Stasiun Probolinggo

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Probolinggo (PB) merupakan stasiun kereta api kelas I yang terletak di Mayangan, Mayangan, Probolinggo; termasuk dalam Daerah Operasi IX Jember terletak pada ketinggian +5 meter. Stasiun ini menghubungkan antara wilayah Banyuwangi dan Surabaya.

Stasiun Probolinggo
Kereta Api Indonesia

LiveryPapanStasiun 2020.svg

PapanNamaStasiun PB.png
Stasiun Probolinggo 2020 2.jpg
Tampak depan Stasiun Probolinggo, 2020
LokasiJalan K.H. Mas Mansyur No. 26
Mayangan, Mayangan, Probolinggo, Jawa Timur 67218
Indonesia
Ketinggian+5 m
OperatorKereta Api Indonesia
Daerah Operasi IX Jember
Letak dari pangkal
Jumlah peron3 (satu peron sisi yang rendah dan dua peron pulau yang agak tinggi)
Jumlah jalur6 (jalur 2: sepur lurus)
Konstruksi
Gaya arsitekturIndisch
Informasi lain
Kode stasiun
  • PB
  • 5400
[2]
KlasifikasiI[2]
Sejarah
Dibuka3 Mei 1884
Operasi layanan
Ranggajati, Wijayakusuma, Mutiara Timur, Blambangan Ekspres, Logawa, Sri Tanjung, Tawang Alun, dan Probowangi
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Cetak tiket mandiri Ruang/area tunggu Pemesanan langsung di loket Layanan pelanggan Pusat informasi Musala Toilet Pos kesehatan Pertokoan/area komersial Ruang menyusui VIP Isi baterai Area merokok 
Tipe persinyalanMekanik tipe Siemens & Halske semiotomatis[3]
Lokasi pada peta
Peta

Stasiun ini dibangun oleh Staatsspoorwegen pada akhir abad ke-19. Pada pembangunannya, peletakan stasiun ini sesuai dengan tata ruang kotanya. Stasiun ini terletak di ujung utara Jalan Suroyo, yang dahulu merupakan jalan utama kota. Di dekat stasiun ini terdapat pelabuhan dan alun-alun.

SejarahSunting

 
Peta Kota Probolinggo, 1946, menampilkan jalan-jalan utama, stasiun, dan jalur kereta api milik SS dan PbSM.

Pembangunan Stasiun Probolinggo diawali dari pembangunan jalur rel kereta api dari Surabaya ke Pasuruan sepanjang 63 km dan selesai dibangun oleh Staatsspoorwegen (SS) pada tanggal 16 Mei 1878. Kemudian, jalur tersebut diperpanjang ke Probolinggo kira-kira sepanjang 40 km dan diresmikan tanggal 3 Mei 1884. Setelah itu, pada tahun 1895, rel kereta api disambung kembali dari Probolinggo menuju Klakah. Itulah sebabnya, oleh Belanda dibangun sebuah stasiun yang terletak di Probolinggo.[4]

Bangunan dan tata letakSunting

 
Papan nama Stasiun Probolinggo, 2019

Stasiun Probolinggo memiliki enam jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Di sebelah barat stasiun ini terdapat sub depo lokomotif.

Bangunan stasiun yang berdiri saat ini merupakan hasil perbaikan atau renovasi yang dilakukan oleh PT KAI pada tahun 2013-2014 seiring dengan ditetapkannya bangunan stasiun ini sebagai bangunan cagar budaya oleh Pemerintah Kota Probolinggo pada tahun 2013. Meskipun demikian, bentuknya tidak jauh berbeda dengan bentuk aslinya yang dibangun pada awal abad ke-20, yaitu menggunakan gaya arsitektur barat yang minimalis. Gaya arsitektur barat menonjolkan sisi interior maupun eksterior. Banyak menggunakan bentuk lengkung dan juga pencahayaannya yang alami. Hal itu dapat dilihat dari bentuk bangunan yang tinggi dan terdapat ventilasi di atasnya.

Jalur 6 Sepur belok untuk parkir rangkaian kereta api
Jalur 5 Sepur belok untuk parkir rangkaian kereta api
Jalur 4 Sepur belok untuk parkir rangkaian kereta api
Jalur 3   Sepur belok kedua untuk jalur pemberhentian kereta api →
Peron pulau
Jalur 2   Sepur lurus sekaligus jalur utama pemberhentian kereta api →
Peron pulau
Jalur 1   Sepur belok utama untuk jalur pemberhentian kereta api →
Peron sisi
G Bangunan utama stasiun

Jalur rel dari timur stasiun ini membelok ke selatan. Sebelum perlintasan di Jalan Panglima Soedirman, terdapat bekas Stasiun Jati yang dulunya terdapat percabangan jalur yang akan berakhir di Paiton. Jalur tersebut digunakan untuk pengangkutan tebu, tetapi kini sudah tak dipergunakan lagi. Dulu juga ada percabangan ke Pelabuhan Probolinggo untuk digunakan oleh kereta pengangkut BBM PT Kertas Leces, tetapi sekarang juga sudah tidak digunakan lagi dan sebagian jalur yang melintang di jalan telah tertutup aspal.

Ke arah timur stasiun ini, sebelum Stasiun Leces, selain Stasiun Jati juga terdapat Stasiun Jorongan yang juga sudah tidak aktif karena okupansi penumpang yang minim dan jaraknya yang tidak terlalu jauh dengan Stasiun Leces.

Layanan kereta apiSunting

AntarkotaSunting

Jalur Nama kereta api Kelas Tujuan akhir Keterangan
Lintas timur Jawa Probowangi Ekonomi Surabaya Gubeng Tidak ada keterangan
Ketapang
Tawang Alun Malang Kotalama
Ketapang
Blambangan Ekspres Eksekutif dan ekonomi Semarang Tawang Via Surabaya Pasarturi
Ketapang
Mutiara Timur Yogyakarta

Dihentikan sementara


Via Surabaya Gubeng

Ketapang
Sri Tanjung Ekonomi Lempuyangan

Via Surabaya Gubeng

Ketapang
Wijayakusuma Eksekutif dan ekonomi premium Cilacap

Via Surabaya Gubeng–Yogyakarta

Ketapang
Ranggajati Eksekutif dan bisnis Jember

Via Surabaya GubengYogyakarta

Cirebon
Logawa Bisnis dan ekonomi Jember

Via Surabaya Gubeng–Lempuyangan

Purwokerto

GaleriSunting

ReferensiSunting

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  4. ^ Staatsspoorwegen (1925). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Ned. Indië. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 

Pranala luarSunting

Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Bayeman
ke arah Bangil
Bangil–Kalisat Jati
ke arah Kalisat
Terminus Probolinggo–Paiton Probolinggo Pasar
ke arah Paiton