Kota Kupang

ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia

10°10′12.6″S 123°36′27.8″E / 10.170167°S 123.607722°E / -10.170167; 123.607722

Kota Kupang
Kawasan Monumen Tirosa
Kota Kupang
Perairan Kota Kupang
Lambang resmi Kota Kupang
Motto: 
Lil au nol dael banan
(Helong) Bangunlah aku dengan hati yang tulus
Peta
Peta
Kota Kupang di Kepulauan Sunda Kecil
Kota Kupang
Kota Kupang
Peta
Kota Kupang di Indonesia
Kota Kupang
Kota Kupang
Kota Kupang (Indonesia)
Koordinat: 10°09′48″S 123°34′40″E / 10.1633°S 123.5778°E / -10.1633; 123.5778
Negara Indonesia
ProvinsiNusa Tenggara Timur
Dasar hukumUU Nomor 22 Tahun 1999[1]
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 6
  • Kelurahan: 51
Pemerintahan
 • Wali KotaFahrensy Priestly Funay (Pj.)
 • Wakil Wali Kotalowong
 • Sekretaris DaerahA.D.E. Manafe (Pj.)
 • Ketua DPRDYeskial Loudoe
Luas
 • Total152,59 km2 (58,92 sq mi)
Populasi
 (30 Juni 2024)[2]
 • Total455.502
 • Kepadatan3,000/km2 (7,700/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 14,26% Islam
  • 0,49% Hindu
  • 0,04% Buddha[2]
 • BahasaIndonesia (resmi)
Melayu Kupang
Helong
Uab Metô
 • IPMKenaikan 82,77 (2023)
 sangat tinggi [3]
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
5371 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 380
Pelat kendaraanDH xxxx A*/B*
Kode Kemendagri53.71 Edit nilai pada Wikidata
Kode SNI 7657:2023KPG
APBDRp 1.107.398.000.000,- (2022)[4]
DAURp 692.248.834.000,00- (2020)
Semboyan daerahKasih
Kota Kupang Aman, Sehat, Indah, Harmonis
Situs webwww.kupangkota.go.id


Kota Kupang adalah sebuah kota dan sekaligus ibu kota provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Kota Kupang adalah kota yang terbesar di Pulau Timor yang terletak di pesisir Teluk Kupang, bagian barat laut Pulau Timor. Luas wilayah Kota Kupang adalah 152,59  km² dengan jumlah penduduk sebanyak 455.502 jiwa pada pertengahan tahun 2024.[2] Kota ini terbagi menjadi 6 kecamatan dan 51 kelurahan.[5]

Sejarah

sunting
 
Kediaman residen di Kupang (1870-1910)

Nama Kupang[6] sebenarnya berasal dari nama seorang raja, yaitu Nai Kopan atau Lai Kopan, yang memerintah Kota Kupang sebelum bangsa Portugis datang ke Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 1436, pulau Timor mempunyai 12 kota bandar namun tidak disebutkan namanya. Dugaan ini berdasarkan bahwa kota bandar tersebut terletak di pesisir pantai, dan salah satunya yang strategis menghadap ke Teluk Kupang. Daerah ini merupakan wilayah kekuasaan Raja Helong dan yang menjadi raja pada saat itu adalah Raja Koen Lai Bissi.

Pada tahun 1613, VOC yang berkedudukan di Batavia (Jakarta), mulai melakukan kegiatan perdagangannya di Nusa Tenggara Timur dengan mengirim 3 kapal yang dipimpin oleh Apolonius Scotte, menuju pulau Timor dan berlabuh di Teluk Kupang. Kedatangan rombongan VOC ini diterima oleh Raja Helong, yang sekaligus menawarkan sebidang tanah untuk keperluan markas VOC. Pada saat itu VOC belum memiliki kekuatan yang tetap di tanah Timor.

Pada tanggal 29 Desember 1645, seorang padri Portugis yang bernama Antonio de Sao Jacinto tiba di Kupang. Dia mendapat tawaran yang sama dengan yang diterima VOC dari Raja Helong. Tawaran tersebut disambut baik oleh Antonio de Sao Jacinto dengan mendirikan sebuah benteng, namun kemudian benteng tersebut ditinggalkan karena terjadi perselisihan di antara mereka. VOC semakin menyadari pentingnya Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu kepentingan perdagangannya, sehingga pada tahun 1625 sampai dengan 1663, VOC melakukan perlawanan ke daerah kedudukan Portugis di pulau Solor dan dengan bantuan orang-orang Islam di Solor, Benteng Fort Henricus berhasil direbut oleh VOC.

Pada tahun 1653, VOC mendarat di Kupang dan berhasil merebut bekas benteng Portugis Fort Concordia, yang terletak di muara sungai Teluk Kupang di bawah pimpinan Kapten Johan Burger. Kedudukan VOC di Kupang langsung dipimpin oleh Openhofd J. van Der Heiden. Selama menguasai Kupang sejak tahun 1653 sampai dengan tahun 1810, VOC telah menempatkan sebanyak 38 Openhofd dan yang terakhir adalah Stoopkert, yang berkuasa sejak tahun 1808 sampai dengan tahun 1810.

Nama Lai Kopan kemudian disebut oleh Belanda sebagai Koepan dan dalam bahasa sehari-hari menjadi Kupang. Untuk pengamanan Kota Kupang, Belanda membentuk daerah penyangga di daerah sekitar Teluk Kupang dengan mendatangkan penduduk dari pulau Rote, Sabu dan Solor. Untuk meningkatkan pengamanan kota, maka pada tahun 23 April 1886, Residen Creeve menetapkan batas-batas kota yang diterbitkan pada Staatblad Nomor 171 tahun 1886. Oleh karena itu, tanggal 23 April 1886[7] ditetapkan sebagai tanggal lahir Kota Kupang.

Setelah Indonesia merdeka, melalui Surat Keputusan Gubernemen tanggal 6 Februari 1946, Kota Kupang diserahkan kepada Swapraja Kupang, yang kemudian dialihkan lagi statusnya pada tanggal 21 Oktober 1946 dengan bentuk Timor Elland Federatie atau Dewan Raja-Raja Timor dengan ketua H. A. A. Koroh, yang juga adalah Raja Amarasi.[8]

Berdasarkan Surat Keputusan Swapraja Kupang Nomor 3 tahun 1946 tanggal 31 Mei 1946 dibentuk Raad Sementara Kupang dengan 30 anggota. Selanjutnya pada tahun 1949, Kota Kupang memperoleh status Haminte dengan wali kota pertamanya Th. J. Messakh. Pada tahun 1955 ketika menjelang Pemilu, dengan Surat Keputusan Mendagri Nomor PUD.5/16/46 tertanggal 22 Oktober 1955, Kota Kupang disamakan statusnya dengan wilayah kecamatan.

Pada tahun 1958 dengan Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958, Provinsi Sunda Kecil dihapus dan dibentuk 3 daerah Swantara, yaitu Daerah Swantara Tk I Bali, Daerah Swantara Tk I Nusa Tenggara Barat dan Daerah Swantara Tk I Nusa Tengara Timur. Kemudian Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II (Kabupaten) yang antara lain Kabupaten Kupang. Dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 17 Tahun 1969 tanggal 12 Mei 1969 dibentuk wilayah kecamatan yakni Kecamatan Kota Kupang.

Kecamatan Kota Kupang mengalami perkembangan pesat dari tahun ke tahun. Kemudian pada tahun 1978 Kecamatan Kota Kupang ditingkatkan statusnya menjadi Kota Administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1978,[9] yang peresmiannya dilakukan pada tanggal 18 September 1978. Pada waktu itu Drs. Mesakh Amalo dilantik menjadi Wali Kota Administratif yang pertama dan kemudian diganti oleh Letkol Inf. Semuel Kristian Lerik pada tanggal 26 Mei 1986 sampai dengan perubahan status menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Kupang. Perkembangan Kota Administratif Kupang sangat pesat selama 18 tahun.

Usulan rakyat dan Pemerintah Kota Admnistratif Kupang untuk mengubah status menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Kupang disetujui oleh DPR RI dengan disahkannya Rancangan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1996 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Kupang menjadi Undang-Undang pada tanggal 20 Maret 1996[10] dan ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia dan tertuang pada Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3632 Tahun 1996. Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Kupang diresmikan oleh Mendagri Mohammad Yogi S. M. pada tanggal 25 April 1996.

Kemudian dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, maka Kotamadya Daerah Tingkat II Kupang berubah menjadi Kota Kupang.

Geografi

sunting

Terletak pada 10°36’14”-10°39’58” LS dan 123°32’23”–123°37’01”BT; Luas wilayah 180,27 Km2, dengan peruntukan Kawasan Industri 735,57 Ha, permukiman 10.127,40 Ha, Jalur Hijau 5.090,05 Ha, perdagangan 219,70 Ha, pergudangan 112,50 Ha, pertambangan 480 Ha, pelabuhan laut/udara 670,1 Ha, pendidikan 275,67 Ha, pemerintahan/perkantoran 209,47 Ha, lain-lain 106,54 Ha. Batas Wilayah Utara berbatasan dengan Teluk Kupang, Timur berbatasan dengan Kabupaten Kupang, Barat berbatasan dengan Selat Semau dan Kabupaten Kupang, sedangkan Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kupang.[11]

Topografi

sunting

Secara topografi Kota Kupang terdiri atas daerah pantai, dataran rendah dan perbukitan. Untuk daerah terendah terletak pada ketinggian 0-50 meter dari permukaan laut rata-rata, sedangkan daerah tertinggi terletak di bagian selatan dengan ketinggian antara 100-350 meter dari permukaan laut. Daerah pantai merupakan kawasan di bagaian utara yang berbatasan langsung dengan Teluk Kupang dengan kemiringan antara 0% sampai 2%, daerah dataran rendah merupakan kawasan di bagian pesisir, dengan kemiringan antara 2-5%. Kota Kupang secara visual merupakan daerah dataran rendah yang sudah dimanfaatkan pula sebagai lahan kegiatan usaha seperti sawah tadah hujan, kebun musiman dan semak belukar. Pada bagian barat daya dan selatan terdapat perbukitan yang harus dilindungi dengan penghijauan (reboisasi) yang berfungsi sebagai daerah tangkapan (cacthmant area) untuk menjaga potensi air tanah di Kota Kupang.[12]

Hidrologi

sunting

Kota Kupang yang sering dijuluki Kota Karang, memang merupakan daerah yang kering, dan pada musim kemarau (±April–Nopember) mengalami krisis air bersih. Kota Kupang hanya dilalui oleh beberapa aliran sungai yang pada musim hujan baru tampak aliran airnya, yaitu antara lain:[12]

  1. Kali Dendeng yang bermuara di pantai LLBK (Pantai Kopan). Panjang aliran sungai ini adalah 9,97 km dengan kedalaman 17 meter dan debit aliran sungai ini bervariasi antara 40–200 m³/detik.
  2. Kali Liliba yang bermuara di pantai Oesapa. Alur Sungai ini melewati batu gamping koral dan batu lempung dari kompleks Bobonaro, banyak juga dijumpai mata air ditebing sungai Liliba melalui celah-celah batu gamping ke arah Sungai Liliba. Sungai ini selalu berarir walau pada musim kemarau namun debitnya kecil.
  3. Kali Merdeka yang bermuara di pantai Oeba. Panjang aliran sungai ini adalah 7,38 km dengan kedalaman 3,7 meter dan debit aliran sungai ini bervariasi antara 5–100 m³/detik.

Selain sungai-sungai tersebut terdapat potensi sumber air di Kota Kupang terdiri dari 5 (lima) kawasan, yaitu:

  1. Tenau dengan lingkup Alak dan sekitarnya.
  2. Tabun dengan lingkup Fatukoa, Sikumana dan Bello.
  3. Bakunase dengan lingkup Labat dan sekitarnya.
  4. Penfui dengan lingkup Bandara Eltari, Undana, Lapas, Liliba.
  5. Kelapa Lima dengan lingkup Balaikota, Kelapa Lima, Sasando dan Oesapa.

Berdasarkan klasifikasi iklim Koppen, Kota Kupang beriklim sabana tropis (Aw) dengan dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan.Suhu rata-rata di Kota Kupang berkisar antara 21,5 °C sampai dengan 33,6 °C.(2019) Tempat-tempat yang letaknya dekat dengan pantai memiliki suhu udara yang rata-rata relatif lebih tinggi. Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 68 persen sampai dengan 88(2019) persen.[11]

Curah hujan selama tahun 2019 tercatat 2.984,6 mm dan hari hujan sebanyak 78 hari. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari, yaitu tercatat 412,3 mm, sedangkan hari hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari dengan 23 hari hujan.[11]

Data iklim Kupang, Nusa Tenggara Timur, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rekor tertinggi °C (°F) 40.0
(104)
38.4
(101.1)
35.6
(96.1)
36.1
(97)
40.0
(104)
35.4
(95.7)
39.0
(102.2)
36.7
(98.1)
37.2
(99)
42.0
(107.6)
38.3
(100.9)
37.8
(100)
42
(107.6)
Rata-rata tertinggi °C (°F) 30.1
(86.2)
30.0
(86)
31.1
(88)
32.4
(90.3)
32.3
(90.1)
31.4
(88.5)
31.3
(88.3)
32.5
(90.5)
33.4
(92.1)
33.8
(92.8)
33.1
(91.6)
31.4
(88.5)
31.9
(89.4)
Rata-rata harian °C (°F) 26.9
(80.4)
26.6
(79.9)
27.2
(81)
27.7
(81.9)
27.4
(81.3)
26.2
(79.2)
26.1
(79)
26.7
(80.1)
27.7
(81.9)
28.8
(83.8)
28.7
(83.7)
27.6
(81.7)
27.3
(81.1)
Rata-rata terendah °C (°F) 23.8
(74.8)
23.5
(74.3)
23.3
(73.9)
22.8
(73)
22.3
(72.1)
20.7
(69.3)
20.2
(68.4)
20.5
(68.9)
21.2
(70.2)
22.5
(72.5)
23.6
(74.5)
23.8
(74.8)
22.4
(72.3)
Rekor terendah °C (°F) 21.1
(70)
20.0
(68)
20.6
(69.1)
17.2
(63)
17.8
(64)
15.6
(60.1)
15.6
(60.1)
15.6
(60.1)
16.7
(62.1)
18.3
(64.9)
20.0
(68)
21.1
(70)
15.6
(60.1)
Curah hujan mm (inci) 379
(14.92)
384
(15.12)
274
(10.79)
89
(3.5)
33
(1.3)
13
(0.51)
5
(0.2)
4
(0.16)
6
(0.24)
21
(0.83)
87
(3.43)
293
(11.54)
1.588
(62,54)
Rata-rata hari hujan 16 15 13 6 2 1 1 0 0 2 5 14 75
% kelembapan 85 86 83 75 70 67 65 63 64 66 73 81 73.2
Rata-rata sinar matahari bulanan 189 196 223 267 276 276 288 304 306 288 264 205 3.082
Rata-rata sinar matahari harian 6.1 6.9 7.2 8.9 8.9 9.2 9.3 9.2 10.2 9.3 8.8 6.6 8.38
Sumber #1: Weatherbase[13] & BMKG[14]
Sumber #2: Deutscher Wetterdienst & Danish Meteorological Institute[15][16]

Pemerintahan

sunting

Kota Kupang dipimpin oleh seorang Wali kota dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan. Wali kota dibantu oleh seorang Wakil Wali kota, yang dipilih melalui suatu pemilihan umum pada setiap 5 tahun. Kota Kupang memiliki perangkat daerah[17] yaitu 18 dinas, 8 badan, 3 kantor dan 8 bagian. Di samping itu terdapat 3 instansi vertikal, yaitu Badan Pertanahan Nasional (BPN), Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementrian Agama. Wilayah pemerintahan Wali kota Kupang meliputi 6 daerah kecamatan.

Wali Kota

sunting

Wali Kota menjadi pejabat tertinggi di lingkungan pemerintahan Kota Kupang. Wali Kota Kupang bertanggungjawab atas wilayah Kota Kupang kepada gubernur provinsi Nusa Tenggara Timur. Posisi wali kota atau kepala daerah di Kota Kupang dijabat oleh Fahrensy Priestly Funay. Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Laiskodat melantiknya di Aula El Tari Kupang, pada 22 Agustus 2023.[18] Fahrensy menggantikan pelaksana tugas wali kota Kupang, George M. Hadjoh, yang menjabat sejak 22 Agustus 2022 hingga 21 Agustus 2023.[19]

No Wali Kota Mulai menjabat Akhir menjabat Wakil Wali Kota
(-)   Fahrensy Priestly Funay
(Penjabat)
22 Agustus 2023 Petahana Lowong

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

sunting

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Kupang dalam tiga periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[20] 2019–2024[21] 2024–2029
PKB 3   4   5
Gerindra 5   5   5
PDI-P 5   5   5
Golkar 5   4   5
NasDem 4   5   5
Hanura 5   3   3
PAN 4   3   4
Demokrat 4   5   4
PSI (baru) 1   3
Perindo (baru) 2   1
PPP 3   2   0
Berkarya (baru) 1
PKPI 2   0
Jumlah Anggota 40   40   40
Jumlah Partai 10   12   10

Daftar Kecamatan

sunting

Kota Kupang terdiri dari 6 Kecamatan dan 51 Kelurahan. Pada bulan Juni tahun 2023, jumlah penduduknya mencapai 443.349 jiwa dengan luas wilayah 159,33 km² dan sebaran penduduk 2.783 jiwa/km².[22][23]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Kupang, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Daftar
Kelurahan
53.71.01 Alak 12
53.71.03 Kelapa Lima 5
53.71.05 Kota Raja 8
53.71.06 Kota Lama 10
53.71.02 Maulafa 9
53.71.04 Oebobo 7
TOTAL 51


Penduduk

sunting

Kota Kupang adalah kota yang multi etnis dari suku Timor, Helong, Rote, Sabu, Flores, Alor, Sumba, Lembata, Tionghoa sebagian kecil suku pendatang dari Ambon dan beberapa suku bangsa lainnya seperti Bugis, Jawa, Bali, dan Batak. Tetapi terlepas dari keragaman suku bangsa yang ada, penduduk Kota Kupang akan menyebut diri mereka sebagai "Beta orang Kupang."

Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri Bulan Juni tahun 2024, penduduk Kota Kupang berjumlah 455.502 jiwa yang terbagi atas 230.005 jiwa laki-laki dan 225.497 jiwa perempuan.[2]

Mayoritas penduduk Kupang menganut agama Kekristenan, sebanyak 85,21% dengan rincian Protestan sebanyak 64,19% dan Katolik sebanyak 21,02%. Kemudian 14,26% dari penduduknya menganut agama Islam, Hindu sebanyak 0,49%, dan Buddha sebanyak 0,04%.[2]

Transportasi

sunting

Kota Kupang memiliki sebuah bandar udara dengan nama Bandar Udara El Tari.[24] Dahulu bernama pelabuhan udara Penfui. Pada mulanya adalah bekas peninggalan zaman penjajahan Belanda yang hanya berupa sebuah airstrip. Untuk pertama kali bandar udara ini didarati oleh pesawat udara pada tahun 1928 oleh penerbang Amerika Lamij Johnson. Selanjutnya dikembangkan oleh Australia pada tahun 1944-1945 dan diberi nama Lapangan Terbang Penfui, yang dalam bahasa Timor; Pena=jagung dan Fui=hutan.[25]

Pelabuhan Udara Penfui dikuasai dan dipergunakan untuk kepentingan Angkatan Udara. Tanggal 6 Mei 1950 Lapangan Terbang Penfui diserahkan oleh militer Belanda kepada Pemerintah Republik Indonesia dan dengan berkembangnya kebutuhan akan Angkutan Udara pada tahun 1960 mulai didarati oleh pesawat Garuda jenis DC 3. Penanganan dan pengaturan terhadap kegiatan penerbangannya dilakukan oleh Angkatan Udara, karena pada saat itu belum ada organisasi perhubungan udara.

Pelabuhan Udara Penfui mulai dikelola oleh kepala pelabuhan udara dengan dibantu bendaharawan dari Dinas Meteorologi – Departemen Perhubungan Udara, dan sejak itu dikenal dengan nama penerbangan sipil.

Pelabuhan udara ini ditetapkan sebagai pelabuhan udara kelas III. Dengan makin meningkatnya arus lalu lintas melalui Bandar Udara Kupang, maka untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan meningkatkan fungsi bandara, maka diterbitkan Surat Keputusan Bersama antara Menteri Perhubungan, Menteri Pertahanan Keamanan dan Menteri Keuangan dengan nomor: KEP/30/IX/75, KM 393/3/PHB – 75 dan KEP. 927.A/MK/IV/8/75,[26] yaitu tentang Penggunaan Bersama Pangkalan dan Pelabuhan Udara. Dalam surat keputusan tersebut dinyatakan Pelabuhan Udara Penfui menjadi Pelabuhan Udara Sipil Kelas II.

Sejak tanggal 20 Desember 1988, Pelabuhan Udara Penfui diubah dan ditetapkan menjadi Pelabuhan Udara El Tari Kupang untuk mengenang jasa (almarhum) mantan Gubernur Nusa Tenggara Timur, El Tari. Istilah Pelabuhan Udara kemudian diubah menjadi Bandar Udara sejak tanggal 1 September 1985.

Tanggal 20 Juni 1988 ditandatangani Naskah Persetujuan Bersama antara Kepala Staf TNI-AU dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, nomor: SEPERJAN/01/V/1988 DAN DJU/1861/KUM.060/SS tentang Penggunaan Sebagian Areal Tanah Pangkalan TNI - AU El Tari Kupang untuk pengembangan/ pembangunan Bandar Udara El Tari Kupang beserta fasilitasnya. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 4/1995 tanggal 13 Januari 1995 tentang Penyempurnaan dan Penataan Kelas Bandar Udara, Bandar Udara Udara El Tari ditingkatkan menjadi Bandar Udara Kelas I.

Sejak tanggal 1 April 1999, Bandar Udara El Tari secara operasional masuk ke dalam manajemen PT (PERSERO) Angkasa Pura I dengan Berita Acara Serah Terima Nomor: AU / 125 / UM.234/ 99 dan BA.25/PL.50/1999/DU tanggal 30 April 1999 dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kepada Direktur Utama PT (PERSERO) Angkasa Pura I. Penyerahan ini sebagai tindak lanjut dari Surat Menteri Keuangan No.S-4608/A/53/1997 tanggal 08 Oktober 1997 yang pada dasarnya menyetujui penggabungan Bandar Udara El Tari Kupang ke dalam manajemen PT (PERSERO) Angkasa Pura I, menghapuskan dari daftar inventaris Departemen Perhubungan dan ditetapkan sebagai tambahan Penyertaan Modal Pemerintah ke dalam PT (PERSERO) Angkasa Pura I.

Sebagai pengelola Bandar Udara selanjutnya, PT (PERSERO) Angkasa Pura I mengadakan perbaikan dan perluasan terminal ataupun fasilitas lainnya secara bertahap antara lain perluasan ruang kedatangan domestik pada tahun 2006, penggantian fasilitas VASI dengan PAPI pada tahun 2007 dan pembuatan jalan langsung ke Gudang Kargo pada tahun 2008.

Bandar udara yang beroperasi sejak pagi hingga malam untuk penerbangan domestik dan internasional, yang menghubungkan Kota Kupang dengan beberapa kota di provinisi Nusa Tenggara Timur, beberapa kota besar lain di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Mataram, Denpasar, Makassar, dll. Beberapa maskapai penerbangan regional dan nasional, baik komersial dan perintis telah membuka kantornya di Kota Kupang, seperti Garuda Indonesia, Lion Air, Wings Air, Sriwijaya Air, TransNusa, Batik Air, Aviastar, Citilink, Nam Air, Susi Air. Dulu, bandara ini pernah melayani penerbangan langsung dari dan ke luar negeri, yaitu ke Australia dan Timor Leste, tetapi karena insiden 1998 maka penerbangan luar negeri dari bandara ini diberhentikan. Namun berjalannya waktu, bandara ini pun akan kembali menjadi bandar udara internasional yang melayani penerbangan menuju Dili, dan Darwin.

 
Pelabuhan Kupang pada tahun 1912

Pelabuhan Tenau dapat melayani kapal-kapal barang maupun penumpang. Dahulu melalui dermaga ini sering melayani kapal penumpang menuju Pante Makasar, Ruteng, Ba'a, Dili, Kalabahi dan lain-lain. Saat ini Pelabuhan Niaga dan Pelabuhan Komersial terletak di daerah Tenau dan Bolok, yang merupakan wilayah Kabupaten Kupang. Di wilayah Kota Kupang terdapat Pelabuhan Rakyat di Namosain dan Pelabuhan Laut Kupang. Pelabuhan Rakyat Kupang di Namosain merupakan pelabuhan laut alam yang sekarang telah ditata dengan lebih baik. Pelabuhan ini kapal-kapal kayu melayani transportasi laut menuju Rote, Semau dan beberapa daerah di sekitar Kota Kupang. Sebelumnya juga digunakan oleh para nelayan sebagai tempat berlabuh dan bongkar muat hasil tangkapan. Pelabuhan Tenau Kupang yang merupakan pelabuhan laut tua, saat ini menjadi tempat berlabuhnya kapal-kapal layar dari luar negeri yaitu Australia, Timor Leste, New Zealand dan menjadi salah satu tempat persinggahan dalam kegiatan Sail Indonesia dari Darwin, Australia menuju beberapa pulau di Indonesia.[27]

 
Bemo Kota Kupang

Sistem transportasi darat Kota Kupang dilayani oleh minibus angkutan kota yang biasa disebut bemo. Ada pula layanan taksi dan beberapa rute dilayani oleh bus kota. Sebagian besar rute dalam kota dilayani oleh bemo yang menghubungkan beberapa terminal seperti Terminal Kupang, Terminal Oepura dan Terminal Oebobo. Untuk keberangkatan jalan darat ke luar kota dilayani di Terminal Oebobo.

Khusus untuk angkutan bemo, memiliki ciri khas tersendiri. Rute setiap bemo ditandai oleh warna dan angka yang terdapat pada bagian atas depan bemo. Aksesoris bemo yang sangat banyak ditambah dengan dentuman musik yang sangat keras. Selain itu terdapat juga jasa layanan transportasi roda dua yang lebih dikenal dengan ojek yang banyak dijumpai di setiap sudut Kota Kupang.

Melalui jalan darat pula dilayani bus antar kota dalam provinsi ke SoE, Kefamenanu dan Atambua, serta antar negara, yakni ke Dili, Timor Leste. Bus ini disediakan oleh berbagai penyedia layanan termasuk DAMRI. Layanan imigrasi Indonesia-Timor Leste dilaksanakan di Tasifeto Timur-Batugade.

Pendidikan

sunting

Kota Kupang memiliki sarana pendidikan milik pemerintah dan yang dikelola oleh swasta untuk pendidikan formal dan informal dari tingkat PAUD, PlayGroup, TK, SD, SLTP dan SLTA serta Perguruan Tinggi.

Taman Kanak-Kanak

sunting

Kota Kupang memiliki Sekolah Taman Kanak-Kanak lebih dari 90 sekolah.

Sekolah Dasar

sunting

Sekolah Dasar/Ibtida'iyah yang ada di Kota Kupang tak kurang dari 130 sekolah.

Sekolah Menengah Pertama

sunting

Jumlah Sekolah Menengah Pertama/MTs yang tersebar di Kota Kupang sebanyak lebih dari 58 sekolah.

Sekolah Menengah Atas

sunting

Sekolah Menengah Atas/MA yang ada di Kota Kupang sebanyak 64 sekolah, yang terdiri dari lebih dari 44 SMA dan tak kurang 20 Sekolah Kejuruan/SMK.

Perguruan Tinggi

sunting

Perguruan Tinggi yang ada di Kota Kupang sebanyak 19 perguruan tinggi yang terdiri dari 5 Perguruan Tinggi Negeri yaitu:

Dan 18 Perguruan Tinggi Swasta, yaitu:

  • Universitas Katholik Widya Mandira[30]
  • Universitas Kristen Artha Wacana[31]
  • Universitas Muhammadiyah Kupang[32]
  • Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Kupang
  • Universitas PGRI Kupang[33]
  • Akademi Teknik Kupang
  • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Oemathonis
  • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Putra Timor (pindahan dari Dilli)
  • Akademi Pekerjaan Sosial
  • Akademi Keuangan dan Perbankan Effata Kupang
  • Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Informasi Uyelindo
  • Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing Mentari Kupang
  • Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing Cakrawala Nusantara Kupang
  • Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
  • Akademi Koperasi Kupang Ratu Jelita Kupang
  • Akademi Pariwisata Kupang.
  • Universitas Citra Bangsa


Untuk Sekolah/Perguruan Tinggi Negeri Kesehatan yang ada di Kota Kupang adalah Politeknik Kesehatan Depkes Kupang dan untuk swasta ada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan CHMK dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maranatha.

Kesehatan

sunting

Kota Kupang memiliki sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah maupun yang dikelola oleh swasta.

Rumah Sakit Pemerintah

sunting
  • RSUD W. Z. Johannes Kupang[34]
  • RS Bhayangkara Titus Uly Kupang[35]
  • RST Wira Sakti Kupang
  • RSAL Samuel J. Moeda Kupang[36]
  • RSUD S.K. Lerik Kupang[37]
  • RSUP dr. Ben Mboi

Rumah Sakit Swasta

sunting
  • RSU Mamami
  • RSIA Dedari
  • RS Kartini
  • RS Leona
  • Siloam Hospital Kupang[38]
  • RS Katolik Carolus Boromeus

Daftar Puskesmas

sunting
  • Puskesmas Alak
  • Puskesmas Naioni
  • Puskesmas Bakunase[39]
  • Puskesmas Pasir Panjang
  • Puskesmas Kupang Kota
  • Puskesmas Oebobo
  • Puskesmas Oepoi
  • Puskesmas Sikumana
  • Puskesmas Penfui
  • Puskesmas Manutapen
  • Puskesmas Oesapa

Pariwisata

sunting

Objek Wisata

sunting
 
Kelapa Lima Beach Area Kupang
 
Lai-Lai Bissi Kopan Beach area
  • Pantai Lasiana

Pantai Lasiana mulai dibuka untuk umum sekitar tahun 1970-an. Sejak Dinas Pariwisata NTT memoles dengan membangun berbagai fasilitas pada tahun 1986, Pantai Lasiana ramai dikunjungi turis asing. Sesuai rencana pengembangan Pemkot Kupang, Pantai Lasiana akan dijadikan Taman Budaya Flobamora, yakni sebutan yang mengacu pada keseluruhan suku bangsa di dekat Pantai Lasiana, antara lain, Flores, Sumba, Timor dan Alor.[butuh rujukan]

  • Taman Nostalgia

Berlokasi di Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Taman Nostalgia dirancang sebagai taman kota. Dengan fasilitas jogging track, arena olahraga dan wisata kuliner. Di Taman Nostalgia terdapat Gong Perdamaian Nusantara. Gong Perdamaian Nusantara (GPN) merupakan sarana persaudaraan dan pemersatu bangsa. Berasal dari Desa Pakis Aji, Kecamatan Plajan, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Gong yang berusia 450 tahun itu milik Ibu Musrini, yang adalah ahli waris generasi ketujuh dari pencetus gong. GPN terbuat dari bahan campuran kuningan (bronze) dan perunggu, berdiameter 2 meter dengan berat ± 100 kg. GPN bermakna keseimbangan kehidupan dan memberi nilai lebih, kebanggaan, citra baik dan sumber pendapatan sepanjang masa bagi daerah yang menerimanya.[butuh rujukan]

Referensi

sunting
  1. ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-04-10. Diakses tanggal 2012-05-15. 
  2. ^ a b c d e "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 31 Agustus 2024. 
  3. ^ "Indeks Pembangunan Manusia menurut Kabupaten/Kota (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023". www.ntt.bps.go.id. Diakses tanggal 15 Maret 2024. 
  4. ^ Jehola, Kanis (5 Desember 2021). "APBD Kota Kupang 2022 Alami Penurunan dari Tahun 2021, Ini Penjelasan Sekda Fahrensy Funay". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-06. Diakses tanggal 24 Maret 2022. 
  5. ^ "Kota Kupang Dalam Angka 2022" (pdf). www.kupangkota.bps.go.id. hlm. 51, 158. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-31. Diakses tanggal 24 Maret 2022. 
  6. ^ Tim Penyusun: "Profil Kota Kupang 2010 Edisi 2", halaman 1. Badan Pengolahan Data Elektronik Sekretariat Daerah Kota Kupang, 2010
  7. ^ Tim Penyusun: "Profil Kota Kupang 2010 Edisi 2", halaman 3. Badan Pengolahan Data Elektronik Sekretariat Daerah Kota Kupang, 2010
  8. ^ Tim Penyusun: "Profil Kota Kupang 2010 Edisi 2", halaman 4. Badan Pengolahan Data Elektronik Sekretariat Daerah Kota Kupang, 2010
  9. ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-05-26. Diakses tanggal 2012-05-19. 
  10. ^ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1996
  11. ^ a b c "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-08. Diakses tanggal 2012-05-22. 
  12. ^ a b "Profil Kota Kupang" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-04-10. Diakses tanggal 20 November 2020. 
  13. ^ "Kupang, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 8 Juni 2016. 
  14. ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 79 & 144. Diakses tanggal 8 September 2024. 
  15. ^ "Klimatafel von Kupang / Insel Timor / Indonesien" (PDF). Federal Ministry of Transport and Digital Infrastructure. Diakses tanggal 8 Juni 2016. 
  16. ^ "STATIONSNUMMER 97372" (PDF). Danish Meteorological Institute. Archived from the original on 16 Januari 2013. Diakses tanggal 8 Juni 2016. 
  17. ^ http://kupangkota.bps.go.id/publikasi/statda%20kota/
  18. ^ "Walikota Kupang". kupangkota.go.id. Diakses tanggal 15 Maret 2024. 
  19. ^ Rambu, Beverly (28 Agustus 2022). "Kisah George Hadjoh; Dulu Honorer, Sekarang jadi Penjabat Wali Kota Kupang". VictoryNews. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-18. Diakses tanggal 18 Februari 2023. 
  20. ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Kupang 2014-2019
  21. ^ "Perolehan Kursi DPRD Kota Kupang 2019-2024". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-16. Diakses tanggal 2020-05-23. 
  22. ^ "Jumlah Penduduk Kota Kupang bulan Juni 2023". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. 30 Juni 2023. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Juni 2023. Diakses tanggal 16 September 2023. 
  23. ^ "Jumlah Penduduk Kota Kupang bulan Juni 2023". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Juni 2023. Diakses tanggal 16 September 2023. 
  24. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-01-07. Diakses tanggal 2012-05-22. 
  25. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-07-16. Diakses tanggal 2012-05-21. 
  26. ^ http://eltari-airport.co.id/tentang-kami/37-profil/81-sejarah2.html[pranala nonaktif permanen]
  27. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-29. Diakses tanggal 2012-05-22. 
  28. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-02-18. Diakses tanggal 2012-05-22. 
  29. ^ "Universitas Terbuka Daerah Kupang". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-04. Diakses tanggal 2023-06-12. 
  30. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-09. Diakses tanggal 2012-05-22. 
  31. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-04-29. Diakses tanggal 2012-05-22. 
  32. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-04-18. Diakses tanggal 2012-05-22. 
  33. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-11. Diakses tanggal 2012-05-22. 
  34. ^ Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 1980
  35. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-04-28. Diakses tanggal 2012-05-22. 
  36. ^ http://info.tnial.mil.id/lantamal7/tabid/224/articleType/ArticleView/articleId/288/RUMKITAL--KUPANG-GELAR-PENGOBATAN-GRATIS.aspx[pranala nonaktif permanen]
  37. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-19. Diakses tanggal 2021-01-05. 
  38. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-15. Diakses tanggal 2021-01-05. 
  39. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-06-18. Diakses tanggal 2012-05-22. 

Pranala luar

sunting