Mata air panas atau sumber air panas adalah mata air yang dihasilkan akibat keluarnya air tanah dari kerak bumi setelah dipanaskan secara geotermal. Air yang keluar suhunya di atas 37 °C (suhu tubuh manusia), namun sebagian mata air panas mengeluarkan air bersuhu hingga di atas titik didih.[1] Di seluruh dunia terdapat mata air panas yang tidak terhitung jumlahnya, termasuk di dasar laut dan samudra.

Mata air panas Green Dragon di Taman Nasional Yellowstone

Air panas lebih dapat mengencerkan padatan mineral, sehingga air dari mata air panas mengandung kadar mineral tinggi, seperti kalsium, litium, atau radium. Mandi berendam di dalam air panas bermineral dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Berdasarkan alasan tersebut, orang membangun pemandian air panas dan spa untuk tujuan rekreasi dan pengobatan.

Sumber panas

sunting
 
Geyser di Kamisuwa, Prefektur Nagano

Air yang keluar dari mata air panas dipanaskan oleh geotermal (panas bumi). Semakin dalam letak batu-batuan di dalam perut bumi, semakin meningkat pula temperatur batu-batuan tersebut. Peningkatan temperatur batuan berbanding dengan kedalaman disebut gradien geotermal. Air merembes ke dalam kerak bumi, dan dipanaskan oleh permukaan batu yang panas. Air yang sudah dipanaskan keluar di mata air panas yang lokasinya jauh dari gunung berapi.

Di kawasan gunung berapi, air dipanaskan oleh magma hingga menjadi sangat panas. Air menjadi terlalu panas hingga membentuk tekanan uap, dan menyembur ke permukaan bumi sebagai geyser. Bila air hanya mencapai permukaan bumi dalam bentuk uap, maka disebut fumarol. Bila air tercampur dengan lumpur dan tanah liat, maka disebut kubangan lumpur panas.

Debit air

sunting
 
Mata air Deildartunguhver di Islandia

Debit air di mata air panas berkisar dari rembesan hingga sungai air panas. Berikut ini adalah daftar lokasi mata air panas dengan debit yang tinggi.

  • Total aliran sejumlah 47 mata air panas di Hot Springs, Arkansas: 35 liter per detik.
  • Perkiraan total aliran kompleks mata air panas kota Truth or Consequences di New Mexico: 99 liter per detik.[2]
  • Lava Hot Springs di Idaho: 130 liter per detik.
  • Glenwood Springs di Colorado: 143 liter per detik.
  • Elizabeth Springs di barat Queensland, Australia: 158 liter per detik (data dari akhir tahun 1800-an), tetapi sekarang hanya 5 liter per detik.
  • Deildartunguhver di Islandia: 180 liter per detik.
  • Mata air di Caldas Novas, Brasil dipompa selama 14 jam per hari dari 86 sumur dengan debit 333 liter per detik (debit per sumur rata-rata 3,88 liter per detik).
  • Di Beppu, Jepang terdapat 2.850 sumber air panas yang merupakan kawasan onsen dengan debit terbesar di Jepang. Total debit semua sumber air panas di Beppu: 1.592 liter per detik (debit per sumur: 0,56 liter per detik).
  • Di Kokonoe, Jepang terdapat 303 sumber air panas dengan debit 1.028 liter per detik (debit per sumur: 3,39 liter per detik).
  • Di Prefektur Oita, Jepang terdapat 4.762 sumber air panas dengan total debit 4.437 liter per detik (debit per sumur: 0,93 liter per detik).
  • Tamagawa Onsen di Prefektur Akita, Jepang memiliki debit tertinggi di Jepang: 150 liter per detik. Aliran air selebar 3 meter dengan temperatur 98 °C.
  • Di Nage, 8 km barat daya Bajawa, Nusa Tenggara Timur, Indonesia terdapat sejumlah mata air dengan total debit 453,6 liter per detik.
  • Total debit dari 3 mata air panas di Mengeruda, Wae Bana, dan Piga (18 km timur laut Bajawa, Nusa Tenggara Timur) adalah 450 liter per detik.
  • Lebih dari 60 mata air yang disebut Mata Air Dalhousie di Taman Nasional Witjira, Australia pernah memiliki total debit air 23.000 liter per detik (debit rata-rata 325 liter per detik). Debit air sekarang sudah berkurang menjadi 17.370 liter per detik (debit rata-rata 250 liter per detik).[3]

Mata air panas di seluruh dunia

sunting
 
Pemandian air panas (onsen) di Nachikatsuura, Prefektur Wakayama, Jepang

Di antara negara-negara yang terkenal dengan mata air panas adalah Islandia, Selandia Baru, Chili, Kanada, Taiwan, dan Jepang, Indonesia

Referensi

sunting
  1. ^ Monroe, James Stewart (2005). Physical Geology: Exploring the Earth. Thomson Brooks/Cole. hlm. 492. ISBN 0-5343-9987-8. 
  2. ^ Truth or Consequences, New Mexico- A Spa City, Diarsipkan 2015-02-02 di Wayback Machine. John W. Lund, James C. Witcher,GHC Bulletin, Desember 2002.
  3. ^ "Desert Springs of Great Australian Arterial Basin, W. F. Ponder, Conference Proceedings. Spring-fed Wetlands: Important Scientific and Cultural Resources of the Intermountain Region, 2002." (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2006-11-02. Diakses tanggal 2008-03-10. 
  4. ^ Spa: Belgium's healthy-living retreat, Gareth Bourne and Sarah Hajibagheri, The Independent, 3 November 2006

Daftar pustaka

sunting
  • Marjorie Gersh-Young, Hot Springs and Hot Pools of the Southwest: Jayson Loam's Original Guide, Aqua Thermal Access, 2004. ISBN 1-890880-05-1.
  • Marjorie Gersh-Young, Hot Springs & Hot Pools Of The Northwest, Aqua Thermal Access, 2003. ISBN 1-890880-04-3.
  • G. J Woodsworth, Hot springs of Western Canada: a complete guide, West Vancouver: Gordon Soules Book Publishers. 1999. ISBN 0-919574-03-3.
  • Clay Thompson, "Tonopah: It's Water Under The Bush", the Arizona Republic 1-12-03, p. B12.

Pranala luar

sunting