Sejarah Kekristenan

artikel daftar Wikimedia
(Dialihkan dari Sejarah kekristenan)

Sejarah Kekristenan tidak bisa dipisahkan dari Sejarah gereja Kristen yang membawa ajaran agama Kristen, mengayomi penganutnya dan menjadi saksi perkembangan pekerjaan yang telah dijalankan sepanjang dua ribu tahun, sejak abad pertama Masehi, mulai dari tanah Israel hingga ke Eropa, Amerika, dan seluruh dunia. Sejarah gereja sangat menarik untuk dicermati, dipengaruhi oleh tokoh-tokoh gereja yang tidak terhitung banyaknya, dan juga menimbulkan kejadian-kejadian yang mengubah alur sejarah dunia. Tanggal-tanggal terpenting dalam sejarah gereja dan kekristenan dapat dilihat pada sub bagian artikel ini.

Kekristenan muncul dari wilayah Levant (sekarang Palestina dan Israel) mulai pertengahan abad pertama Masehi. Asalnya Kekristenan dimulai di kota Yerusalem dan mulai menyebar ke wilayah Timur Dekat, termasuk ke Suriah, Asyur, Mesopotamia, Fenisia, Asia Minor, Yordania dan Mesir. Sekitar 15 tahun setelahnya Kekristenan mulai memasuki Eropa Selatan dan berkembang di sana. Sementara itu juga terjadi penyebaran di Afrika Utara serta Asia Selatan dan Eropa Timur. Pada abad ke-4 Kekristenan telah dijadikan agama negara oleh Dinasti Arsakid di Armenia pada tahun 301, "Iberia Kaukasus" (atau Republik Georgia) pada tahun 319,[1][2] Kekaisaran Aksum di Etiopia pada tahun 325,[3][4] dan Kekaisaran Romawi pada tahun 380 M.

Kekristenan menjadi umum bagi seluruh Eropa pada Abad Pertengahan dan mengembang ke seluruh dunia selama Masa Eksplorasi negara-negara Eropa dari zaman Renaisans sampai menjadi agama terbesar di dunia.[5] Sekarang terdapat lebih dari 2,5 miliar orang Kristen, yaitu sepertiga jumlah manusia di dunia.[6] Kekristenan terbagi menjadi Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur pada Skisma Timur-Barat atau Skisma Besar pada tahun 1054. Reformasi Protestan memecah Gereja Katolik Roma menjadi berbagai denominasi Kristen.

Kehidupan Yesus

sunting
 
"Penyaliban Kristus", karya Diego Velázquez. Kelahiran, pelayanan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus ke surga adalah inti dari kepercayaan Kristen.

Periode ini dimulai sejak kelahiran Yesus hingga kematian dan kebangkitan Yesus, kurang lebih dari 4 SM hingga 33 M.

Yesus Kristus dilahirkan sekitar tahun 4 SM di Betlehem, Yudea, dan bertumbuh dewasa di kota Nazaret, Galilea.[7] Setelah Ia berumur sekitar tiga puluh tahun, dimulailah pelayanan Yesus selama lebih dari tiga tahun termasuk merekrut keduabelas rasul, melakukan mujizat, mengusir setan, menyembuhkan orang sakit, dan membangkitkan orang mati. Yesus mati dihukum dengan cara disalib oleh karena hasutan pemimpin-pemimpin agama Yahudi yang tidak suka dengan ajaran Yesus yang dianggap bertentangan dengan ajaran mereka. Ia disalibkan di Bukit Golgota, Yerusalem di antara tahun 29-33 M atas perintah Gubernur Provinsi Yudea Romawi, Pontius Pilatus.[8] Setelah mati disalibkan, Yesus dikuburkan di dalam gua batu. Umat Kristiani percaya bahwa Yesus bangkit dari mati pada hari ketiga setelah kematian-Nya dan menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saksi mata. Empat puluh hari kemudian Ia naik ke surga dengan disaksikan banyak orang. Umat Kristiani juga percaya bahwa para imam Yahudi yang ketakutan menyogok para penjaga kubur untuk menyebarkan kabar bohong bahwa Yesus tidak bangkit melainkan mayatnya dicuri oleh para muridnya.[9] Kelima hal dalam kehidupan Yesus Kristus ini (kelahiran, pelayanan, kematian, kebangkitan, kenaikan ke surga) adalah intisari Kekristenan.

Informasi utama tentang kehidupan Yesus berasal dari keempat Injil dan tulisan-tulisan Paulus serta murid-murid Yesus yang lain yang secara kolektif disebut buku Perjanjian Baru.

Gereja mula-mula

sunting

Gereja dimulai 40 hari sesudah kebangkitan Yesus (sekitar tahun 30-34 Masehi). Yesus sudah berjanji bahwa Dia akan mendirikan gerejaNya (Matius 16:18), dan dengan datangnya Roh Kudus pada hari Pentakosta (Kisah 2:1–4), "Gereja" (“kumpulan yang dipanggil keluar”) secara resmi dimulai. Tiga ribu orang yang menerima khotbah Simon Petrus pada hari itu dan memilih untuk mengikuti Kristus dengan cara dibaptiskan.[10]

Petobat-petobat pertama kepada kekristenan adalah orang-orang Yahudi atau penganut-penganut Yudaisme, dan gereja, yaitu persekutuan orang-orang yang mengaku Ketuhanan Yesus itu, berpusat di Yerusalem. Karena itu kekristenan pada mulanya dipandang sebagai sekte Yahudi, sama seperti orang-orang Farisi, Saduki, atau Eseni. Namun, apa yang dikhotbahkan para rasul berbeda secara radikal dari apa yang diajarkan oleh kelompok-kelompok Yahudi lainnya. Yesus diberitakan sebagai "Mesias" atau Juruselamat orang Yahudi, yaitu Raja yang Diurapi, yang telah dinubuatkan kedatangan-Nya untuk menggenapi Hukum Taurat[11] dan mendirikan Perjanjian Baru yang berdasarkan pada kematianNya.[12] Berita ini, dan tuduhan bahwa mereka telah membunuh Mesias mereka sendiri, membuat banyak pemuka Yahudi menjadi marah, dan beberapa orang, seperti Saul, yang kemudian dikenal sebagai Paulus, dari Tarsus, mengambil tindakan untuk memusnahkan “Jalan” itu.[13] sebelum ia sendiri akhirnya menjadi penganut Kristus yang sangat gigih.

Periode gereja mula-mula dimulai sejak kurang lebih tahun 33 dengan pelayanan rasul Petrus, Paulus dan lain-lainnya dalam memberitakan kisah Yesus hingga bertobatnya Kaisar Konstantinus I pada tahun 325. Pada periode ini gereja dan orang-orang Kristen mengalami penganiayaan, terutama penganiayaan fisik, tetapi para Bapa gereja mulai menulis tulisan-tulisan Kristen yang pertama dan ajaran-ajaran yang menyeleweng yang bermunculan diatasi.

Tidak lama setelah Pentakosta, pintu gereja terbuka kepada orang-orang bukan Yahudi. Penginjil Filipus berkhotbah kepada orang-orang Samaria,[14] dan banyak dari mereka yang percaya kepada Kristus. Rasul Petrus berkhotbah kepada rumah tangga Kornelius yang bukanlah orang Yahudi[15] dan mereka juga menerima Roh Kudus. Rasul Paulus (mantan penganiaya gereja) memberitakan Injil di seluruh dunia Greko-Romawi, sampai ke Roma sendiri[16] dan bahkan mungkin sampai ke Spanyol.[17]

Pada tahun 70, tahun di mana Yerusalem dihancurkan, kitab-kitab Perjanjian Baru telah lengkap dan beredar di antara gereja-gereja. Untuk 240 tahun berikutnya, orang-orang Kristen dianiaya oleh Roma, kadang secara acak, kadang atas perintah pemerintah.

Pada abad kedua dan ketiga, kepemimpinan gereja mejadi makin hierakis seiring dengan peningkatan jumlah. Beberapa ajaran sesat diungkapkan dan ditolak pada zaman ini, dan kanon Perjanjian Baru disepakati. Penganiayaan terus meningkat.


Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
35 Stefanus Yerusalem
 
Stefanus mati syahid dan menjadi martir Kristen pertama. Paulus bertobat.
46 Paulus dari Tarsus Asia Minor
 
Paulus memulai perjalanan misinya dan menulis surat-suratnya.
64 Kaisar Nero Roma
 
Kebakaran hebat terjadi di Roma. Kaisar Nero menyalahkan orang Kristen dan menimbulkan penganiayaan

Setelah kematian dan kebangkitan Yesus, para Rasul diberi tugas untuk memberitakan Injil dan menceritakan tentang kabar keselamatan kepada semua orang "sampai ke ujung bumi". Kekaisaran Romawi pada waktu itu membenci dan takut dengan ajaran Kristen yang menyerukan kepada semua orang supaya jangan takut kepada pemerintah duniawi yang sementara, melainkan takut kepada pemerintahan surgawi yang akan datang kelak.

Kaisar Nero bersama-sama dengan kaisar-kaisar pendahulunya maupun sesudahnya melakukan penganiayaan, membunuh, memenjarakan, menyiksa, menjadikan orang Kristen umpan singa di collosseum; namun hal-hal tersebut tidak menyurutkan niat gereja mula-mula untuk berkembang dan semakin bertambah jumlah orang yang percaya kepada Yesus. Pada akhirnya, Nero membakar kota Roma dan menyalahkan hal tersebut kepada orang-orang Kristen yang disebutnya radikal sehingga membuat penduduk Romawi semakin marah terhadap orang Kristen.

Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
70 Titus Flavius Vespasianus Yerusalem
 
Titus menghancurkan Yerusalem dan Bait Allah. Perpecahan antara kekristenan dan penganut agama Yahudi (Judaisme)

Pada tahun 66, ketika kerusuhan menentang Gessius Florus - wakil Roma yang merampas benda-benda perak Bait Allah - merebak, ia mengirim pasukan ke Yerusalem untuk menyalib dan membantai sejumlah orang Yahudi. Tindakan Florus ini memicu meledaknya pemberontakan yang selama ini merupakan api dalam sekam.

Pada abad sebelumnya, Roma tidak pernah menangani orang-orang Yahudi dengan baik. Pertama, Roma telah mendukung Herodes Agung, perampas kekuasaan yang dibenci. Arkhelaus, putra dan penerus Herodes, adalah pemimpin yang keji sehingga rakyat meminta pertolongan Roma untuk menggantinya. Roma pun menolong mereka dengan mengirimkan sejumlah Gubernur secara bergilir – Pontius Pilatus, Feliks, Festus, dan Florus. Tugas mereka menjaga ketenteraman di daerah yang tidak stabil itu.

Di Yerusalem, kepala Bait Allah menyatakan pemberontakan terbuka melawan Roma dengan menghentikan persembahan harian untuk Kaisar. Tidak lama kemudian seluruh Yerusalem menjadi rusuh; pasukan Romawi diusir dan dibunuh. Yudea memberontak, kemudian Galilea. Untuk sementara waktu tampaknya orang-orang Yahudi unggul.

Cestius Gallus, Gubernur Romawi untuk daerah itu berangkat dari Siria dengan 20.000 tentara. Ia menguasai Yerusalem selama enam bulan namun gagal dan kembali. Ia meninggalkan 6.000 tentara Romawi yang tewas dan sejumlah besar persenjataan yang dipungut dan dipakai orang-orang Yahudi.

Kaisar Nero mengirim Vespasianus, seorang jenderal yang dianugerahi banyak bintang jasa, untuk meredam pemberontakan. Vespasianus pun melumpuhkan kelompok pemberontak tersebut secara bergilir. Ia memulainya di Galilea, kemudian di Transyordania, dan berikutnya di Idumea. Setelah itu, dia mengepung Yerusalem. Akan tetapi sebelum merebutYerusalem, Vespasianus dipanggil pulang ke Roma, karena Kaisar Nero mati dibunuh. Pergumulan untuk mencari pengganti Nero berakhir dengan keputusan Senat Romawi untuk menjadikan Vespasianus sebagai Kaisar. Titah kekaisaran pertamanya ialah penunjukan anaknya, Titus, untuk memimpin Perang Yahudi.

Ketika pengepungan Yerusalem sedang berlangsung, penduduk kota pun satu demi satu mati karena kelaparan dan wabah penyakit. Akhirnya, orang-orang Romawi merobohkan tembok lapisan luar, kemudian lapisan kedua dan akhirnya yang ketiga. Namun orang-orang Yahudi masih berperang sambil merangkak menuju Bait Allah sebagai garis pertahanan terakhir. Sejarawan Romawi-Yahudi, Flavius Yosefus (37-100 M) menjelaskan bahwa Titus ingin melindungi Bait Allah tersebut, tetapi prajurit-prajuritnya begitu marah terhadap musuh mereka sehingga mendorong mereka membakar Bait Allah.

Pemberontakan orang-orang Yahudi ini pada abad pertama dan awal abad ke-2 M menandai berakhirnya negara Yahudi yang baru ada lagi pada zaman modern (tahun 1948).

Penghancuran Bait Allah (yang dipugar Herodes) mengubah tata cara peribadahan orang-orang Yahudi. Mereka tidak lagi mempersembahkan korban sembelihan, tetapi memilih dan mengutamakan sinagoge yang didirikan pendahulu mereka ketika Bait Allah (yang didirikan Salomo) dihancurkan orang-orang Babel pada tahun 586 SM.

Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
110 Ignatius dari Antiokhia Antiokhia
 
Ignatius dari Anthiokhia mati martir.
150 Yustinus Martir Yudea
 
Yustinus Martir menulis Liber Apologeticus - buku apologetik Kristen pertama]], yang membantu memajukan usaha kekristenan untuk menjawab filsafat-filsafat lainnya

Sejak awal, gereja berperan di dua dunia yang berbeda, dunia orang Yahudi dan dunia non-Yahudi. Kisah Para Rasul menggambarkan lambannya dan kadang-kadang sakitnya perkembangan kekristenan di kalangan orang-orang bukan Yahudi. Petrus dan Stefanus mengadakan pekabaran Injil kepada orang-orang Yahudi, sedangkan Paulus kepada filsuf-filsuf Athena dan para penguasa Romawi.

Menjelang pertengahan abad kedua, di bawah pemerintahan yang adil oleh para kaisar seperti Trajanus, Antoninus Pius dan Marcus Aurelius, gereja mulai membuka diri pada dunia luar untuk meyakinkan keberadaannya. Yustinus menjadi salah seorang apologist (orang yang mempertahankan pendiriannya dalam argumentasi) Kristen pertama, yang menjelaskan imannya sebagai sistem yang masuk akal. Bersama-sama penulis lain, seperti Origenes dan Tertulianus, ia menafsirkan kekristenan dalam istilah-istilah yang mudah dikenal orang-orang Yunani dan Romawi terpelajar pada masa itu.

Karya tulis Yustinus, "Apologi Pertama", ditujukan pada Kaisar Antoninus Pius (dalam bahasa Yunani berjudul Apologia, yaitu suatu kata yang mengacu pada logika yang menjadi dasar kepercayaan seseorang).

Di samping menulis, Yustinus mengadakan perjalanan yang cukup jauh. Dalam perjalanannya ia selalu berargumentasi tentang iman yang diyakininya. Di Efesus, ia bertemu dengan Tryfo. Di Roma, ia bertemu Marcion, pemimpin Gnostik. Pada suatu perjalanannya ke Roma, ia pernah bersikap tidak ramah terhadap seseorang yang bernama Crescens, seorang Cynic. Ketika Yustinus kembali ke Roma pada tahun 165, Crescens mengadukannya kepada penguasa atas tuduhan memfitnah. Yustinus pun ditangkap, disiksa dan akhirnya dipenggal kepalanya bersama-sama enam orang percaya lainnya.

Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
156 Polikarpus Smyrna
 
Uskup Polikarpus yang berusia 86 tahun menjadi martir yang menjadikan orang Kristen semakin berdiri teguh di bawah penganiayaan

Orang-orang Romawi percaya bahwa roh kaisar ilahi adanya. Bagi orang Romawi pada umumnya, dengan sejumlah dewa, menyembah kaisar bukanlah masalah. Mereka melihat hal itu sebagai loyalitas kebangsaan. Namun orang-orang Kristen menolak karena tahu bahwa itu adalah penyembahan berhala. Polikarpus, uskup yang disegani di kota itu, diburu oleh prajurit Smyrna. Para prajurit itu sudah mengirim orang-orang Kristen lainnya untuk dibunuh di arena, kini mereka menghendaki sang pemimpin.

Di hadapan gubernur Romawi yang berjanji membebaskannya asalkan ia menghujat Kristus, ia mengatakan kalimat terakhirnya yang terkenal, "Selama delapan puluh enam tahun aku telah mengabdi kepada Kristus dan Ia tidak pernah menyakitiku. Bagaimana aku dapat mencaci Raja [Kristus] yang telah menyelamatkanku?"

Gubernur Romawi menitahkan agar ia dibakar hidup-hidup. la diikat pada sebuah tiang dan dibakar. Namun, menurut seorang saksi mata, badannya tidak termakan api. "la berada di tengah, tidak seperti daging yang terbakar, tetapi seperti roti di tempat pemanggangan, atau seperti emas atau perak dimurnikan di atas tungku perapian. Kami mencium aroma yang harum, seperti wangi kemenyan atau rempah mahal." Ketika seorang algojo menikamnya, darah yang mengalir memadamkan api itu.

Kisah ini tersebar ke jemaat-jemaat di seluruh kekaisaran. Pada zaman Polikarpus, yang dibutuhkan hanyalah kesetiaan. Ia setia sampai mati. Dalam kurun waktu satu setengah abad berikutnya, ratusan martir menuju kematian mereka dengan setia, dan banyak di antara mereka maju dengan semangat. Ini didasarkan pada laporan saksi mata uskup Smyrna itu.

Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
177 Irenaeus Lyons
 
Ireneus menjadi Uskup Lyons dan memerangi ajaran-ajaran sesat yang merundung gereja

Tidak banyak yang diketahui tentang Irenaeus, seorang penentang Gnostisisme pada akhir abad kedua. Mungkin ia dilahirkan di Asia Kecil lebih kurang pada tahun 125. Perdagangan yang lancar antara Asia Kecil dan Gaul (Prancis) memberi peluang bagi orang-orang Kristen untuk membawa agamanya ke Prancis, tempat mereka mendirikan sebuah gereja yang mapan di kota Lyons.

Ireneus diangkat menjadi uskup untuk menggantikan uskup yang terbunuh. Ketika itu terdapat banyak orang yang telah menganut Gnostisisme di Prancis. Penyebaran aliran ini sangat pesat karena kaum Gnostis menggunakan istilah orang-orang Kristen — meskipun mereka memberikan interpretasi yang berbeda secara radikal.

Setelah uskup Lyons itu mempelajari ajaran sesat itu, ia menulis "Melawan Ajaran Sesat", suatu karya besar yang membeberkan kebodohan "ajaran yang secara keliru disebut Gnostik" tersebut. Dengan menyitir gambaran dari Perjanjian Lama dan Baru, ia membuktikan bahwa ajaran yang mereka sebarkan adalah salah dan tidak alkitabiah.

Sepanjang hidupnya, Ireneus dengan gembira mengenang perkenalannya dengan Polikarpus, yang pernah akrab dengan Rasul Yohanes. Jadi, tidaklah mengherankan bahwa ia berpegang pada keabsahan para rasul ketika ia menolak paham Gnostik. Sang uskup menegaskan bahwa para rasul mengajar di tempat-tempat umum dan tidak ada satu pun yang dirahasiakan. Di seluruh kekaisaran, gereja-gereja berpegang pada ajaran-ajaran yang hanya disampaikan para rasul Kristus, dan hanya inilah satu-satunya dasar keyakinan. Ireneus menyatakan bahwa para uskup yang merupakan pelindung iman Kristen adalah penerus para rasul. Dengan demikian, ia telah mengangkat martabat para uskup. Dalam bukunya "Melawan Ajaran Sesat", Ireneus menetapkan standar bagi teologi gereja. Semua kebenaran yang kita butuhkan sudah tercantum dalam Alkitab. Ia juga membuktikan bahwa dirinya adalah seorang teolog terbesar semenjak Rasul Paulus. Argumentasinya yang tersebar luas merupakan pukulan besar bagi aliran Gnostik pada masanya.

Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
196 Tertulianus Kartago
 
Tertulianus mulai menulis tulisan-tulisannya yang menjadikannya digelari "Bapak Teologi Latin"

Tertulianus lahir di Kartago, dengan nama Quintus Septimius Florens Tertullianus, ia dibesarkan dalam keluarga berkebudayaan kafir (pagan) serta terlatih dalam kesusasteraan klasik, penulisan orasi, dan hukum. Pada tahun 196 ketika ia mengalihkan kemampuan intelektualnya pada pokok-pokok Kristen, ia mengubah pola pikir dan kesusasteraan gereja di wilayah Barat. Ia memperkenalkan istilah "Trinitas" (dari kata yang sama dalam bahasa Latin) dalam perbendaharaan kata Kristen; sekaligus kemungkinan, merumuskan "Satu Allah, Tiga Pribadi".

Ketika orang-orang Kristen Yunani masih bertengkar tentang keilahian Kristus serta hubunganNya dengan Allah Bapa, Tertulianus sudah berupaya menyatukan kepercayaan itu dan menjelaskan posisi ortodoks. Maka, ia pun merintis formula yang sampai hari ini masih kita pegang: Allah adalah satu hakikat yang terdiri dari tiga pribadi.

Ketika dia menyiapkan apa yang menjadi doktrin Trinitas, Tertulianus tidak mengambil terminologinya dari para filsuf, tetapi dari Pengadilan Roma. Kata Latin substantia bukan berarti "bahan" tetapi "hak milik". Arti kata persona bukanlah "pribadi", seperti yang lazim kita gunakan, tetapi merupakan "suatu pihak dalam suatu perkara" (di pengadilan). Dengan demikian, jelaslah bahwa tiga personae dapat berbagi satu substantia. Tiga pribadi (Bapa, Putra dan Roh Kudus) dapat berbagi satu hakikat (kedaulatan ilahi).

Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
205 Origenes Alexandria
 
Origenes dari Afrika Utara yang sangat bertalenta memulai tulisannya yang berpengaruh. Ia mengepalai sekolah katekisasi di Alexandria

Pada awalnya, kekristenan dicemooh sebagai agama orang-orang miskin dan tidak terpelajar, dan memang sesungguhnya banyak penganutnya datang dari kalangan rendah. Namun menjelang abad ketiga, cendekiawan terhebat pada masa itu adalah seorang Kristen. Baik kafir, penganut ajaran sesat maupun orang Kristen, semuanya mengagumi cendekiawan yang bernama Origenes tersebut. Ia mempunyai pengetahuan luas dan ilmu yang tinggi, yang berpengaruh penting bagi pemikiran Kristen di kemudian hari.

Origenes lahir di Alexandria pada tahun 185. Ia berasal dari keluarga Kristen yang saleh. Setelah ayahnya mati martir, Origenes pun mulai menanggulangi keadaan dengan bekerja sebagai guru sastra Yunani dan penyalin naskah. Karena hanyak di antara cendekiawan senior telah meninggalkan Alexandria dalam gelombang penyiksaan, maka sekolah katekisasi Kristen sangat membutuhkan tenaga pengajar. Pada usianya yang kedelapan belas, Origenes pun memangku jabatan kepala sekolah di sekolah katekisasi tersebut dan memulai karier mengajarnya yang panjang, termasuk belajar dan menulis.

Sebagai seorang penulis yang sangat produktif Origenes dapat membuat tujuh sekretarisnya sibuk dengan diktenya. Ia telah menghasilkan lebih dari dua ribu karya, termasuk tafsiran-tafsiran atas setiap kitab dalam Alkitab serta ratusan kotbah. Di antara karyanya yang terkenal adalah Heplaxa, "Melawan Celsus", "Atas Prinsip Pertama", serta karya-karya lainnya.

Origenes juga tidak terlepas dari kesalahan, yang paling mencolok adalah ajaran Plato yang banyak ia ambil. Karena kesalahan-kesalahan semacam ini, maka Uskup Demetrius dari Aleksandria mengadakan sidang yang mengekskomunikasi Origenes dari gereja. Meskipun Gereja Roma dan Barat menerima ekskomunikasi ini, tetapi Gereja di Palestina dan sebagian besar Gereja Timur tidak menerimanya. Mereka masih mencari Origenes karena pengetahuan, kebijaksanaan dan kecendekiawanannya.

Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
251 Siprianus Kartago
 
Siprianus, uskup dari Kartago menerbitkan hasil karyanya yang penting tentang "Persatuan di Dalam Gereja." Ia menjadi martir pada tahun 258

Siprianus, seorang kaya dan berbudaya, yang lahir, sekitar tahun 200 dalam keluarga kafir. Ketika ia menjadi Kristen, ia menanggalkan pola hidup lamanya, membagi-bagikan uang dan hartanya kepada orang miskin, serta bersumpah akan hidup suci. Di tengah-tengah gereja yang belum memiliki kesatuan, ia mencoba menyatukan orang-orang Kristen melalui kuasa para uskup.

Akibat ketatnya peraturan gereja yang melarang penerimaan kembali orang Kristen yang telah "murtad", seorang imam bernama Novatus memulai sebuah gereja saingan yang memberi kesempatan bagi orang-oring murtad itu menjadi anggotanya. Siprianus merumuskan ini sebagai sistem berskala — semakin besar dosanya, maka semakin lama pula masa penyesalannya. Idenya mendapat sambutan dan menjadi disiplin Gereja paling kuat — yang kadang-kadang disalahgunakan.

Siprianus tidak setuju dengan perpisahan ini. Ia yakin bahwa orang percaya sejati harus menjalani hukuman untuk menebus dosa, untuk membuktikan imannya. Pada tahun 251 Siprianus mengadakan konsili di Kartago dan di situlah ia membacakan karyanya, "Persatuan di dalam gereja", karyanya yang terkenal dan yang sangat berpengaruh dalam sejarah gereja. Gereja, katanya, adalah lembaga ilahi, yaitu mempelai Kristus, dan hanya ada satu mempelai. Hanya di dalam gereja manusia akan mendapatkan keselamatan, di luar itu yang ada hanyalah kegelapan dan kebingungan. Di luar gereja, sakramen dan para rohaniwan — bahkan Alkitab — tidak ada artinya. Seseorang, secara pribadi, tidak dapat menjalankan kehidupan Kristen melalui kontak langsung dengan Allah; ia membutuhkan gereja.

Dengan diterimanya ide ini, tentu saja, para uskup mendapat kuasa lebih besar. Siprianus juga mencetuskan ide bahwa misa adalah pengorbanan tubuh dan darah Kristus. Karena para imam menjalankan fungsinya dalam ibadah atas nama Kristus, maka hal ini pun meningkatkan kuasa mereka.

Karena terancam perpecahan, gereja pada masa Cyprianus berpegang pada ide-idenya. Uskup tersebut tentunya tidak menduga bahwa sebagai akibat dari cara-cara yang dirintisnya untuk mempersatukan gereja, akhirnya pada Abad Pertengahan beberapa uskup yang rakus dan tidak bermoral menggunakan kuasanya untuk kepentingan pribadi ketimbang untuk hal-hal rohani. Struktur hierarki yang menciptakan "persatuan" juga telah menyebabkan keretakan di antara rohaniwan dan kaum awam.

Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
270 Antonius Mesir
 
Antonius memberikan harta bendanya dan mulai hidup sebagai pertapa, suatu peristiwa kunci yang melatarbelakangi kerahiban

Antonius lahir di Mesir sekitar tahun 250, dalam keluarga kaya. Ketika ia berumur dua puluh tahun, orang tuanya wafat, meninggalkan seluruh harta untuknya. Mengikuti petunjuk Yesus, ia membagikan tanah miliknya kepada orang-orang sekampung, menjual harta lainnya dan menyumbangkan uangnya kepada orang-orang miskin. Ia berguru pada seorang Kristen yang sudah berumur, dan belajar tentang sukacita penyangkalan diri. Antonius makan hanya satu kali sehari, yang terdiri dari roti dan air, serta tidur di atas lantai tidak beralas.

Sebagai salah seorang pendiri terpenting komunitas biara sebenarnya tidak punya ide untuk mendirikan apa pun. Ia hanya peduli pada kondisi spiritualnya sendiri dan menghabiskan sebagian besar waktunya seorang diri.

Antonius wafat pada usia 105 tahun dan sampai pada akhir hayatnya, ia berada dalam keadaan sehat pikiran dan jasmani. Untuk mencegah berkembangnya pemujaan di kuburannya, ia meminta agar ia dikubur secara diam-diam.

Praktik komunitas rahib yang hidup bersama telah dirintis Pachomius, seorang teman Antonius. Seperti Antonius yang kuat dan ulet, sebagian besar pengikutnya memilih menjadi rahib. Antonius telah menyampaikan ide bahwa pribadi religius yang sejati akan mengundurkan diri dari kehidupan dunia dengan menjauhkan diri dari hidup berkeluarga dan kenikmatan duniawi.

Hingga era Reformasi, ide ini tidak pernah mendapat tantangan serius.

Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
303 Diokletianus Kekaisaran Romawi
 
Penganiayaan Besar terjadi di bawah pemerintahan Kaisar Diokletianus

Gereja di bawah Kekaisaran Romawi

sunting

Periode ini dimulai sejak pertobatan Kaisar Konstantinus I dan menjadikan Kristen sebagai agama resmi Romawi, hingga dimulainya Abad Pertengahan, yaitu ketika Kaisar Romawi terakhir, Romulus Agustus dijatuhkan, kira-kira tahun 313 hingga 476. Pada periode ini Kepausan mulai berkembang, orang-orang Kristen tidak dianiaya sekejam dulu lagi, agama dan politik mulai bercampur jadi satu, dan Alkitab bahasa Latin yang memuat Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dikanonisasi.


Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
312 Konstantinus I Roma
 
Kaisar Konstantinus I menjadi Kristen setelah mendapat penglihatan salib dan menjadi pembela dan pelindung kaum Kristen yang tertindas.
323 Eusebius dari Kaisarea Kaisarea
 
Eusebius dari Kaisarea menyelesaikan karyanya, Historia Ecclesiastica, atau sejarah gereja mula-mula.
325 Konstantinus I Nicea
 
Konsili Nicea I. Tidak diketahui siapa tokoh yang digambarkan.
Konsili Nicea I menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam debat dan merumuskan doktrin yang menjelaskan tentang siapa Yesus sesungguhnya.
341 Ulfilas Goth
 
Ulfilas, penerjemah Alkitab Gothik, diangkat menjadi uskup
358 Basil dari Kaisarea Kaisarea
 
Basil yang Agung mendirikan komunitas biarawan (monastik).
367 Athanasius Aleksandria
 
Athanasius, lahir sekitar tahun 298 dan besar di Aleksandria, Mesir, pusat ilmu pengetahuan Kekaisaran Romawi
Athanasius menulis "Surat Paskah" yang mengakui Kanon Perjanjian Baru yang menegaskan buku yang sama yang saat ini digunakan.
385 Ambrosius Milan
 
Uskup Ambrosius membantah Permaisuri Kaisar Theodosius di Milan. Gereja akan membantah negara jika dibutuhkan untuk melindungi ajaran Kristen dan melawan segala tindakan jahat.
387 Agustinus Hippo Milan
 
"Santo Augustinus dan Monika" (1846), oleh Ary Scheffer
Agustinus menjadi orang Kristen. Tulisannya menjadi landasan Abad Pertengahan. Buku Pengakuan (Confessionum) dan Kota Allah (De Civitate Dei) masih banyak dibaca saat ini.
398 Yohanes Krisostomus Konstantinopel
 
Sebuah mosaik Santo Yohanes Krisostomus di katedral Hagia Sophia di Konstantinopel
Yohanes Krisostomus, si pendeta "berlidah emas", menjadi uskup Konstantinopel dan memimpin gereja di dalam berbagai kontroversi
405 Hieronimus Roma
 
Prolog Injil Yohanes, Alkitab Vulgata Clementina, edisi 1922
Hieronimus menyelesaikan karyanya Alkitab Vulgata yang menjadi standar untuk seribu tahun ke depan.


432 Patrick Irlandia
 
Patrick menjalani misi ke Irlandia ─ setelah dibawa ke sana pada saat mudanya menjadi budak. Ia kembali dan memimpin orang Irlandia dalam jumlah besar menjadi Kristen.
451 Paus Leo I Khalsedon
 
Konsili Khalsedon
Konsili Khalsedon menegaskan ajaran ortodoks bahwa Yesus adalah Allah dan manusia dan keduanya adalah satu Orang.

Gereja pada Abad Pertengahan

sunting

Periode ini dimulai sejak berakhirnya kekuasaan Kaisar Romawi Barat hingga dimahkotainya Charlemagne menjadi Kaisar Eropa Barat, kira-kira tahun 476 hingga hari Natal tahun 800. Pada periode ini gereja, terutama Kepausan, mengalami kemunduran moral. Para Paus dipaksa untuk terlibat lebih dalam lagi dalam politik, yang sering kali kotor, dan harus mengimbangi keinginan Kekaisaran Romawi Timur dan pemerintahan bangsa barbar di Barat. Meskipun kebanyakan orang Kristen pada periode ini bermukim di Asia Minor, tetapi penyebaran Injil terus dilakukan ke berbagai pelosok Eropa yang akan memengaruhi sejarah Abad Pertengahan.

Selama Abad Pertengahan di Eropah, Gereja Katolik Roma terus memegang kekuasaan, dengan Paus sebagai pemegang kekuasaan atas semua jenjang kehidupan dan hidup seperti raja. Korupsi dan ketamakan dalam kepemimpinan gereja adalah hal yang umum. Dari tahun 1095 sampai 1204 para Paus mendukung serangkaian perang salib yang berdarah dan mahal dalam usaha untuk mengusir kaum kaum Muslimin dan membebaskan Yerusalem.


Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
529 Benediktus Monte Cassino
 
Benediktus, pencetus peraturan-peraturan kerahiban modern
Benediktus dari Nursia mendirikan ordo kerahiban ─ "pemerintahannya" menjadi yang paling berpengaruh selama berabad-abad ke depan
563 Kolumba Skotlandia
 
Kolumba, misionaris untuk orang Skotlandia
Kolumba menjalani misi ke Skotlandia. Ia mendirikan pusat misi kerahiban yang melegenda di Iona.
590 Paus Gregorius I Roma
 
Paus Gregorius I
Paus Gregorius I digelari "Yang Agung." Kepemimpinannya secara nyata memajukan perkembangan kepausan.
664 Sinode Whitby Inggris
 
Biara Whitby tempat Sinode Whitby diselenggarakan
Sinode Whitby menentukan bahwa gereja Inggris akan menjadi di bawah otoritas gereja Roma
716 Bonifakus Jermania
 
Patung Bonifakus, misionaris untuk orang Jerman, di alun-alun Fulda, kota tempat ia dimakamkan
Bonifakus, "rasul untuk Jerman", pergi menjadi misionaris dan membawa Injil ke daerah-daerah kafir (pagan)
763 Beda Inggris
 
Manuskrip Historia Ecclesiastica Gentis Anglorum oleh Beda
Venerabilis Beda menyelesaikan karyanya yang teliti dan penting "Sejarah Gerejawi Bangsa Inggris" (Historia Ecclesiastica Gentis Anglorum)
732 Charles Martel Tours
 
Lukisan Charles de Steuben Bataille de Poitiers en Octobre 732 menggambarkan Charles Martel (berkuda) menghadapi Abdurrahman Al-Ghafiqi (kanan) dalam Pertempuran Tours.
Charles Martel menghentikan penyerbuan Muslim yang mengancam Eropa

Gereja pada awal mula Eropa

sunting

Periode ini dimulai sejak penahbisan Karel Agung sebagai Kaisar Eropa Barat hingga kejatuhan Kekaisaran Romawi Timur dengan direbutnya Konstantinopel oleh bangsa Turki (1453) dan Reformasi Protestan, kira-kira tahun 800 hingga 1500. Pada mulanya, hampir seluruh Eropa Barat di bawah kekuasaan Kaisar Kristen, Karel Agung. Misionaris-misionaris mulai dikirim ke Eropa Timur dan Rusia, biarawan-biarawan mulai membuat perubahan dari dasar setelah melihat keadaan gereja yang memburuk, dan Perang Salib dengan bangsa Asia dimulai, tetapi universitas mulai dibuka sehingga tidak hanya para rahib namun rakyat biasa juga dapat membaca dan menulis. Selain itu terjadi perpisahan antara gereja Katolik Barat di Eropa Barat dan gereja Ortodoks Timur di Asia Kecil.

Sejarah gereja atau sejarah gerejawi sebagai disiplin akademik mengkaji sejarah Kekristenan dan cara Gereja Kristen berkembang sejak pembentukannya. Henry Melvill Gwatkin mendefinisikan sejarah gereja sebagai "sisi spiritual dari sejarah masyarakat berperadaban bahkan sejak kedatangan Allah kita".[18]

Sejarawan gereja terkenal

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ The Church Triumphant: A History of Christianity Up to 1300, E. Glenn Hinson, p 223
  2. ^ Georgian Reader, George Hewitt, p. xii
  3. ^ Ethiopia, the Unknown Land: A Cultural and Historical Guide, by Stuart Munro-Hay, p. 234
  4. ^ Prayers from the East: Traditions of Eastern Christianity, Richard Marsh, p. 3
  5. ^ Adherents.com, Religions by Adherents Diarsipkan 2008-06-15 di Wayback Machine.
  6. ^ BBC Documentary: A History of Christianity by Diarmaid MacCulloch, Oxford University
  7. ^ Menurut catatan Injil Matius dan Injil Lukas dalam Alkitab Kristen, yang dikuatkan oleh catatan-catatan lain di bagian lain dalam Alkitab serta catatan murid-murid pertama maupun sumber-sumber di luar Kekristenan.
  8. ^ Dicatat dalam semua Injil dan catatan sejarah dari penulis-penulis Romawi kuno.
  9. ^ Dicatat dalam Matius 27 dan tersirat dalam catatan-catatan sejarah Yahudi.
  10. ^ Kisah Para Rasul 2
  11. ^ Matius 5:17
  12. ^ Markus 14:24
  13. ^ Kisah 9:1–2
  14. ^ Kisah 8:5
  15. ^ Kisah Para Rasul 10
  16. ^ Kisah 28:16
  17. ^ Tersirat dalam surat-surat dan catatan sejarah kuno.
  18. ^ Henry Melvill Gwatkin, Early Church History to A.D. 313, p. 4.

Bacaan tambahan

sunting
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
800 Karel Agung Aachen
 
Patung emas Karel yang Agung yang ditemukan di istananya di Aachen
Charles yang Agung diangkat menjadi Kaisar oleh Paus pada hari Natal. Ia memajukan gereja, pendidikan, dan kebudayaan Eropa.
863 Siril dan Metodius Slavia
 
Siril dan Metodius
Siril dan Metodius, dua orang Yunani bersaudara, menginjili orang Slav. Siril mengembangkan aksara Kiril, dasar bahasa Slavik yang masih dipakai di gereja Rusia.
909 William yang Saleh Aquitaine
 
Rekonstruksi Biara Cluny yang asli
Di Cluny didirikan sebuah biara, pusat reformasi. Pada pertengahan abad ke-12, terdapat lebih dari seribu rumah di bawah asuhan biara Cluny.
988 Vladimir I Kiev
 
Pembaptisan Pangeran Vladimir dari Kiev, oleh Viktor Vasnetsov
Pangeran Vladimir dari Kiev menjadi Kristen ─ ia mencari agama-agama di dunia dan memilih Ortodoksi untuk menyatukan dan membimbing rakyat Rusia.
1054 Paus Leo IX Eurasia
 
Skisma Timur-Barat dan skisma-skisma lainnya
Setelah berabad-abad gereja Timur dan Barat merupakan gereja tunggal, akhirnya perpisahan tersebut terjadi yang berlangsung hingga hari ini.
1093 Anselmus Canterbury
 
Mosaik Anselmus dari Canterbury
Anselmus menjadi Uskup Agung Canterbury. Seorang rahib yang tekun dan teologian yang handal, ia menyelidiki "Mengapa Allah Menjadi Manusia" (Cur Deus Homo)
1095 Paus Urbanus II Clermont
 
Paus Urbanus II berkotbah dengan berapi-api di Konsili Clermont
Paus Urbanus II menyerukan Deus Vult! - "Allah menghendakinya!" dan dengan itu memulai Perang Salib yang mengakibatkan banyak peperangan yang tragis.
1115 Bernardus Clairvaux
 
Bernardus mendirikan biara di Clairvaux. Ia dan biara tersebut menjadi pusat spiritual dan pengaruh politik yang besar
1150 Petrus Abelardus Paris
 
Universitas Paris
Universitas Paris dan Universitas Oxford didirikan dan menjadi inkubator Abad Pencerahan dan reformasi Protestan dan menjadi model pola pendidikan modern.
1173 Peter Waldo Prancis
 
Peter Waldo mendirikan gerakan Waldenisme/Waldensian/Kaum Walden, gerakan reformasi sebelum era Martin Luther yang memberi penekanan pada kemiskinan, khotbah, dan Alkitab. Mereka akhirnya dituduh sebagai penganut ajaran sesat oleh gereja pada saat itu
1206 Fransiskus Bernardone Assisi
 
Fransiskus Bernardone dari Assisi
Fransiskus dari Assisi meninggalkan segala kekayaan dunia dan memimpin sekelompok rahib miskin mengajarkan cara hidup sederhana
1215 Paus Innocentius III Roma
 
Konsili Lateran Keempat mengenai ajaran sesat, meneguhkan doktrin Katolik Roma dan menguatkan otoritas Paus
1273 Thomas Aquinas Cologne
 
Thomas Aquinas memegang bukunya: Summa Theologiae
Thomas Aquinas menyelesaikan karyanya Summa Theologica (Ringkasan Teologi), mahakarya teologis pada Abad Pertengahan
1321 Dante Alighieri Italia
 
Dante menyelesaikan Divina Commedia (Komedi Ilahi), karya literatur Kristen terbesar pada Abad Pertengahan.
1378 Katarina Siena Roma
 
Istana kepausan di Avignon
Katarina dari Siena pergi ke Roma untuk membantu proses penyembuhan akibat Pemisahan Kepausan. Sebagian karena pengaruhnya maka kepausan kembali ke Roma dari Avignon
1387 John Wycliffe Inggris
 
John Wycliffe diasingkan dari Oxford dan mengepalai penerjemahan Alkitab bahasa Inggris. Ia akhirnya disebut sebagai "Bintang Fajar Reformasi"
1415 Jan Hus Konstanz
 
Jan Hus dihukum dan dibakar pada tiang pancang oleh Konsili Konstanz
1456 Johann Gutenberg Strasburg
 
Alkitab Gutenberg
Johann Gutenberg membuat Alkitab cetak untuk pertama kalinya, dan percetakannya menjadi katalis pada era yang baru untuk memilah-milah ide, informasi, dan teologi baru
1478 Ferdinand II Spanyol
 
Lambang Inkuisisi Spanyol: sebuah salib, setangkai ranting, dan sebilah pedang.
Inkuisisi Spanyol didirikan di bawah Ferdinand dan Isabella untuk melawan penyebaran ajaran sesat
1498 Girolamo Savonarola Florence
 
Girolamo Savonarola seorang reformator berapi-api Ordo Dominikan dari Florence, dihukum mati
1512 Michelangelo Buonarroti Vatikan
Interior Kapel Sistina
Interior Kapel Sistina
Michelangelo Buonarroti menyelesaikan mahakaryanya yaitu langit-langit Kapel Sistine di kota suci Vatikan.

Reformasi Protestan di Eropa

sunting

Periode ini diwarnai oleh tokoh-tokoh yang membawa pembaruan dalam gereja Katolik Roma, kira-kira tahun 1517 hingga 1600. Tokoh-tokoh Reformasi seperti Martin Luther, Yohanes Calvin, John Knox, pada akhirnya mengakhiri dominasi para uskup dan biarawan dalam mempelajari Alkitab. Reformasi Protestan menyebabkan Kontra-Reformasi dan reformasi lainnya di Eropa Barat, sementara penemuan benua Amerika menyebabkan kaum Protestan yang dianiaya di Eropa, terutama Inggris, melarikan diri ke Amerika dan memulai negara baru yang berlandaskan kekristenan. Dalam waktu seratus tahun, terjadi lebih banyak peristiwa-peristiwa penting dari abad-abad sebelumnya, dan seluruh Eropa Barat terancam perang saudara. Di Inggris, Prancis, Spanyol, Swiss, Skotlandia, pertentangan antara bangsawan dan penguasa Kristen dan Katolik menyebabkan pertumpahan darah.

Sejarah gereja atau sejarah gerejawi sebagai disiplin akademik mengkaji sejarah Kekristenan dan cara Gereja Kristen berkembang sejak pembentukannya. Henry Melvill Gwatkin mendefinisikan sejarah gereja sebagai "sisi spiritual dari sejarah masyarakat berperadaban bahkan sejak kedatangan Allah kita".[1]

Sejarawan gereja terkenal

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Henry Melvill Gwatkin, Early Church History to A.D. 313, p. 4.

Bacaan tambahan

sunting
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
1517 Martin Luther Wittenberg
 
Martin Luther memakukan 95 dalilnya, sebuah undangan sederhana untuk debat cendekiawan yang secara tidak sengaja menjadi sebuah "engsel sejarah"
1523 Ulrich Zwingli Swiss
 
Ulrich Zwingli, sebaya Luther, memimpin Reformasi Swiss dari tempat ia menjadi pastor di Zürich.
1525 Kaum Anabaptis Eropa
 
Gerakan Anabaptis dimulai. "Reformasi radikal" ini bersikeras akan adanya baptisan orang percaya dan pemisahan gereja dan negara.
1534 Henry VIII Inggris
 
Henry VIII mengeluarkan Hukum Supremasi yang mengangkat raja Inggris, bukan Paus, menjadi kepala gereja Inggris.
1536 Yohanes Calvin Jenewa
 
Yohanes Calvin menerbitkan Christianae Religionis Institutio (Institusi Agama Kristen), hasil karya teologis terbesar dalam Reformasi.
1540 Ignatius Loyola Loyola
 
Ordo Serikat Yesus (Yesuit) disetujui oleh Vatikan. Pendirinya adalah Ignatius Loyola. Mereka memberikan pelayanan mereka sepenuhnya ke tangan Paus.
1545 Paus Paulus III Trente
 
Konsili Trente dibuka oleh Gereja Katolik untuk menjawab masalah-masalah dan menyediakan sarana untuk Reformasi Katolik.
1534 Thomas Cranmer Inggris
 
Cranmer menulis Buku Doa Umum untuk gereja Inggris.
1559 John Knox Skotlandia
 
John Knox kembali ke Skotlandia untuk memimpin reformasi di sana, setelah masa pengasingannya di Jenewa tempat Calvin berada.
1572 Kaum Huguenot Prancis
 
Pembantaian Hari Santo Bartolomeus menjadi saksi pembantaian puluhan ribu kaum Protestan Huguenot di Prancis.
1608 John Smyth Amsterdam John Smyth, pendeta Anglikan yang menjadi Separatis, membaptis jemaat "Baptis" yang pertama.
1611 Raja James Inggris
 
Penerbitan Alkitab Versi Raja James pertama yang disusun oleh 54 ahli selama empat tahun.
1620 Kaum Separatis Massachussets
 
Para Peziarah menandatangani Perjanjian Mayflower dan mendedikasikan diri mereka untuk kebaikan bersama, menjunjung solidaritas kelompok, dan membela rekonsiliasi Kristen.
1628 Jan Komenius Polandia
 
Jan Komenius diasingkan dari tanah kelahirannya dan mengembara sepanjang hidupnya, menyebarkan ajaran reformasi dan memohon rekonsiliasi Kristen.
1628 Westminster Assembly Westminster
 
Pengakuan Iman Westminster disusun di Ruang Yerusalem di dalam Westminster Abbey.
1648 George Fox Inggris
 
George Fox mendirikan Perkumpulan Agama Sahabat, yang sering dikenal dengan nama Quacker atau "Kaum Quaker". Mereka berusaha untuk hidup sederhana, menentang peperangan, dan menjauhi ibadah formal.

Gereja pada Abad Penjelajahan dan Abad Pencerahan

sunting

Sejak abad ke-17, penjelajah-penjelajah dari Eropa menjelajahi seluruh dunia dan pada saat yang bersamaan membawa iman mereka ke seluruh dunia. Terkadang penduduk asli yang mereka datangi dipaksa menerima iman mereka di bawah ancaman senapan, tetapi mayoritas pertobatan yang terjadi di luar Eropa adalah berkat jasa-jasa para misionaris tak bernama baik Kristen maupun Katolik, yang tinggal dan mengajar masyarakat setempat.

Sejarah gereja atau sejarah gerejawi sebagai disiplin akademik mengkaji sejarah Kekristenan dan cara Gereja Kristen berkembang sejak pembentukannya. Henry Melvill Gwatkin mendefinisikan sejarah gereja sebagai "sisi spiritual dari sejarah masyarakat berperadaban bahkan sejak kedatangan Allah kita".[1]

Sejarawan gereja terkenal

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Henry Melvill Gwatkin, Early Church History to A.D. 313, p. 4.

Bacaan tambahan

sunting
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
1662 Rembrandt Belanda
 
Rembrandt menyelesaikan lukisan Kembalinya Anak yang Hilang
1675 Philip Jacob Spener Frankfurt
 
Philip Jacob Spener menerbitkan Pia Desideria
1678 John Bunyan Inggris
 
John Bunyan menerbitkan The Pilgrim's Progress
1685 Johann Sebastian Bach dan
George Frederic Handel
Jerman
 
Bach dan Handel dilahirkan
1707 Isaac Watts Inggris Isaac Watts menerbitkan Hymns and Spritual Songs
1727 dimulai oleh Jan Amos Comenius Moravia
 
Kebaktian Kebangunan Rohani di Herrnhut mengawali Serikat Persaudaraan Moravia
1735 Jonathan Edwards Northampton, Massachusetts
 
Jonathan Edwards mengadakan Kebangunan Besar
1738 John Wesley Inggris John Wesley bertobat
1780 Robert Raikes Inggris
 
Robert Raikes memulai Sekolah Minggu
1793 William Carey India
 
William Carey berlayar menuju India
1807 William Wilberforce,
Elizabeth Fry,
George Mueller,
Thomas Buxton,
John Venn, dll
Inggris Parlemen Inggris mengadakan pemungutan suara untuk menghapuskan perdagangan budak
1811 Thomas dan Alexander Campbell Amerika Serikat bagian barat Ayah dan anak Campbell mengawali Gerakan Murid-murid Kristus
1812 Adoniram dan Ann Judson India Adoniram dan Ann Judson berlayar menuju India
1816 Richard Allen Afrika Richard Allen mendirikan Gereja Episkopal Methodis Afrika
1817 Elizabeth Fry   Elizabeth Fry mengawali pelayanan bagi narapidana perempuan di penjara
1830 Charles G. Finney   Charles G. Finney memulai Kebangunan Rohani Perkotaan
±1830 John Nelson Darby Plymouth John Nelson Darby membantu mengawali Serikat Persaudaraan Plymouth
1833 John Keble   Khotbah John Keble tentang "Murtad Nasional" memicu Gerakan Oxford
1854 Hudson Taylor Tiongkok Hudson Taylor Tiba di Kota Terlarang
1854 Soren Kierkegaard Denmark Soren Kierkegaard menerbitkan serangan terhadap kekristenan
1854 Charles Spurgeon London Charles Haddon Spurgeon menjadi imam di London
1855 Dwight Moody Boston Pertobatan Dwight L. Moody
1857 David Livingstone Inggris David Livingstone menerbitkan Perjalanan Penginjilan
1865 William Booth London William Booth mendirikan Bala Keselamatan
1870 Paus Pius IX Vatikan Paus Pius IX memproklamasikan Doktrin Infalibilitas Paus
1886   Amerika Serikat Gerakan Relawan Mahasiswa dimulai.
1906   Los Angeles Kebangunan Rohani Azusa Street Memunculkan Gerakan Pentakostalisme
1910-1915   Los Angeles Penerbitan buku The Fundamentals memunculkan Gerakan Fundamentalis
1919 Karl Bath   Tafsiran Surat Roma oleh Karl Bath diterbitkan
1921     Radio Kristen pertama mengudara
1934 Cameron Townsend   Cameron Townsend memulai Institut Linguistik Musim Panas
1945 Dietrich Bonhoeffer Jerman Dietrich Bonhoeffer dieksekusi Nazi
1948     Dewan Gereja-gereja se-Dunia terbentuk
1949 Billy Graham Los Angeles Kampanye Los Angeles Billy Graham
1960     Berawalnya Pembaruan Karismatik Modern
1962     Konsili Vatikan II dimulai
1963 Martin Luther King, Jr. Amerika Serikat Martin Luther King, Jr., Memimpin Pawai ke Washington
1966-1976   RRT Gereja Tiongkok bertumbuh tanpa terusik Revolusi Kebudayaan

Gereja Modern

sunting

Saat ini Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur telah mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki hubungan mereka yang rusak, sebagaimana dilakukan pula oleh Katolik dan Lutheran. Gereja injili berdiri sendiri dan berakar kuat dalam teologia Reformed. Gereja juga menyaksikan bangkitnya Pentakostalisme, gerakan Karismatik, oikumenisme dan berbagai ajaran sesat.

Kalaupun kita hanya belajar satu hal dari sejarah Gereja, kita perlu mengenali pentingnya “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya (Kolose 3:16). Setiap kita bertanggung jawab untuk mengetahui apa kata Alkitab dan untuk hidup menaatinya. Ketika gereja melupakan apa yang diajarkan Alkitab dan mengabaikan pengajaran Yesus, kekacauan merajalela.

Saat ini ada banyak gereja, tetapi hanya satu injil. Itu adalah “mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.” (Yudas 3). Mari kita dengan hati-hati mempertahankan iman itu dan meneruskannya tanpa mengubahnya. Dan kiranya Tuhan terus memenuhi janjiNya untuk membangun gerejaNya.

Lihat pula

sunting
Sejarah kekristenan menurut abad
SM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Referensi

sunting

Pustaka tambahan

sunting

Pranala luar

sunting