Liga 1 (Indonesia)

Liga sepak bola di Indonesia
(Dialihkan dari Liga Super Indonesia)

Liga 1 atau yang juga dikenal sebagai BRI Liga 1 karena alasan sponsor oleh Bank Rakyat Indonesia,[1] adalah liga profesional tingkat pertama dalam sistem liga sepak bola Indonesia. Liga 1 diikuti oleh 18 klub dan menggunakan sistem promosi dan degradasi, dengan PT Liga Indonesia Baru sebagai operator resmi liga.

Liga 1
Badan yang mengaturPT Liga Indonesia Baru
Negara Indonesia
Dibentuk
  • 2008; 16 tahun lalu (2008)
    (sebagai Indonesia Super League)
  • 2017; 7 tahun lalu (2017)
    (sebagai Liga 1)
Musim perdana2008–09
Jumlah tim18
Tingkat pada piramida1
Degradasi keLiga 2
Piala domestikPiala Indonesia
Piala Presiden
Piala internasionalLiga Champions AFC 2
Liga Challenge AFC
Kejuaraan Klub ASEAN
Juara bertahan ligaPSM Makassar
(gelar ke-1)
Klub tersuksesPersipura Jayapura
(3 gelar)
Televisi penyiar
Situs webligaindonesiabaru.com
Musim 2023–2024

Kasta teratas liga sepak bola profesional di Indonesia dimulai sejak musim 2008-09, awalnya dibentuk dengan nama Indonesia Super League (Liga Super Indonesia) hingga tahun 2015.[2] Sebelum reformasi pada tahun 2008, kompetisi nasional menggunakan format turnamen. Liga 1 dimulai pada tahun 2017 sebagai sebuah perubahan nama liga.[2]

Sebanyak empat puluh klub telah berkompetisi di kasta teratas sepak bola Indonesia sejak dimulainya era modern pada tahun 2008 sebagai Indonesia Super League. Delapan tim telah dinobatkan sebagai juara, dengan Persipura Jayapura menjadi tim yang paling banyak meraih gelar, yaitu tiga kali pada musim 2009, 2011 dan 2013.

Sejarah sunting

Awal Mula sunting

Pada tahun 1994, PSSI menggabungkan tim-tim dari Perserikatan, sebuah liga populer bagi klub amatir yang mewakili asosiasi sepakbola regional, dan Galatama, sebuah liga yang kurang populer yang terdiri dari tim semi-profesional, untuk membentuk Liga Indonesia. Upaya ini mengintegrasikan fanatisme di Perserikatan dan profesionalisme di Galatama dengan tujuan meningkatkan kualitas sepakbola Indonesia. Langkah ini membawa sistem bertingkat dalam kompetisi sepakbola Indonesia. Format babak grup, yang digunakan di Perserikatan, digabungkan dengan sistem kompetisi penuh yang diikuti dengan babak semifinal dan final seperti di Galatama.[3]

Pembentukan sunting

Era kompetisi modern dimulai pada tahun 2008 dengan Indonesia Super League musim 2008-2009. Musim pertama dimulai dengan 18 klub. Gol pertama Indonesia Super League dicetak oleh Ernest Jeremiah dari Persipura dalam hasil imbang 2-2 melawan Sriwijaya FC. 18 anggota pertama dari kompetisi yang baru Indonesia Super League mengikuti hasil akhir klasemen musim 2008-2009 adalah Persipura Jayapura, Persiwa Wamena, Persib Bandung, Persik Kediri, Sriwijaya FC, Persela Lamongan, Persija Jakarta, PSM Makassar, Pelita Jaya, Arema Malang, Persijap Jepara, Persiba Balikpapan, PKT Bontang, Persitara Jakarta Utara, PSMS Medan, Deltras Sidoarjo, Persita Tangerang, dan PSIS Semarang.[4] Awalnya, Persiter Ternate dan Persmin Minahasa memenuhi syarat untuk mendaftar tetapi mereka gagal memenuhi persyaratan verifikasi untuk menjadi anggota pendiri Indonesia Super League.[4]

Dualisme sunting

Karena sepak bola di Indonesia sangat dipolitisasi dengan faksi-faksi saingan yang saling menggulingkan, konflik menjadi hal yang biasa sebelum tahun 2017. Konflik terburuk terjadi pada tahun 2011.[5] Setelah pelantikan dewan PSSI baru pada tahun 2011, seorang anggota Komite Eksekutif PSSI dan ketua Komite Kompetisi, Sihar Sitorus, menunjuk PT Liga Prima Indonesia Sportindo sebagai operator liga baru yang menggantikan PT Liga Indonesia karena yang terakhir gagal menyediakan laporan pertanggungjawaban kepada PSSI.[6] Sitorus, salah satu politisi di PSSI, mengumumkan Liga Premier Indonesia sebagai kompetisi tingkat atas baru di Indonesia. Setelah munculnya Liga Primer Indonesia (LPI), PSSI tidak mengakui keabsahan ISL.[7] Tim-tim ISL seperti PSM Makassar, Persema Malang, dan Persibo Bojonegoro, yang telah memboikot operator ISL karena keputusan wasit dan manajemen, dengan senang hati beralih ke LPI bersama-sama dengan pecahan dari tim ISL yang ada. Namun, musim LPI tahun 2011 dihentikan di tengah musim, karena terus terjadi perpecahan di dalam PSSI; liga baru, Liga Prima Indonesia (Indonesian Premier League) menggantikannya pada akhir tahun 2011 untuk musim 2011-2012.

Sebelum terjadinya perpecahan di PSSI, Sitorus memicu kontroversi lebih lanjut ketika ia mengatakan bahwa kompetisi baru akan dibagi menjadi dua wilayah dan akan ada penambahan enam klub di divisi teratas, yang membuat banyak anggota asosiasi marah.[8] Sebanyak 14 tim yang seharusnya menjadi peserta Indonesia Premier League memilih untuk mendukung Liga Super Indonesia yang terus berjalan di bawah dukungan faksi pro-IPL, meskipun dianggap sebagai kompetisi ilegal.[9] PSSI resmi, yang didukung oleh FIFA dan AFC, tidak mengakui ISL selama dua musim. Sementara itu, Liga Premier Indonesia menjadi liga kasta teratas dari tahun 2011 hingga 2013 dengan hanya 11 tim.[10]

Dalam sebuah rapat luar biasa PSSI pada tanggal 17 Maret 2013, anggota asosiasi mengecam Sitorus dan memutuskan bahwa Liga Super Indonesia akan kembali menjadi kompetisi tingkat atas, menyusul pembubaran Liga Primer Indonesia.[11] Sitorus dan lima anggota dewan PSSI lainnya diberhentikan dari dunia sepak bola karena peran mereka dalam pemisahan (dikenal secara lokal sebagai dualisme) yang mengganggu sepak bola Indonesia.[12]

Dewan PSSI yang baru juga memutuskan bahwa tujuh tim terbaik dari Liga Primer Indonesia 2013 akan bergabung dengan liga yang bersatu setelah dilakukan verifikasi. Semen Padang, Persiba Bantul, Persijap Jepara, dan PSM Makassar lulus verifikasi, sedangkan Perseman Manokwari, Persepar Palangkaraya, dan Pro Duta tidak lulus, sehingga musim 2014 diikuti oleh 22 tim.[13][14]

Intervensi Pemerintah dan Suspensi FIFA sunting

Dampak dari perpecahan tersebut menghantui sepak bola Indonesia selama bertahun-tahun setelah penggabungan kembali. Pada tanggal 18 April 2015, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi secara resmi melarang kegiatan PSSI setelah PSSI menolak untuk mengakui rekomendasi dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), sebuah lembaga di bawah kementerian, bahwa Arema Cronus dan Persebaya tidak boleh lulus verifikasi ISL karena masih ada klub lain yang menggunakan nama yang sama.[15][16] Sebelumnya, Nachrawi telah mengirimkan tiga surat peringatan. Namun, PSSI menolak untuk menjawab panggilannya hingga batas waktu yang ditentukan. Akibatnya, PSSI secara resmi menghentikan semua kompetisi di musim 2015 setelah rapat Komite Eksekutif PSSI pada tanggal 2 Mei 2015 menyebut intervensi pemerintah sebagai keadaan memaksa.[17]

Intervensi pemerintah juga membuat FIFA menghukum Indonesia dengan suspensi satu tahun dari semua aktivitas sepak bola asosiasi karena badan dunia tersebut menganggap campur tangan negara dalam masalah sepak bola sebagai pelanggaran terhadap anggotanya, PSSI. Selama masa suspensi, beberapa turnamen diadakan untuk mengisi kekosongan, dimulai dari Piala Presiden Indonesia 2015, yang dimenangkan oleh Persib, hingga Piala Bhayangkara yang menutup seri turnamen yang tidak diakui tersebut.

Pada tanggal 13 Mei 2016, FIFA secara resmi mengakhiri suspensi, menyusul pencabutan keputusan menteri Indonesia pada tanggal 10 Mei 2016. Tak lama setelah itu, sebuah turnamen jangka panjang dengan format kompetisi penuh, Indonesia Soccer Championship, muncul. Dimana pada musim itu Persipura Jayapura menjadi Kampiun ISC 2016.

Perubahan Nama Liga sunting

Pada tahun 2017, kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia diubah namanya secara resmi menjadi Liga 1. Perubahan nama juga diberlakukan untuk Divisi Utama (menjadi Liga 2) dan Liga Nusantara (menjadi Liga 3). Operator dari kompetisi juga berubah dari PT Liga Indonesia (LI) menjadi PT Liga Indonesia Baru (LIB).

Namun, khusus musim 2021-2022 mengingat kompetisi berjalan masih di tengah pandemi COVID-19, Kompetisi Liga 1 harus melakukan beberapa terobosan supaya berjalan dengan aman. Sistem kompetisi tersebut menggunakan sistem gelembung atau bubble to bubble menjadi pilihan, yaitu ketika setiap kontestan Liga 1 berkumpul terpusat di satu pulau dan semua tim Liga 1 tidak ada yang bermain di kandangnya sendiri, sistem kompetisi yang baru tersebut agar nantinya tidak menjadi klaster baru penyebaran virus COVID-19.[18]

Format kompetisi sunting

Format kompetisi menggunakan format satu wilayah dimana sebelumnya (terakhir 2007) menggunakan format dua wilayah.[19][20] Pemenang akan ditentukan dari jumlah poin paling banyak selama 34 pertandingan. Gelar juara ditentukan oleh tim dengan poin tertinggi selama satu musim kompetisi, jika poin sama maka juara akan ditentukan dengan selisih gol. Juara akan mewakili Indonesia di play-off Liga Champions Asia. Sedangkan peringkat ke-2 dan ke-3 (jika peringkat ke-1 lolos play-off Liga Champions Asia) akan mewakili Indonesia di Piala AFC. Tiga tim penghuni terbawah klasemen akan langsung terdegradasi dan digantikan oleh tiga tim terbaik dari Liga 2 yang promosi.


Klub sunting

Sebanyak 18 klub berkompetisi pada musim 2023–2024.

Tim Lokasi Stadion Musim 2022–2023
Arema FC Kabupaten Malang Gajayana, di Kota Malang Peringkat 12
Bali United FC Kabupaten Gianyar Kapten I Wayan Dipta Peringkat 5
Barito Putera Kota Banjarmasin Demang Lehman, di Kota Banjarbaru Peringkat 15
Bhayangkara FC Kota Bekasi Patriot Candrabhaga Peringkat 7
Borneo FC Kota Samarinda Segiri Peringkat 4
Dewa United FC Kota Bandar Lampung Sumpah Pemuda Peringkat 17
Madura United FC Kabupaten Pamekasan Gelora Madura Peringkat 8
Persebaya Kota Surabaya Gelora Bung Tomo Peringkat 6
Persib Kota Bandung Gelora Bandung Lautan Api Peringkat 3
Persija Jakarta Raya Gelora Bung Karno Peringkat 2
Persik Kota Kediri Brawijaya Peringkat 11
Persikabo 1973 Kabupaten Bogor Pakansari Peringkat 14
Persis Kota Surakarta Manahan Peringkat 10
Persita Kabupaten Tangerang Indomilk Arena Peringkat 9
PSIS Kota Semarang Jatidiri Peringkat 13
PSM Kota Makassar Gelora B. J. Habibie, di Kota Parepare Peringkat 1
PSS Kabupaten Sleman Maguwoharjo Peringkat 16
RANS FC Kabupaten Sleman Maguwoharjo Peringkat 18

Riwayat kompetisi sunting

Hasil dari musim ke musim sunting

Musim Nama turnamen Juara Runner-up
2008–09 Indonesia Super League

(DJARUM ISL)

Persipura Persiwa
2009–10 Indonesia Super League

(DJARUM ISL)

Arema Indonesia Persipura
2010–11 Indonesia Super League

(DJARUM ISL)

Persipura Arema Indonesia
2011–12 (ISL) Indonesia Super League Sriwijaya Persipura
2011–12 (IPL) Indonesian Premier League Semen Padang Persebaya 1927
2013 (ISL) Indonesia Super League Persipura Arema Cronus
2013 (IPL) Indonesian Premier League Kompetisi dihentikan akibat final dibatalkan[21]
2014 Indonesia Super League Persib Persipura
2015 QNB League Kompetisi dihentikan akibat dibekukan FIFA[21]
2016 Indonesia Soccer Championship A

(TORABIKA SOCCER CHAMPIONSHIP)

Persipura Arema Cronus
2017 GOJEK traveloka Liga 1 Bhayangkara Bali United
2018 GOJEK Liga 1 Persija PSM
2019 Shopee Liga 1 Bali United Persebaya
2020 Shopee Liga 1 Kompetisi dihentikan akibat pandemi COVID-19
2021–22 BRI Liga 1 Bali United Persib
2022–23 BRI Liga 1 PSM Persija
2023–24 BRI Liga 1

Klub tersukses sunting

Klub Juara Runner-up Musim Juara Musim Runner-up
Persipura 3 3 2008-09, 2010-11, 2013 2009-10, 2011-12 (ISL), 2014
Bali United FC 2 1 2019, 2021-22 2017
Arema FC 1 2 2009-10 2010-11, 2013
Persib 1 1 2014 2021-22
Persija 1 1 2018 2022-23
PSM 1 1 2022-23 2018
Sriwijaya FC 1 0 2011–12 (ISL)
Semen Padang FC 1 0 2011–12 (IPL)
Bhayangkara FC 1 0 2017
Persebaya 0 2 2011–12 (IPL), 2019
Persiwa 0 1 2008-09

Penghargaan sunting

Pencetak gol terbanyak sunting

Tahun Pemain Klub Gol
2008–09   Boaz Solossa Persipura 28
  Cristian Gonzáles[a] Persik dan Persib
2009–10   Aldo Barreto Bontang 19
2010–11   Boaz Solossa Persipura 22
2011–12 (ISL)   Beto Gonçalves Sriwijaya 25
2011–12 (IPL)   Ferdinand Sinaga Semen Padang 16
2013   Boaz Solossa Persipura Jayapura 25
2014   Emmanuel Kenmogne Persebaya ISL 25
2017   Sylvano Comvalius Bali United 37
2018   Aleksandar Rakić PS TIRA 21
2019   Marko Šimić Persija Jakarta 28
2021–22   Ilija Spasojević Bali United 23
2022–23   Matheus Pato Borneo Samarinda 25

Catatan:

  1. ^ Pemain belum dinaturalisasi menjadi warga negara Indonesia pada saat kompetisi berlangsung.

Pemain terbaik sunting

Musim Pemain Klub
2008–09   Boaz Solossa Persipura
2009–10   Kurnia Meiga Arema Indonesia
2010–11   Boaz Solossa Persipura
2011–12   Keith Gumbs Sriwijaya
2013   Boaz Solossa Persipura
2014   Ferdinand Sinaga Persib
2017   Paulo Sérgio Bhayangkara
2018   Rohit Chand Persija
2019   Renan Silva Borneo Samarinda
2021–22   Taisei Marukawa Persebaya
2022–23   Wiljan Pluim PSM

Penjaga gawang terbaik sunting

Musim Pemain Klub
2013   Yoo Jae-hoon Persipura
2017   Andritany Ardhiyasa Persija
2021–22   Teja Paku Alam Persib
2022–23   Andritany Ardhiyasa Persija

Pemain muda terbaik sunting

Musim Pemain Klub
2013   Syakir Sulaiman Persiba
2017   Rezaldi Hehanusa Persija
2018   Osvaldo Haay Persebaya
2019   Todd Rivaldo Ferre Persipura
2021–22   Marselino Ferdinan Persebaya
2022–23   Ilham Rio Fahmi Persija

Pelatih terbaik sunting

Musim Pelatih/Manager Klub
2013   Jacksen F. Tiago Persipura
2018   Stefano Cugura Persija
2019   Stefano Cugurra Bali United
2021–22   Aji Santoso Persebaya
2022–23   Bernardo Tavares PSM

Penghargaan gol terbaik sunting

Musim Pemain Klub Lawan Tanggal
2017   Septian David Maulana Mitra Kukar Persiba 10 November 2017
2019   David da silva Persebaya Arema 12 Desember 2019
2021–22   Carlos Fortes Arema Persija 5 Februari 2022
2022–23   Matheus Pato Borneo Samarinda Bali United 3 April 2023

Tim Fair Play sunting

Musim Klub
2017 Perseru
2018 Barito Putera
2019 TIRA-Persikabo
2021–22 Madura United
2022–23 Bhayangkara

Bersponsor sunting

Periode Sponsor Nama Liga Ref.
2008–2012 Djarum Djarum Indonesia Super League [22][23]
2011–2013 Tidak ada sponsor Indonesian Premier League
2013–2014 Indonesia Super League
2015 QNB Group QNB League [24]
2017 Go-Jek dan Traveloka Go-Jek Traveloka Liga 1 [25]
2018 Go-Jek Go-Jek Liga 1 [26]
2019–2020 Shopee Shopee Liga 1 [27][28]
2021- Bank Rakyat Indonesia BRI Liga 1 [1]

Hak siar sunting

Sekarang sunting

Penyiar Liputan Tahun Ringkasan
Emtek Free-to-air (FTA) 2018–sekarang Sebagian besar pertandingan besar hanya tersedia melalui antena terestrial digital. Enam pertandingan per minggu disiarkan langsung di Indosiar dan Moji.
Streaming Disiarkan di Vidio Premier (Berbayar). Lima hingga lebih pertandingan disiarkan (termasuk pertandingan-pertandingan besar) diperlukan berlangganan (Hanya disiarkan untuk penonton region Indonesia) dan Pertandingan langsung non-Vidio Premier (tidak termasuk pertandingan besar) tersedia gratis, dengan highlight gratis dan liputan penuh gratis dari 306 pertandingan yang tersedia di Indonesia dan negara lain melalui permintaan (melalui saluran Indosiar, saluran Moji dan saluran resmi Vidio Liga 1).
Pay TV 2021–sekarang Pertandingan yang tersedia untuk pelanggan Nex Parabola.
MVN 2020–2021, 2023–sekarang Pertandingan yang tersedia untuk pelanggan MNC Vision dan K-Vision.
Streaming Pertandingan yang tersedia di Vision+.

Sebelumnya sunting

Tahun Penyiar
Free-to-air (FTA) Pay TV Streaming
2008–2012 (ISL) ANTV
2011–2012 (IPL) MNC Media
2013 (ISL) VIVA
2013 (IPL) Kompas TV
MNC Media
2014 MNC Media
Kompas TV
K-Vision Domikado
2015 MNC Media
NET.
Lippo Group
Matrix Garuda
2017 tvOne Orange TV iflix
SportsFlix
2018 Moji
tvOne
Orange TV
Matrix Garuda
IndiHome
SportsFlix
2019 Moji Matrix Garuda
IndiHome
2020–2021 MNC Play
IndiHome
2021–2023 IndiHome

Hak komersial sunting

Nama Titel Periode Mitra
Indonesia Super League 2013–2015[29] BV Sports

Lihat juga sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b Berbagai sumber:
  2. ^ a b "PSSI Ubah ISL Jadi Liga 1". Bola.net. 20 Januari 2017. Diakses tanggal 19 April 2023. 
  3. ^ "Sejarah Kompetisi Sepakbola di Indonesia: Dari Masa Pra-Kemerdekaan Hingga (Menuju) Liga Profesional | FourFourTwo". web.archive.org. 2016-10-25. Archived from the original on 2016-10-25. Diakses tanggal 2023-04-19. 
  4. ^ a b Media, Kompas Cyber (2008-07-10). "ISL, Premier League Rasa Indonesia". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-04-19. 
  5. ^ "Inilah Kronologi Lengkap Perseteruan PSSI dan KPSI". Republika Online. 2012-03-19. Diakses tanggal 2023-04-19. 
  6. ^ Kompasiana.com (2013-05-05). "IPL, ISL dan Dampak Dualisme Sepakbola Nasional". KOMPASIANA. Diakses tanggal 2023-04-19. 
  7. ^ "Liga Super Indonesia Menantang Liga Primer Indonesia". Tempo (dalam bahasa Inggris). 2011-01-08. Diakses tanggal 2023-04-19. 
  8. ^ VIVA, PT VIVA MEDIA BARU- (2011-09-30). "Penentang Liga Super 24 Tim Bertambah". www.viva.co.id. Diakses tanggal 2023-04-19. 
  9. ^ "14 Klub Liga Indonesia Ancam Gelar Liga Tandingan". sepakbola. Diakses tanggal 2023-04-19. 
  10. ^ "Liga Indonesia Musim Depan Bernama Indonesia Premier League". Republika Online. 2011-10-13. Diakses tanggal 2023-04-19. 
  11. ^ "Liga Tetap Bernama Indonesia Super League - Goal.com". web.archive.org. 2013-03-20. Archived from the original on 2013-03-20. Diakses tanggal 2023-04-19. 
  12. ^ Liputan6.com (2013-05-06). "Enam Anggota Exco PSSI Dihukum 10 Tahun". liputan6.com. Diakses tanggal 2023-04-19. 
  13. ^ "ISL dan IPL Akhirnya Bersatu – KORAN KALTIM". web.archive.org. 2015-04-07. Archived from the original on 2015-04-07. Diakses tanggal 2023-04-19. 
  14. ^ "Tidak Lolos Verifikasi, Tiga Tim IPL Dimasukkan Divisi Utama". Republika Online. 2013-12-12. Diakses tanggal 2023-04-19. 
  15. ^ Vetriciawizach. "Menpora Resmi Bekukan PSSI". olahraga. Diakses tanggal 2023-04-19. 
  16. ^ Kardi, Dika Dania. "Kronologi Keputusan Final Pembekuan PSSI". olahraga. Diakses tanggal 2023-04-19. 
  17. ^ "Force Majeur, PSSI Hentikan Semua Kompetisi". PSSI - Football Association of Indonesia. Diakses tanggal 2023-04-19. 
  18. ^ "PSSI Jelaskan Format Kompetisi Liga 1 dan Liga 2 di Tengah Pandemi". Goal.com. 30 Mei 2021. 
  19. ^ Karami, Luzman Rifqi (26 Agustus 2011). "Sejarah Kompetisi Sepak Bola Indonesia". VIVA.co.id. 
  20. ^ "Liga Super Indonesia (ISL) dari Masa ke Masa". VIVA.co.id. 7 November 2014. 
  21. ^ a b Yaksa, Muhammad Adi (2020-10-16). "Kisah 4 Kali Matinya Kompetisi di Indonesia, Bagaimana Nasib Shopee Liga 1 2020?". Bola.com. 
  22. ^ Lazuardi, Glery (8 November 2013). Esvandi, Dodi, ed. "ISL 2014 Kemungkinan Tanpa Sponsor Rokok". TribunNews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 November 2013. Diakses tanggal 3 November 2014. 
  23. ^ Sufiyanto, Tengku, ed. (2016-08-23). "Cerita Produk Rokok yang Pernah 'Merajai' Sepakbola Indonesia". INDOSPORT.com. hlm. 5. Diakses tanggal 2022-10-08. 
  24. ^ "Liga & BVSport Gandeng QNB Group". www.ligaindonesia.co.id. Archived from the original on 5 April 2015. Diakses tanggal 3 April 2015. 
  25. ^ Febrianto, Luthfie (10 April 2017). "Jadi Sponsor Liga 1, Gojek-Traveloka Sumbang Rp 180 Miliar". liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 April 2017. 
  26. ^ "Ini Penyebab Berubahnya Titel Sponsor Liga 1 2018". liga-indonesia.id. Archived from the original on 5 Agustus 2018. Diakses tanggal 22 Maret 2018. 
  27. ^ Adnan, Rais (10 Mei 2019). "Ini Logo Dan Sponsor Utama Liga 1 2019". Goal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Mei 2019. Diakses tanggal 10 Mei 2019. 
  28. ^ Adiyaksa, Muhammad (5 Februari 2020). "Emtek Kembali Jadi Official Broadcaster Liga 1 2020". liputan6.com. Jakarta: Bola.com. Diakses tanggal 5 Februari 2020. 
  29. ^ "KPPU Selidiki Dugaan Monopoli & Pengaturan Hak Siar ISL oleh PSSI". Detik.com. 19 Maret 2014. 

Pranala luar sunting