Liturgi

istilah peribadatan dalam denominasi Umat Kristen

Liturgi adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani, leitourgia, yang berarti kerja bersama. Kerja bersama ini mengandung makna peribadatan kepada Allah dan pelaksanaan kasih, dan pada umumnya istilah liturgi lebih banyak digunakan dalam tradisi Kristen, antara lain umat Katolik. Kurang lebih dapat dibandingkan dengan rukun salat secara berjamaah baik pada hari-hari raya maupun hari Jumat dan salat lima-waktu setiap hari pada umat Islam (lihat: Oxford Dictionary of World Religions, hal.582-3).

Uskup Perayaan Liturgi Divina dalam Gereja Katolik Yunani di Prešov, Slowakia bagian timur.

Liturgi Dalam Gereja Katolik

sunting

Liturgi adalah kegiatan dari Kristus Paripurna, dalam bahasa Latin Christus totus, atau Kristus seluruhnya, yaitu Kristus di surga sebagai kepala dan seluruh jemaat-Nya yang masih ada di dunia, yaitu Gereja yang merupakan Tubuh Kristus, dalam korban pujian dan syukur kepada Allah.

Liturgi Sakramen-sakramen

sunting

Pertama-tama adalah Liturgi Sakramen-sakramen: baptis, krisma, ekaristi, pengakuan dosa, urapan orang sakit, tahbisan suci dan perkawinan; puncak dan sumber liturgi sakramen adalah Perayaan Ekaristi atau Misa. Konsili Vatikan II menyatakan: "Upacara liturgi bukanlah tindakan perorangan, melainkan perayaan seluruh Gereja sebagai Sakramen kesatuan, yaitu umat kudus yang berhimpun bersama Uskup" (Sacrosanctum Concilium, no 26). Maka "Sebagai perayaan bersama dengan dihadiri banyak umat yang ikut serta secara aktif, harus ditandaskan, bahwa bentuk ini lebih diutamakan daripada ibadat perorangan yang bersifat pribadi" (Sacrosanctum Concilium, no 27).

Liturgi dirayakan dengan menggunakan pelbagai tanda dan lambang, baik yang berasal dari pengalaman manusia, tanda-tanda "Perjanjian" antara Allah dan umatNya, tanda-tanda yang diangkat oleh Kristus, dan tanda-tanda sakramental, yang semuanya merujuk pada keselamatan yang berasal dari Kristus, menggambarkan dan mencicipi pada masa sekarang kemuliaan surga. Juga dengan menggunakan perkataan (terutama dalam Liturgi Sabda di mana Kitab Suci dibacakan dan direnungkan) dan Tindakan (terkait dengan masing-masing Sakramen: misalnya pembaptisan, pengurapan minyak, Liturgi Ekaristi, penumpangan tangan). Dengan nyanyian dan musik, dan gambar-gambar kudus, misalnya ikon (Dalam Gereja Ortodoks).

Masa Liturgi

sunting

Penanggalan liturgi Gereja dimulai pada hari Minggu Adven pertama, lalu akan ditutup dengan Hari Raya Tuhan Yesus Kristus Raja Semesta Alam.

Masa Adventus

sunting

Adventus dalam Bahasa Latin berarti "kedatangan", istilah ini dahulu kala dipakai untuk umum dalam Imperium Romawi untuk kedatangan kaisar yang dianggap sebagai dewa, kemudian dipakai oleh umat Kristiani untuk menyatakan kedatangan Kristus sang Raja dan Tuhan. Masa Advent adalah masa persiapan sebelum Natal, yakni masa persiapan untuk menghayati makna kedatangan Yesus, sesuai dengan penantian Mesias oleh umat Israel yang terungkap dalam Perjanjian Lama, juga sehubungan dengan kedatanganNya pada akhir zaman. Warna Liturgi masa Advent adalah Ungu untuk hari Minggu Advent I, II, dan IV, dan warna merah muda untuk hari Minggu Advent III (Minggu Gaudete).

Masa Natal

sunting

Masa Natal dirayakan Gereja berturut-turut dimulai dari Hari Raya Kelahiran Tuhan Yesus hingga hari sebelum hari raya Penampakan Tuhan. Warna liturgi yang digunakan adalah warna Putih.

Masa Prapaskah

sunting

Masa Prapaskah merupakan masa persiapan sebelum paskah. Ada yang memulainya dengan Septuagesima, yakni hari ke sembilan sebelum paskah. Tetapi yang lebih umum adalah masa 40 hari sebagai persiapan dengan berpantang dan berpuasa. Masa Prapaskah dimulai dengan Hari Rabu Abu. Warna liturgi selama masa Prapaskah adalah Ungu. Namun pada Minggu Palma ada yang menggunakan warna Ungu tetapi ada juga menggunakan warna Merah.

Masa Paskah

sunting

Masa Paskah dirayakan mulai dari Hari Raya Kebangkitan Tuhan Yesus, sampai sebelum Hari Raya Pencurahan Roh Kudus (Pentakosta). Warna liturgi selama masa Paskah adalah warna Putih.

Masa Biasa

sunting

Masa biasa merupakan dimulai setelah hari raya Pentakosta. Dalam masa-masa ini merupakan peringatan masa-masa Gereja berjuang di tengah dunia.

Hari Tuhan

sunting

Hari Minggu adalah hari di mana umat berkumpul merayakan liturgi, "untuk mendengarkan Sabda Allah dan ikut serta dalam perayaan Ekaristi, mengenangkan sengsara, kebangkitan dan kemuliaan Tuhan Yesus, serta mengucap syukur kepada Allah" (Sacrosanctum Concilium no 106).

Peringatan Orang Kudus

sunting

Dalam daur tahunan, Gereja merayakan peringatan para martir dan orang kudus sebagai perayaan Paska Tuhan di dalam mereka "yang telah menderita dan dimuliakan bersama Kristus. Gereja memaparkan teladan mereka kepada umat beriman dalam menarik semua orang kepada Allah Bapa melalui Kristus, dan atas pahala-pahala yang diterima para martir dan orang kudus, Gereja memohon karunia-karunia dari Allah" (Sacrosanctum Concilium no 104).

Ibadat Harian (Horarium)

sunting

Horarium merupakan doa seluruh Gereja. Setiap orang ambil bagian di dalamnya sesuai dengan tempatnya di Gereja dan menurut status hidupnya: para imam, biarawan dan biarawati, dan awam menurut kemungkinan yang ada pada mereka. Ibadat Harian dapat dilakukan bersama atau secara perorangan. Ibadat Harian seakan-akan merupakan kelanjutan dari perayaan Ekaristi.

Liturgi Buddhisme

sunting

Liturgi Buddhis adalah layanan penghormatan dan pemujaan formal yang dilakukan dalam komunitas Sangha Buddhis di hampir setiap denominasi dan sekte tradisional di dunia Buddhis. Ini sering dilakukan sekali atau lebih dalam sehari dan dapat bervariasi di antara sekte Theravada, Mahayana, dan Vajrayana. Liturgi terutama terdiri dari nyanyian atau pembacaan sutra atau bagian dari sutra, mantra (terutama di Vajrayana), dan beberapa gatha. Bergantung pada praktik apa yang ingin dilakukan oleh praktisi, itu dapat dilakukan di vihara atau di rumah. Liturgi hampir selalu dilakukan di depan benda atau objek pemujaan dan disertai dengan persembahan cahaya, kemenyan, air, dan makanan.

Tata upacara atau ritus dalam perayaan liturgi yang berbeda-beda menunjukkan kekayaan misteri Kristus yang khas ditampilkan dalam tradisi liturgi yang beraneka ragam menurut wilayah geografis dan kebudayaan. Namun pada dasarnya ritus-ritus menunjukkan misteri keselamatann Kristus yang satu dan sama. Dengan demikian misteri Kristus disampaikan kepada semua bangsa dengan budaya dan bahasa mereka masing-masing.

Ritus atau Tradisi Liturgi yang sekarang digunakan adalah Ritus Latin (terutama Ritus Roma, Ritus Ambrosian, dan ritus ordo tertentu), Ritus Bizantium, Ritus Aleksandria atau Koptik, Ritus Suriah Timur, Ritus Armenia, Ritus Antiokhia.

Liturgi dan Aneka Kebudayaan

sunting

Agar misteri keselamatan Kristus dapat disampaikan dan meresap pada setiap orang, maka perayaan liturgi harus sesuai dengan jiwa dan kebudayaan masing-masing bangsa (Sacrosanctum Concilium no 37-40). Namun harus diperhatikan kenyataan dalam liturgi bahwa ada bagian-bagian yang tetap, tidak berubah, karena berasal dari Allah, dan harus dilindungi Gereja (Yohanes Paulus II, Surat Apostolik Vicesimus quintus annus, no. 16).

Referensi

sunting

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting