Kabupaten Sragen

kabupaten di Indonesia

Sragen (Jawa: ꦯꦿꦒꦺꦤ꧀, translit. Ṡragèn) adalah sebuah kabupaten di Surakarta Raya, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan Sragen, sekitar 30 km sebelah Timur kota Surakarta. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Grobogan di Utara, Kabupaten Ngawi di Timur, Kabupaten Karanganyar di Selatan, serta Kabupaten Boyolali di Barat. Penduduk kabupaten Sragen berjumlah 890.518 jiwa pada tahun 2019.[1]

Kabupaten Sragen
Transkripsi bahasa daerah
 • Hanacarakaꦯꦿꦒꦺꦤ꧀
Searah jarum jam: Fosil tengkorak manusia jawa (Homo erectus palaeojavanicus), kampung batik Masaran, dan Bendungan Ketro
Lambang resmi Kabupaten Sragen
Julukan: 
  • Bumi Sukowati
  • Fosil
Map
Peta
Kabupaten Sragen di Jawa
Kabupaten Sragen
Kabupaten Sragen
Peta
Kabupaten Sragen di Indonesia
Kabupaten Sragen
Kabupaten Sragen
Kabupaten Sragen (Indonesia)
Koordinat: 7°24′46″S 110°56′06″E / 7.41278°S 110.935°E / -7.41278; 110.935
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
Dasar hukumUU No. 13/1950
Hari jadi27 Mei 1746
Ibu kotaKota Sragen
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 20
  • Kelurahan: 12
  • Desa: 196
    Dusun: 2.519
Pemerintahan
 • JenisPemerintah Daerah Kabupaten
 • BupatiKusdinar Untung Yuni Sukowati
 • Wakil BupatiSuroto
 • Sekretaris DaerahHargiyanto
 • Ketua DPRDSuparno
Luas
 • Total941,55 km2 (363,53 sq mi)
Populasi
 ((2019)[1])
 • Total1.154.892
 • Kepadatan1,200/km2 (3,200/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 97,89%
Kristen 1,92%
- Protestan 1,17%
- Katolik 0,75%
Hindu 0,14%
Buddha 0,05%[1]
 • BahasaBahasa Indonesia, Bahasa Jawa
 • IPMKenaikan 74,08 (0,740)
Tinggi (2021)[2]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
Kode area telepon0271
Pelat kendaraanAD xxxx **E/*N/*Y
Kode Kemendagri33.14 Edit the value on Wikidata
DAURp. 869.155.545.000.-(2013)[3]
Semboyan daerahSragen ASRI
(Aman, Sehat, Rapi, Indah)
Flora resmiSalam
Fauna resmiBranjangan
Situs webwww.sragenkab.go.id

Kabupaten ini dikenal dengan sebutan "Bumi Sukowati",[4] nama yang digunakan sejak masa kekuasaan Kerajaan (Kasunanan) Surakarta. Nama Sragen dipakai karena pusat pemerintahan berada di Sragen.

Kawasan Sangiran merupakan tempat ditemukannya fosil manusia purba dan binatang purba, yang sebagian disimpan di Museum Fosil Sangiran.

GeografiSunting

Secara geografis, Kabupaten Sragen terletak di 7°15' – 7°30' Lintang Selatan dan 110°45' – 111°10' Bujur Timur. Wilayahnya berada di lembah daerah aliran Sungai Bengawan Solo yang mengalir ke arah timur. Sebagian besar merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 70-480 meter di atas permukaan air laut. Sebelah utara berupa perbukitan, bagian dari rangkaian Pegunungan Kendeng. Sedangkan sebagian kecil wilayah selatan berupa perbukitan kaki Gunung Lawu.

Batas wilayahSunting

Batas wilayah kabupaten Sragen adalah sebagai berikut:

Utara Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Boyolali
Timur Kabupaten Ngawi
Selatan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali
Barat Kabupaten Boyolali

SejarahSunting

Hari Jadi Kabupaten Sragen[pranala nonaktif permanen] ditetapkan dengan Perda Nomor: 4 Tahun 1987, yaitu pada hari Selasa Pon, tanggal 27 Mei 1746. tanggal dan waktu tersebut adalah dari hasil penelitian serta kajian pada fakta sejarah, ketika Pangeran Mangkubumi yang kelak menjadi Sri Sultan Hamengku Buwono yang ke- I menancapkan tonggak pertama melakukan perlawanan terhadap Belanda menuju bangsa yang berdaulat dengan membentuk suatu Pemerintahan lokal di Desa Pandak, Karangnongko masuk tlatah Sukowati sebelah timur.

KronologiSunting

Pangeran Mangkubumi adik dari Sunan Pakubuwono II di Mataram sangat membenci Kolonialis Belanda. Apalagi setelah Belanda banyak mengintervensi Mataram sebagai Pemerintahan yang berdaulat. Oleh karena itu dengan tekad yang menyala bangsawan muda tersebut lolos dari istana dan menyatakan perang dengan Belanda. Dalam sejarah peperangan tersebut, disebut dengan Perang Mangkubumen ( 1746–1757 ). Dalam perjalanan perangnya Pangeran Muda dengan pasukannya dari Keraton bergerak melewati Desa-desa Cemara, Tingkir, Wonosari, Karangsari, Ngerang, Butuh, Guyang. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Desa Pandak, Karangnongko masuk tlatah Sukowati.

Di Desa ini Pangeran Mangkubumi membentuk Pemerintahan Pemberontak. Desa Pandak, Karangnongko di jadikan pusat Pemerintahan Projo Sukowati, dan dia meresmikan namanya menjadi Pangeran Sukowati serta mengangkat pula beberapa pejabat pemerintahan.

Karena secara geografis terletak di tepi Jalan Lintas Tentara Kompeni SurakartaMadiun, pusat Pemerintahan tersebut dianggap kurang aman, maka kemudian sejak tahun 1746 dipindahkan ke Desa Gebang yang terletak disebelah tenggara Desa Pandak Karangnongko.

Sejak itu Pangeran Sukowati memperluas daerah kekuasaannya meliputi Desa Krikilan, Pakis, Jati, Prampalan, Mojoroto, Celep, Jurangjero, Grompol, Kaliwuluh, Jumbleng, Lajersari dan beberapa desa Lain.

Dengan daerah kekuasaan serta pasukan yang semakin besar Pangeran Sukowati terus menerus melakukan perlawanaan kepada Kompeni Belanda bahu membahu dengan saudaranya Raden Mas Said, yang berakhir dengan perjanjian Giyanti pada tahun 1755, yang terkenal dengan Perjanjian Palihan Negari, yaitu kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta, di mana Pangeran Sukowati menjadi Sultan Hamengku Buwono ke-1 dan perjanjian Salatiga tahun 1757, di mana Raden Mas Said ditetapkan menjadi Mangkunegara I dengan mendapatkan separuh wilayah Kasunanan Surakarta.

Selanjutnya sejak tanggal 12 Oktober 1840 dengan Surat Keputusan Sunan Paku Buwono VII yaitu serat Angger – angger Gunung, daerah yang lokasinya strategis ditunjuk menjadi Pos Tundan, yaitu tempat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Lalu Lintas Barang dan surat serta perbaikan jalan dan jembatan, termasuk salah satunya adalah Pos Tundan Sragen.

Perkembangan selanjutnya sejak tanggal 5 juni 1847 oleh Sunan Paku Buwono VIII dengan persetujuan Residen Surakarta Baron de Geer ditambah kekuasaan yaitu melakukan tugas kepolisian dan karenanya disebut Kabupaten Gunung Pulisi Sragen. Kemudian berdasarkan Staatsblaad No 32 Tahun 1854, maka disetiap Kabupaten Gunung Pulisi dibentuk Pengadilan Kabupaten, di mana Bupati Pulisi menjadi Ketua dan dibantu oleh Kliwon, Panewu, Rangga dan Kaum.

Sejak tahun 1869, daerah Kabupaten Pulisi Sragen memiliki 4 ( empat ) Distrik, yaitu Distrik Sragen, Distrik Grompol, Distrik Sambungmacan dan Distrik Majenang.

Selanjutnya sejak Sunan Paku Buwono VIII dan seterusnya diadakan reformasi terus menerus dibidang Pemerintahan, di mana pada akhirnya Kabupaten Gunung Pulisi Sragen disempurnakan menjadi Kabupaten Pangreh Praja. Perubahan ini ditetapkan pada zaman Pemerintahan Paku Buwono X, Rijkblaad No. 23 Tahun 1918, di mana Kabupaten Pangreh Praja sebagai Daerah Otonom yang melaksanakan kekuasaan hukum dan Pemerintahan.

Dan Akhirnya memasuki Zaman Kemerdekaan Pemerintah Republik Indonesia, Kabupaten Pangreh Praja Sragen menjadi Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen.

PemerintahanSunting

Daftar BupatiSunting

Bupati adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah Kabupaten Sragen. Bupati Sragen bertanggungjawab atas wilayah tersebut kepada gubernur provinsi Jawa Tengah. Saat ini, bupati atau kepala daerah yang menjabat di Kabupaten Sragen ialah Kusdinar Untung Yuni Sukowati, dengan wakil bupati Suroto. Mereka merupakan pemenang pemilihan kepada daerah tahun 2020, dan mulai menjabat sejak 26 Februari 2021.

No Foto Bupati Mulai Jabatan Akhir Jabatan Wakil Bupati
18   dr. Hj. Kusdinar Untung Yuni Sukowati 26 Februari 2021 Petahana Suroto

Dewan PerwakilanSunting

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Sragen dalam dua periode terakhir.[5][6]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019 2019-2024
  PKB 7   7
  Gerindra 5   5
  PDI-P 11   13
  Golkar 8   6
  NasDem 0   1
  PKS 6   6
  PPP 1   0
  PAN 3   2
  Hanura 1   0
  Demokrat 3   5
Jumlah Anggota 45   45
Jumlah Partai 9   8

KecamatanSunting

Kabupaten Sragen terdiri dari 20 kecamatan, 12 kelurahan, dan 196 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 981.416 jiwa dengan luas wilayah 941,54 km² dan sebaran penduduk 1.042 jiwa/km².[7][8]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Sragen, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Status Daftar
Desa/Kelurahan
33.14.13 Gemolongꦒꦺꦩꦺꦴꦭꦺꦴꦁ

(gĕmoloŋ)

4 10 Desa
Kelurahan
33.14.18 Gesiꦒꦼꦱꦶ

(gĕsi)

7 Desa
33.14.06 Gondangꦒꦺꦴꦟ꧀ꦝꦁ

(goṇḍaŋ)

9 Desa
33.14.20 Jenarꦗꦼꦤꦂ

(jĕnar)

7 Desa
33.14.01 Kalijambeꦏꦭꦶꦗꦩ꧀ꦧꦺ

(kalijambé)

14 Desa
33.14.09 Karangmalangꦏꦫꦁꦩꦭꦁ

(karaŋmalaŋ)

2 8 Desa
Kelurahan
33.14.04 Kedawungꦏꦼꦝꦮꦸꦁ

(keḍawuŋ)

10 Desa
33.14.03 Masaranꦩꦱꦫꦤ꧀

(masaran)

13 Desa
33.14.14 Miriꦩꦶꦫꦶ

(miri)

10 Desa
33.14.16 Mondokanꦩꦺꦴꦟ꧀ꦝꦺꦴꦏ꧀

(Moṇḍokan)

9 Desa
33.14.08 Ngrampalꦔꦿꦩ꧀ꦥꦭ꧀

rampal)

8 Desa
33.14.02 Plupuhꦥ꧀ꦭꦸꦥꦸꦃ

(plupuh)

16 Desa
33.14.05 Sambirejoꦱꦩ꧀ꦧꦶꦉꦗ

(sambirĕjå)

9 Desa
33.14.07 Sambungmacanꦱꦩ꧀ꦧꦸꦁꦩꦕꦤ꧀

(sambuŋmacan)

9 Desa
33.14.11 Sidoharjoꦱꦶꦢꦲꦂꦗ

(sidåhårjå)

12 Desa
33.14.10 Sragenꦯꦿꦒꦺꦤ꧀

(ṡragèn)

6 2 Desa
Kelurahan
33.14.17 Sukodonoꦱꦸꦏꦢꦤ

(sukådånå)

9 Desa
33.14.15 Sumberlawangꦱꦸꦩ꧀ꦧꦼꦂꦭꦮꦁ

(sumbĕrlawaŋ)

11 Desa
33.14.19 Tangenꦠꦔꦺꦤ꧀

(tangèn)

7 Desa
33.14.12 Tanonꦠꦤꦺꦴꦤ꧀

(tanon)

16 Desa
TOTAL 12 196


TransportasiSunting

Sragen terletak di jalur utama   Jalan Nasional Yogyakarta-Surakarta-Ngawi-Surabaya. Kabupaten ini merupakan gerbang utama sebelah timur Provinsi Jawa Tengah, yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur.

Kereta apiSunting

Sragen dilintasi jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa (Surabaya-Yogyakarta-Bandung-Jakarta) dengan stasiun terbesarnya Stasiun Sragen, yang melayani kereta api menuju beberapa kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Banyuwangi, dan Cirebon. Selain itu, dilintas Gundih-Solo Balapan dengan stasiun terbesarnya adalah Stasiun Salem di Gemolong (hanya Kereta api Sancaka Utara dan Joglosemarkerto).

Jalan TolSunting

Sragen juga dilintasi oleh Jalan Tol Trans Jawa ruas Surakarta-Ngawi dengan pintu keluar (gerbang tol) ada 2, yaitu di Sidoharjo Jalan Gemolong-Sragen, serta di Sambungmacan, tepatnya di Jalan Raya Sragen-Ngawi yang sudah dioperasikan.

BusSunting

Sragen juga memiliki terminal tipe B. Terminal Pilangsari adalah Terminal bus terbesar di Sragen. Melayani bus AKAP/AKDP jurusan Jakarta, Bandung, Surabaya, dan lain lain. Ada juga terminal Gemolong yang juga melayani bus di wilayah Gemolong, dan letaknya tidak begitu jauh dari Stasiun Salem dan pusat kecamatan Gemolong. Trans Jateng Surakarta-sumberlawang

Angkutan DesaSunting

Sragen juga memiliki transportasi antar desa yang berupa bus kecil/minibus dan angkot, yang menghubungkan desa-desa di Sragen, seperti ke Sambirejo, dan Gondang.

PariwisataSunting

Tempat WisataSunting

Kuliner DaerahSunting

Sragen memiliki beberapa makanan khas, yaitu:

Seni BudayaSunting

ReferensiSunting

  1. ^ a b c "Kabupaten Sragen Dalam Angka 2020". www.sragenkab.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-09. Diakses tanggal 9 Juni 2020. 
  2. ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-01. Diakses tanggal 4 Maret 2022. 
  3. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-02-14. Diakses tanggal 2013-02-15. 
  4. ^ "Sukowati, Sragen yang Indah". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2012-03-03. 
  5. ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Sragen Periode 2014-2019
  6. ^ Perolehan Kursi DPRD Sragen Periode 2019-2024
  7. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  8. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 

Pranala luarSunting