Korea

wilayah di Asia Timur

Korea adalah sebuah semenanjung yang terletak di Asia Timur (di antara Tiongkok dan Jepang).[1][2][3] Korea terbagi menjadi dua negara, yakni Republik Korea (Korea Selatan) dan Republik Rakyat Demokratik Korea (Korea Utara) setelah Perang Dunia II pada tahun 1945.

Korea

조선 (bahasa Korea Utara)
(Joseon)
한국 (bahasa Korea Selatan)
(Hanguk)
Bendera Korea
Lagu kebangsaan
Lokasi Korea
Ibu kota
Kota terbesarSeoul
Bahasa resmiKorea
Aksara resmiJosŏn-gŭl/Hangeul
Pendirian
• Gojoseon
2333 SM (?)
194 SM
57 SM
668 M
918 M
17 Juli 1392
12 Oktober 1897
22 Agustus 1910
1 Maret 1919
11 April 1919
2 September 1945
15 Agustus 1948 (Korea Selatan)
9 September 1948 (Korea Utara)
25 Juni 1950 – 27 Juli 1953
• Masuknya kedua Korea ke Perserikatan Bangsa-Bangsa
17 September 1991
Luas
 - Total
223,170 km2 (ke-84 jika digabungkan)
 - Perairan (%)
2,8
Populasi
 - Perkiraan 2007
72.014.000 (ke-17 jika digabungkan)
328,48/km2
Mata uangWon () (U/S)
Zona waktuKST
(UTC+9)
Lajur kemudikanan
Kode telepon+850 (Korea Utara)
+82 (Korea Selatan)
Kode ISO 3166KP
Ranah Internet
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Korea Selatan kemudian berkembang menjadi negara demokratis sementara Korea Utara berhaluan komunis. Bendera Persatuan Korea sering digunakan untuk merepresentasikan Korea pada ajang olahraga internasional, tetapi bendera tersebut bukan merupakan bendera resmi kedua negara.

Karena zaman dinasti-dinasti bersejarah sudah berakhir, istilah Korea saat ini didefinisikan berdasarkan gabungan 2 entitas yang terbagi oleh Garis Demarkasi Militer pararel 38, yakni Korea Utara, dan Korea Selatan. Semenanjung Korea di sebelah utara dibatasi oleh Republik Rakyat Tiongkok, dan Rusia di sebelah timur laut, serta Jepang di sebelah tenggara yang dipisahkan dengan Selat Korea.[2]

Nama sunting

Sebutan "Korea" diambil dari nama dinasti Korea yang terkenal, yaitu Goryeo (935-1392). Goryeo sendiri menamai negerinya dari kependekan nama salah satu Tiga Kerajaan Korea, Goguryeo (37 SM-668 M). Dalam bahasa Tionghoa dilafalkan "Gao-li" dan penyebutan itu menyebar ke para pedagang Timur Tengah, dan lama kelamaan menjadi "Korea". Kata "Korea" secara umum di dunia internasional saat ini digunakan untuk menunjuk kedua negara Korea. Dalam Bahasa Korea di Korea Selatan, "Korea" berarti "Han-Guk" (Korea Selatan; kependekan dari "Dae Han Min Guk") sedangkan "Chosŏn" digunakan oleh Korea Utara untuk menyebut nama negara mereka.

Istilah "Korea" digunakan pertama kali oleh Percival Lowell (1855-1916), seorang penulis, petualang dan astronom Amerika yang mengunjungi Korea sekitar 100 tahun yang lalu.[4] Nama tersebut merupakan interpretasi literal dari kata Chosǒn (Joseon, 조선 / 朝鮮, 1392-1910), nama negara yang ia kunjungi di akhir abad ke-19.[4] Lowell menganggap nama tersebut cocok untuk kerajaan yang tertutup terhadap dunia luar tersebut.[4] Korea pada saat itu tak dikenal di dunia barat, tetapi pada masa sebelumnya, Dinasti Goryeo telah dikenal oleh dunia barat, dan dari negara itulah kata Korea berasal.[4]

Sejarah sunting

Sejarah Korea bermula dari zaman Paleolitik Awal sampai dengan sekarang. Kebudayaan tembikar di Korea dimulai sekitar tahun 8000 SM, dan zaman neolitikum dimulai sebelum 6000 SM yang diikuti oleh zaman perunggu sekitar tahun 2500 SM. Kemudian, Kerajaan Gojoseon berdiri tahun 2333 SM.[5] Baru pada abad ke-3 SM Korea mulai terbagi-bagi menjadi banyak wilayah kerajaan.

Pada tahun satu Masehi, Tiga Kerajaan Korea seperti Goguryeo, Silla dan Baekje mulai mendominasi Semenanjung Korea dan Manchuria.[6] Tiga kerajaan ini saling bersaing secara ekonomi dan militer. Goguryeo, dan Baekje adalah dua kerajaan yang terkuat, terutama Goguryeo, yang selalu dapat menangkis serangan-serangan dari Dinasti-dinasti Tiongkok. Kerajaan Silla perlahan-lahan menjadi kuat, dan akhirnya dapat menundukkan Goguryeo.[6] Untuk pertama kalinya Semenanjung Korea berhasil disatukan oleh Silla pada tahun 676 menjadi Silla Bersatu.[6] Para pelarian Goguryeo yang selamat mendirikan sebuah kerajaan lain di sisi timur laut semenanjung Korea, yakni Balhae.[6]

Silla Bersatu akhirnya runtuh di akhir abad ke-9, yang juga mengakhiri masa kekuasaan Tiga Kerajaan. Kerajaan yang baru, Dinasti Goryeo, mulai mendominasi Semenanjung Korea.[6] Kerajaan Balhae runtuh tahun 926 karena serangan bangsa Khitan dan sebagian besar penduduk serta pemimpinnya, Dae Gwang-hyeon, mengungsi ke Dinasti Goryeo. Selama masa pemerintahan Dinasti Goryeo, hukum yang baru dibuat, pelayanan masyarakat dibentuk, serta penyebaran agama Buddha berkembang pesat.

Pada tahun 1392, Taejo dari Joseon mendirikan Dinasti Joseon setelah menumbangkan Goryeo. Raja Sejong (1418-1450) mengumumkan penciptaan abjad Hangeul. Antara 1592-1598, dalam Perang Imjin, Jepang menginvasi Semenanjung Korea, tetapi dapat dipatahkan oleh prajurit pimpinan Laksamana Yi sun sin. Lalu pada tahun 1620-an sampai 1630-an Dinasti Joseon kembali diserbu oleh suku Manchu (Dinasti Qing).[6]

Pada awal tahun 1870-an, Jepang kembali berusaha merebut Korea yang berada dalam pengaruh Cina. Jepang memakasa Korea untuk menandatangani Perjanjian Eulsa yang menjadikan Korea sebagai protektorat Jepang, lalu pada 1910 Jepang mulai menjajah Korea.[6]

Dengan menyerahnya Jepang pada tahun 1945, PBB membuat rencana administrasi bersama Uni Soviet dan Amerika Serikat, tetapi rencana tersebut tidak terlaksana. Pada tahun 1948, pemerintahan baru terbentuk, yang demokratik (Korea Selatan) dan komunis (Korea Utara) yang dibagi oleh garis lintang 38 derajat. Ketegangan antara kedua belah pihak mencuat ketika Perang Korea meletus tahun 1950 ketika pihak Korea Utara menyerang Korea Selatan.[6]

Geografi dan geologi sunting

 
Daedongyeojido, peta Korea tahun 1861.
 
Gunung Baekdu

Korea terletak di semenanjung Korea di Asia timur laut.[1] Di barat lautnya ia dipisahkan Sungai Amnok (Yalu) dengan Republik Rakyat Tiongkok. Sungai Duman di timur lautnya memisahkan Korea dengan Rusia dan RRT. Beberapa pulau-pulau penting antara lain Jeju, Ganghwa, Ulleung, Dokdo, Jindo, Geoje, dan sebagainya.

Bagian selatan, dan barat Korea adalah dataran rendah dan sebelah timur, dan utara memanjang rangkaian pegunungan Baekdu Daegan sepanjang semenanjung. Dataran tinggi Gaema berada di wilayah Korea Utara dan merupakan produk vulkanis dari zaman meszoikum. Titik-titik tertinggi termasuk Gunung Baekdu (2774), Sobaeksan (2184 m), Jirisan (1915), Baeksan (1724), Geumgangsan (1638), Seoraksan (1708), Taebaeksan (1564) dan sebagainya. Beberapa gunung lebih rendah berada tegak lurus dengan jaringan Baekdu Daegan, sebagian besar berkembang di garis tektonik dari zaman mesozoikum, dan pada dasarnya mengarah ke barat laut.

Tidak seperti pegunungan yang lebih tua di daratan semenanjung, banyak pulau-pulau penting dibentuk oleh aktivis vulkanik zaman cenozoikum. Jeju yang terletak di pesisir selatan adalah pulau vulkanik besar dengan puncak Hallasan (1950 m). Ulleung-do, dan Dokdo di laut timur terdiri dari batuan felsik, dan berusia lebih muda.

Karena daerah pegunungan sebagian besar terletak di sebelah timur semenanjung, sungai-sungai utama cenderung mengalir ke sebelah barat, dan selatan. Di barat mengalir sungai Amnok, Chŏngchŏn, Daedong, Hangang, Geum, Yeongsan, Nakdong, Seomjin dan sebagainya. Sungai-sungai ini memiliki dataran banjir yang luas, dan menyediakan tanah yang subur untuk pertanian.

Demografi sunting

Bangsa Korea tergolong ras kulit kuning (Mongoloid).[7] Kombinasi populasi Korea adalah 73 juta jiwa (2007). Komposisi suku bangsanya merupakan yang paling homogen di dunia, yakni bangsa Korea yang berbicara dalam bahasa Korea.[7] Namun jumlah orang asing telah meningkat pesat, terutama di Korea Selatan, yang mencapai 1 juta orang. Populasi warga asing di Korea terbesar adalah etnis Tionghoa (sampai Agustus 2007 mencapai 440 ribu jiwa) lalu orang Jepang, warga Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Tengah dan sebagainya. Sejumlah kecil komunitas Jepang, dan Tionghoa tinggal di Korea Utara.

Terdapat lebih dari 6 juta warga Korea di seluruh dunia pada tahun 2005. Mereka sebagian besar telah menjadi warga negara tetap yang bersangkutan karena imigrasi yang sejak lama, contohnya seperti warga Korea di Republik Rakyat Tiongkok (Chaoxianzhu), Amerika Serikat (Korea-Amerika), Jepang (Zainichi Kankoku), Jerman (Korea-Jerman), Rusia, dan Asia Tengah (Koryo Saram), Brasil (Korea-Brazil) dan sebagainya.

Bahasa sunting

 
Hun Min Jeong Eum, formula abjad Hangeul.

Bahasa resmi Korea Utara, dan Selatan adalah bahasa Korea. Klasifikasi genealogis bahasa Korea masih diperdebatkan, 2 bagian kelompok ilmuwan yang berbeda pendapat menyatakan bahasa Korea termasuk bahasa rumpun Altai-Tungusik, yang lainnya adalah bahasa isolat, yakni tercipta karena meminjam penggunaan bahasa lain. Namun sebagian besar memasukkan bahasa Korea ke dalam rumpun bahasa Altai-Tungusik bersama bahasa Turkik, Mongol, Tungusik, dan Jepang.

Bahasa Korea memiliki morfologi yang aggluginatif dengan tata bahasa (syntax) yang serupa dengan bahasa Jepang, yakni SOV (Subject + Object + Verb). Seperti bahasa Jepang, dan Vietnam, bahasa Korea banyak sekali meminjam kosakata dari bahasa Tionghoa yang tidak berkaitan. Bahasa Korea modern ditulis dengan abjad Hangeul, yang diciptakan pada abad ke-15 oleh Raja Sejong.

Sastra sunting

Sastra Korea yang ditulis sejak zaman Tiga Kerajaan disebut sastra klasik, yang pada saat itu ditulis dalam aksara Cina (hanja). Sastrawan Korea menulis puisi, cerita, dan syair dalam gaya Tionghoa klasik namun berkembang dengan pemikiran, dan rasa Korea. Sastra klasik Korea dipengaruhi unsur-unsur Buddhisme, Konfusianisme dan Taoisme, tetapi akarnya tetap kuat pada kepercayaan tradisional, dan cerita-cerita rakyat aslinya. Bentuk pertunjukkan sajak opera tradisional yang paling terkenal adalah pansori. Sastra modern berkembang pesat dengan munculnya Hangeul, yang membantu meningkatkan melek huruf rakyat kebanyakan. Namun sastra yang memakai abjad hangul baru populer sejak abad ke-19, beberapa abad setelah penemuannya. Novel pada zaman itu yang ditulis dengan Hangul adalah sinsoseol (novel baru).

Seni dan budaya sunting

 
Pansori

Dalam teks kuno Tiongkok, negeri Korea dijuluki Sungai dan pegunungan yang disulam di atas sutera atau Negeri Timur yang Bersatu. Selama berabad-abad, Korea menjalin hubungan dengan Tiongkok dalam berbagai bidang. Korea dikenal di dunia barat melalui pedagang-pedagang Arab yang pergi ke Tiongkok lewat jalur sutera. Para pedagang Arab pada tahun 845 M (zaman Silla Bersatu) menuliskan Di dekat Tiongkok ada negeri yang berlimpah emas bernama Silla yang mempesonakan mereka.

Korea memiliki corak kebudayaan yang beragam yang berasal dari akar asli yang dibentuk dalam berbagai kesenian, dan tarian. Budaya Tionghoa yang diimpor selama berabad-abad ikut berperan membentuk sistem sosial, dan norma berdasarkan Konfusianisme, Buddhisme, dan Taoisme. Hasilnya adalah beragamnya bentuk manifestasi, dan akulturasi antara budaya asli Korea, dan Tiongkok yang unik. Dari sini Korea berperan besar dalam mentransfer budaya yang maju ke Jepang.

Dalam budaya kontemporer, Korea dikenal akan tren Korean Wave yang dihasilkan menyebarnya popularitas budaya musik pop, film dan drama Korea, serta baru-baru ini tren video game dan B-Boy Korea. Namun diplomasi secara kultural adalah diakuinya olahraga tradisional Korea, Taekwondo, ke dalam pesta olahraga internasional Olimpiade.

Olahraga sunting

 
Taekwondo

Olahraga yang dimainkan oleh masyarakat Korea terdiri dari berbagai jenis, baik modern maupun tradisional.[8] Dalam bahasa Korea istilah olahraga disebut 스포츠 (Seupocheu;sport), yang mana belum lama muncul, dan baru dimasukkan sebagai kosakata Bahasa Korea pada abad ke-21.[8] Namun sebenarnya, konsep olahraga telah digunakan sejak awal mula sejarah rakyat Korea.[8] Sejak masa prasejarah, masyarakat Korea sudah melakukan berbagai macam aktivitas olahraga, dan permainan tradisional.[9] Banyak olahraga tradisional Korea masih dipraktikkan seperti taekwondo, ssireum, memanah, dan taekkyeon. Dasar dari olahraga tradisional ini membuat atlet-atlet Korea diakui dalam cabang-cabang olahraga internasional seperti memanah, berkuda, ataupun gulat. Atlet-atlet Korea berkompetisi dalam olahraga skating, tenis meja, renang, sepak bola, basket, angkat besi, dan voli.

Agama sunting

 
Kuil Buddha Beomeosa.

Tradisi Konfusianisme mendominasi kepercayaan, dan pemikiran bangsa Korea, bersama Buddhisme, Taoisme dan Shamanisme.[10] Agama Buddha menjadi agama resmi Tiga Kerajaan (57 SM-935 M) dan dinasti Goryeo (935-1392).[10] Paham Konfusianisme mencapai masa keemasan pada zaman dinasti Joseon (1392-1910). Agama Kristen dibawa oleh misionaris Eropa menjelang akhir periode Joseon, dan pada abad ke-20 meningkat pesat.[10] Agama Islam yang baru diperkenalkan di Korea sejak perang Korea oleh tentara Turki, memiliki pengikut di Korea (2007; ±140 ribu jiwa). Walau begitu sebanyak 46,5% populasi Korea Selatan mengaku tidak mengikuti suatu kepercayaan tertentu.[10] Di Korea Utara, kebebasan beragama mendapat tekanan.

Masakan sunting

 
Kimchi

Masakan Korea (Han-sik) sebagian besar adalah hasil fermentasi dan sebagian besar sudah terkenal di dunia karena diakui manfaat kesehatannya seperti Kimchi dan Doenjang.[11] Cara memasak makanan tradisional Korea memperlihatkan cara yang unik dalam pembuatan, dan penyajian.[11] Masakan Korea umumnya terdiri dari nasi, sayur-sayuran yang dibumbui, sup, rebusan, lauk pauk daging, dan ikan.[11] Jenis masakan Korea sangat bervariasi berdasarkan daerah-daerahnya.

Kimchi adalah salah satu makanan orang-orang korea, makanan ini terbilang makanan yang sederhana, dan dapat disimpan dalam waktu lama, serta dikenal berasa kuat, dan pedas. Banyak sajian banchan dibuat dari proses fermentasi, menghasilkan rasa pedas, kuat, dan asin. Setiap daerah memiliki rasa bumbu kimchi yang berbeda-beda.

Pendidikan sunting

Sistem sekolah modern di Korea Selatan terbagi menjadi 6 tahun untuk sekolah dasar, masing-masing 3 tahun untuk SMP dan SMU. Program Penilaian Siswa Internasional (Program for International Student Assessment) yang dijalankan oleh OECD baru-baru ini menempatkan pendidikan Korea Selatan di peringkat 11 dunia. Walau siswa-siswa sekolah Korea Selatan sering kali menempati ranking tinggi pada tes komparatif internasional, sistem pendidikannya sering dikritik karena menerapkan cara pembelajaran yang pasif, dan terlalu banyak menghafal. Sistem pendidikan Korea Selatan yang tergolong disiplin, dan terstruktur adalah pengaruh Konfusianisme yang sudah tertanam sejak lama dalam masyarakat Korea. Siswa-siswanya jarang memiliki waktu cukup untuk bersantai karena mengalami tekanan untuk berprestasi baik, dan masuk universitas ternama.

Ilmu pengetahuan dan teknologi sunting

 
Kereta listrik KTX

Salah satu bukti awal yang menunjukkan kemajuan dari bidang iptek bangsa Korea adalah cheomseongdae, bangunan observatori pengamat langit yang dibangun tahun 634 Masehi (Silla). Sejak dahulu ilmu pengetahuan, dan teknologi Korea sudah dipengaruhi Tiongkok yang lebih maju. Korea mengimpor sistem/cara bertani padi, geomansi, astronomi, fengshui, arsitektur, kesenian dari dinasti-dinasti Tiongkok. Dalam perkembangannya menghasilkan karya-karya unik khas Korea seperti alat cetak blok kayu pertama di dunia, Jikji, lalu Tripitaka Koreana, kertas, keramik seladon, jam matahari, alat pengukur hujan, jam air, abjad Hangul, kapal perang, dan sebagainya.

Pada zaman modern keunggulan teknologi Korea sangat dikenal dalam industri otomotif, dan elektroniknya. Produk robot yang baru diciptakan adalah HUBO menyusul keunggulan Jepang. Prestasi Korea juga tercipta saat seorang astronautnya berhasil mengorbit dengan pesawat NASA, yaitu Lee So-yeon.

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b (Inggris)Location of Korea, visitkorea. Diakses pada 23 Agustus 2010.
  2. ^ a b (Indonesia)Letak Korea Diarsipkan 2010-09-03 di Wayback Machine., kbsworld. Diakses pada 23 Agustus 2010.
  3. ^ (Inggris)Location of Korea Diarsipkan 2010-08-11 di Wayback Machine., kbsworld. Diakses pada 23 Agustus 2010.
  4. ^ a b c d (Inggris) Yukhoon, Kim (2007). Korean History for International Citizens. Northeast Asian History Foundation, Seoul, Republic of Korea. hlm. 4. ISBN 978-89-91448-90-2. 
  5. ^ (Inggris)History of Korea, visitkorea. Diakses pada 23 Agustus 2010.
  6. ^ a b c d e f g h (Inggris)Sejarah Korea Diarsipkan 2010-10-21 di Wayback Machine., kbsworld. Diakses pada 23 Agustus 2010.
  7. ^ a b (Inggris)Warga Korea Diarsipkan 2010-09-04 di Wayback Machine., kbsworld. Diakses pada 23 Agustus 2010.
  8. ^ a b c (Inggris) Lee Jin-soo (1990). "Yesterday's Korea Called Them "Flowers Of Youth" : In Korea Sports Are As Old As Humanity" (PDF). Koreana. 4: 7–16. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2015-04-19. Diakses tanggal 21 Juli 2010. 
  9. ^ Fakta-fakta tentang Korea. Seoul: Pelayanan Kebudayaan dan Informasi Korea - Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata. 2008. hlm. 204–215. ISBN 89-7375-032-0 Periksa nilai: checksum |isbn= (bantuan). 
  10. ^ a b c d (Inggris)Religion in Korea Diarsipkan 2010-08-11 di Wayback Machine., kbsworld. Diakses pada 23 Agustus 2010.
  11. ^ a b c (Inggris)Hansik, korea.net. Diakses pada 23 Agustus 2010.

Pranala luar sunting

  • (Inggris)Sejarah dan Budaya Korea[pranala nonaktif permanen]
  • (Inggris)Sejarah Korea
  • (Inggris)The World Factbook CIA - South Korea
  • (Inggris) Wikia bertopik seputar Korea

Koordinat: 38°19′N 127°14′E / 38.317°N 127.233°E / 38.317; 127.233