Daftar provinsi di Indonesia menurut IPM tahun 2012

Sebuah perhitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang menggunakan metode baru dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2010 hingga sekarang. Berikut ini akan disajikan penjelasan, sejarah, dan metodologi perhitungan IPM, serta daftar provinsi Indonesia menurut IPM tahun 2012.

Penjelasan

sunting

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.[1]

Sejarah

sunting

Indeks ini pada 1990 dikembangkan oleh pemenang nobel India Amartya Sen dan seorang ekonom Pakistan Mahbub ul Haq, serta dibantu oleh Gustav Ranis dari Universitas Yale dan Lord Meghnad Desai dari London School of Economics. Sejak itu, indeks ini dipakai oleh Program pembangunan PBB pada laporan IPM tahunannya.

Amartya Sen menggambarkan indeks ini sebagai "pengukuran vulgar" oleh karena batasannya. Indeks ini lebih berfokus pada hal-hal yang lebih sensitif dan berguna daripada hanya sekadar pendapatan perkapita yang selama ini digunakan. Indeks ini juga berguna sebagai jembatan bagi peneliti yang serius untuk mengetahui hal-hal yang lebih terinci dalam membuat laporan pembangunan manusianya.

Dimensi dasar IPM[2]

sunting

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memiliki tiga dimensi yang digunakan sebagai dasar perhitungannya:

  1. Umur panjang dan hidup sehat yang diukur dengan angka harapan hidup saat kelahiran
  2. Pengetahuan yang dihitung dari angka harapan sekolah dan angka rata-rata lama sekolah
  3. Standar hidup layak yang dihitung dari Produk Domestik Bruto/PDB (keseimbangan kemampuan berbelanja) per kapita

Manfaat IPM[2]

sunting

Menurut Badan Pusat Statisitik (BPS), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memiliki beberapa manfaat:

  • IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk)
  • IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara
  • Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU)

Cara Menghitung Indeks Komponen [3]

sunting

Setiap komponen IPM distandardisasi dengan nilai minimum dan maksimum sebelum digunakan untuk menghitung IPM. Rumus yang digunakan sebagai berikut.

Dimensi Kesehatan

sunting

 

Keterangan:

I: indeks komponen

AHH: angka harapan hidup

AHHmin: angka harapan hidup terendah

AHHmaks: angka harapan hidup tertinggi

Dimensi Pendidikan

sunting

 

Keterangan:

I: indeks komponen

HLS: harapan lama sekolah

HLSmin: harapan lama sekolah terendah

HLSmaks: harapan lama sekolah tertinggi

 

Keterangan:

I: indeks komponen

RLS: rata-rata lama sekolah

RLSmin: rata-rata lama sekolah terendah

RLSmaks: rata-rata lama sekolah tertinggi

 

I: indeks komponen

HLS: harapan lama sekolah

RLS: rata-rata lama sekolah

Dimensi Pengeluaran

sunting

 

Keterangan:

I: indeks komponen

In: indeks komponen

pengeluaranmin: pengeluaran terendah

pengeluaranmaks: pengeluaran tertinggi

Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia

sunting

 

Keterangan:

IPM: indeks pembangunan manusia

I: indeks komponen

Data di bawah ini merupakan data perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS).

Peringkat Provinsi IPM Perubahan Perbandingan dengan IPM dari Laporan Pembangunan Manusia

2013 untuk Perkiraan IPM Tahun 2012[5]

Pembangunan Manusia Tinggi
1   Daerah Khusus Ibukota Jakarta   77,53 (0,775)   0,55 (0,005)   Meksiko (61)
2   Daerah Istimewa Yogyakarta   76,15 (0,761)   0,22 (0,002)   Antigua dan Barbuda dan   Trinidad dan Tobago (67)
3   Kalimantan Timur   72,62 (0,726)   0,60 (0,006)   Saint Lucia (88)
4   Kepulauan Riau   72,36 (0,723)   0,75 (0,007)   Ekuador (89)
5   Bali   71,62 (0,716)   0,75 (0,007)   Sri Lanka (92)
Pembangunan Manusia Sedang
6   Riau   69,15 (0,691)   0,25 (0,002)   Thailand (103)
7   Sulawesi Utara   69,04 (0,690)   0,73 (0,007)
8   Banten   68,92 (0,689)   0,60 (0,006)
9   Sumatera Barat   68,36 (0.683)   0,55 (0,005)   Gabon (106)
10   (4) Jawa Tengah   67,21 (0,680)   0,57 (0,005)   El Salvador (107)
11   (1) Aceh   67,81 (0,678)   0,36 (0,003)
12   (1) Sumatera Utara   67,74 (0,677)   0,40 (0,004)   Bolivia dan   Mongolia (108)
-   Indonesia 67,70 (0,677)   0,61 (0,006)
13   (1) Jawa Barat   67,32 (0,673)   0,65 (0,006)
14   (1) Sulawesi Selatan   67,26 (0,672)   0,61 (0,006)
15   Kepulauan Bangka Belitung   67,21 (0,672)   0,62 (0,006)   Palestina (110)
16   Sulawesi Tenggara   67,07 (0,670)   0,55 (0,005)
17   (1) Jambi   66,94 (0,669)   0,80 (0,008)   Paraguay (111)
18   (1) Jawa Timur   66,74 (0,667)   0,68 (0,006)
19   (2) Kalimantan Selatan   66,68 (0,666)   0,79 (0,007)
20   (3) Kalimantan Tengah   66,66 (0,666)   0,28 (0,002)
21   (1) Bengkulu   66,61 (0,666)   0,65 (0,006)
22   Sumatera Selatan   65,79 (0,657)   0,67 (0,006)
23   Maluku   65,43 (0,654)   0,55 (0,005)   Mesir (112)
24   Sulawesi Tengah   65,00 (0,650)   0,73 (0,007)   Suriah (116)
25   Lampung   64,87 (0,648)   0,67 (0,006)
26   Gorontalo   64,16 (0,641)   0,68 (0,006)   Mikronesia (117)
27   Maluku Utara   63,93 (0,639)   0,80 (0,008)   Guyana (118)
28   Kalimantan Barat   63.41 (0,634)   1,06 (0,010)   Botswana (119)
29   Nusa Tenggara Barat   62,98 (0,629)   0,66 (0,006)   Indonesia,   Kiribati, dan   Afrika Selatan (121)
30   Sulawesi Barat   61,01 (0,610)   0,38 (0,003)   Namibia (128)
31   Nusa Tenggara Timur   60,81 (0,608)   0,57 (0,005)
32   Papua Barat   60,30 (0,603)   0,40 (0,004)   Nikaragua (129)
Pembangunan Manusia Rendah
33   Papua   55,55 (0,555)   0,54 (0,005)   Guinea Khatulistiwa dan   India (136)

Kesimpulan

sunting
  1. Provinsi dengan IPM tertinggi adalah Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan IPM sebesar 77,53.
  2. Provinsi dengan IPM terendah adalah Daerah Khusus Papua dengan IPM sebesar 55,55.
  3. Jarak antara provinsi dengan IPM tertinggi dan provinsi dengan IPM terendah adalah 21,98.
  4. Performa terbaik diraih oleh Provinsi Kalimantan Barat dengan peningkatan IPM sebesar 1,06.
  5. Performa terburuk diraih oleh Daerah Istimewa Yogyakarta dengan peningkatan IPM sebesar 0,22.
  6. Menurut BPS, IPM Indonesia adalah 67,70 (0,677) dan masih menempati status sedang.
  7. Menurut UNDP, IPM Indonesia adalah 62,9~ (0,629) dan masih menempati status sedang.

Referensi

sunting
  1. ^ "Davies, A. and G. Quinlivan (2006), A Panel Data Analysis of the Impact of Trade on Human Development, Journal of Socioeconomics" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2008-04-13. Diakses tanggal 2017-04-19. 
  2. ^ a b "Badan Pusat Statistik". www.bps.go.id. Diakses tanggal 2017-09-22. 
  3. ^ "Badan Pusat Statistik". www.bps.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-04-24. 
  4. ^ "Badan Pusat Statistik". www.bps.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-04-24. 
  5. ^ United Nations Development Programme. hdr.undp.org. Diakes tanggal 2017-10-27.