018. Mulanya animasi yang ditayangkan berasal dari Cartoon Network (seperti Ben 10, We Bare Bears, The Powerpuff Girls),[34] namun belakangan juga muncul serial animasi non-CN seperti True and the Rainbow Kingdom dan Detective Conan pada tahun 2020. Program lain yang muncul pada saat itu, seperti acara yang dikhususkan bagi pemirsa menengah-bawah (contohnya Jalan Kesembuhan, In The Kost dan program mistik) dan program-program lama (dalam wadah NET. Classic).[35] Perubahan program ini juga ditandai dengan strategi kampanye yang baru, yaitu Nonton TV Asiknya di NET.[36][37] Kehadiran manajemen baru NET. di bawah Yeni Priana[38] dianggap berperan besar dalam perubahan tersebut.[18][39] Sedangkan Wishnutama yang dikabarkan sempat mendapatkan "teguran keras" akibat belum balik modal, akhirnya mengundurkan diri dari NET. setelah ditunjuk menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di bulan Oktober 2019.[40]

Pada Juni 2019, induk NET., yaitu Net Visi Media, tiba-tiba membatalkan rencana penawaran umum perdananya di Bursa Efek Indonesia.[41] Tidak lama kemudian, pada Agustus 2019, NET. dikabarkan melakukan PHK massal pada karyawannya. Namun, pihak NET. menepis kabar tersebut dan menyatakan bahwa mereka hanya melakukan strategi baru dengan "mendorong" karyawannya untuk mengundurkan diri dengan sejumlah insentif, atau pensiun dini.[42][43] Walaupun dibantah, namun, menurut sumber internal, ada karyawan NET. yang di-PHK, terutama di biro daerah yang menyiarkan berita lokal.[32][44] Tak pelak, maraknya isu PHK ini sempat membuat NET. dikabarkan hampir bangkrut. Walaupun manajemen membantahnya, isu ini tetap muncul di akhir 2020 ketika NET. digugat pailit oleh seseorang bernama Bambang Sutrisno Kusnadi.[45] Meskipun kemudian gugatan ini dicabut, namun kemudian terungkap bahwa NET. telah banyak menunggak ke berbagai pihak.[46] Rumor-rumor lain juga sempat muncul, seperti kabar bahwa jaringan televisi ini akan dijual ke Emtek maupun MNC Group, walaupun pada akhirnya tetap dipertahankan oleh pemilik lama.[15]

Pada Mei 2020, acara andalan NET., yaitu Ini Talkshow dihentikan. Sang pembawa acara, yaitu Sule, membantah penghentian program ini disebabkan rumor kesulitan keuangan di jaringan televisi ini.[47] Di tahun ini juga, bisa dikatakan acara "lama" yang masih bertahan hanyalah Tonight Show dan 86 saja. Walaupun demikian, NET. di tahun ini juga berhasil menjalin kerjasama dengan Mola selaku pemegang hak siar lisensi olahraga, untuk menyiarkan siaran acara olahraga seperti Premier League dan Bundesliga (hanya musim 2020–2021)[48] serta berhasil menayangkan kompetisi Indonesia's Next Top Model.[49] Dengan perubahan radikal tersebut, NET. kemudian lebih berusaha fokus pada program-program out house (akuisisi dari luar), terutama untuk waktu non-prime time seperti serial animasi dan drama impor yang dianggap berbiaya rendah,[50] sampai di tahun 2023 mencoba memproduksi kembali acara in-house-nya sendiri.[51] Sayang, upaya produksi acara in-house seperti Main Hakim Sendiri atau Pasti Bisa, masih belum membuahkan hasil yang maksimal. NET. pun mencoba bertahan dengan program impor berupa drama Asia, ditambah sejumlah program majalah berita dan kuliner.[52] Akibatnya, fokus pemirsanya berubah, dari sebelummya ke dewasa muda, menjadi lebih ke perempuan.[38]

Akuisisi oleh MD Entertainment

Meskipun telah melakukan reposisi, perubahan mata acara beberapa kali hingga terobosan berupa go public (secara tidak langsung lewat Net Visi Media/NETV pada 26 Januari 2022), kondisi NET. masih belum menunjukkan perbaikan. Setelah go public saja, terungkap bahwa sejak tahun 2018 hingga 2023, kondisi NETV selalu merugi, dari Rp 420 M ke Rp 630 M. Malahan, setelah reposisi di tahun 2021, ekuitas NETV menjadi minus hingga mencapai Rp 697 miliar di tahun 2023. Dana IPO yang ada justru terkuras habis dan NET. terpaksa menjalankan operasionalnya dengan modal hutang bank.[53] Rating NET. juga gagal menembus 10 besar selama awal 2020-an, dengan hanya mencapai 1%-2% total kepemirsaan televisi. Pukulan semakin berat di tengah adanya penghentian siaran analog pada 2022-2023 yang makin memperkecil total pemirsa NET., yang saat itu semakin menargetkan pasar menengah ke bawah (meskipun sebenarnya ada juga upaya NETV menjangkau kelas atas kembali lewat Netverse d/h Zulu.id).[40] Memasuki tahun 2024, NET. tercatat memiliki hutang jangka pendek hingga Rp 1,3 triliun yang harus segera dilunasi.[54]

Agus Lasmono, sebagai penentu tunggal jalannya perusahaan setelah keluarnya Wishnutama pun harus memutar otak bersama para manajemen demi menyelesaikan masalah NET. Demi menyelesaikan masalah hutang yang hampir wanprestasi, PT Net Visi Media Tbk bekerjasama dengan PT Gita Inti Investama/GII (perusahaan terafiliasi) dan Newton Capital Ltd. Dari PT GII berupa pinjaman dana Rp 370 miliar, sedangkan dari Newton Capital berupa restrukturisasi hutang dan opsi konversi hutang menjadi ekuitas senilai Rp 882 miliar. Belum lagi rencana NETV mengadakan reverse stock split akan saham yang beredar menjadi 2:1.[55] Sebelumnya, pada September 2023, 30% karyawan NET. juga sudah dipangkas,[56] ditambah adanya pengunduran diri dari pimpinan produksi dan pemograman.[53] Pada Juni 2024, Grup Teladan Resources (milik keluarga Wishnu Wardhana) ikut masuk sebagai pemegang 11,84% saham langsung NETV[57] - setelah sebelumnya memilikinya secara tidak langsung lewat induk NETV, PT Sinergi Lintas Media.[58]

Meskipun sempat berusaha bertahan,[53] akhirnya Agus terpaksa menjual NET. kepada perusahaan produksi film, MD Entertainment milik keluarga Punjabi, menutup rumor yang sudah tersiar sejak Juni 2023.[59][60] Pada 26 Agustus 2024, PT MD Entertainment Tbk (FILM) dan PT Net Visi Media Tbk menandatangani perjanjian akuisisi, dimana akuisisi tersebut menggunakan skema private placement dan pembelian saham dari pemilik sebelumnya (Grup Indika dan Teladan Resources). Total akuisisi ini bernilai Rp 1,65 triliun. Bagi MD Entertainment, akuisisi ini diharapkan mampu mengembangkan bisnisnya dengan adanya media televisi[61] dan berkontribusi menyumbang 20% pendapatan perusahaan,[62] sedangkan bagi NETV, akuisisi ini menjadi angin segar untuk menyehatkan keuangannya yang terus bermasalah.[63]

Pada RUPS FILM tanggal 8 Oktober 2024, rencana akuisisi ini mendapatkan persetujuan, yang disusul transaksi senilai Rp 1,26 triliun pada 25 Oktober 2024 sehingga 60,98% NETV kini dimiliki oleh MD Entertainment.[62] Pada akhir Oktober proses akuisisi (lewat konversi hutang, pembelian saham dan penyetoran modal)[64] selesai dilakukan, yang menaikkan kepemilikan MD Entertainment menjadi 80,05%[65] - sehingga menandakan NET. kini resmi dikuasai oleh keluarga Punjabi. Akuisisi ini dilanjutkan dengan perubahan nama perusahaan induk NET. dari PT Net Visi Media Tbk menjadi PT MDTV Media Technologies Tbk pada 8 Oktober 2024. Sebelumnya, dalam RUPS NETV sehari sebelumnya, seluruh jajaran direksi maupun komisaris yang lama mengundurkan diri,[66] digantikan oleh orang-orang MD Entertainment, termasuk anggota keluarga Punjabi yang kini menduduki kursi komisaris.[67] Sedangkan nama badan hukum NET. (PT Net Mediatama Televisi) dan perusahaan saudaranya baru berganti menjadi PT MDTV Media Televisi pada Desember 2024.[68]

Sebagai tanda perpisahan, pada 25 Oktober 2024, NET. mengadakan acara internal bertajuk "Ingatlah Hari Ini" di Graha Mitra, yang dihadiri oleh pemilik lamanya, Agus Lasmono dan sejumlah karyawan maupun artis-artis yang pernah mengisi layar jaringan televisi ini. Acara tersebut seakan menjadi penutup perjuangan Indika membangun jaringan televisi kembali, setelah sebelumnya melepas SCTV pada awal 2000-an. Kegagalan NET. juga menandai berakhirnya perjalanan Agus Lasmono maupun Wishnutama di industri penyiaran. Upaya Agus memberikan kebebasan lebih pada Wishnutama justru berbuah kerugian yang terus-menerus terjadi, hingga membuat Wishnutama mantap meninggalkan dunia pertelevisian di tengah persaingan yang semakin ketat. Sementara itu, kegagalan NET. membuat Grup Indika seakan "jera" berbisnis penyiaran, terlihat dari operasional Hitz FM dan Indika FM yang semakin menurun.[40][38]

Sebagai informasi tambahan, MD Entertainment sebenarnya pernah "bermain" di industri penyiaran televisi, walau hanya dalam bentuk siaran berbayar. MD Entertainment sebelumnya sempat memiliki stasiun televisi sendiri hasil kerjasama dengan K-Vision dengan nama MD Channel yang menjadi salah satu saluran premium tersebut pada 2014 hingga 2016, dan kerjasama dengan Lejel Group dengan nama MD Entertainment TV yang juga bersiaran melalui satelit Palapa D pada 2018 hingga 2019.

Berubahnya NET. menjadi MDTV

 
Gedung MD Place yang saat ini menjadi kantor pusat MDTV pasca-akuisisi NET.

Setelah akuisisi, pihak MD Entertainment melakukan perombakan pada mata acara yang ditayangkan oleh NET., termasuk meniadakan satu-satunya program NET. yang bertahan sejak kemunculannya (Tonight Show). Sejumlah sinetron maupun film produksi MD, seperti Cinta Fitri dan Tendangan Si Madun, mulai ditayangkan oleh NET. Penanda dari perubahan ini adalah di tanggal 11 November 2024, ketika NET. meluncurkan kampanye program #NET1111 yang diikuti dengan berbagai jargon di setiap genre program, dengan singkatan "MD". Konsolidasi pun dilakukan dalam operasional, dengan penyatuan operasional di MD Place dan produksi di Ceger, Jakarta Timur (dari sebelumnya di gedung Graha Mitra dan The East Jakarta).[69] Pada internal perusahaan, dilakukan reorganisasi (termasuk PHK karyawan), mengingat produksi programnya kini ditangani oleh MD Entertainment sendiri.[70]

Pada 1 Januari 2025 bertepatan dengan Tahun Baru 2025, nama dan logo MDTV resmi diperkenalkan ke publik yang ditampilkan bergantian dengan logo NET.[71] Setelah perkenalan itu, NET.-MDTV "tancap gas" dengan mulai memfokuskan acaranya pada serial atau sinetron produksi induknya, MD Entertainment. Sejak 28 Februari 2025, NET. bisa dikatakan telah resmi menutup siarannya dan berganti nama sepenuhnya menjadi MDTV. Perubahan nama ini ditandai dengan kata sambutan dari pemilik MD Entertainment, Manoj Punjabi di layar kaca pada jam 00.00 WIB.[70]

Kepemilikan

Berikut ini adalah daftar kepemilikan perusahaan berdasarkan laporan informasi dan fakta material MDTV Media Technologies per 31 Desember 2024.[72]

Nama Pemegang Saham Persentase Kepemilikan (%)
PT Industri Mitra Media 73,80
PT MDTV Media Technologies Tbk 26,20
Total 100%

Identitas

Sejak kemunculannya pada 2013, NET. tidak pernah mengalami perubahan logo, dengan hanya berubah di warna yang digunakannya (seperti logo on air yang berwarna abu-abu). Secara dasar, logo NET. terdiri dari tiga warna, yaitu biru tua, kuning dan biru muda dengan bentuk huruf yang simpel namun elegan. Di akhir kata "NET" terdapat tanda titik yang merupakan keinginan NET. menjadi televisi yang terintegrasi dengan media sosial. Sedangkan slogan awalnya, "Televisi Masa Kini" merupakan arti NET. ingin menjadi televisi yang mementingkan kualitas dan teknologi dalam penayangannya.[73] Sejak 2023, NET. menggunakan logo perusahaan sebagai on-air, namun dengan sedikit modifikasi, kemudian logo abu-abu digunakan hanya saat jeda iklan/komersial, NET. menjadi stasiun televisi kedua setelah GTV yang mengubah warna logo pada on-air.

Kata "NET" merupakan singkatan dari News and Entertainment Television (Televisi Berita dan Hiburan), yang menggambarkan bahwa NET. akan memberikan tayangan yang menghibur dan memberikan konten yang bermanfaat untuk seluruh masyarakat Indonesia baik dari segi hiburan maupun dari segi berita.[74]

Per 1 Januari 2025, logo MDTV mulai diperkenalkan. Logo on-air antara MDTV dan NET. muncul secara bergantian hingga 27 Februari 2025. Sejak 28 Februari 2025 pukul 00.00 WIB, logo NET. sudah tidak lagi digunakan untuk on-air atau korporat.

Slogan

Slogan utama

Sebagai NET.
  • Televisi Masa Kini (18 Mei 2013–31 Desember 2021)
  • Nonton TV Asiknya di NET. (12 Juli 2019–31 Desember 2021)
  • NET. Asiknya 24 Jam (22 Maret–31 Mei 2020)
  • Kini Makin Asik (1 Januari 2022–3 November 2024)
  • Makin Dinanti (4 November 2024–9 Februari 2025)
Sebagai MDTV
  • Drama No. 1 (10 Februari 2025–sekarang)

Slogan spesial HUT

Sebagai NET.
Dengan perayaan
  • #IndonesiaLebihKece (ulang tahun ke-3, 2016)
  • NET. 4 Good People (ulang tahun ke-4, 2017)
Tanpa perayaan
  • NET. 6.0 Kapan? (ulang tahun ke-6)
  • NET. SATU DEKADE! (ulang tahun ke-10)
  • HAPPY NET. DAY 11th Anniversary (ulang tahun ke-11)

Slogan spesial lainnya

Sebagai NET.

Acara

Penyiar

Jaringan siaran

MDTV menjangkau hingga 156 kota/kabupaten melalui 48 stasiun transmisi di seluruh Indonesia.[75] Berikut ini adalah stasiun afiliasi dan pemancar MDTV (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan dengan stasiun lokal). Data dikutip dari data Izin Penyelenggaraan Penyiaran Komdigi.[76]

Nama Perusahaan Nama Stasiun Daerah Frekuensi Digital (DVB-T2) Nama Multipleksing Digital (DVB-T2)[77]
PT MDTV Media Televisi MDTV DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi 34 UHF tvOne Jakarta
40 UHF Trans TV Jakarta
PT Televisi Anak Bandung MDTV Bandung Bandung, Cimahi, Padalarang, Cianjur 44 UHF Trans TV Bandung
PT Televisi Anak Surabaya MDTV Surabaya Surabaya, Lamongan, Gresik, Mojokerto, Pasuruan, Bangkalan 32 UHF antv Surabaya
PT Televisi Anak Kota Malang MDTV Malang Malang 37 UHF antv Malang
PT Televisi Anak Jember MDTV Jember Jember 46 UHF MetroTV Jember
PT Televisi Anak Kediri MDTV Kediri Kediri, Pare, Kertosono, Jombang, Blitar, Tulungagung 45 UHF Trans TV Kediri
PT Televisi Anak Madiun MDTV Madiun Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo 28 UHF Trans TV Madiun
PT Televisi Anak Medan MDTV Medan Medan 31 UHF Trans7 Medan
PT Televisi Anak Garut MDTV Garut Garut, Tasikmalaya, Ciamis 43 UHF TVRI Jawa Barat (TVRI Cikuray)
PT MDTV Media Gorontalo[78] MDTV Gorontalo Gorontalo 34 UHF TVRI Gorontalo (TVRI Gorontalo dan TVRI Paguyaman)
PT MDTV Media Kupang[78] MDTV Kupang Kupang 29 UHF TVRI Nusa Tenggara Timur (TVRI Kupang dan TVRI Oben)
PT Alam Bali Semesta Televisi MDTV Denpasar[79] Kota Denpasar, Singaraja 30 UHF TVRI Bali (TVRI Bukit Bakung dan TVRI Kintamani)
PT Anugerah Media Televisi MDTV Pelaihari Pelaihari TVRI Kalimantan Selatan (TVRI Banjarmasin)
PT Bahana Commercial MDTV Palembang Palembang 29 UHF TVRI Sumatera Selatan (TVRI Palembang)
PT Borneo Global Media MDTV Palangka Raya Palangka Raya 30 UHF TVRI Kalimantan Tengah (TVRI Palangkaraya dan TVRI Pulang Pisau)
PT Cakrawala Adyswara Media MDTV Makassar Makassar, Takalar 28 UHF TVRI Sulawesi Selatan (TVRI Makassar)
PT Favorit Mitra Media Televisi MDTV Padang Padang, Pariaman 30 UHF TVRI Sumatera Barat (TVRI Bukit Sarai)
PT Riau Channel Televisi MDTV Pekanbaru Pekanbaru 33 UHF Trans TV Pekanbaru
PT Sarana Media Aceh MDTV Aceh Banda Aceh 29 UHF TVRI Aceh (TVRI Banda Aceh, TVRI Jantho dan TVRI Lhoong)
PT Semenanjung Televisi Batam MDTV Batam Batam, Tanjung Balai Karimun 48 UHF TVRI Kepulauan Riau (TVRI Batam dan TVRI Kijang)
PT Tiara Lestari Televisi MDTV Kuningan Kuningan, Cirebon 32 UHF MetroTV Cirebon
PT Media Televisi Tegal MDTV Tegal Tegal, Pemalang, Pekalongan 30 UHF TVRI Jawa Tengah (TVRI Gantungan/Batik TV)
PT Media Televisi Purwokerto MDTV Purwokerto Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, Cilacap, Kebumen, Brebes 28 UHF TVRI Jawa Tengah (TVRI Gunung Depok/Kebumen TV dan TVRI Gunung Baribis/Kebumen TV)
PT Industri Televisi Semarang MDTV Semarang Semarang, Ungaran, Kendal, Demak, Jepara, Kudus, Salatiga 39 UHF tvOne Semarang
PT Industri Televisi Lampung MDTV Lampung Bandar Lampung, Kota Metro 33 UHF TVRI Lampung (TVRI Gunung Betung)
PT Mitra Televisi Yogyakarta MDTV Yogyakarta Yogyakarta, Bantul, Wonosari, Solo, Sleman, Wates 29 UHF TVRI Yogyakarta (TVRI Pathuk)
35 UHF tvOne Yogyakarta
PT Mitra Televisi Kota Jambi MDTV Jambi Jambi 44 UHF TVRI Jambi (TVRI Telanaipura dan TVRI Sarolangun)
PT Mitra Televisi Kota Bengkulu MDTV Bengkulu Bengkulu 34 UHF TVRI Bengkulu (TVRI Bengkulu dan TVRI Bentiring)
PT Mitra Televisi Pontianak MDTV Pontianak Pontianak 29 UHF TVRI Kalimantan Barat (TVRI Pontianak)
PT Mitra Televisi Sriwijaya MDTV Sriwijaya Kayu Agung, Ogan Komering Ilir TVRI Sumatera Selatan (TVRI Palembang)
PT Mitra Televisi Banjarmasin MDTV Banjarmasin Banjarmasin, Martapura, Marabahan 42 UHF tvOne Banjarmasin
PT Mitra Televisi Samarinda MDTV Samarinda Samarinda 28 UHF TVRI Kalimantan Timur (TVRI Gunung Lampu)
PT Mitra Televisi Pangkal Pinang MDTV Pangkal Pinang Pangkal Pinang 39 UHF MetroTV Pangkal Pinang
PT Mitra Televisi Ambon MDTV Ambon Ambon 33 UHF TVRI Maluku (TVRI Bukit Greser dan TVRI Sokowati)
PT Mitra Televisi Ternate MDTV Ternate Ternate 28 UHF TVRI Maluku Utara (TVRI Ternate dan TVRI Morotai)
PT Mitra Televisi Mataram MDTV Mataram Mataram 29 UHF TVRI Nusa Tenggara Barat (TVRI Mataram, TVRI Pujut, TVRI Seganteng dan TVRI Swela/Selaparang TV)
PT Mitra Televisi Palu MDTV Palu Palu 35 UHF TVRI Sulawesi Tengah (TVRI Palu)
PT Mitra Televisi Kendari MDTV Kendari Kendari 30 UHF TVRI Sulawesi Tenggara (TVRI Kendari)
PT Mitra Televisi Manado MDTV Manado Manado 29 UHF TVRI Sulawesi Utara (TVRI Manado dan TVRI Mawakeimbeng)
PT Mitra Televisi Mamuju MDTV Mamuju Mamuju 28 UHF TVRI Sulawesi Barat (TVRI Gunung Pati'di)
PT Mitra Televisi Serang MDTV Serang Cilegon, Serang 38 UHF TVRI Banten (TVRI Cilegon)
PT Cawan Televisi Indonesia MDTV Tual Tual 30 UHF TVRI Maluku (TVRI Tual)
PT Sentani Televisi MDTV Jayapura Jayapura 43 UHF TVRI Papua (TVRI Polimak)
PT Televisi Top Mimika Damai Abadi MDTV Timika Mimika 30 UHF TVRI Papua (TVRI Mimika)
PT Manokwari Televisi MDTV Manokwari Manokwari 28 UHF TVRI Papua Barat (TVRI Manokwari)
PT Sorong Televisi MDTV Sorong Sorong 29 UHF TVRI Papua Barat (TVRI Sorong)
PT Televisi Merauke Top Bersatu MDTV Merauke Merauke 28 UHF TVRI Papua (TVRI Merauke)
PT Mitra Televisi Tarakan MDTV Tarakan Tarakan, Bulungan 30 UHF TVRI Kalimantan Utara (TVRI Tarakan)
PT Mitra Siaran Digital MDTV Pamekasan=[a] Pamekasan 39 UHF MetroTV Pamekasan
MDTV Pacitan[a] Pacitan MetroTV Pacitan
MDTV Tuban[a] Tuban, Bojonegoro 47 UHF MetroTV Bojonegoro
MDTV Situbondo[a] Situbondo 38 UHF MetroTV Situbondo
MDTV Banyuwangi[a] Banyuwangi 34 UHF MetroTV Banyuwangi
PT Mitra Siaran Digital Satu MDTV Blora[a] Blora MetroTV Blora
MDTV Magelang[a] Magelang 43 UHF MetroTV Magelang
MDTV Jepara[a] Jepara, Pati, Rembang 35 UHF MetroTV Jepara / MetroTV Rembang
MDTV Purworejo[a] Purworejo 39 UHF MetroTV Purworejo
PT Mitra Siaran Digital Dua MDTV Sukabumi[a] Sukabumi 32 UHF MetroTV Sukabumi
MDTV Purwakarta[a] Purwakarta 36 UHF MetroTV Purwakarta
MDTV Cianjur[a] Cianjur 27 UHF MetroTV Cianjur
MDTV Sumedang[a] Sumedang, Majalengka 34 UHF MetroTV Sumedang
MDTV Pangandaran[a] Pangandaran, Tasikmalaya, Ciamis 33 UHF MetroTV Tasikmalaya
PT Mitra Siaran Digital Tiga MDTV Lhokseumawe[a] Lhokseumawe 41 UHF MetroTV Lhokseumawe
PT Mitra Siaran Digital Lima MDTV Balikpapan[a] Balikpapan 29 UHF MetroTV Balikpapan
PT Mitra Siaran Digital Sepuluh MDTV Pematang Siantar[a] Pematang Siantar 44 UHF MetroTV Pematang Siantar dan MetroTV Kisaran

Catatan

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q MDTV untuk sementara bersiaran melalui BN Channel

MDTV juga disiarkan di banyak televisi berlangganan maupun televisi internet (tanpa siaran lokal), serta dapat pula disaksikan secara siaran gratis melalui parabola di satelit Telkom-4.

Manajemen

Daftar direktur utama

No. Nama Awal jabatan Akhir jabatan
1 Wishnutama 18 Mei 2013 5 April 2019
2 Deddy Sudarijanto 5 April 2019 8 Oktober 2024
3 Manoj Punjabi 8 Oktober 2024 7 November 2024[80]
4 Halim Lie 7 November 2024 sekarang

Direksi saat ini

No. Nama Jabatan
1 Halim Lie Direktur Utama
2 Priyadarshi Anand Direktur Operasional
3 Esmal Diansyah Direktur Pemrograman dan Konten

Komisaris saat ini

No. Nama Jabatan
1 Manoj Punjabi Komisaris Utama
2 Shania Lakhaiani Komisaris
3 Sanjeeva Advani
4 Rommy Fibri Hardiyanto

Kontroversi

Spacetoon menjadi NET.

Proses perubahan TV Anak Spacetoon menjadi NET. diduga bermodus jual beli izin. Jual beli izin bertentangan dengan Pasal 34 ayat 4 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran.

“Dalam pengajuan izin Spacetoon, segmennya adalah anak. Dalam proses perubahan, konten yang ditampilkan justru tidak layak untuk anak. Ini bertentangan dengan Pasal 36 ayat 3 Undang-Undang Penyiaran,” ungkap Koordinator Bidang Isi Siaran Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Iswandi Syahputra, seperti dirilis situs KPI pada hari Rabu, 05 Juni 2013. Iswandi menduga, proses perubahan nama dari Spacetoon menjadi NET. merupakan bagian dari modus jual beli izin. Untuk itu, pihaknya mengingatkan kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), untuk lebih berhati-hati dan teliti dalam kasus-kasus jual beli izin dengan berbagai modus.

Terkait dengan dugaan itu, pihak PT Net Mediatama Indonesia telah memenuhi undangan Komisi Penyiaran Indonesia untuk menyampaikan klarifikasi seputar perubahan nama dari TV Anak Spacetoon menjadi NET., pada hari Rabu, 05 Juni 2013. Dalam pertemuan yang berlangsung di kantor KPI Pusat itu, Direktur Utama PT Televisi Anak Spacetoon atau NET. pada saat itu, Wishnutama, menyampaikan jawaban dan klarifikasi. Klarifikasi yang disampaikan pihak Spacetoon atau NET. itu akan menjadi pertimbangan KPI sebelum memutuskan langkah selanjutnya.

Favorit TV menjadi NET. di Padang

Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sumatera Barat memanggil perwakilan stasiun NET. bertempat di kantor KPID Sumatera Barat, Purus, Padang Barat, Padang, Sumatera Barat pada tanggal 26 Februari 2014. KPID Sumatera Barat meminta klarifikasi atas kepemilikan dan status izin televisi yang menyiarkan secara lokal di Sumatera Barat. KPID mendesak agar memenuhi kelengkapan izin serta adminstrasi yang dibutuhkan.

Selain itu NET. diminta segera menyiarkan konten lokal Sumatera Barat sebanyak 10 persen untuk televisi berjaringan. Ketua KPID Sumatera Barat, Afrianto Korga, menyebutkan KPID ingin meminta klarifikasi soal kepemilikan dan saham dari NET. "Belakangan bisa kita tonton di Kota Padang. Kami dari Komisi Penyiaran Indonesia Daerah ingin meminta klarifikasi sehingga masyarakat juga mengetahuinya. Pasalnya, izin awalnya NET. tidak ada dalam arsip permohonan izin,” katanya. Sedangkan, KPID Sumatera Barat sendiri mengaku belum menerima surat dari kedua perihal perubahan nama dan logo. “Kini banyak masyarakat yang mempertanyakan kedua televisi tersebut," tuturnya.

NET. sejak beberapa waktu belakangan[per kapan?] sudah bersiaran di Kota Padang dan Kota Pariaman. NET. sebelumnya merupakan Favorit TV, di mana dimiliki seorang pengusaha bernama H. Yendril. Kini, mayoritas sahamnya sudah diambil alih oleh NET. Perwakilan NET. yang langsung datang dari Jakarta menyebut, bahwa mereka akan melengkapi segala kelengkapan izin dan persyarakatan administrasi yang diminta KPID. "Intinya kami mendukung aturan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah dan secara bertahap akan kami penuhi," kata Azuan Syahril, Pimpinan NET.

Pihak NET. juga menyerahkan surat permohonan pergantian nama dan logo dari Favorit TV menjadi NET. Padang yang sudah ditandatangani Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Menyikapi polemik tersebut, Ketua Bidang Perizinan KPID Sumatera Barat, Ardian Yonas meminta agar dua lembaga penyiaran ini untuk berjalan sesuai dengan izin siaran yang ada. "TV ini harus jelas mereka siaran lokal atau siaran berjaringan, jadi tidak bisa asal saja," katanya.

Terkait isi siaran, Ketua Bidang Pengawasan Isi Siaran KPID Sumatera Barat, Rino Zulyadi mendesak agar konten lokal 10 persen harus segera dipenuhi oleh NET. "Televisi tersebut berada di Sumatera Barat ya, konten lokalnya harus ada. Jadi tidak etis kalau izinnya lokal, namun semua acaranya direlai dari pusat. Kita ingin nilai-nilai budaya serta potensi Sumatera Barat bisa diangkat lembaga penyiaran ini," jelasnya. KPID kembali akan menyurati sejumlah lembaga penyiaran televisi berjaringan lainnya untuk segera memiliki kantor atau studio di Sumatera Barat. KPID memberi tenggang waktu hingga enam bulan ke depan, lembaga penyiaran televisi harus sudah memiliki kantor perwakilan.

Referensi

  1. ^ Ramadhani, Pipit Ika (2024-10-09). "Sah, MD Entertainment jadi Pengendali Baru Net TV". Liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2024-10-09. Diakses tanggal 2024-11-08. 
  2. ^ a b "Grand Launching NET". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-06-26. Diakses tanggal 2013-05-13. 
  3. ^ "Mantan humas Spacetoon bantah ada akuisisi". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-06. Diakses tanggal 2013-05-12. 
  4. ^ Revolusi Media Demi Indonesia
  5. ^ a b "Bikin Media, Wishnutama Akuisisi "Space Toon"?". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-19. Diakses tanggal 2021-11-19. 
  6. ^ "NET VISI MEDIA - TENTANG KAMI". web.archive.org. 19 Nov 2021. 
  7. ^ "PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS BIDANG PENYIARAN SESUAI HUKUM POSITIF INDONESIA". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-19. Diakses tanggal 2021-11-19. 
  8. ^ "Data Rekomendasi Perusahaan Televisi Siaran Tahun 2010-2014". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-02. Diakses tanggal 2021-12-03. 
  9. ^ "Selamat Tinggal Spacetoon Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-19. Diakses tanggal 2021-11-19. 
  10. ^ "Sekitar 200 karyawan TransTV hengkang ke perusahaan Wishnutama". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-05. Diakses tanggal 2021-11-19. 
  11. ^ "Coming Soon: NET TV". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-19. Diakses tanggal 2021-11-19. 
  12. ^ "NET TV, Siaran HD yang (Tampaknya) akan Menggunakan Safe Area". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-19. Diakses tanggal 2021-11-19. 
  13. ^ "Hari Pertama, NET Gunakan Safe Area 4:3". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-26. Diakses tanggal 2019-05-26. 
  14. ^ a b "#AnalisaAlaGue : NET, Masih Belum Greget". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-20. Diakses tanggal 2021-11-20. 
  15. ^ a b c d "Mantan Karyawan Bongkar NET TV Hampir Bangkrut". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-19. Diakses tanggal 2021-11-19. 
  16. ^ "#CoBrandIniKritikGue | Just Duet NET 'Mendunia'". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-20. Diakses tanggal 2021-11-20. 
  17. ^ "NET. 4.0 Presents Indonesia Choice Award 2017 Perayaan Ultah NET. TV ke-4". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-20. Diakses tanggal 2021-11-20. 
  18. ^ a b "Mengupas Perubahan NET di Awal 2019". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-19. Diakses tanggal 2021-11-19. 
  19. ^ "Wishnutama Kusubandio, CEO PT NET Mediatama Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-24. Diakses tanggal 2021-11-24. 
  20. ^ "Branding Net TV Menjadi Stasiun Televisi Yang Kece dan Masa Kini". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-20. Diakses tanggal 2021-11-20. 
  21. ^ "Fantastis, Biaya Produksi NET TV Mencapai 3 Milyar Per Hari!". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-20. Diakses tanggal 2021-11-20. 
  22. ^ "Diisukan Bangkrut; Sebenarnya Ada Apa Dengan NET. TV?". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-19. Diakses tanggal 2021-11-19. 
  23. ^ a b "Dikala Idealisme NET Mulai Terbentur Realita". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-20. Diakses tanggal 2021-11-20. 
  24. ^ "NET. (Tampaknya) Tidak Miliki Konsep Siaran Berjaringan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-19. Diakses tanggal 2021-11-19. 
  25. ^ "Putusan PTUN 119 2014". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-30. Diakses tanggal 2022-12-04. 
  26. ^ "Akhirnya, NET. Menayangkan Siaran Lokal". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-19. Diakses tanggal 2021-11-19. 
  27. ^ "Makin Kompetitif, NET TV Usung Program Atraktif". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-23. Diakses tanggal 2021-11-23. 
  28. ^ "Penjelasan William Tanuwijaya soal Tokopedia beli 10% saham Net TV". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-23. Diakses tanggal 2021-11-23. 
  29. ^ "Menyasar Anak Muda, NET.TV Launching Komunitas 'NET. GOOD PEOPLE'". broadcastmagz.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-15. Diakses tanggal 15 Januari 2023. 
  30. ^ "Net TV Fokus Garap Pasar Middle Up, Caranya?". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-18. Diakses tanggal 2021-01-31. 
  31. ^ "Iklan Tiga Menit, Bukan Berarti NET TV Tidak Laku". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-19. Diakses tanggal 2021-11-19. 
  32. ^ a b "Menengok Kinerja NET Sepanjang 2019". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-12. Diakses tanggal 2021-01-31. 
  33. ^ "3 Pelajaran Bisnis dari Kasus Kejatuhan NET TV". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-20. Diakses tanggal 2021-11-20. 
  34. ^ "Buruan Simak! Ini Daftar Kartun Cartoon Network yang Masuk NET TV!". Duniaku.net. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-16. Diakses tanggal 2019-08-16. 
  35. ^ "NET.: Nostalgia Enak Tenan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-19. Diakses tanggal 2021-11-19. 
  36. ^ "The Comment Beneran Pamit, Selamat Datang Era Baru NET". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-17. Diakses tanggal 2021-01-31. 
  37. ^ "Mengapa Acara Unggulan NET. Berhenti Tayang?". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-17. Diakses tanggal 2021-01-31. 
  38. ^ a b c "Jalan NET TV yang Berliku". 1 Okt 2022. 
  39. ^ "Tentang NET yang Berubah". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-11-20. 
  40. ^ a b c "Inikah Saatnya Kita Mengucapkan "Selamat Tinggal NET. TV"? – Suar Pemancar". 
  41. ^ "Ini Tanggapan BEI soal Keluarnya Net TV dari Daftar IPO". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-14. Diakses tanggal 2023-02-14. 
  42. ^ "Bukan PHK Massal, NET TV Tawarkan Karyawan Mengundurkan Diri". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-25. Diakses tanggal 2021-01-31. 
  43. ^ "Isu PHK Massal, Direksi Net TV : Kami Tawarkan Pensiun Dini". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-10. Diakses tanggal 2021-01-31. 
  44. ^ "Net TV PHK Massal? Begini Cerita dari Orang Dalam". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-01-31. 
  45. ^ "Bambang Sutrisno Gugat Pailit NET TV". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-05. Diakses tanggal 2021-01-31. 
  46. ^ "NET TV Belum Lolos dari Jurang Pailit, Ini 3 Faktanya". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-12-04. Diakses tanggal 2021-01-31. 
  47. ^ "Kabar Berhenti dari Ini Talkshow karena NET TV Bangkrut, Sule Bilang Begini". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-24. Diakses tanggal 2021-01-31. 
  48. ^ "NET Gandeng Mola TV Hadirkan Liga Inggris dan Liga Jerman Untuk Masyarakat Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-02-10. 
  49. ^ Indonesia’s Next Top Model Hadir di NET TV[pranala nonaktif permanen]
  50. ^ "Prospektus NETV 2021" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-06-09. Diakses tanggal 2022-04-29. 
  51. ^ "Anak Usaha NETV Kembali Menggeliat, 8 Konten Kreatif Hiburan Bakal Warnai Layar Kaca". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-04. Diakses tanggal 2023-06-04. 
  52. ^ Ketika RCTI dan NET TV Sama Sama Puyeng
  53. ^ a b c "Gejolak dalam NETV". 25 Sep 2023. 
  54. ^ Prospek Saham NETV: Dari Terancam Bangkrut, hingga 80.05% Sahamnya Dicaplok MD Entertainment (FILM)
  55. ^ Prospek NETV Setelah Diselamatkan FILM dari Lilitan Utang
  56. ^ Binekasri, Romys. "Net TV (NETV) PHK 30% Karyawan, Sebut Alasan Ini..." CNBC Indonesia. 
  57. ^ "Teladan Investama ambil alih 2,77 miliar saham NET TV dari Sinergi Lintas Media". idnfinancials.com. 
  58. ^ Fernando, Aldo. "Mau IPO, Teladan Agro Punya Wishnu Wardhana & Saudara NETV - Halaman 2". CNBC Indonesia. 
  59. ^ "Rumor FILM Akuisisi NETV, Manajemen Bilang Begini". cnbcindonesia.com. 
  60. ^ "MD Pictures (FILM) Membantah Rumor Akuisisi Net Visi Media (NETV)". Investasi.kontan.co.id. 
  61. ^ Hema, Yuliana (29 Agu 2024). Perwitasari, Anna Suci, ed. "Gelontorkan Rp 1,65 Triliun, MD Entertainment (FILM) Bakal Akuisisi NETV". kontan.co.id. Grahanusa Mediatama. 
  62. ^ a b Jannah, Selfie Miftahul (30 Okt 2024). "Manoj Punjabi Resmi Akuisisi 60,98% Saham NETV, FILM Jadi Pemegang Kendali - Bursa Katadata.co.id". katadata.co.id. 
  63. ^ Manoj Punjabi Mau Caplok 80% Saham NETV, Rogoh Rp 1,65 T
  64. ^ "Sejumlah Update Terkait NET TV X MD Entertainment (Bagian 2)". 21 Okt 2024. 
  65. ^ Hema, Yuliana (10 Okt 2024). Laoli, Noverius, ed. "Akuisisi NETV oleh MD Entertainment (FILM) Ditargetkan Tuntas Akhir Oktober 2024". kontan.co.id. Grahanusa Mediatama. 
  66. ^ Jelang diakuisisi MD Entertainment, seluruh direksi dan komisaris NETV mundur
  67. ^ "NET TV Menjelma Jadi MDTV Pasca Diakuisisi PT MD Entertainment milik Manoj Punjabi". Tempo. 22 Nov 2024. 
  68. ^ "MDTV MEDIA (NETV) SAMPAIKAN ADANYA PENINGKATAN MODAL DI ANAK". itrade.cgsi.co.id. 
  69. ^ "NETV di Era MD : NET 11.11 dan Apa Selanjutnya?". 21 Nov 2024. 
  70. ^ a b "Resmi Sudah, NET TV Menjadi MDTV". 3 Mar 2025. 
  71. ^ "Beritasatu "Comeback" dan MDTV yang Unjuk Gigi". 6 Jan 2025. 
  72. ^ "Perubahan Nama serta Peningkatan Modal pada Entitas Anak Perseroan [NETV]" (PDF). Bursa Efek Indonesia. 31 Desember 2024. 
  73. ^ "BAB II" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-11-27. Diakses tanggal 2022-11-27. 
  74. ^ "BAB II" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-11-27. Diakses tanggal 2022-11-27. 
  75. ^ Dongoran, Hussein Abri (2020). "Modal Besar TVRI: Ratusan Pemancar, Aset Triliunan, dan APBN". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-23. Diakses tanggal 3 Agustus 2020. 
  76. ^ "DAFTAR IZIN PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN TELEVISI YANG SUDAH DITERBITKAN OLEH MENTERI KOMINFO SAMPAI DENGAN NOVEMBER 2017" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 2021-01-19. 
  77. ^ "Dashboard TV Digital". Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-23. Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  78. ^ a b "Lapkeu MDTV Media Technologies Desember 2024" (PDF). 
  79. ^ "KEMBALI GELAR EVALUASI DENGAR PENDAPAT, KPID DORONG NET.BALI SERIUS GARAP KONTEN LOKAL". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-24. Diakses tanggal 2021-11-24. 
  80. ^ "Belum Genap Sebulan, Manoj Punjabi Mundur dari Direktur Utama NET TV". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2024-11-09. Diakses tanggal 2024-11-08. 

Pranala luar