Portal:Perkeretaapian Indonesia/Artikel pilihan

|Januari=

Stasiun Cirebon, juga dikenal sebagai Stasiun Kejaksan merupakan stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Kebonbaru, Kejaksan, Kota Cirebon pada ketinggian +4 m. Stasiun ini merupakan stasiun utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi III Cirebon.

Saat ini, stasiun ini melayani pemberhentian kereta api kelas eksekutif, kelas bisnis, ekonomi komersial (KA Jayakarta), dan kelas campuran yang melewati Kota Cirebon. Untuk sebagian besar kereta api kelas ekonomi dan sebagian kecil kelas campuran (KA Bogowonto, KA Bangunkarta, dan KA Dharmawangsa), dilayani pemberhentiannya di Stasiun Cirebon Prujakan.

|Februari=

Lokomotif CC206 adalah lokomotif diesel elektrik buatan General Electric Transportation, Amerika Serikat yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero). Lokomotif ini dilengkapi dua bogie dengan konfigurasi C-C (Co'Co'), yaitu tiga buah roda penggerak di setiap bogienya. Terdapat perbedaan dengan lokomotif diesel elektrik buatan GE lain pada jenis yang sama, yaitu dilengkapi dua kabin masinis di ujung muka dan belakang, seperti lokomotif di Eropa pada umumnya. Lokomotif CC206 diperuntukkan untuk keperluan angkutan barang dan penumpang di Pulau Jawa. Sementara di Sumatera Selatan, lokomotif ini hanya diperuntukkan untuk keperluan angkutan barang.

|Maret

Stasiun Muara Enim adalah stasiun kereta api kelas II yang terletak di Muara Enim, Muara Enim, Muara Enim. Stasiun yang terletak pada ketinggian +37 meter ini termasuk dalam Divisi Regional III Palembang serta merupakan stasiun yang letaknya paling utara di Kabupaten Muara Enim. Dalam sejarahnya, stasiun ini dibuka oleh Zuid-Sumatra Staatsspoorwegen (ZSS), bersamaan dengan pengoperasian jalur baru Prabumulih–Tanjung Enim untuk pengangkutan batu bara. Jalur kereta api menuju Muara Enim selesai pada tanggal 2 April 1917, dan terakhir sampai di Tanjung Enim pada tanggal 1 September 1919. Pada tanggal 1 Juni 1933, jalur kereta api Lubuklinggau–Muara Enim sudah selesai dibangun.

|April=

Pemutar rel adalah sebuah alat untuk memutar jalur gerbong kereta. Ketika lokomotif uap masih banyak digunakan, beberapa perusahaan kereta api memerlukan cara untuk memutar lokomotif untuk perjalanan pulang karena operasi kereta tidak diatur untuk mundur dalam jarak jauh dan di beberapa lokomotif kecepatan tertingginya lebih rendah dibandingkan kecepatan mundur. Pemutar rel juga digunakan untuk memutar gerbong observasi sehingga ujung ruang jendelanya menghadap bagian belakang kereta.

|Mei=

Stasiun Kedungjati merupakan stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Kedungjati, Kedungjati, Grobogan. Stasiun yang terletak pada ketinggian +36 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi IV Semarang. Stasiun ini diresmikan pada tanggal 19 Juli 1868. Pada mulanya, Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) selaku perusahaan pertama yang mengoperasikan kereta api komersial di Hindia Belanda merencanakan membangun dua jalur kereta api, yaitu Samarang–Vorstenlanden dan Samarang–Willem I/Ambarawa. Hal ini dilakukan agar mobilitas tentara dan hasil bumi serta penumpang lancar. Dari stasiun ini, pembangunan jalur kereta api diarahkan ke dua percabangan, yaitu ke arah Gundih lalu ke Solo dan ke arah Willem I Ambarawa. Dalam rencana yang dibuat oleh NIS sendiri, pada tanggal 1 Mei dan 1 September 1869, jalur segmen Kedungjati–Gundih–Solo sudah dapat beroperasi, dan diresmikan penuh pada tanggal 10 Februari 1870.

|Juni=

Balai yasa (disingkat: BY) adalah istilah dalam perkeretaapian Indonesia yang merujuk pada tempat yang digunakan untuk perawatan besar sarana perkeretaapian yang dimiliki oleh operator. Nama balai yasa sendiri termuat dalam UU No. 23 Tahun 2007 pasal 114 ayat (5) yang menerangkan bahwa perawatan dapat dilakukan di depot lokomotif maupun balai yasa. Istilah balai yasa diperkenalkan pertama kali pada tahun 1959 untuk Balai Yasa Yogyakarta.

Balai yasa merupakan tempat untuk melakukan semiperawatan akhir (SPA) dua tahunan, pemeliharaan akhir (PA) empat tahunan, serta perbaikan dan modifikasi sarana perkeretaapian. Berbeda dengan depot lokomotif yang perawatannya dapat dilakukan harian, selama enam bulanan, ataupun selama satu tahunan. Balai yasa tidak berada di bawah daerah operasi (Daop), tetapi langsung berada di bawah kantor pusat PT Kereta Api Indonesia dan berbentuk unit pelaksana teknis (UPT).

|Juli=

Stasiun Solo Jebres merupakan stasiun kereta api kelas besar tipe C yang terletak di Purwodiningratan, Jebres, Surakarta. Stasiun yang terletak pada ketinggian +97 m ini termasuk dalam Daerah Operasi VI Yogyakarta.

Sebelum Stasiun Purwosari digunakan sebagai perhentian kereta api jarak jauh, semua kereta api kelas ekonomi yang melintasi jalur Yogyakarta-Solo, Semarang-Solo, dan Solo-Madiun berhenti di stasiun ini. Namun, sejak 1 Februari 2014 tidak ada lagi kereta api yang mengawali dan mengakhiri perjalanannya di stasiun ini. Semua perjalanan kereta api yang melayani stasiun ini dialihkan ke Stasiun Purwosari dan Solo Balapan, sedangkan Stasiun Solo Jebres dijadikan sebagai pemberhentian kereta api penumpang yang berjalan dari dan ke arah Semarang.

|Agustus=

Stasiun Jatibarang adalah stasiun kereta api kelas besar tipe C yang terletak di Jatibarang, Indramayu dan termasuk dalam Daerah Operasi III Cirebon. Stasiun ini terletak di Jalan Mayor Sangun, depan Pasar Jatibarang dan merupakan stasiun utama di Kabupaten Indramayu. Stasiun ini memiliki lima jalur kereta api dengan jalur 2 dan 3 merupakan sepur lurus.

Stasiun Jatibarang merupakan stasiun kereta api yang dibangun bersamaan dengan jalur kereta api Cikampek menuju Cirebon hingga selesai dibangun pada 3 Juni 1912, bertujuan untuk menghubungkan jalur Staatsspoorwegen (SS) dengan jalur Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS). Stasiun ini memiliki percabangan menuju Indramayu dan Karangampel, tetapi jalur percabangan tersebut sudah dinonaktifkan. Bangunan Stasiun Jatibarang sudah banyak mengalami perombakan dan renovasi, antara lain perpanjangan kanopi stasiun serta pembangunan bangunan baru.

|September=

Emplasemen adalah kompleks yang terdiri dari banyak jalur rel kereta api untuk menyimpan, menyortir, atau membongkar muat, sarana kereta api dan lokomotif. Jalur-jalur di emplasemen tersusun secara paralel agar bakal pelanting tersimpan di luar jalur utama, sehingga tidak mengganggu perjalanan kereta api. Gerbong/kereta penumpang biasanya dilangsirkan oleh lokomotif yang dirancang khusus. Gerbong di emplasemen pun dapat disortir menurut perusahaan kereta api, tujuan bongkar muat, tujuan operasi, jenis sarana, atau apakah gerbong itu menjalani pemeliharaan. Emplasemen biasanya dibangun saat ada kebutuhan untuk menyimpan gerbong saat sedang tidak bongkar muat, atau menunggu untuk dirangkaikan. Emplasemen dapat memiliki menara untuk mengontrol operasi.

|Oktober=

Sepur belok (Inggris: passing loop, passing siding) adalah bagian dari stasiun kereta api, terutama pada jalur tunggal, yang digunakan untuk persilangan atau papasan kereta api atau trem. Kereta/trem yang memiliki arah perjalanan yang sama dapat saling bersusulan, dengan menggunakan persinyalan kereta api. Sepur belok memilki dua ujung yang tersambung dengan sepur lurus menggunakan wesel, atau hanya pada salah satu ujung sebagai sepur simpan.

|November=

Area berbayar adalah sebuah zona "bagian dalam" di dalam stasiun kereta api atau transit cepat yang dibatasi oleh gerbang pembayaran dan terhubung dengan peron, di mana pengunjung atau penumpang membutuhkan sebuah tiket yang sah, kartu pintar atau sebuah pass untuk bisa masuk. Sistem ini umum disebut kontrol karcis. Para penumpang hanya diperkenankan masuk atau keluar melalui gerbang.

|Desember=

Stasiun Malang Kotalama adalah stasiun kereta api kelas I yang terletak di Ciptomulyo, Sukun, Malang. Stasiun yang berada pada ketinggian +429 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi VIII Surabaya dan merupakan stasiun kereta api yang letaknya paling selatan di Kota Malang. Nama "Kotalama" merujuk pada nama kelurahan yang terletak di dekat stasiun ini. S.A. Reitsma dalam bukunya, Indische Spoorweg-Politiek, menyebutkan bahwa penambahan nama tersebut karena dahulu stasiun ini adalah halte dengan nama Kotta Lama yang digunakan sebagai stasiun kereta api bersama Staatsspoorwegen dan Malang Stoomtram Maatschappij. Stasiun ini memiliki tujuh jalur kereta api tanpa memiliki sepur lurus. Jalur 2 paling sering digunakan sebagai jalur utama kereta api (sepur raya). Dari jalur 4 terdapat percabangan rel yang menuju ke Depo Pertamina. Dari stasiun ini juga, dahulu terdapat percabangan jalur menuju Dampit yang kini sudah dinonaktifkan. Di jalur ini juga terdapat bekas Stasiun Jagalan yang kini sudah menjadi salah satu rumah warga.

}}