Kabupaten Minahasa
Kabupaten Minahasa adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di kota Tondano, dengan luas wilayah kabupaten 1.025,85 km².[5] Pada akhir 2023, jumlah penduduk Minahasa sebanyak 345.973 jiwa.[2]
Kabupaten Minahasa | |
---|---|
Motto: I Jayat U Santi (Minahasa) Satu Hati Satu Jiwa | |
Koordinat: 1°15′13″N 124°49′48″E / 1.2537°N 124.83°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sulawesi Utara |
Tanggal berdiri | 4 Juli 1959 |
Dasar hukum | UU No. 29 Tahun 1959[1] |
Hari jadi | 5 November 1428 |
Ibu kota | Tondano |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Jemmy Stani Kumendong (Pj.) |
• Wakil Bupati | lowong |
• Sekretaris Daerah | Lynda Deisye Watania |
Luas | |
• Total | 1.025,85 km2 (396,08 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 345.973 |
• Kepadatan | 340/km2 (870/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia, Minahasa |
• IPM | 78,48 (2023) tinggi [3] |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0431 |
Pelat kendaraan | DB **** B/Q |
Kode Kemendagri | 71.02 |
DAU | Rp 699.327.828.000,00- (2020)[4] |
Situs web | www |
Pada 25 Februari 2003 kabupaten Minahasa dimekarkan menjadi Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan dan Kota Tomohon berdasarkan UU No.10/2003.[6] Pada tanggal 18 Desember 2003 Kabupaten Minahasa dimekarkan lagi menjadi Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Minahasa Utara berdasarkan UU No. 33/2003.[7]
Geografi
suntingBatas wilayah
suntingKota Tomohon secara keseluruhan berada di dalam batas wilayah Kabupaten Minahasa. Berikut merupakan batas wilayah Kabupaten Minahasa:
Utara | Kota Manado |
Timur | Kabupaten Minahasa Utara dan Laut Maluku |
Selatan | Kabupaten Minahasa Tenggara |
Barat | Laut Sulawesi dan Kabupaten Minahasa Selatan |
Demografi
suntingSuku Bangsa
suntingBerdasarkan suku, pada umumnya penduduk kabupaten Minahasa , berasal dari suku Minahasa sebagai penduduk asli wilayah tersebut. Adapaun suku pendatang, pada umumnya berasal dari suku Sangir, Talaud, Gorontalo, Bolaang Mongondow, dan suku pendatang lainnya, seperti Jawa, Bugis, dan asal Papua.
Agama
suntingDalam bidang keagamaan, masyarakat Kabupaten Minahasa memiliki beragam kepercayaan. Data Kementerian Dalam Negeri tahun 2023 mencatat bahwa mayoritas kabupaten Minahasa memeluk agama Kristen yakni 93,26% dimana Protestan 85,10% dan Katolik 8,16%. Sebahagian lagi memeluk agama Islam yakni 6,57%, kemudian Kepercayaan 0,08%, Hindu 0,06%, Budha 0,02% dan Konghucu 0,01% .
Bangunan Rumah ibadah yang ada di kota ini yakni terdapat 1.016 Bangunan Gereja Protestan, 68 Bangunan Gereja Katolik , 31 Bangunan Masjid & 2 Bangunan Pura.
Sejarah
suntingBerdasarkan PeraturanKabupaten Minahasa aten Daerah Tingkat II Minahasa Nomor 8 Tahun 1983, tanggal 5 Novembe3 1428 ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Minahasa. Tanggal ini bers93,26simbolis karena hari dan bulan dari ta8,16l tersebut diambil dari hari dan bulan dari t6,57l kelahiran tokoh Minahasa08am Ratulangi6 Sedangkan tahudan Konghucu 0,01% . rkiraan tahun terjadinya pabupaten muan antara suku-suk.016Minahasa dalam perlawanan me68 ka terhadap Keraja68 n Bolaang Mongondow. Karena bersifat perkiraan, angka-angka 1, 4, 2, dan 8 diambil dari dua peristiwa yaitu Peristiwa Merah Putih yang terjadi di Manado pada tanggal 14 Februari 1946 dan Kongres Pemuda Kedua yang menghasilkan Sumpah Pemuda yang diselenggarakan pada tahun 1928. Angka 14 diambil dari hari Peristiwa Merah Putih, sedangkan angka 28 diambil dari tahun diselenggarakannya Kongres Pemuda Kedua.[8]
Daerah Minahasa itu sendiri ditetapkan sebagai wilayah administratif dengan disertakan nama kabupaten berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965. Dengan undang-undang ini, wilayah-wilayah administratif Provinsi Sulawesi Utara yang dulunya bernama "Daerah Tingkat II" diganti dengan nama "Kabupaten" sehingga Daerah Tingkat II Minahasa menjadi Kabupaten Minahasa.[9] Namun keberadaan daerah yang meliputi Kabupaten Minahasa saat ini sebagai sebuah wilayah administratif bisa dilihat jauh sebelum dikeluarkannya undang-undang tersebut dan sebelum terbentuknya negara Republik Indonesia.
Perjanjian dengan VOC
suntingPenetapan hari jadi Kabupaten Minahasa berdasarkan bersatunya suku-suku Minahasa untuk melawan tekanan dari luar daerah. Tanggal lain yang juga menunjukkan terjadinya persatuan antara suku-suku Minahasa (atau mereka yang telah bersatu) adalah pada abad ke-17 di mana beberapa suku-suku Minahasa bergabung untuk menyepakati sebuah perjanjian persahabatan dengan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC atau Perusahaan Hindia Timur Belanda) dengan maksud yang sama untuk memerangi serangan dari daerah Bolaang.
Perjanjian ini diadakan dengan gubernur VOC yang berkedudukan di Maluku yaitu Robertus Padtbrugge pada tanggal 10 Januari 1679 pada saat Padtbrugge berkunjung ke Minahasa. Terdapat 23 kepala walak (atau daerah tempat tinggal bersama) yang menyetujui perjanjian tersebut. Para kepala walak berasal dari Aris, Bantik, Kakas, Kakaskasen, Klabat, Klabat Atas, Langowan, Pasan (yang juga mewakili Pinosokan dan Ratahan), Remboken, Rumoong, Sarongsong, Tombariri, Tombasian, Tomohon, Tompaso, Tondano, Tonkimbut Atas, Tonkimbut Bawah, Tonsawang, dan Tonsea.[10]
Pendudukan Belanda
suntingPenetapan daerah Kabupaten Minahasa saat ini sebagai wilayah administratif yang resmi terjadi pada zaman pendudukan Hindia Belanda di Indonesia yang menggantikan VOC. Wilayah Keresidenan Manado pada waktu itu mencakup seluruh kabupaten-kabupaten dan kota-kota di Minahasa Raya saat ini yaitu Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Minahasa Utara, Kota Bitung, Kota Manado, dan Kota Tomohon.
Pada tahun 1856, walak-walak di daerah Minahasa diorganisasikan menjadi 26 distrik (tingkat wilayah administratif di antara kabupaten dan kecamatan). Pada akhir abad ke-19, jumlah distrik kemudian turun menjadi 18 yaitu Bantik, Kakaskasen, Kakas-Remboken, Kawangkoan, Langowan, Manado, Maumbi, Pasan Ratahan-Pinosakan, Rumoong, Sonder, Tombariri, Tombasian, Tomohon-Sarongsong, Tompaso, Tondano-Touliang, Tondano-Toulimambot, Tonsawang, dan Tonsea.
Kemudian pada tahun 1908, jumlah turun menjadi 16 di mana Distrik Kakaskasen dihapuskan dan Distrik Rumoong dan Tombasian dijadikan satu. Jumlah distrik kemudian turun lagi menjadi tujuh pada tahun 1920, di mana distrik-distrik adalah Amurang, Kawangkoan, Manado, Ratahan, Tomohon, Tonsea, dan Toulour. Pada tahun 1927, Manado dan Tomohon digabungkan sehingga tinggal enam distrik: Amurang, Kawangkoan, Manado, Ratahan, Tonsea, dan Toulour. Susunan distrik-distrik seperti ini berlangsung sampai kedatangan dan pendudukan Jepang.[9]
Di bawah ke enam distrik-distrik ini ditetapkan wilayah administratif yang bernama onderdistrict (atau distrik bawahan) yang setingkat dengan kecamatan. Terdapat 16 distrik bawahan yaitu Airmadidi, Amurang, Eris, Kakas, Kauditan, Kawangkoan, Langowan, Manado Selatan, Manado Utara, Ratahan, Tatelu, Tenga, Tombariri, Tombatu, Tomohon, Tompaso, Tondano, dan Tumpaan.[11]
Untuk wilayah administratif di atas distrik, daerah Minahasa dalam Keresidenan Manado termasuk dalam Afdeling Manado yang dibentuk pada tahun 1911. Afdeling ini dibagi menjadi tiga onderafdeling yaitu Amurang, Manado, dan Tondano. Sebelum pembentukan Afdeling Manado, terdapat lima onderafdeling yang mencakup daerah Minahasa yaitu Amurang, Belang, Kema, Manado, dan Tondano. Pada tahun 1926, wilayah-wilayah onderafdeling dihapus.[9]
Pendudukan Jepang
suntingDalam tahun-tahun pendudukan Jepang, organisasi wilayah administratif tidak berubah banyak. Pada tahun 1942, jumlah distrik bertambah satu di mana Distrik Toulour dibagi menjadi Langowan dan Tondano. Pada tahun yang sama, Distrik Manado dibagi menjadi Manado dan Tomohon.[9] Pada tahun 1943, perpisahan kota Manado dan daerah Minahasa lainnya mulai terlihat di mana daerah Minahasa dijadikan satu tanpa wilayah kota Manado dan diberi nama Minahasa-ken.[9]
Negara Republik Indonesia
suntingSetelah kemerdekaan Indonesia, daerah Minahasa pada awalnya termasuk ke dalam wilayah Provinsi Sulawesi tepatnya dalam sebuah keresidenan yang berkedudukan di Manado.[9][12] Daerah Minahasa kemudian sempat termasuk dalam bagian wilayah Negara Indonesia Timur sebagai salah satu dari 13 wilayah administratifnya.[13] Pada tahun 1953, Manado ditetapkan sebagai Kota Besar dengan status Daerah Tingkat II (di mana provinsi adalah Daerah Tingkat I) dan dipisahkan dengan Minahasa. Ibukota wilayah Minahasa kemudian diganti dari Manado ke Tondano pada tahun 1959.[9]
Pada tahun 1960, Provinsi Sulawesi dibagi menjadi Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1960. Nama kedua provinsi ini berubah berdasarkan Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1960, di mana Provinsi Sulawesi Utara berubah menjadi Provinsi Sulawesi Utara-Tengah. Daerah Minahasa sebagai Daerah Tingkat II termasuk dalam provinsi ini. Kemudian pada tahun 1964, Provinsi Sulawesi Utara-Tengah dibagi menjadi Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964. Daerah Tingkat II Minahasa dimasukkan ke dalam wilayah Provinsi Sulawesi Utara. Penggunaan nama kabupaten ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965, di mana Daerah Tingkat II Minahasa diubah menjadi Kabupaten Minahasa. Kemudian Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 mengubah lagi nama Kabupaten Minahasa menjadi Kabupaten Daerah Tingkat II Minahasa.[9] Daftar kecamatan di bawah Kabupaten Daerah Tingkat II Minahasa adalah Airmadidi, Belang, Bitung, Dimembe, Eris, Kakas, Kauditan, Kawangkoan, Kombi, Likupang, Modoinding, Motoling, Pineleng, Ratahan, Remboken, Sonder, Tareran, Tenga, Tombariri, Tombasian, Tombatu, Tomohon, Tompaso, Tompaso Baru, Tondano, Tumpaan, dan Wori.[9]
Pada tahun-tahun berikut, Kabupaten Minahasa mengalami beberapa perubahan dengan pembentukan wilayah-wilayah administatif baru dari wilayah Kabupaten Minahasa. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1975, Kota Administratif Bitung diresmikan sebagai wilayah terpisah dari Kabupaten Minahasa. Pada 25 Februari 2003, Kabupaten Minahasa dimekarkan menjadi Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan, dan Kota Tomohon berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2003. Kemudian pada tanggal 18 Desember 2003, Kabupaten Minahasa dimekarkan lagi menjadi Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Minahasa Utara berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2005.
Pemerintahan
suntingBupati
suntingNo | Bupati | Mulai menjabat | Akhir menjabat | Wakil Bupati | |
---|---|---|---|---|---|
* | Jemmy Kumendong (Penjabat) |
25 September 2023 | Petahana | Lowong |
Dewan Perwakilan
suntingPartai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014-2019 | 2019-2024 | 2024-2029 | ||
Gerindra | 5 | 2 | 8 | |
PDI-P | 11 | 17 | 19 | |
Golkar | 9 | 6 | 4 | |
NasDem | 3 | 3 | 1 | |
Perindo | (baru) 2 | 1 | ||
Hanura | 1 | 1 | 0 | |
Demokrat | 5 | 4 | 2 | |
PKPI | 1 | 0 | ||
Jumlah Anggota | 35 | 35 | 35 | |
Jumlah Partai | 7 | 7 | 6 |
Kecamatan
suntingKabupaten Minahasa memiliki 25 kecamatan, 43 kelurahan dan 227 desa (dari total 171 kecamatan, 332 kelurahan dan 1.507 desa di seluruh Sulawesi Utara). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya sebesar 336.015 jiwa dengan luas wilayahnya 1.114,87 km² dan sebaran penduduk 301 jiwa/km².[14][15][16]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Minahasa, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Jumlah Desa |
Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|
71.02.03 | Eris | 8 | Desa | ||
71.02.06 | Kakas | 13 | Desa | ||
71.02.20 | Kakas Barat | 10 | Desa | ||
71.02.12 | Kawangkoan | 6 | 4 | Desa | |
Kelurahan | |||||
71.02.22 | Kawangkoan Barat | 10 | Desa | ||
71.02.21 | Kawangkoan Utara | 4 | 6 | Desa | |
Kelurahan | |||||
71.02.04 | Kombi | 13 | Desa | ||
71.02.10 | Langowan Barat | 16 | Desa | ||
71.02.17 | Langowan Selatan | 10 | Desa | ||
71.02.09 | Langowan Timur | 8 | Desa | ||
71.02.19 | Langowan Utara | 8 | Desa | ||
71.02.05 | Lembean Timur | 11 | Desa | ||
71.02.23 | Mandolang | 12 | Desa | ||
71.02.13 | Pineleng | 14 | Desa | ||
71.02.08 | Remboken | 11 | Desa | ||
71.02.11 | Sonder | 19 | Desa | ||
71.02.15 | Tombariri | 10 | Desa | ||
71.02.24 | Tombariri Timur | 10 | Desa | ||
71.02.14 | Tombulu | 11 | Desa | ||
71.02.07 | Tompaso | 10 | Desa | ||
71.02.25 | Tompaso Barat | 10 | Desa | ||
71.02.01 | Tondano Barat | 9 | - | Kelurahan | |
71.02.18 | Tondano Selatan | 8 | - | Kelurahan | |
71.02.02 | Tondano Timur | 11 | - | Kelurahan | |
71.02.16 | Tondano Utara | 5 | 3 | Desa | |
Kelurahan | |||||
TOTAL | 43 | 227 |
Pendidikan
suntingKabupaten Minahasa memiliki satu Universitas Negeri, yaitu Universitas Negeri Manado (UNIMA), Kampus Biru Tounsaru Tondano Selatan dan satu Sekolah Tinggi Swasta, yaitu Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng. Kecuali di Kota Tondano di mana terdapat 8 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), di beberapa kota dan kecamatan terdapat rata-rata dua hingga tiga SLTA saja. juga SLA (Sekolah Lanjutan Advent) yang sangat terkenal dengan Hari Sabat di dalam kitab suci yang satu-satunya sekolah Lanjutan Advent.
Kesehatan
suntingRumah sakit
sunting№ | Kode | Nama Rumah Sakit | Jenis | Tipe | Alamat |
---|---|---|---|---|---|
1 | 7171035 | RS Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbusyang | RSK Jiwa | B | Desa Kalasey Dua, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara 95661 |
2 | 7102014 | RS Umum Daerah Dr. Sam Ratulangi Tondano | RSUD | C | Jl. R. Suprapto, Kelurahan Luaan, Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara 95614 |
3 | 7102121 | RS Dr. J. H. Awaloei | RSUD | B | Jl. Trans Sulawesi, Desa Tateli Satu, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara 95991 |
4 | 7102120 | RS Umum Noongan | RSUD | C | Jl. Raya Noongan, Desa Noongan, Kecamatan Langowan Barat, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara 95694 |
5 | 7102040 | RS Siloam GMIM Sonder | RSU | D | Desa Kolongan Atas, Kecamatan Sonder, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara 95691 |
6 | 7102073 | RS Budi Setia | RSU | C | Jl. Melati № 25, Desa Koyawas, Kecamatan Langowan Barat, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara 95694 |
Seni dan Olah Raga
suntingSeniman terkenal seperti JE. Tatengkeng, M.R. Dajoh, Yessy Wenas, Maya Rumantir, Chintya Maramis dan Angel Karamoy. Dalam bidang seni diadakannya kontes putra putri Se-Minahasa Waraney dan Wulan Minahasa. Klub Sepak Bola daerah ini bernama Persmin atau PERSMIN MINAHASA. Para pemain sepak bola yang terkenal asal Minahasa seperti Ronny Pangemanan dan Yopie Lumoindong (Tondano) di PSM Makassar dan sebagainya.
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-07-12. Diakses tanggal 22 April 2021.
- ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 26 Maret 2024.
- ^ "[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia menurut Kabupaten/Kota (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023". www.sulut.bps.go.id. Diakses tanggal 26 Maret 2024.
- ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 22 Januari 2021.
- ^ "Kabupaten Minahasa Dalam Angka 2022". www.minahasakab.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-10. Diakses tanggal 10 Maret 2022.
- ^ (Indonesia) UU Kab Minahasa Selatan
- ^ (Indonesia) UU Kabupaten Minahasa Utara
- ^ Talumewo, Bodewyn (2013-02-27). "Sejarah Penetapan Hari Jadi Minahasa". Berita Manado. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-23. Diakses tanggal 2020-06-03.
- ^ a b c d e f g h i Sejarah Daerah Sulawesi Utara. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1977.
- ^ Leirissa, R. Z. (1997). Minahasa di Awal Perang Kemerdekaan Indonesia. Sinar Harapan.
- ^ Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sulawesi Utara. Jakarta: Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1978.
- ^ "Mengenal Provinsi Sulut". Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-02-09. Diakses tanggal 2020-06-03.
- ^ Harvey, Barbara S. (1977). Permesta: Half a Rebellion [Permesta: Setengah Pemberontakan] (dalam bahasa Inggris). Ithaca: Cornell Modern Indonesia Project, Southeast Asia Program, Cornell University. hlm. 25.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ "Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 55 Tahun 2017 Tentang Kode dan Nama Wilayah Kerja Statistik 2017" (PDF). Badan Pusat Statistik. hlm. 866–868. Diakses tanggal 11 Agustus 2018.