Seoul

ibu kota Korea Selatan
(Dialihkan dari Seoul Raya)

Seoul (bahasa Korea: 서울, arti: "Ibu Kota"; Pengucapan Korea: [sʌ.ul]), secara resmi dikenal sebagai Kota Khusus Seoul, adalah ibu kota Korea Selatan yang berusia lebih dari 600 tahun dan hingga 1945, ibu kota dari seluruh Korea. Sejak berdirinya Republik Korea dikenal dengan nama Korea Selatan pada tahun 1948, Seoul menjadi ibu kota negara, kecuali beberapa waktu pada masa Perang Korea.

Seoul
서울
Kota Khusus
Kota Khusus Seoul
Transkripsi  
 • Hangul서울특별시
 • Hanja서울 [1]
 • Romanisasi
yang disempurnakan
Seoul Teukbyeolsi
 • McCune-ReischauerSŏul T'ŭkpyŏlsi
Dari atas, kiri ke kanan: Namdaemun, Yeouido-dong, Menara Seoul N, Katedral Myeongdong, Istana Gyeongbok, Kali Cheonggye
Bendera Seoul
Lambang kebesaran Seoul
Peta Korea Selatan dengan Seoul yang diberi tanda
Peta Korea Selatan dengan Seoul yang diberi tanda
Negara Korea Selatan
RegionDaerah Ibu kota Seoul
District
Pemerintahan
 • JenisPemerintah Metropolitan Seoul
 • Wali kotaOh Se-hoon
Luas
 • Kota Khusus605,21 km2 (233,67 sq mi)
Populasi
 (2018)[3]
 • Kota Khusus9.838.892
 • Kepadatan16.000/km2 (40,000/sq mi)
 • Metropolitan
24.472.063
 • Demonym
Seoulite서울시민(Seoul simin)
 • Dialect
Seoul
BungaForsythia
PohonGinkgo
BurungMagpie
Situs webseoul.go.kr

Seoul terletak di barat laut negara, di bagian selatan DMZ Korea, di Sungai Han. Kota ini adalah pusat politik, budaya, sosial, dan ekonomi di Korea Selatan dan Asia Timur. Seoul juga pusat bisnis, keuangan, perusahaan multinasional, dan organisasi global. Sampai sekarang, kota ini dianggap sebagai pusat perekonomian Asia Timur, simbol dari keajaiban ekonomi Korea.

Dengan 10 juta penduduk terdaftar yang hidup dalam area sebesar 605.21 km², Seoul merupakan salah satu kota terpadat di dunia. Kepadatannya telah membuatnya menjadi salah satu kota digital-kabel di dunia. Kota ini juga memiliki kendaraan terdaftar lebih dari 1 juta kendaraan yang menyebabkan kemacetan sampai lewat tengah malam. Bagian Seoul besar dan daerah komuter, termasuk dermaga kota Incheon dan daerah tempat tinggal Seongnam, adalah salah satu daerah terpadat di dunia. Seoul dianggap sebagai kota global dan dinilai sebagai Alpha – Kota oleh Globalisasi dan Jaringan Penelitian Kota Dunia (GaWC),[4] Seoul adalah ekonomi metropolitan terbesar ke-4 di dunia pada tahun 2014 setelah Tokyo, New York, dan Los Angeles.

Pada tahun 2015, Seoul dinilai sebagai kota paling layak huni di Asia dengan kualitas hidup tertinggi kedua secara global oleh Arcadis, dengan PDB per kapita (PPP) Seoul sekitar $40.000. Dengan pusat teknologi utama yang berpusat di Gangnam dan Digital Media City,[5] Kawasan Ibu Kota Seoul adalah markas bagi 15 perusahaan Fortune Global 500. Seoul telah menjadi tuan rumah Asian Games 1986, Olimpiade Musim Panas 1988, dan KTT G20 Seoul 2010. Seoul dinobatkan sebagai World Design Capital 2010. Kota ini pula adalah tempat kelahiran K-pop dan gelombang Korea.

Etimologi

sunting

Di masa lalu, kota ini telah dikenal dengan nama Wiryeseong (Hangul: 위례성; Hanja: 慰禮城, selama era Baekje), Hanyang (한양; 漢陽, selama era Goryeo), Hanseong (한성; 漢城, selama era Joseon), dan Keijō (京城) atau Gyeongseong (경성; 京城) di masa kolonial Jepang.[6]

Selama aneksasi Jepang atas Korea, Hanseong (漢城) diganti namanya menjadi Keijō (京城) oleh otoritas Kekaisaran untuk mencegah kebingungan dengan hanja "漢" (transliterasi dari kata Korea kuno Han (한) yang berarti "hebat"), yang juga merujuk untuk orang Han atau dinasti Han dalam bahasa Tionghoa dan dalam bahasa Jepang adalah istilah untuk "Tiongkok".

Setelah Perang Dunia II dan pembebasan Korea, kota ini hingga sekarang menggunakan nama Seoul, yang berasal dari kata Korea yang berarti "ibu kota", yang diyakini berasal dari kata kuno Seorabeol (Hangul: 서라벌; Hanja: 徐羅伐), yang awalnya merujuk pada Gyeongju, ibu kota Silla.[7]

Sejarah

sunting

Pembentukan kota dimulai pada era Baekje, Wirye-seong, pada 17 SM. Lokasi awal pembentukan kota diperkirakan berada di sekitar daerah perbatasan Seoul yang sekarang.

 
Gyeongjo-obu-do, peta kuno Seoul.

Di abad ke-11 Goryeo, yang menggantikan Silla Bersatu, membangun istana musim panas di Seoul, yang disebut sebagai "Ibu kota Selatan". Dari periode inilah Seoul menjadi permukiman yang lebih besar.[8] Ketika Joseon menggantikan Goryeo, ibu kota dipindahkan ke Seoul (juga dikenal sebagai Hanyang atau Hanseong). Istana Gyeongbok yang dibangun pada abad ke-14 berfungsi sebagai kediaman kerajaan hingga tahun 1592. Istana besar lainnya, Changdeok, dibangun pada tahun 1405, berfungsi sebagai istana kerajaan utama dari tahun 1611 hingga 1872.[8] Setelah Joseon berubah menjadi Kekaisaran Korea pada tahun 1897, Hwangseong juga dinamai Seoul.

Pada akhir abad ke-19, setelah ratusan tahun terisolasi, Seoul mulai membuka diri ke dunia luar dan melakukan modernisasi. Seoul menjadi kota pertama di Asia Timur yang menggunakan listrik di istana kerajaan, yang dibangun oleh Edison Illuminating Company,[9] dan satu dekade kemudian Seoul juga menggunakan lampu jalan.[10]

 
Seoul sekitar tahun 1900-an

Setelah traktat pada tahun 1910, Jepang mencaplok Korea dan mengganti nama kota menjadi Gyeongseong ("Kyongsong" dalam bahasa Korea dan "Keijo" dalam bahasa Jepang). Kota ini dibebaskan oleh pasukan AS pada akhir Perang Dunia II.[8]

Selama Perang Korea, Seoul beberapa kali berpindah tangan antara pasukan Korea Utara yang didukung Uni Soviet/Tiongkok, dan pasukan Korea Selatan yang didukung Amerika Serikat, membuat kota itu rusak berat setelah perang. Ibu kota sementara dipindahkan ke Busan.[8]

Ekonomi Korea Selatan mulai tumbuh pesat dari tahun 1960-an, sehingga urbanisasi juga dipercepat dan kaum pekerja mulai pindah ke Seoul dan kota-kota besar lainnya.[11] Dari tahun 1970-an, ukuran wilayah administrasi Seoul berkembang pesat hingga mencaplok sejumlah kota dan desa dari beberapa kabupaten di sekitarnya.[12]

 
Seoul di masa modern

Populasi Korea Selatan di tahun 2019 diperkirakan mencapai 51,71 juta, dan menurut Sensus Kependudukan dan Perumahan 2018, 49,8% populasi tinggal di wilayah metropolitan Seoul.[13] Kini Seoul telah menjadi pusat ekonomi, politik, dan budaya di negara ini, dengan beberapa perusahaan Fortune Global 500 seperti Samsung, SK Holdings, Hyundai, POSCO, dan LG Group yang berkantor pusat di kota ini.[14]

Seoul adalah kota tuan rumah Asian Games 1986. Setelah itu, Seoul menjadi tuan rumah untuk Olimpiade Musim Panas 1988 setelah memenangkan pemilihan tuan rumah yang diadakan pada tahun 1981 mengalahkan kota kandidat lain yaitu Nagoya, Jepang.[15] Seoul juga menjadi salah satu tempat penyelenggaraan Piala Dunia FIFA 2002.

Geografi

sunting
 
Sungai Han

Seoul berada di barat laut Korea Selatan. Seoul sendiri terdiri dari 605,25 km2,[16] dengan radius sekitar 15 km, secara kasar dibagi menjadi dua bagian utara dan selatan oleh Sungai Han. Sungai Han dan daerah sekitarnya memainkan peran penting dalam sejarah Korea. Tiga Kerajaan Korea berusaha keras untuk menguasai tanah ini, di mana sungai itu digunakan sebagai jalur perdagangan ke Tiongkok (melalui Laut Kuning).[17] Sungai ini tidak lagi aktif digunakan untuk navigasi, karena muaranya terletak di perbatasan kedua Korea, sehingga ada larangan masuk bagi warga sipil.

Secara historis, kota ini selama dinasti Joseon dibatasi oleh Tembok Benteng Seoul, yang membentang di antara empat gunung utama di pusat kota Seoul: Bugaksan, Inwangsan, Naksan, dan Namsan. Kota ini berbatasan dengan delapan gunung, serta dataran yang lebih datar dari dataran Sungai Han dan wilayah barat. Karena geografi dan kebijakan pembangunan ekonomi, Seoul adalah kota yang sangat polisentris. Daerah yang merupakan ibu kota lama dinasti Joseon, dan sebagian besar terdiri dari Distrik Jongno dan Distrik Jung, merupakan pusat sejarah dan politik kota. Namun, misalnya, pusat keuangan kota secara luas dianggap berada di Yeouido, sedangkan pusat ekonominya adalah Distrik Gangnam.

Pembagian administratif

sunting

Seoul dibagi menjadi 25 gu (구 distrik), yang dibagi lagi menjadi 522 dong, yang kemudian dibagi lagi jadi 13.787 tong, dan dibagi lagi jadi 102.796 ban.

Demografi

sunting
 
Gereja Presbiterian Choong Hyun, Seoul
 
Gereja Katedral Myeongdong, Seoul
 
Kuil Buddha di distrik Gangnam, Seoul

Sebagian besar penduduk Korea Selatan tidak beragama, atau disebut juga atheis. Meskipun demikian, sebagian lagi penduduk Korea Selatan menganut agama tertentu, didominasi oleh agama Kekristenan dan Buddha. Pada sensus 2015, dari 9.444.796 jiwa penduduk Seoul, 4.386.827 jiwa (46,45%) diantaranya menganut agama tertentu.[18]

Adapun agama yang dianut, yakni Kekristenan sebanyak 3.299.201 jiwa (34,93%), sebanyak 2.286.305 jiwa Protestan (24,21%) dan 1.012.896 jiwa Katolik (10,72%). Kemudian, penganut agama Buddha sebanyak 1.023.721 jiwa (10,84%). Agama lainnya sebanyak 0,68% termasuk Won Buddhisme sebanyak 11.977 jiwa, Konghucu sebanyak 10.810 jiwa, Cheondokyo sebanyak 15.343 jiwa, Daesun Jinrihoe sebanyak 6.866 jiwa, Daejonggyo sebanyak 554 jiwa, dan agama lainnya termasuk Islam, Hindu, Bahai, sebanyak 18.359 jiwa. Sementara penduduk yang tidak menganut agama tertentu sebanyak 5.057.969 jiwa (53,55%).[18]

Agama 2015[19]
Jumlah %
Kekristenan 3.299.201 34,93%
(Protestan) 2.286.305 24,21%
(Katolik Roma) 1.012.896 10,72%
Buddha 1.023.721 10,84%
Lainnya 63.905 0,68%
Tanpa agama 5.057.969 53,55%

Ekonomi

sunting

Manufaktur, keuangan, dan perdagangan

sunting
 
Myeong-dong adalah salah satu destinasi populer di Seoul.

Seoul adalah pusat bisnis dan keuangan Korea Selatan. Sekitar 48,3 persen simpanan bank Korea Selatan disimpan di Seoul pada tahun 2003,[20] dan kota ini menghasilkan 23 persen dari PDB negara secara keseluruhan pada tahun 2012.[21] Pada tahun 2008, Worldwide Centers of Commerce Index menempatkan Seoul peringkat 9.[22] Indeks Pusat Keuangan Global pada tahun 2015 menobatkan Seoul sebagai kota finansial paling kompetitif ke-6 di dunia.[23] Economist Intelligence Unit menempatkan Seoul ke-15 dalam daftar "Daya Saing Kota Secara Keseluruhan 2025" mengenai daya saing kota di masa depan.[24]

Industri manufaktur padat karya yang tradisional mulai tergantikan oleh teknologi informasi, elektronik, dan industri perakitan.[25] Pabrikan besar yang berkantor pusat di Seoul seperti Samsung, LG, Hyundai, Kia, dan SK.

 
Distrik Komersial Gangnam

Seoul adalah kantor pusat bagi berbagai perusahaan dan bank Internasional, termasuk 15 perusahaan dalam daftar Fortune 500 seperti Samsung, LG, dan Hyundai.[26] Sebagian besar kantor pusat bank dan Bursa Korea berlokasi di Yeouido (pulau Yeoui),[25] yang sering disebut "Wall Street Korea Selatan".

Pasar grosir dan eceran terbesar di Korea Selatan adalah Pasar Dongdaemun.[27] Myeongdong adalah pusat perbelanjaan dan hiburan di pusat kota Seoul dengan berbagai toko kelas menengah dan kelas atas seperti butik mode, dan gerai merek internasional.[28] Pasar Namdaemun di dekatnya, yang dinamai dari Gerbang Namdaemun, adalah pasar tertua yang terus beroperasi di Seoul.[29]

Teknologi

sunting
 
Distrik Yeouido

Seoul telah ditetapkan sebagai "kota paling terhubung kabel" di dunia,[30] peringkat pertama dalam kesiapan teknologi oleh PwC.[31] Seoul memiliki infrastruktur dengan teknologi yang sangat maju.[32][33]

Seoul adalah salah satu kota terdepan di dunia dalam konektivitas Internet, dengan penetrasi broadband serat optik tertinggi di dunia dan memiliki kecepatan rata-rata internet tertinggi sebesar 26,1 Mbit/s.[34] Selain itu, kota ini dilayani oleh kereta kecepatan tinggi KTX dan Kereta Bawah Tanah Seoul (Seoul Subway), yang menyediakan 4G LTE, WiFi, dan DMB di dalam gerbong kereta bawah tanah. 5G mulai diperkenalkan secara komersial pada Maret 2019 di Seoul.

Transportasi

sunting

Seoul memiliki jaringan transportasi yang telah berkembang dengan baik. Jaringannya berasal dari era Kekaisaran Korea, ketika jalur trem pertama diletakkan dan rel kereta api yang menghubungkan Seoul dan Incheon selesai dibangun.[35]

Jalanan

sunting
 
Empat jenis bus di Seoul

Jaringan bus di Seoul dioperasikan oleh Pemerintah Metropolitan Seoul (S.M.G.), dengan 4 konfigurasi bus utama yang tersedia melayani sebagian besar area kota. Seoul memiliki banyak terminal bus antarkota/ekspres yang besar. Bus-bus ini menghubungkan Seoul dengan kota-kota di seluruh Korea Selatan. Sebagian besar bus di Korea Selatan adalah model domestik dan dibuat oleh Hyundai, Daewoo, dan Edison Motors.

Jaringan jalan tol Korea Selatan merupakan salah satu yang terbaik di Asia dan di dunia. Jaringan jalan tol ini menghubungkan Seoul dengan semua provinsi di Korea Selatan, semua kota-kota besarnya dan hampir ke seluruh pelosok desa di Korea Selatan.

 
Kereta kecepatan tinggi KTX
 
Seoul Metropolitan Subway

Seoul memiliki jaringan kereta api perkotaan yang komprehensif dari 21 angkutan cepat, metro ringan, dan jalur komuter yang menghubungkan setiap distrik kota dan daerah sekitarnya di Incheon, provinsi Gyeonggi, provinsi Gangwon barat, dan provinsi Chungnam utara. Dengan lebih dari 8 juta penumpang per hari, kereta bawah tanah adalah salah satu sistem kereta bawah tanah tersibuk di dunia dan terbesar di dunia. Pemerintah kota Seoul mengintegrasikan kereta bawah tanah, bus, dan jadwal lalu lintas ke dalam satu jadwal. Berbagai jalur tersebut dijalankan oleh Korail, Seoul Metro, NeoTrans Co. Ltd., AREX, dan Seoul Metro Line 9 Corporation.

Seoul terhubung ke setiap kota besar di Korea Selatan dengan kereta api. Sebagian besar kota besar Korea Selatan dihubungkan dengan kereta kecepatan tinggi KTX, yang memiliki kecepatan operasi normal lebih dari 300 km/jam (186 mph). KTX menghubungkan Seoul dan Busan serta kota-kota besar di sepanjang jalur tersebut, antara lain Daejeon, Daegu, dan Suwon. Kereta api ini mengangkut penumpang dalam jumlah yang cukup besar.

Seoul dilayani oleh dua bandara internasional, Bandar Udara Internasional Incheon dan Bandar Udara Internasional Gimpo.

Bandar Udara Internasional Incheon adalah bandara tersibuk kedelapan di Asia dalam jumlah penumpang, dan bandara tersibuk keempat di dunia berdasarkan lalu lintas kargo, serta bandara tersibuk kedelapan di dunia dalam jumlah penumpang internasional pada tahun 2014.

Terdapat pula Bandar Udara Internasional Gimpo yang merupakan bandara pertama di Seoul, berdiri tahun 1939. Bandara Internasional Gimpo menangani penerbangan domestik bersama dengan beberapa penerbangan internasional jarak pendek ke Tokyo Haneda, Osaka Kansai, Taipei Songshan, Shanghai Hongqiao, dan Beijing Capital.

Pendidikan

sunting
 
Pintu gerbang Universitas Nasional Seoul (SNU)

Seoul adalah rumah bagi sebagian besar universitas paling bergengsi di Korea Selatan, termasuk Universitas Nasional Seoul, Universitas Yonsei, Universitas Korea.

Seoul menempati peringkat ke-2 di QS Best Student Cities 2023.[36]

Seoul juga merupakan rumah bagi berbagai sekolah khusus, termasuk tiga sekolah menengah sains, dan enam Sekolah Menengah bahasa asing. Kantor Pendidikan Metropolitan Seoul terdiri dari 235 Sekolah Tinggi Persiapan Perguruan Tinggi, 80 Sekolah Kejuruan, 377 Sekolah Menengah, dan 33 Sekolah Pendidikan Khusus pada 2009.

Wajib belajar di Korea Selatan berlangsung dari kelas 1–9 (sekolah dasar enam tahun dan sekolah menengah 3 tahun).[37] Siswa menghabiskan enam tahun di sekolah dasar, tiga tahun di sekolah menengah pertama, dan tiga tahun di sekolah menengah atas.

Pemandangan kota

sunting

Hubungan internasional

sunting

Kota kembar

sunting

Seoul memiliki banyak kota kembar di dunia:[38]

Referensi

sunting
  1. ^ Dikarenakan Seoul tidak memiliki kesamaan dalam Hanja, penulisan Hangul digunakan disini.
  2. ^ "Seoul Statistics (Land Area)". Seoul Metropolitan Government. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-19. Diakses tanggal 24 March 2010. 
  3. ^ "Seoul Statistics (Population)". Seoul Metropolitan Government. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-03. Diakses tanggal 24 March 2010. 
  4. ^ "GaWC - The World According to GaWC 2020". web.archive.org. 2020-08-24. Archived from the original on 2020-08-24. Diakses tanggal 2022-08-12. 
  5. ^ Ramachandran, Arjun (2007-06-18). "Tech capitals of the world". The Age (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-14. Diakses tanggal 2022-08-12. 
  6. ^ "Seoul". Encyclopædia Britannica. 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-06-09. Diakses tanggal September 6, 2009. The city was popularly called Seoul in Korean during both the Chosŏn (Yi) dynasty (1392–1910) and the period of Japanese rule (1910–45), although the official names in those periods were Hansŏng (Hanseong) and Kyŏngsŏng (Gyeongseong), respectively. 
  7. ^ "Seoul History | History of Seoul - Yahoo! Travel Guide UK". web.archive.org. 2007-01-07. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-01-07. Diakses tanggal 2022-08-12. 
  8. ^ a b c d "Seoul (South Korea) :: Cultural life -- Britannica Online Encyclopedia". web.archive.org. 2014-02-22. Archived from the original on 2014-02-22. Diakses tanggal 2022-08-12. 
  9. ^ "Wayback Machine" (PDF). web.archive.org. 2014-02-22. Archived from the original on 2014-02-22. Diakses tanggal 2022-08-12. 
  10. ^ "A History of Korea - Kyung Moon Hwang - Google Books". web.archive.org. 2016-01-25. Archived from the original on 2016-01-25. Diakses tanggal 2022-08-12. 
  11. ^ Hamnett, Stephen; Forbes, Dean (2012-03-29). Planning Asian Cities: Risks and Resilience (dalam bahasa Inggris). Routledge. ISBN 978-1-136-63927-2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-12. Diakses tanggal 2022-08-12. 
  12. ^ "Wayback Machine". web.archive.org. 2016-01-25. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-25. Diakses tanggal 2022-08-12. 
  13. ^ "Korean Cultural Centre India New Delhi". Korean Cultural Centre India New Delhi (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-20. Diakses tanggal 2022-08-12. 
  14. ^ "Global 500 - Countries: South Korea - Fortune". CNNMoney. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-11-19. Diakses tanggal 2022-08-12. 
  15. ^ Gold, J. R., dan Gold, M. M. (Januari 2012). "From A to B: The Summer Olympics, 1896–2008: Chapter taken from Olympic Cities". Routledge Online Studies on the Olympic and Paralympic Games Volume 1 Nomor 36. hlm. 20. doi:10.4324/9780203840740_chapter_2. ISBN 978-0-203-84074-0. 
  16. ^ "Seoul Statistics (Land Area)". Seoul Metropolitan Government. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-19. Diakses tanggal 2010-10-18. 
  17. ^ "Brief History of Hangang (River) - Tours : Visit Seoul - The Official Travel Guide to Seoul". web.archive.org. 2016-10-31. Archived from the original on 2016-10-31. Diakses tanggal 2022-08-12. 
  18. ^ a b "성, 연령 및 종교별 인구 - 시군구" [Population by Gender, Age, and Religion - City/Country]. Korean Statistical Information Service (dalam bahasa Korea). 2015. Diakses tanggal 1 November 2023. 
  19. ^ "통계청 제19차 인구주택총조사(2015)" [South Korea National Statistical Office's 19th Population and Housing Census (2015)] (dalam bahasa Korea). Diakses tanggal 9 October 2022. 
  20. ^ "Wayback Machine" (PDF). web.archive.org. 2016-04-23. Archived from the original on 2016-04-23. Diakses tanggal 2022-08-13. 
  21. ^ OECD (2012-05-16). Development Centre Studies Industrial Policy and Territorial Development Lessons from Korea: Lessons from Korea (dalam bahasa Inggris). OECD Publishing. ISBN 978-92-64-17389-7. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-13. Diakses tanggal 2022-08-13. 
  22. ^ "Wayback Machine" (PDF). web.archive.org. 2008-06-24. Archived from the original on 2008-06-24. Diakses tanggal 2022-08-13. 
  23. ^ "Wayback Machine" (PDF). web.archive.org. 2014-03-23. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-03-23. Diakses tanggal 2022-08-13. 
  24. ^ "Hot Spots 2025: Benchmarking the Future Competitiveness of Cities" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2014-01-09. Diakses tanggal 2022-08-13. 
  25. ^ a b "Seoul | History, Population, Climate, & Facts | Britannica". www.britannica.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-06-09. Diakses tanggal 2022-08-13. 
  26. ^ "Global 500 2008: Cities". money.cnn.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-05-29. Diakses tanggal 2022-08-13. 
  27. ^ "Visit Seoul - Dongdaemun Market - Traditional Markets - Seoul Shopping". web.archive.org. 2014-02-22. Archived from the original on 2014-02-22. Diakses tanggal 2022-08-13. 
  28. ^ "Myeong dong | Official Korea Tourism Organization". web.archive.org. 2014-02-15. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-15. Diakses tanggal 2022-08-13. 
  29. ^ "Home - English : Visit Seoul". web.archive.org. 2016-02-14. Archived from the original on 2016-02-14. Diakses tanggal 2022-08-13. 
  30. ^ "CNN Travel | Global Destinations, Tips & Video". CNN (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-12. Diakses tanggal 2022-08-13. 
  31. ^ PricewaterhouseCoopers. "Research and insights". PwC (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-13. Diakses tanggal 2022-08-13. 
  32. ^ "AsiaMedia :: KOREA: Future is now for Korean info-tech". web.archive.org. 2008-12-16. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-13. Diakses tanggal 2022-08-13. 
  33. ^ Ramachandran, Arjun (2007-06-18). "Tech capitals of the world". The Age (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-14. Diakses tanggal 2022-08-13. 
  34. ^ "Hi Seoul, SOUL OF ASIA - Quick Facts on a Rising Seoul". archive.ph. 2012-07-10. Diakses tanggal 2022-08-13. 
  35. ^ Service (KOCIS), Korean Culture and Information. "Seoul metro turns 40: the subway's past and present : Korea.net : The official website of the Republic of Korea". www.korea.net (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-18. Diakses tanggal 2022-08-13. 
  36. ^ "QS Best Student Cities Rankings 2023". Top Universities (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-07. Diakses tanggal 2022-08-13. 
  37. ^ "의무교육(무상의무교육)". terms.naver.com (dalam bahasa Korea). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-13. Diakses tanggal 2022-08-13. 
  38. ^ Seul Metropolitan Government. "International Cooperation: Sister Cities". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-12-10. Diakses tanggal 2010-10-18. 
  39. ^ "Prefeitura.Sp - Descentralized Cooperation". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-12-24. Diakses tanggal 2010-10-18. 
  40. ^ "International Relations - São Paulo City Hall - Official Sister Cities". Prefeitura.sp.gov.br. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-05-21. Diakses tanggal 2010-05-05. 
  41. ^ "The Many Lives of Tehran Road". [pranala nonaktif permanen]
  42. ^ "Seoul-Jakarta Cooperation Getting Stronger". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-19. Diakses tanggal 2021-02-26. 
  43. ^ "Miasta partnerskie Warszawy". um.warszawa.pl. Biuro Promocji Miasta. 2005-05-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-10-11. Diakses tanggal 2008-08-29. 
  44. ^ "International Relations" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2008-02-16. Diakses tanggal 2010-05-05. 

Pranala luar

sunting