Ratoe Anom Ismail

(Dialihkan dari Ratu Anum Isma'il)

Pangeran Ismail bergelar Ratu Anom Mangku Bumi Sukma Dilaga, namun ia lebih sering dipanggil sesuai nama lahirnya Ratoe Anom Ismail (bin Sunan Nata Alam) adalah Wazir mu'adlam atau Perdana Menteri atau mangkubumi Kesultanan Banjar.[4][5]

Ratoe Anom Ismail[1]
Mangkubumi Kesultanan Banjar
Berkuasa17791801
WangsaDinasti Banjarmasin
AyahSunan Nata Alam
Anak1. ♂ Pangeran Su'ud[2]

2. ♂ Pangeran Sungging Anum[2][3]
3. ♂ Pangeran Cakra Utu[2]

4. ♀ Ratu Dipati[2]

Pangeran Ismail juga dipanggil Tuan Raden Dipati Ratu Anum Ismail. Selain itu Ratu Anom Mangku Bumi Sukma Dilaga yang dipanggil dengan nama singkatnya Ratu Anom Mangku Dilaga, merupakan putera kedua Sunan Nata Alam.[2]

Ia menjabat Perdana Menteri kerajaan Banjar pada masa Raja Banjar Sulthan Sulaiman Saidallah I (ayahandanya) dan sultan berikutnya yaitu Sultan Sulthan Sulaiman Saidallah II (kakandanya).

Menurut tradisi kesultanan Banjar yang berlaku pada saat itu, di antara putera-putera dari seorang Sultan yang sedang berkuasa, maka putera sulung (Pangeran Ratu) dari permaisuri akan dilantik sebagai Sultan Muda dan putera kedua (Raden Dipati) dari permaisuri akan dilantik sebagai mangkubumi (Pangeran Mangkubumi) untuk menggantikan mangkubumi sebelumnya yang meninggal dunia.

Sebelum menjabat mangkubumi namanya adalah Pangeran Ismail. Ratoe Anom Ismail alias Ratu Anom Mangku [Bumi Sukma] Dilaga mendapat fitnah dengan tuduhan akan melakukan kudeta terhadap Sultan Sulaiman sehingga ia dihukum bunuh oleh abangnya yang juga besannya yaitu Sultan Sulaiman.[6][7]

Sulthan Sulaiman mengirim surat kepada Residen, tertanggal 23 Sawal 1220 (tahun 1805), di mana ia memberi pemberitahuan bahwa karena cemburu ia membunuh saudaranya Ratu Ismail. Dalam suratnya kepada Perusahaan, ia akan menjelaskan hal ini secara lebih rinci. Sulthan Sulaiman mengirim surat kepada Residen, dengan meterai utuh, ditulis pada tanggal 5 Safar 1221, diterima di Batavia pada tanggal 29 Mei 1806. Isi: Sebuah laporan yang sangat rinci tentang alasan mengapa ia menyingkirkan saudaranya, Ratu Ismail, ia menghancurkan kebun lada, telah meminta bantuan pangeran Siak dan Riau untuk menolak pemerintah, dll. Sulthan sulaiman mengklaim bahwa dia harus melakukan perbuatan ini untuk mencegah yang lebih buruk! Apa tanggapan Perusahaan terhadap hal ini dan bagaimana perilaku penduduk?[6]

Ratoe Anom Ismail pernah mengirim surat kepada Gubernur-Jenderal VOC Pieter Gerardus van Overstraten tertanggal 14 Juli 1779 dan surat tersebut diterima di Batavia tanggal 15 Agustus 1779. (Cod.Or.2239)[5][8]

Pendahulunya sebagai Mangkubumi adalah Pangeran Mas Dipati bergelar Ratu Anum Kasuma Yuda (m. 1760-1779).

Catatan kaki sunting

  1. ^ (Indonesia) Hindia- Belanda (1965). Bandjermasin (Sultanate), Surat-surat perdjandjian antara Kesultanan Bandjarmasin dengan pemerintahan2 V.O.C.: Bataafse Republik, Inggeris dan Hindia- Belanda 1635-1860. Arsip Nasional Republik Indonesia, Kompartimen Perhubungan dengan Rakjat. hlm. 87. 
  2. ^ a b c d e Saleh, Mohamad Idwar (1986). Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah. hlm. 156. 
  3. ^ menantu Sultan Sulaiman Saidullah
  4. ^ (Indonesia) Hindia-Belanda (1965). Bandjermasin (Sultanate), Surat-surat perdjandjian antara Kesultanan Bandjarmasin dengan pemerintahan2 V.O.C.: Bataafse Republik, Inggeris dan Hindia- Belanda 1635-1860. Arsip Nasional Republik Indonesia, Kompartimen Perhubungan dengan Rakjat. hlm. 87. 
  5. ^ a b "Rijksuniversiteit te Leiden. Bibliotheek". Codices manuscripti (dalam bahasa Inggris). 25. E.J. Brill. 1998. 
  6. ^ a b "Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde" (dalam bahasa Belanda). Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. 1860: 201. 
  7. ^ Rees, Willem Adriaan (1865). De bandjermasinsche krijg van 1859-1863. D. A. Thieme. hlm. 8. 
  8. ^ Tijdschrift voor Nederlandsch Indië (dalam bahasa Belanda). 11 (edisi ke-2). 1882. hlm. 193. 

Pranala luar sunting

Didahului oleh:
Ratu Anum Kasuma Yuda
Mangkubumi
1779-1802
Diteruskan oleh:
Pangeran Perabu Anum