Muhammad Kaharuddin II
Artikel atau halaman tentang atau mungkin bertopik biografi tokoh muslim ini membutuhkan lebih banyak rujukan, kutipan, sitasi atau catatan kaki. Gunakan templatnya atau alat untuk pemastian. Anda dapat berkontribusi dalam WBI memperbaiki artikel ini dengan menambahkannya dari sumber yang tepercaya, dalam WBI ada 401 halaman sejenis ini. Silakan menghapus templat pemeliharaan ini setelahnya. Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampilkan] di bagian kanan.
|
Lalu Muhammad bergelar Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin Syah II (bin Dewa Masmawa Sultan Mahmud) adalah Sultan Sumbawa ke-13 yang bertahta tahun 1795-1816 dari dinasti DEWA DALAM BAWA.[1][2] Pernikahan antara Sultan Mahmud dengan Putri Sarah atau Ratoe Laija melahirkan dua orang Putra Putri,
- ♂ Lalu Muhammad
- ♀ Lala Siti Fatimah.
Sepeninggal Sultan Mahmud, kedua putra putri ini menetap di Karang Banjar Kedatuan Taliwang, Kampung leluhurnya yang datang dari Kesultanan Banjar. Adapun sang ibu Karaeng Bonto Masugi Datu Bontopaja diboyong ke Makassar karena telah menikah lagi. Lalu Muhammad inilah yang dijemput olah utusan Pangantong Lima Olas untuk dinobatkan sebagai Sultan Sumbawa dengan Gelar Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin II.
Sultan yang sangat terkenal keperkasaannya ini dijuluki Datu Bau Balo. Beliau berhasil mengembalikan wibawa Kesultanan yang mulai suram dimasa pemerintahan Sultanah Safiatuddin. Daerah – daerah yang sebelumnya enggan membayar upeti, kembali menunjukkan kesetiaannya. Hubungannya dengan Belanda pun cukup baik. Peristiwa besar dalam sejarah bencana dunia terjadi pada masa beliau yakni meletusnya Gunung Tambora pada 15 April 1815, yang disebut masa “Ujan Awu“ oleh Tau Samawa.
Dampak letusan Tambora masih terasa hingga tahun 1816 karena kelaparan dan kekeringan, terjadilah wabah malaria, yang menyebabkan banyak penduduk meninggal dunia. Pada tanggal 20 Safar 1231 Hijriyah atau tanggal 18 Februari 1816 Sultan Muhammad Kaharuddin II mangkat, beserta 2 orang putranya karena serangan ganas malaria. Yang tersisa 5 orang putra yang masih kecil – kecil yakni:
- ♂ Lalu Muhammad Amrullah ( Sultan Amaroe'llah )
- ♂ Lalu Mesir ( Sultan )
- ♂ Datu Bonto Mangape
- ♀ Datu Bonto Masugi
- ♀ Datu Bonto Ramba
Hubungan kekerabatan Ratoe Laija Permaisuri Sumbawa dengan Sultan Tahmid Ilah II Raja BanjarSunting
Hubungan kekerabatan Raja Sumbawa Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharudddin II dengan Raja Banjar Sultan Sulaiman Al-Mu'tamid 'Alâ Allâh.
Raja Banjar Sultan Sulaiman Al-Mu'tamid 'Alâ Allâh alias Sulaiman Rahmatullah / Sulaiman Saidullah II (bin Panembahan Kaharuddin Halilullah, Sultan Tahmidillah II, Sunan Sulaiman Saidullah I, Sunan Nata Alam) telah menerima sebuah tombak pusaka bernama Kaliblah dari sepupunya Raja Sumbawa XIII Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharudddin II (bin Dewa Masmawa Sultan Mahmud anak Ratoe Laija).
Tertulis dalam buku Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde volume 14 (1864:503):[8]
Omtrent de lans Kaliblah wordt het navolgende verhaald. Zij behoorde vroeger tot de rijkswapens van den Sultan van Sumbawa. Een dezer Sultans nu was in het huwelijk getreden met Ratoe Laija, eene zuster van Sultan Tahmid Ilah II van Bandjermasin. Uit dat huwelijk is de Sulthan Mohamad, die later over Sumbawa geregeerd heeft geboren.[8]
“ | Berikut ini terkait dengan tombak Kaliblah. Tombak ini dulu milik senjata nasional Sultan Sumbawa.
Salah satu Sultan ini (Dewa Masmawa Sultan Mahmud) sekarang menikah dengan Ratoe Laija, saudara perempuan dari Sultan Tahmid Illah II (disebut juga Panembahan Kaharuddin Halilullah Raja Banjar 1761-1801) dari Bandjermasin. Buah dari pernikahan itu adalah Sulthan Mohamad (Lalu Muhammad, Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin II Raja Sumbawa XIII 1795-1816), yang kemudian memerintah atas Sumbawa. |
” |
Bagian dari artikel biografi tokoh muslim ini berisi bagian tentang Genealogi yang perlu dirapikan, agar memenuhi standar Wikipedia. Silahkan menghapus templat pemeliharaan ini setelahnya. Anda dapat berkontribusi dalam mengembangkan dan merapikannya dengan dukungan berbagai templat dalam Kategori:Bagan silsilah. Dalam WBI ada 9 halaman sejenis ini. Lihat pula berbagai halaman Bantuan:Silsilah dan juga Kategori:Genealogi. |
PERMAISURI SULTAN SUMBAWA
|
SULTAN BANJAR
|
PERMAISURI SULTAN SUMBAWA
|
SULTAN BANJAR
|
LeluhurSunting
16. ♂ Sultan Tahmidillah 1 (Sultan Banjar) | ||||||||||||||||
8. ♂ Pangeran Aria | ||||||||||||||||
17. ♀ | ||||||||||||||||
4. ♂ Sultan M. Jalaluddin Syah II / Gusti Mesir (Sultan Sumbawa IX) | ||||||||||||||||
18. ♂ | ||||||||||||||||
9. ♀ | ||||||||||||||||
19. ♀ | ||||||||||||||||
2. ♂ Sultan Mahmud (pangeran Mahmuddin) (Sultan Sumbawa X) | ||||||||||||||||
20. ♂ | ||||||||||||||||
10. ♂ I Mappaseppe Daeng Mamaro Karaeng Bontolangkasa | ||||||||||||||||
21. ♀ | ||||||||||||||||
5. ♀ Datu Baing/Datu Bonto Paja Karaeng Bonto Masugi | ||||||||||||||||
22. ♂ Sultan M. Jalaluddin Syah I (Sultan Sumbawa IV) bin Dewa Mas Bantan Datu Loka / Raden Bantan (Sultan Sumbawa III)[13] | ||||||||||||||||
11. ♀ Sultanah Aisyah I Sugi Ratu Karaeng Bonto Parang | ||||||||||||||||
23. ♀ | ||||||||||||||||
1. ♂ Sultan M. Kaharuddin II (Sultan Sumbawa XIII)[14] | ||||||||||||||||
24. ♂ Sultan Amarullah Bagus Kasuma (Sultan Banjar) bin Sultan Saidullah (Sultan Banjar V) | ||||||||||||||||
12. ♂ Sultan Tahmidillah 1 (Sultan Banjar) | ||||||||||||||||
25. ♂ | ||||||||||||||||
6. ♂ Sultan Tamjidillah 1 (Sultan Banjar) | ||||||||||||||||
26. ♂ | ||||||||||||||||
13. ♀ | ||||||||||||||||
27. ♀ | ||||||||||||||||
3. ♀ Ratu Laiya | ||||||||||||||||
28. ♂ | ||||||||||||||||
14. ♂ | ||||||||||||||||
29. ♀ | ||||||||||||||||
7. ♀ | ||||||||||||||||
30. ♂ | ||||||||||||||||
15. ♀ | ||||||||||||||||
31. ♀ | ||||||||||||||||
Lihat pulaSunting
RujukanSunting
- ^ "Ensiklopedia Kebudayaan Sumbawa, Sultan-sultan Sumbawa". Universitas Teknologi Sumbawa. Diakses tanggal 18 Mei 2019.
- ^ Annabel Teh Gallop (2002). "Malay Seal Inscriptions: A Study in Islamic Epigraphy from Southeast Asia" (dalam bahasa Inggris). 3. University of London: 542.
- ^ "Ensiklopedia Kebudayaan Sumbawa, Pemerintahan Sultan Bagian 1". Universitas Teknologi Sumbawa. Diakses tanggal 18 Mei 2019.
- ^ "Ensiklopedia Kebudayaan Sumbawa, Pemerintahan Sultan Bagian 2". Universitas Teknologi Sumbawa. Diakses tanggal 18 Mei 2019.
- ^ Ben Cahoon. "Indonesian Traditional States II". WORLD STATESMEN.org. Diakses tanggal 3 Juni 2019.
- ^ "Rulers in Asia (1683 – 1811): attachment to the Database of Diplomatic letters" (PDF). Arsip Nasional Republik Indonesia (dalam bahasa Inggris). hlm. 57. Diakses tanggal 2019-01-05.
- ^ "Sejarah Kesultanan Sumbawa". Website Resmi Pemerintah Kabupaten Sumbawa. Diakses tanggal 2019-08-06.
- ^ a b c d "Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde" (dalam bahasa Belanda). 14. Batavia: Lange & Company, Martinus Nijhoff. 1864: 503.
- ^ http://ensiklopedia-sumbawa.com/objek/id/34
- ^ https://docs.google.com/viewerng/viewer?url=http://kesultananbanjar.com/id/wp-content/uploads/2014/11/SILSILAH-SULTAN-SUMBAWA.pdf&hl=en
- ^ http://ensiklopedia-sumbawa.com/objek/id/34
- ^ https://docs.google.com/viewerng/viewer?url=http://kesultananbanjar.com/id/wp-content/uploads/2014/11/SILSILAH-SULTAN-SUMBAWA.pdf&hl=en
- ^ https://plus.google.com/104506069717580147857/posts/gsKkmG8PtcB
- ^ https://docs.google.com/viewerng/viewer?url=http://kesultananbanjar.com/id/wp-content/uploads/2014/11/SILSILAH-SULTAN-SUMBAWA.pdf&hl=en
Pranala luarSunting
- http://id.rodovid.org/wk/Orang:305086 Sultan Muhammad Jalaluddin Syah II (Gusti Mesir Abdurrahman)
- http://laporancuaca.blogspot.co.id/2015/09/bangsa-dari-awan.html
- http://aryheritage.blogspot.co.id/2016/11/makam-makam-tua-di-pulausumbawa-nusa.html