Kabupaten Cirebon

kabupaten di Indonesia, di pulau Jawa


Kabupaten Cirebon (Aksara Sunda: ᮊᮘᮥᮕᮒᮨᮔ᮪ ᮎᮤᮛᮨᮘᮧᮔ᮪) adalah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kecamatan Sumber. Kabupaten ini berada di ujung bagian timur Provinsi Jawa Barat, serta menjadi pintu gerbang masuk Provinsi Jawa Barat dari wilayah timur Pulau Jawa. Kabupaten Cirebon yang bentuk nonformalnya adalah Cirbon atau Cerbon merupakan produsen beras unggulan yang berada di Jalan Pantura.

Kabupaten Cirebon
Transkripsi bahasa daerah
 • Aksara Sundaᮊᮘᮥᮕᮒᮨᮔ᮪ ᮎᮤᮛᮨᮘᮧᮔ᮪
 • Cacarakan/Hanacaraka(Jawa)|ꦕꦶꦉꦧꦺꦴꦤ꧀
 • Pegonچيرٓبَون
Tari Topeng Cirebon
Lambang resmi Kabupaten Cirebon
Julukan: 
  • Udang
  • Bumi para wali
Motto: 
Rame ing gawe, suci ing pamrih
(Jawa) Bekerja tanpa mengharap imbalan apa pun
Peta
Peta
Kabupaten Cirebon di Jawa Barat
Kabupaten Cirebon
Kabupaten Cirebon
Peta
Kabupaten Cirebon di Jawa
Kabupaten Cirebon
Kabupaten Cirebon
Kabupaten Cirebon (Jawa)
Kabupaten Cirebon di Indonesia
Kabupaten Cirebon
Kabupaten Cirebon
Kabupaten Cirebon (Indonesia)
Koordinat: 6°45′28″S 108°28′50″E / 6.7578369°S 108.4804624°E / -6.7578369; 108.4804624
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
Tanggal berdiri8 Agustus 1950[1]
Dasar hukumUU Nomor 14 Tahun 1950[1]
Hari jadi2 April 1482 (umur 541)
Ibu kotaSumber
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 40
  • Kelurahan: 12
  • Desa: 412
Pemerintahan
 • BupatiImron Rosyadi
 • Wakil BupatiWahyu Tjiptaningsih
 • Sekretaris DaerahHilmi Rivai
 • Ketua DPRDMohammad Luthfi
Luas
 • Total1.070,29 km2 (413,24 sq mi)
Ketinggian tertinggi
240 m (790 ft)
Ketinggian terendah
0 m (0 ft)
Populasi
 (2021)[2]
 • Total2.296.999
 • Kepadatan2,100/km2 (5,600/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 99,54%
Kristen 0,43%
Protestan 0,31%
Katolik 0,12%
Buddha 0,02%
Lainnya 0,01%
 • Bahasa
 • IPMKenaikan 69,12 (2021)
sedang[3]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
45100
Kode BPS
3209
Kode area telepon+62231
Pelat kendaraan
  • E xxxx H*/I*/J*/K*/L*/M*/N*/O*
  • E xxxx A*/B**/C*/D*/E*/F*/G* [a]
Kode Kemendagri32.09
Semboyan daerahBerprestasi
Flora resmiKedawung
Fauna resmiItik Cirebon
Situs webwww.cirebonkab.go.id

Sejarah sunting

Kabupaten Cirebon awalnya merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara, lalu menjadi bagian dari Kerajaan Galuh,setelah Bedirinya Kesultanan Demak Wilayah Cirebon masuk dalam wilayah Kesultanan Demak,banyak Pasukan Pasukan Demak yang menetap di pantura jawa barat antara lain di daerah cirebon,Indramayu,karawang,jayakarta dan Serang.Kabupaten ini merupakan kabupaten terawal yang mengalami proses Islamisasi di Jawa barat

era demak, dimana proses ini dirintis oleh seorang pangeran Galuh bernama Bratalegawa di abad ke-14. Setelah masuk Islam, Bratalegawa meninggalkan ibu kota Galuh, Kawali, untuk menyebarkan Islam di daerah Caruban Girang.[4]

Diawali dari kisah Kerajaan Pajajaran, yang kala itu diperintah oleh Sri Baduga Maharaja. Ia menikah dengan Nyai Subang Larang dikarunia 2 (dua) orang putra dan seorang putri, Pangeran Walangsungsang yang lahir pertama tahun 1423 Masehi, kedua Nyai Lara Santang lahir tahun 1426 Masehi. Sedangkan Putra yang ketiga Raja Sengara lahir tahun 1428 Masehi. Pada tahun 1442 Masehi Pangeran Walangsungsang menikah dengan Nyai Endang Geulis Putri Ki Gedheng Danu Warsih dari Pertapaan Gunung Mara Api.

Mereka singgah di beberapa petapaan antara lain petapaan Ciangkup di desa Panongan (Sedong), Petapaan Gunung Kumbang di daerah Tegal dan Petapaan Gunung Cangak di desa Mundu Mesigit, yang terakhir sampai ke Gunung Amparan Jati dan di sanalah bertemu dengan Syekh Datuk Kahfi yang berasal dari kerajaan Parsi. Ia adalah seorang Guru Agama Islam yang luhur ilmu dan budi pekertinya. Pangeran Walangsungsang beserta adiknya Nyai Lara Santang dan istrinya Nyai Endang Geulis berguru Agama Islam kepada Syekh Nur Jati dan menetap bersama Ki Gedheng Danusela adik Ki Gedheng Danuwarsih. Oleh Syekh Nur Jati, Pangeran Walangsungsang diberi nama Somadullah dan diminta untuk membuka hutan di pinggir Pantai Sebelah Tenggara Gunung Jati (Lemahwungkuk sekarang). Maka sejak itu berdirilah Dukuh Tegal Alang-Alang yang kemudian diberi nama Desa Caruban (Campuran) yang semakin lama menjadi ramai dikunjungi dan dihuni oleh berbagai suku bangsa untuk berdagang, bertani dan mencari ikan di laut.

Danusela (Ki Gedheng Alang-Alang) oleh masyarakat dipilih sebagai Kuwu yang pertama dan setelah meninggal pada tahun 1447 Masehi digantikan oleh Pangeran Walangsungsang sebagai Kuwu Carbon yang kedua bergelar Pangeran Cakrabuana. Atas petunjuk Syekh Nur Jati, Pangeran Walangsungsang dan Nyai Lara Santang menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekah.

Pangeran Walangsungsang mendapat gelar Haji Abdullah Iman dan adiknya Nyai Lara Santang mendapat gelar Hajah Sarifah Mudaim, kemudian menikah dengan seorang Raja Mesir bernama Syarif Abullah. Dari hasil perkawinannya dikaruniai 2 (dua) orang putra, yaitu Syarif Hidayatullah dan Syarif Nurullah. Sekembalinya dari Mekah, Pangeran Cakrabuana mendirikan Tajug dan Rumah Besar yang diberi nama Jelagrahan, yang kemudian dikembangkan menjadi Keraton Pakungwati (Keraton Kasepuhan sekarang) sebagai tempat kediaman bersama Putri Kinasih Nyai Pakungwati. Stelah Kakek Pangeran Cakrabuana Jumajan Jati Wafat, maka Keratuan di Singapura tidak dilanjutkan (Singapura terletak + 14 Km sebelah Utara Pesarean Sunan Gunung Jati) tetapi harta peninggalannya digunakan untuk bangunan Keraton Pakungwati dan juga membentuk prajurit dengan nama Dalem Agung Nyi Mas Pakungwati. Prabu Siliwangi melalui utusannya, Tumenggung Jagabaya dan Raja Sengara (adik Pangeran Walangsungsang), mengangkat Pangeran Carkrabuana menjadi Tumenggung dengan Gelar Sri Mangana.

Pada Tahun 1470 Masehi Syarif Hiyatullah setelah berguru di Mekah, Bagdad, Campa dan Samudra Pasai, datang ke Kesultanan Demak Pulau Jawa, mula-mula tiba di Demak, Banten ,kemudian Jawa Timur dan mendapat kesempatan untuk bermusyawarah dengan para dewan wali 9 kesultanan Demak yang dipimpin oleh Sunan Ampel. Musyawarah tersebut menghasilkan suatu lembaga yang bergerak dalam penyebaran Agama Islam di Pulau Jawa dengan nama Wali Sanga.

Sebagai anggota dari lembaga tersebut, Syarif Hidayatullah datang ke Carbon untuk menemui Uwaknya, Tumenggung Sri Mangana (Pangeran Walangsungsang) untuk mengajarkan Agama Islam di daerah Carbon dan sekitarnya, maka didirikanlah sebuah padepokan yang disebut pekikiran (di Gunung Sembung sekarang)

Setelah Suna Ampel wafat tahun 1478 Masehi, maka dalam musyawarah Wali Sanga di Tuban, Syarif Hidayatullah ditunjuk untuk menggantikan pimpinan Wali Sanga. Akhirnya pusat kegiatan Wali Sanga dipindahkan dari Tuban ke Gunung Sembung di Carbon yang kemudian disebut puser bumi sebagai pusat kegiatan keagamaan, sedangkan sebagai pusat pemerintahan Kesulatan Cirebon berkedudukan di Keraton Pakungwati dengan sebutan GERAGE. Pada Tahun 1479 Masehi, Syarif Hidayatullah yang lebih kondang dengan sebutan Pangeran Sunan Gunung Jati menikah dengan Nyi Mas Pakungwati Putri Pangeran Cakrabuana dari Nyai Mas Endang Geulis. Sejak saat itu Pangeran Syarif Hidayatullah dinobatkan sebagai Sultan Carbon I dan menetap di Keraton Pakungwati.

Sebagaimana lazimnya yang selalu dilakukan oleh Pangeran Cakrabuana mengirim upeti ke Pakuan Pajajaran, maka pada tahun 1482 Masehi setelah Syarif Hidayatullah diangkat menjadi Sultan Cirebon membuat maklumat kepada Raja Pakuan Pajajaran PRABU SILIWANGI untuk tidak mengirim upeti lagi karena Kesultanan Cirebon sudah menjadi Negara yang Merdeka. Selain hal tersebut Pangeran Syarif Hidayatullah melalui lembaga Wali Sanga rela berulangkali memohon Raja Pajajaran untuk berkenan memeluk Agama Islam tetapi tidak berhasil. Itulah penyebab yang utama mengapa Pangeran Syarif Hidayatullah menyatakan Cirebon sebagai Negara Merdeka lepas dari kekuasaan Pakuan Pajajaran,dan berkoalisi dengan kesultanan demak karena berjuang bersama para wali songo di jawa.

Peristiwa merdekanya Cirebon keluar dari kekuasaan Pajajaran tersebut, dicatat dalam sejarah tanggal Dwa Dasi Sukla Pakca Cetra Masa Sahasra Patangatus Papat Ikang Sakakala, bertepatan dengan 12 Shafar 887 Hijiriah atau 2 April 1482 Masehi yang sekarang diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Cirebon.

Geografi sunting

Kabupaten Cirebon berada di daerah pesisir Laut Jawa. Berdasarkan letak geografisnya, wilayah Kabupaten Cirebon berada pada posisi 6°30’–7°00’ Lintang Selatan dan 108°40’-108°48’ Bujur Timur. Bagian utara merupakan dataran rendah, sedangkan bagian barat daya berupa pegunungan, yakni Lereng Gunung Ciremai. Letak daratannya memanjang dari barat laut ke tenggara.

Batas Wilayah sunting

Wilayah Kabupaten Cirebon dibatasi oleh:

Utara Kabupaten Indramayu, Laut Jawa
Timur Kota Cirebon, Kabupaten Brebes (Jawa Tengah)
Selatan Kabupaten Kuningan
Barat Kabupaten Majalengka

Letak daratannya memanjang dari Barat Laut ke Tenggara. Dilihat dari permukaan tanah/daratannya dapat dibedakan menjadi dua bagian. Wilayah Kecamatan yang terletak sepanjang jalur pantura termasuk pada dataran rendah yang memiliki letak ketinggian antara 0–10 m dari permukaan air laut dan wilayah kecamatan yang terletak di bagian selatan memiliki letak ketinggian antara 11–130 m dari permukaan laut.

Iklim (Klimatologis) sunting

Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, keadaan iklim di Kabupaten Cirebon termasuk tipe C dan D. Karakteristik daerah dengan kategori ini beriklim tropis, dengan suhu minimum 24'C dan suhu rata-rata 28'C.Kabupaten Cirebon memiliki jumlah curah hujan antara 0-3.317 mm dengan rata-rata jumlah curah hujan sebanyak 1.265,15 mm. Curah hujan tertinggi terdapat di Kecamatan Dukupuntang (3.317 mm) dan Kecamatan Palimanan (3.204 mm), sedangkan curah hujan terendah terdapat di Kecamatan Suranenggala (136 mm).

Data iklim Kabupaten Cirebon, Jawa Barat
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 30.9
(87.6)
30.7
(87.3)
31.2
(88.2)
31.7
(89.1)
32
(90)
32
(90)
32.1
(89.8)
32.6
(90.7)
33.3
(91.9)
33.6
(92.5)
32.5
(90.5)
31.6
(88.9)
32.02
(89.71)
Rata-rata harian °C (°F) 26.6
(79.9)
26.4
(79.5)
26.7
(80.1)
27.1
(80.8)
27.3
(81.1)
27
(81)
27
(81)
27.1
(80.8)
27.5
(81.5)
27.9
(82.2)
27.4
(81.3)
26.9
(80.4)
27.08
(80.8)
Rata-rata terendah °C (°F) 22.3
(72.1)
22.2
(72)
22.3
(72.1)
22.5
(72.5)
22.6
(72.7)
22
(72)
21.9
(71.4)
21.6
(70.9)
21.7
(71.1)
22.2
(72)
22.4
(72.3)
22.3
(72.1)
22.17
(71.93)
Presipitasi mm (inci) 499
(19.65)
416
(16.38)
412
(16.22)
218
(8.58)
157
(6.18)
80
(3.15)
61
(2.4)
44
(1.73)
29
(1.14)
73
(2.87)
226
(8.9)
360
(14.17)
2.575
(101,37)
Sumber: Climate-Data.org[5]

Pemerintahan sunting

Daftar Bupati sunting

Bupati adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah kabupaten Cirebon. Bupati Cirebon bertanggungjawab kepada gubernur provinsi Jawa Barat. Saat ini, bupati atau kepala daerah yang menjabat di kabupaten Cirebon ialah Imron Rosyadi, dengan wakil bupati Wahyu Tjiptaningsih. Sebelumnya, Imron menjadi wakil bupati terpilih bersama bupati terpilih petahana Sunjaya Purwadi Sastra, mereka menang pada Pemilihan umum Bupati Cirebon 2018. Namun, Sunjaya diberhentikan tepat di hari pelantikannya pada 17 Mei 2019, karena kasus korupsi. Sejak 17 Mei 2019, Imron kemudian menjadi pelaksana tugas bupati Cirebon, dan kemudian dilantik pada 1 Oktober 2019 di Aula Barat Gedung Sate Kota Bandung sebagai bupati Cirebon.[6] Selanjutnya, Wahyu Tjiptaningsih dilantik menjadi wakil bupati Cirebon pada 10 Februari 2021. Wahyu adalah istri Sunjaya Purwadi Sastra.[7]

No Bupati Mulai jabatan Akhir jabatan Prd. Ket. Wakil Bupati
28   Imron Rosyadi 1 Oktober 2019 petahana 29
(2018)
[6]   Wahyu Tjiptaningsih
(Sejak 2021)

Dewan Perwakilan sunting

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Cirebon dalam dua periode terakhir.[8][9]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019 2019-2024
PKB 8   10
Gerindra 6   7
PDI-P 11   8
Golkar 6   7
NasDem 4   7
PKS 5   5
PPP 1   0
Hanura 3   1
Demokrat 5   5
PBB 1   0
Jumlah Anggota 50   50
Jumlah Partai 10   8


Kecamatan sunting

Kabupaten Cirebon terdiri dari 40 kecamatan, 12 kelurahan, dan 412 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduk mencapai 2.099.089 jiwa dengan luas wilayah 984,52 km² dan sebaran penduduk 2.132 jiwa/km².[10][11]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Cirebon, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Kelurahan Desa Status Daftar
Desa/Kelurahan
32.09.24 Arjawinangun 11 Desa
32.09.10 Astanajapura 11 Desa
32.09.05 Babakan 14 Desa
32.09.13 Beber 10 Desa
32.09.02 Ciledug 10 Desa
32.09.26 Ciwaringin 8 Desa
32.09.31 Depok 12 Desa
32.09.16 Dukupuntang 13 Desa
32.09.30 Gebang 13 Desa
32.09.28 Gegesik 14 Desa
32.09.37 Gempol 8 Desa
32.09.38 Greged 10 Desa
32.09.21 Gunungjati 15 Desa
32.09.40 Jamblang 8 Desa
32.09.29 Kaliwedi 9 Desa
32.09.22 Kapetakan 9 Desa
32.09.06 Karangsembung 8 Desa
32.09.34 Karangwareng 9 Desa
32.09.20 Kedawung 8 Desa
32.09.23 Klangenan 9 Desa
32.09.07 Lemahabang 13 Desa
32.09.03 Losari 10 Desa
32.09.12 Mundu 12 Desa
32.09.04 Pabedilan 13 Desa
32.09.33 Pabuaran 7 Desa
32.09.17 Palimanan 12 Desa
32.09.11 Pangenan 9 Desa
32.09.25 Panguragan 9 Desa
32.09.32 Pasaleman 7 Desa
32.09.36 Plered 10 Desa
32.09.18 Plumbon 15 Desa
32.09.09 Sedong 10 Desa
32.09.15 Sumber 12 2 Desa
Kelurahan
32.09.39 Suranenggala 9 Desa
32.09.27 Susukan 12 Desa
32.09.08 Susukanlebak 13 Desa
32.09.14 Talun 11 Desa
32.09.35 Tengahtani 8 Desa
32.09.01 Waled 12 Desa
32.09.19 Weru 9 Desa
TOTAL 12 412
 
Kantor Bupati Cirebon

Pusat pemerintahan Kabupaten Cirebon di Kecamatan Sumber, yang berada di sebelah selatan Kota Cirebon. Tiga kecamatan yang baru terbentuk pada tahun 2007 adalah Kecamatan Jamblang (Pemekaran Kecamatan Klangenan sebelah timur), Kecamatan Suranenggala (Pemekaran Kecamatan Kapetakan sebelah selatan), dan Kecamatan Greged (Pemekaran Kecamatan Beber sebelah timur).

Demografi sunting

Cirebon merupakan salah satu kabupaten terpadat di Jawa Barat yang mayoritas dihuni keturunan Jawa cirebonan menggunakan basa jawa cirebonan yang mirip dialek jawa Banyumasan/tegal. Penduduk Kabupaten Cirebon terus bertambah, meski demikian dari sensus ke sensus, tren rata-rata laju pertumbuhan penduduk dari sensus ke sensus semakin melambat. Pada Tahun 1980 jumlah penduduk Kabupaten Cirebon baru berjumlah 1.331.690 jiwa dan pada tahun 1990 tercatat 1.648.021 jiwa. Sepuluh tahun kemudian pada tahun 2000 penduduk Kabupaten Cirebon menjadi 1.931.068 jiwa. Hasil sementara dari pengolahan data SP2010-L1.P212, SP2010-C2, dan SP2010-L2 (kondisi 15 Juli 2010) sebesar 2.065.142 jiwa dengan komposisi 1.057.501 jiwa penduduk laki-laki dan 1.007.641 jiwa penduduk perempuan.

Menurut angka sementara hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010, Kecamatan Sumber adalah wilayah dengan jumlah penduduknya paling banyak yaitu sebesar 80.914 jiwa dan berikutnya adalah Kecamatan Gunungjati yaitu sebanyak 77.712 jiwa. Sedangkan wilayah dengan jumlah penduduk paling sedikit di Kabupaten Cirebon adalah Kecamatan Pasaleman yaitu sebanyak 24.912 jiwa dan Kecamatan Karangwareng sebanyak 26.554 jiwa.

Sesuai dengan data kependudukan terbaru yang sudah diberikan oleh Dinas Kependudukan dan catatan Sipil (disdukcapil) Kab.Cirebon, jumlah penduduk Kab.Cirebon per 30 April 2013 berjumlah 2.957.257 jiwa.

Budaya sunting

 
Tari Topeng Cirebon
 
Batik Motif Mega Mendung

Kebudayaan yang melekat pada masyarakat Cirebon merupakan perpaduan berbagai budaya yang datang dan membentuk ciri khas tersendiri. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pertunjukan khas masyarakat Cirebon antara lain Tarling, Tari Topeng Cirebon, Wayang Kulit Cirebon, Sintren, Kesenian Gembyung, dan Sandiwara Cirebonan.

Kabupaten ini juga memiliki beberapa kerajinan tangan di antaranya Topeng Cirebon, Lukisan Kaca, Bunga Rotan, dan Batik.

Salah satu ciri khas batik asal Cirebon yang tidak ditemui di tempat lain adalah motif Mega Mendung, yaitu motif berbentuk seperti awan bergumpal-gumpal yang biasanya membentuk bingkai pada gambar utama.

Motif Mega Mendung adalah ciptaan Pangeran Cakrabuana (1452-1479), yang hingga kini masih kerap digunakan. Motif tersebut didapat dari pengaruh keraton-keraton di Cirebon. Karena pada awalnya, seni batik Cirebon hanya dikenal di kalangan keraton. Sekarang di Cirebon, batik motif mega mendung telah banyak digunakan berbagai kalangan. Selain itu terdapat juga motif-motif batik yang disesuaikan dengan ciri khas penduduk pesisir.[12]

Pendidikan sunting

Pendidikan formal TK atau RA SD atau MI SMP atau MTs SMA atau MA SMK Perguruan tinggi Lainnya
Negeri 16 900 93 24 7 0 2
Swasta 560 183 216 79 100 14 12
Total 576 1.083 309 103 107 14 14
Data sekolah di Kabupaten Cirebon
Sumber: Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Wilayah Kabupaten Cirebon

Bahasa sunting

Pada umumnya Masyarakat Kabupaten Cirebon menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan Bahasa Cirebon (Jawa Cirebonan) sebagai bahasa sehari-hari dengan bermacam-macam dialeknya di wilayah bagian utara kabupaten dan berbatasan dengan Kota Cirebon, sedangkan masyarakat Kabupaten Cirebon timur atau bagian selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Kuningan menunggunakan Bahasa Sunda Cirebon sebagai bahasa sehari-hari, selain itu karena faktor wilayah orang Sunda Brebes yang di Berasal dari Kabupaten Brebes yang selalu berbelanja ke wilayah Cirebon Timur.

Sedangkan orang-orang yang merantau ke Kabupaten Cirebon dari berbagai daerah di Indonesia menggunakan bahasa daerahnya masing-masing, seperti : Bahasa Madura, Bahasa Minang, Bahasa Betawi dan lain-lain.

Kesehatan sunting

Pada tahun 2013, di Kabupaten Cirebon, telah tersedia sekitar 2 rumah sakit umum, 7 rumah sakit swasta, 57 Puskesmas, dan 6 Poliklinik dengan jumlah tenaga medis sekitar 404 orang.[butuh rujukan] 335 di antaranya adalah dokter umum.[butuh rujukan]

Berikut adalah daftar RS yang berada di Kabupaten Cirebon (per Desember 2020) :

  • RSUD Arjawinangun (Tipe B)
  • RSUD Waled (Tipe B)
  • RS Mitra Plumbon (Tipe B)
  • RS Permata (Tipe B)
  • RS Pertamina
  • RS Universitas Muhammadiyah Cirebon
  • RS Sumber Waras
  • RS Sumber Hurip
  • RS Paru Sidawangi
  • RS Pasar Minggu
  • RS Jantung Hasna Medika
  • RS Tiar Medika
  • RSIA Khalishah

Laporan dari BKKBN, di tahun 2022, menyebutkan bahwa sekitar 20 hingga 30% daripada seluruh penduduk yang berusia di bawah 12 tahun[butuh rujukan] di Kabupaten Cirebon mengalami hambatan pertumbuhan. Status kuning Cirebon didapatkan bersama-sama dengan Bandung Barat, Kota Banjar, Bekasi, Karawang, Majalengka, Pangandaran, Purwakarta, Kabupaten Sukabumi, Sumedang, Kota Tasikmalaya. Laporan ini menunjukkan bahwa Kabupaten Cirebon masih lebih dibandingkan dengan Kota Cirebon yang diberi status darurat stunting.[13]

Transportasi sunting

 
Gerbang Tol Palimanan

Kabupaten Cirebon merupakan persimpangan antara kedua jalur utama di Pulau Jawa, yakni jalur utara serta tengah Jawa yang menghubungkan kedua kota besar di Indonesia seperti Jakarta dan Surabaya. Di transportasi darat, terminal bus utama di kabupaten ini adalah Terminal Sumber di Kecamatan Sumber, tidak jauh dari Kota Cirebon. Meskipun tidak sebesar Terminal Harjamukti yang terletak di Kota Cirebon, Terminal Sumber juga melayani layanan bus antarkota dan angkutan kota yang menghubungkan ibu kota kabupaten dengan kecamatan lainnya. Kabupaten Cirebon juga mudah diakses melalui Jalan Tol Trans-Jawa di segmen Cikopo–Palimanan dan Palimanan–Kanci yang membentang dari Pelabuhan Merak di Kota Cilegon, Banten sampai dengan Pelabuhan Ketapang di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Di transportasi rel, Kabupaten Cirebon mempunyai stasiun kereta api utama yang melayani kereta api antarkota maupun aglomerasi seperti Stasiun Arjawinangun, Babakan, Tanjung di lintas utara, dan Ciledug di lintas tengah meskipun stasiun utama di wilayah Rebana adalah Stasiun Cirebon. Semenjak penerbangan komersial berpindah dari Bandar Udara Husein Sastranegara di Kota Bandung, Bandar Udara Internasional Kertajati di Kabupaten Majalengka merupakan bandar udara internasional bagi seluruh wilayah Jawa Barat serta Pantura Barat Jawa Tengah kecuali Bodebek, Kabupaten–Kota Sukabumi, dan Kabupaten Karawang, melayani penerbangan domestik maupun internasional.

Pariwisata sunting

Wisata belanja sunting

 
Kawasan Wisata Belanja Batik Trusmi

Batik Trusmi sunting

Di Desa Trusmi dan Panembahan, dapat dijumpai banyak home industry yang menjual batik khas Cirebon. Sentra batik ini akan lebih ramai pada akhir pekan oleh pembeli yang datang dari luar kota dan luar negeri. Motif batik yang terkenal dari kawasan ini adalah motif Mega Mendung.

Pasar Kue Setu sunting

Pasar Kue Setu terletak di Kecamatan Plered. Kue-kue yang penjualannya tersebar hingga ke hampir seluruh Indonesia dan kebanyakan berupa camilan ini diproduksi oleh industri rumahan di Desa Setu dan sekitarnya.

Camilan khas Cirebon yang sangat cocok dijadikan oleh-oleh ini mayoritas bernama unik, di antaranya kerupuk kulit kerbau/rambak, kerupuk melarat, kerupuk geol, kerupuk upil, kerupuk gendar, kerupuk jengkol, jagung marning, rengginang mini, emping, kelitik, kue atom, maypilow, kembang andul, ladu, simpil, gapit, otokowok, opak, welus, sagon, dan masih banyak lagi.

Di sekitar Plered, banyak pula ditemui penjual sandal karet, yang penjualannya sudah menyebar ke seluruh Nusantara.

Wisata Ziarah sunting

  • Makam Sunan Gunung Jati
  • Situs Batu Tulis huludayeuh
  • Petilasan Cimandung
  • Situs Pasanggrahan Balong Biru
  • Balong Keramat Tuk
  • Makam keramat Megu
  • Situs Lawang Gede
  • Makam Nyi Mas Gandasari
  • Makam Syekh Magelung Sakti
  • Makam Talun
  • Makam Buyut Trusmi
  • Makam P. Jakatawa dan Syekh Bentong.

Wisata Alam sunting

Lapangan Golf Ciperna sunting

Kawasan ini berada di tepi jalan raya Cirebon-Kuningan dengan kontur tanah berbukit berjarak 5 km ke selatan dari kota Cirebon, berada pada ketinggian 200 m di atas permukaan laut.

Daya tarik utama kawasan ini adalah keindahan pemandangan kota Cirebon dengan latar belakang laut lepas ke arah utara, sedangkan ke arah selatan Gunung Ciremai di suasana yang menarik. Berdasarkan Perda nomor 25 tahun 1996, kawasan wisata Ciperna ditetapkan seluas 300 Ha yang diperuntukkan bagi 5 (lima) ruang kawasan pengembangan antara lain:

  • Kawasan wisata Agro Griya. Pembangunan Agro Griya dalam bentuk rumah kebun yang dapat disewakan dengan fasilitas Hotel Bintang.
  • Kawasan wisata Agro Tirta. Pembangunan Agro Tirta dalam bentuk pembuatan danau buatan yang dilengkapi rekreasi air.
  • Kawasan Agro Wisata I
  • Kawasan Agro Wisata II. Agro wisata I dan II diarahkan dalam bentuk pembangunan kawasan perkebunan mangga gedong gincu, srikaya, atau tanaman jenis lainya. Di samping itu membangun track olahraga yang dapat menyesuaikan dengan kontur tanah sekitarnya.
  • Kawasan Land Mark.

Belawa sunting

Lokasi wisata ini berjarak kira-kira 25 km dari Kota Sumber ke arah timur. Objek wisata ini memiliki daya tarik dari kura-kura yang mempunyai ciri khusus di punggung dengan nama latin ‘’Aquatic Tortose Ortilia Norneensis’’. Menyimpan legenda menarik tentang keberadaannya di Desa Belawa, Kecamatan Lemahabang. Menurut penelitian merupakan spesies kura-kura yang langka dan patut dilindungi keberadaannya. Objek wisata ini direncanakan untuk dikembangkan menjadi kawasan yang lebih lengkap, yaitu taman kura-kura (turle park) atau taman reptilia.

Situ Sedong sunting

Terletak di Kecamatan Sedong sekitar 26 km dari arah pusat Kota Sumber, dengan luas lahan 62,5 Ha. Selain mempunyai panorama yang indah, situ ini juga disebut pula situ pengasingan yang merupakan tempat rekreasi air dan pemancingan.

Banyu Panas Palimanan sunting

Objek wisata ini terletak di Kecamatan Palimanan sekitar 16 km dari Kota Cirebon ke arah Bandung, merupakan pemandian air panas dengan kadar belerang yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit kulit. Pemandian air panas ini ada di sekitar bukit Gunung Kapur, Gunung Kromong, yang mempunyai keistimewaan mata air selalu berpindah pindah.

 
Hutan Wisata Plangon

Hutan Wisata Plangon sunting

Objek wisata plangon berlokasi di Desa Babakan Kecamatan Sumber ± 10 km dari Kota Cirebon. Tempat rekreasi dengan panorama alam indah yang dihuni oleh sekelompok monyet liar. Selain selain tempat rekreasi, terdapat juga makam Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan. Puncak acaranya biasa di masa ziarah Plangon tanggal 2 syawal, 11 Dzulhijjah, dan 27 Rajab. Untuk pengembangan wisata ini meliputi lahan sekitar 10 Ha, dan status tanah ini milik Kesultanan. Kapasitas pengunjung rata-rata sekitar 58.000 pengunjung/tahun.

Namun ada larangan, demi keselamatan pengunjung, diharapkan pengunjung tidak memberi makan monyet-monyet liar.

Setu Patok sunting

 
Kawasan Wisata Setu Patok

Setu Patok memiliki luas 175 hektar. Setu Patok terletak di Desa Setupatok, sekitar 6 km dari Kota Cirebon ke arah Tegal. Selain mempunyai panorama indah, di sini juga tersedia sarana rekreasi air dan pemancingan.

Lahan negara seluas 7 hektar di lokasi ini berpotensi untuk dikembangkan. Prasarana yang diperlukan adalah pembuatan dermaga, pengadaan perahu motor, sarana pemancingan, serta pembangunan rumah makan yang artistik. Jalan ke lokasi ini cukup baik dan lebar, jaringan aliran listrik sudah tersedia, dan saat ini minat masyarakat untuk mengunjungi wisata ini cukup banyak.

Cikalahang sunting

Kawasan Cikalahang merupakan kawasan yang baru berkembang dengan daya dukung alam. Sasaran wisatawan pada awalnya adalah objek wisata Telaga Remis yang dikelola oleh Perum Perhutani KPH Kuningan dan berada di wilayah Kuningan.

Hingga saat ini kawasan Telaga Remis masih menarik wisatawan yang dapat diandalkan dari segi pendapatan. Jalan menuju objek wisata ini adalah melalui Desa Cikalahang yang berada di wilayah Kabupaten Cirebon, sehingga keberadaannya memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitar usaha lain sebagai daya pendukung. Di samping itu juga kawasan Cikalahang telah berkembang menjadi suatu kawasan yang mempunyai daya tarik sendiri yaitu dari usaha restoran/rumah makan ikan bakar. Dengan banyaknya peminat, wilayah itu berkembang pesat menjadi daya tarik wisata makan, sehingga pada hari-hari libur penuh dikunjungi wisatawan.

Menjual keadaan alam yang menarik dengan sumber air dari kaki Gunung Ciremai yang tidak pernah kering, sangat memungkinkan untuk membuka peluang usaha kolam renang yang bersifat alami dengan fasilitas modern serta bumi perkemahan.

Kawasan wisata Cikalahang terletak sekitar 6 km dari Kota Sumber dan 1 km dari jalan alternatif Cirebon-Majalengka dengan lingkungan alam yang masih asri.

Wana Wisata Ciwaringin sunting

Hutan wisata dengan menampilkan keindahan alam dan banyak ditumbuhi oleh pohon kayu putih. Menyediakan lokasi bagi para penggemar jalan kaki dan arena motor cross. Di lokasi ini juga terdapat Danau Ciranca bagi penggemar memancing. Berlokasi di Desa Ciwaringin Kecamatan Ciwaringin, 17 km dari Kota Sumber.

Putra Putri Daerah sunting

Galeri kuliner sunting

Catatan kaki sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). otda.kemendagri.go.id. Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 Juli 2019. Diakses tanggal 2 Juli 2022. 
  2. ^ a b Kabupaten Cirebon dalam Angka 2021. Badan Pusat Statistik. 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-03. Diakses tanggal 2022-02-03. 
  3. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 2 Juli 2022. 
  4. ^ Risalah: majalah da'wah Islamiyah. Yayasan Risalah Pers. 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-06. Diakses tanggal 2023-02-06. 
  5. ^ "Kabupaten Cirebon - Climate graph, Temperature graph, Climate table". Climate-Data.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-12-27. Diakses tanggal 2016-12-27. 
  6. ^ a b Dwi, Setiady (1 Oktober 2019). "Imron Rosyadi Resmi Dilantik Sebagai Bupati Cirebon". www.suaramerdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-02. Diakses tanggal 2 Juli 2022. 
  7. ^ Bebey, Aksara (10 Februari 2021 2019). Aliansyah, Muhamad Agil, ed. "Suami Terjerat Kasus Korupsi, Wahyu Tjiptaningsih Dilantik Jadi Wakil Bupati Cirebon". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-02. Diakses tanggal 2 Juli 2022. 
  8. ^ "Kabupaten Cirebon Dalam Angka 2018". Badan Pusat Statistik Kabupaten Cirebon. 16-08-2018. Diakses tanggal 05-03-2023. 
  9. ^ PEROLEHAN KURSI DPRD KAB. CIREBON 2019-2024
  10. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  11. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  12. ^ "Motif Batik Cirebon". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-13. Diakses tanggal 2011-07-02. 
  13. ^ Arifianto, Bambang; Fahas, Eva; Nurulliah, Novianti; Kasumaningrum, Yulistyne (19 Agustus 2022). "Jabar Masih Harus Terus Berbenah". Pikiran Rakyat. Bandung. hlm. 1. 

Pranala luar sunting