Yesus dan perempuan yang berzina

Yesus dan perempuan yang kedapatan berzina (atau Pericope Adulterae[a]) adalah perikop di dalam Injil Yohanes (Yohanes 7:53–8:1–11) yang sudah sering dibahas para sarjana.

Kristus dan Perempuan yang Kedapatan Berzina, lukisan karya Guercino, tahun 1621, koleksi Dulwich Picture Gallery
Kristus dan Perempuan yang Kedapatan Berzina, lukisan karya Pieter Bruegel, tahun 1565, cat minyak pada panel, 24cm x 34cm
Kristus dan Perempuan yang Kedapatan Berzina, sketsa karya Rembrandt

Di dalam perikop tersebut diriwayatkan bahwa, saat Yesus sedang mengajar di Bait Allah, seturunnya dari bukit Zaitun, sekelompok ahli Taurat dan orang Farisi datang menyela ceramahnya. Mereka menghadapkan seorang perempuan yang tertangkap basah berbuat zina, sembari berkoar-koar bahwa hukuman bagi pezina yang tertangkap basah seperti perempuan itu adalah rajam, sesuai ketentuan syariat Musa.[1] Yesus hanya menulis-nulis sesuatu di lantai dengan jarinya, tetapi lantaran para pendakwa perempuan itu terus-menerus menuntut fatwa darinya, Yesus akhirnya menegaskan bahwa orang yang tidak berdosalah yang harus melemparkan batu pertama untuk merajam perempuan itu. Karena insaf bahwa tak seorang pun di antara mereka yang tidak berdosa, para pendakwa maupun kerumunan akhirnya membubarkan diri, tinggal Yesus sendiri bersama perempuan itu. Yesus menanyai perempuan itu, adakah orang yang menghukumnya, dan perempuan itu menjawab, tidak. Yesus mengatakan bahwa ia pun tidak menghukumnya, lalu menyuruhnya pulang dan tidak lagi berbuat dosa.

Sudah menjadi mufakat akademis yang bulat dewasa ini bahwasanya perikop tersebut adalah sebuah interpolasi yang baru ditambahkan kemudian hari, yaitu sesudah penulisan naskah-naskah tertua Injil Yohanes yang diketahui. Sekalipun disertakan di dalam semua terjemahan modern, biasanya perikop ini dilengkapi dengan keterangan yang menyatakan statusnya sebagai interpolasi yang baru ditambahkan kemudian hari, seperti yang terdapat di dalam Novum Testamentum Graece NA28. Pandangan ini sudah dianut "sebagian besar sarjana Perjanjian Baru, termasuk sebagian besar sarjana Perjanjian Baru yang injili, lebih dari seabad lamanya" (ditulis pada tahun 2009).[2] Tampaknya perikop ini sudah menjadi bagian dari beberapa teks Injil Yohanes pada abad ke-4, dan berterima umum pada abad ke-5.

Kisah ini sejalan dengan banyak cerita dalam kitab-kitab Injil dan bertarikh kuno (dirujuk dalam Didascalia Apostolorum, dan tampaknya juga oleh Papias dari Hierapolis), tetapi sejumlah kritikus berargumen[3][4] bahwa bagian itu "bukan merupakan bagian asli naskah Injil Yohanes."[5] Sebaliknya, Konsili Trento menyatakan bahwa Alkitab bahasa Latin Vulgata adalah otektik dan otoritatif.[6] Alkitab Vulgata memuat Yohanes 7:53–8:11 sebagaimana yang ada dalam Alkitab modern sekarang.

Kisah ini dan pesan untuk tidak cepat menghukum jika seseorang tidak suci, serta melaksanakan keadilan dengan kemurahan hati, telah tertanam lama dalam pemikiran Kristen. Baik kata-kata "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu"[7] dan "Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi "[8] telah dipakai secara umum. Frasa pepatah bahasa Inggris "cast the first stone" ("melempar batu pertama") diturunkan dari nas ini.[9] Bagian ini dianggap sebagai konfirmasi kemampuan Yesus Kristus untuk "menulis" (bukan hanya "membaca" saja; dalam masyarakat kuno, lebih banyak orang dapat membaca daripada dapat menulis), bukan hanya diindikasikan dalam kitab-kitab Injil, meskipun kata "εγραφεν" (egrafen) dalam ayat Yohanes 8:8 dapat juga diartikan "menggambar" selain "menulis".[10]

Topik "Yesus menulis di tanah" menjadi umum dalam bidang seni, terutama sejak zaman Renaissance dan seterusnya; "Christ and the Woman Taken in Adultery" lukisan Pieter Bruegel adalah contoh yang terkenal. Ada tradisi abad pertengahan, berasal dari komentar yang dianggap dari Ambrose, bahwa kata-kata yang dituliskan adalah terra terram accusat ("bumi menuduh bumi"), yang ditunjukkan dalam penggambaran sejumlah karya seni, misalnya Codex Egberti. Lagu "The Stones" dari penyanyi Kristen, Ray Boltz, mengidungkan kisah Alkitab ini. Ada usulan spekulatif lain mengenai apa yang tertulis.[11]

Isi perikop

sunting

Sumber: Yohanes 7:53–8:11 versi Terjemahan Baru:

7:53 Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya,
8:1 tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun.
8:2 Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka.
8:3 Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zina.
8:4 Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zina.
8:5 Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"
8:6 Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah.
8:7 Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."
8:8 Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.
8:9 Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.
8:10 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"
8:11 Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

Sejarah tekstual

sunting
 
Yohanes 7:52–8:12 dalam Codex Vaticanus Graecus 1209 (kira-kira 350 AD): baris 1&2 berakhir pada 7:52; baris 3&4 mulai dengan 8:12. Perhatikan tanda di tepi kiri, di antara baris 2 dan 3 yang menandai adanya bagian yang tidak dicantumkan.

Bagian perikop ini tidak ditemukan dalam sejumlah naskah kuno bahasa Yunani tertua yang masih ada; baik dalam dua naskah papirus abad ke-3 yang merupakan saksi bagi Injil Yohanes - P66 dan P75; atau dari abad ke-4 Codex Sinaiticus dan Vaticanus, meskipun semua empat naskah ini tampaknya mengakui adanya nas ini dengan penandaan diakritik pada lokasi seharusnya. Naskah bahasa Yunani tertua yang memuat perikop ini adalah naskah Latin/Yunani diglot Codex Bezae dari akhir abad ke-4 atau awal ke-5. Demikian pula naskah-naskah bahasa Latin paling kuno memuatnya; 17 dari 23 naskah Latin kuno Yohanes 7-8 memuat sedikitnya bagian perikop ini. Papias (~ tahun 125) merujuk kepada kisah Yesus dan perempuan "yang dituduh melakukan banyak dosa" ditemukan dalam Injil Ibrani (Gospels of Hebrews), yang dianggap merujuk kepada nas ini. Ada pula kutipan pasti mengenai pericope adulterae pada naskah bahasa Suryani dari abad ke-3 Didascalia Apostolorum; meskipun tidak mengindikasi dari Injil Yohanes. "Konstitusi Apostolik" (Constitutions of the Holy Apostles Book II.24 merujuk kepada nas “Dan ketika para tua-tua menempatkan wanita lain yang berdosa di hadapan-Nya, dan memibarkan-Nya menentukan hukuman, dan kemudian pergi, Tuhan kita, Peneliti hati, menanyakan kepada perempuan itu apakah para tua-tua menghukumnya, dan setelah dijawab Tidak, Ia berkata kepadanya: "Karena itu pergilah, karena Akupun tidak menghukum engkau." Book II secara umum bertarikh pada akhir abad ke-3 (Von Drey, Krabbe, Bunsen, Funk).[12] Codex Fuldensis, yang secara positif bertarikh tahun 546 M, memuat pericope adulterae ini. Surat kedua Paus Callistus bagian 6[13] memuat kutipan yang rupanya dari Yohanes 8:11 - "Baiklah ia berjaga agar tidak berbuat dosa lagi, supaya kalimat Injil tinggal dalam dirinya: “Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi.”" Namun surat ini mengutip tulisan-tulisan dari abad ke-8 dan tidak dianggap asli.[14]

Tadinya diyakini bahwa tidak ada Bapa gereja Yunani yang mengutip nas ini sebelum abad ke-12; tetapi pada tahun 1941 sebuah koleksi besar tulisan-tulisan Didymus Si Buta (Didymus the Blind; ~ 313-398) ditemukan di Mesir, memuat Referensi kepada pericope adulterae ditemukan pada "beberapa salinan"; dan sekarang telah dipastikan bahwa nas ini memang ada pada tempatnya yang biasa pada beberapa naskah bahasa Yunani yang dikenal di Aleksandria dan tempat-tempat lain sejak abad ke-4. Yang mendukung antara lain adalah Codex Vaticanus Graecus 1209, yang ditulis di Mesir pada abad ke-4, menandai akhir Yohanes pasal 7 dengan sebuah tanda "umlaut", mengindikasikan bahwa ada bacaan alternatif yang dikenal saat itu.

Hieronimus (atau disebut Jerome) melaporkan bahwa pericope adulterae ditemukan pada tempat biasanya di "banyak naskah Yunani dan Latin" di Roma dan di Latin Barat pada akhir abad ke-4. Ini didukung oleh beberapa bapa gereja dari abad ke-4 dan ke-5 M; termasuk Ambrose, dan Augustinus. Augustinus menulis bahwa nas ini rupanya secara tidak lazim sengaja dihilangkan pada sejumlah naskah dengan tujuan untuk menghindari kesan bahwa Kristus mengizinkan perzinaan:

"Orang-orang tertentu yang imannya kurang, atau bahkan musuh-musuh iman yang benar, takut, aku rasa, jangan-jangan istri-istri mereka harus diberi pengampunan dalam berbuat dosa, membuang dari naskah-naskah mereka tindakan Tuhan mengampuni perempuan yang berzina, seakan-akan Ia yang berkata, Jangan berbuat dosa lagi, telah memberi izin untuk berbuat dosa."[15]

Sejarah kritik tekstual terhadap Yohanes 7:53-8:11

sunting
 
Codex Sangallensis 48 dengan ruang kosong untuk perikop Yohanes 7:53-8:11.

Orang pertama yang secara sistematik menerapkan tanda-tanda kritik pada kritikus-kritikus Aleksandria adalah Origen:[16]

"Dalam kolom Septuaginta [Origen] menggunakan sistem tanda-tanda diakritik yang digunakan untuk kritik-kritik Aleksandria pada naskah-naskah karya Homer, terutama Aristarchus, menandai dengan sebuah obelus di bawah bentuk-bentuk yang berbeda, seperti "./.", disebut lemniscus, dan "/.", disebut hypolemniscus, nas-nas Septuaginta yang tidak ada persamaannya dalam naskah Ibrani, dan menyisipkan, terutama dari Theodotion di bawah sebuah tanda "asteris" (*), nas-nas yang tidak ditemukan dalam Septuaginta; dalam kedua kasus ini sebuah metobelus (Y) menandai akhir notasi tersebut."

Ada kritikus-kritikus tekstual awal yang mengenal penggunaan dan makna tanda-tanda ini dalam karya-karya Yunani klasik misalnya dari Homer, menafsirkan tanda-tanda ini mengandung makna bahwa bagian (Yohanes 7:53-8:11) merupakan interpolasi ("pengembangan tambahan") dan bukan bagian asli dari Injil.

Selama abad ke-16, para sarjana Eropa Barat – baik Katolik maupun Protestan – berusaha memulihkan sebagian besar naskah Yunani Perjanjian Baru yang benar, daripada bersandar pada terjemahan bahasa Latin Vulgata. Pada waktu ini, ditemukan bahwa sejumlah naskah kuno yang memuat Injil Yohanes tidak memuat Yohanes 7:53-8:11 secara inklusif; dan juga beberapa naskah yang memuat ayat-ayat ini mengandung tanda-tanda kritik, biasanya tanda lemniscus atau asteris. Juga dicatat bahwa, dalam leksionari gereja Yunani, bacaan Injil untuk hari Pentakosta adalah dari Yohanes 7:37 sampai 8:12, tetapi melompati hampir 12 ayat perikop ini.

Dimulai dengan Lachmann (di Jerman, 1840), muncul perdebatan lebih kuat mengenai perikop ini sampai ke periode modern, dan pendapat-pendapat yang muncul dibawa ke dunia bahasa Inggris oleh Samuel Davidson (1848–1851), Tregelles (1862),[17] dan lain-lain; argumen menentang ayat-ayat ini mendapat ekspresi dan bentuk akhir dalam Hort (1886). Yang menentang keotentikan ayat-ayat ini sebagai bagian dari Injil Yohanes pada abad ke-20 antara lain adalah Cadbury (1917), Colwell (1935), dan Metzger (1971).[18]

Henry Alford dan F. H. A. Scrivener berspekulasi bahwa nas ini ditambahkan oleh Yohanes pada edisi kedua Injilnya, bersama Yohanes 5:3,4 dan Yohanes 21. Sebaliknya, banyak pakar mendukung kuat bahwa Yohanes adalah pengarang ayat-ayat ini, dan mengajukan argumen-argumen serta kontra-analisis. Kelompok kritikus-kritikus ini misalnya adalah pakar-pakar seperti Nolan (1865), dan Burgon (1886); dan pakar modern Hoskier (1920), O.T. Fuller (1978), Pickering (1980), Hodges & Farstad (1985), Pierpont, serta Robinson (2005).

Sekarang, hampir semua terjemahan modern memuat Pericope de Adultera pada Yohanes 7:53-8:11; meskipun ada beberapa yang memasukkannya dalam tanda kurung, dan/atau memberi catatan mengenai saksi-saksi yang tertua dan dapat dipercaya.

Pengarang

sunting
 
Papirus 66, salah satu naskah kuno yang tidak memuat bagian Yohanes 7:52-8:16.

Argumen menentang Yohanes sebagai pengarang

sunting

Uskup J.B. Lightfoot menulis bahwa ketiadaan nas ini dalam naskah-naskah paling kuno, dikombinasi dengan munculnya ciri-ciri yang dianggap tidak lazim untuk Injil Yohanes, bersama-sama menyiratkan bahwa nas ini merupakan interpolasi (pengembangan tambahan). Namun, ia menganggap kisah ini sebagai sejarah otentik.[19] Akibatnya, berdasarkan pernyataan Eusebius bahwa tulisan-tulisan Papias memuat kisah "seorang perempuan yang dituduh secara palsu di hadapan Tuhan telah berbuat banyak dosa" (H.E. 3.39), ia berpendapat bahwa bagian ini aslinya merupakan tulisan Papias' Interpretations of the Sayings of the Lord ("Penafsiran perkataan-perkataan Tuhan), dan memasukkannya ke dalam koleksi fragmen Papias. Bart D. Ehrman menilai dalam Misquoting Jesus, bahwa nas ini mengandung banyak kata dan frasa yang tidak lazim dalam Injil Yohanes.[20] Namun, Michael W. Holmes menunjuk bahwa tidak pasti "bahwa Papias mengenal kisah tersebut tepat dalam bentuk semacam ini, sebagaimana sekarang rupanya ada paling sedikit dua kisah yang independen mengenai Yesus dan perempuan berdosa di antara orang Kristen pada dua abad pertama berdirinya gereja, maka bentuk tradisional yang ditemukan di banyak naskah Perjanjian Baru rupanya merupakan konflasi dua versi kuno, pendek dan independen dari insiden tersebut."[21] Kyle R. Hughes berpendapat bahwa satu dari versi-versi kuno ini rupanya sangat mirip dalam bentuk dan isinya dengan materi khusus dari Injil Lukas (disebut sumber "L"), menunjukkan bahwa inti tradisi ini tampaknya berakar dalam ingatan orang Kristen paling awal, meskipun bukan berarti pasti dari Yohanes).[22]

Argumen mengakui Yohanes sebagai pengarang

sunting

Berdasarkan rujukan nyata mengenai pericope adulterae dari gereja Kristen primitif dalam naskah bahasa Suryani Didascalia Apostolorum. (II,24,6; ed. Funk I, 93.) Zane C. Hodges dan Arthur L. Farstad mendukung bahwa Yohanes adalah pengarang perikop ini.[23] Mereka mengemukakakan beberapa titik kesamaan antara gaya tulisan perikop ini dengan gaya penulisan bagian lain dari Injil Yohanes. Mereka menunjukkan bahwa detail pertemuan ini sesuai benar dalam konteks ayat-ayat sebelum dan sesudahnya. Mereka berargumen bahwa adanya perikop ini dalam sebagian besar naskah, meskipun tidak dalam beberapa yang paling tua, merupakan bukti keotentikannya.

Bukti naskah

sunting
 
Yohanes 7:52–8:12 in Codex Sinaiticus. Bagian ini tidak ditemukan, tetapi terdapat tanda (garis panjang) di tepi halaman yang menunjukkan indikasi ada bagian yang sengaja tidak dicantumkan.

Baik Novum Testamentum Graece (NA27) dan United Bible Societies (UBS4) memberikan teks kritik untuk perikop ini tetapi menandai dengan [[tanda kurung persegi ganda]], mengindikasikan bahwa perikop ini dianggap sebagai tambahan di waktu kemudian.[24] Namun, UBS4 memberi penilaian { A } akan rekonstruksinya terhadap perkataan perikop ini, artinya "secara virtual sudah pasti" untuk merefleksikan naskah asli pada "tambahan" (addition).

  1. Memuat perikop. D (abad ke-5), Codex Basilensis A. N. III. 12 (abad ke-8), Codices abad ke-9: Boreelianus, Seidelianus I, Seidelianus II, Cyprius, Campianus, Nanianus, juga Tischendorfianus IV dari abad ke-10, Codex Petropolitanus; Minuscule 28, 318, 700, 892, 1009, 1010, 1071, 1079, 1195, 1216, 1344, 1365, 1546, 1646, 2148, 2174; teks Mayoritas Bizantin (90% lebih naskah Yunani); 79, 100 (John 8:1-11), 118, 130 (8:1-11), 221, 274, 281, 411, 421, 429 (8:1-11), 442 (8:1-11), 445 (8:1-11), 459; mayoritas Vetus Latina (Latin kuno), Vulgata (Codex Fuldensis), beberapa naskah Suryani, naskah Koptik dari dialek Bohairik, beberapa naskah Armenia, dan terjemahan-terjemahan Etiopia; Didascalia (abad ke-3), Didymus Si Buta (~313–398), Ambrosiaster (abad ke-4), Ambrose (wafat tahun 397), John Chrysostom (wafat tahun 407), Jerome (wafat tahun 420), Augustinus (wafat tahun 430).
  2. Tidak memuat perikop. Papirus 66 (~ 200) dan 75 (awal abad ke-3); Codices Sinaiticus dan Vaticanus (abad ke-4), juga tampaknya Alexandrinus dan Ephraemi (abad ke-5), Codices Washingtonianus dan Borgianus juga dari abad ke-5, Regius dari abad ke-8, Athous Lavrensis (~800), Petropolitanus Purpureus, Macedoniensis, Sangallensis dan Koridethi dari abad ke-9 dan Monacensis dari abad ke-10; Uncial 0141 dan 0211; Minuscule 3, 12, 15, 21, 22, 32, 33, 36, 39, 44, 49, 63, 72, 87, 96, 97, 106, 108, 124, 131, 134, 139, 151, 157, 169, 209, 213, 228, 297, 388, 391, 401, 416, 445, 488, 496, 499, 501, 523, 537, 542, 554, 565, 578, 584, 703, 719, 723, 730, 731, 736, 741, 742, 768, 770, 772, 773, 776, 777, 780, 799, 800, 817, 827, 828, 843, 896, 989, 1077, 1080, 1100, 1178, 1230, 1241, 1242, 1253, 1333, 2193 and 2768; mayoritas leksionari; beberapa Vetus Latina, mayoritas bahasa Suryani, dialek Sahidik versi bahasa Koptik, versi Gothic, beberapa Armenian, Georgian mss. of Adysh (abad ke-9); Diatessaron (abad ke-2); tampaknya Clement of Alexandria (meninggal tahun 215), Bapa Gereja lainnya seperti Tertullian (meninggal tahun 220), Origen (meninggal tahun 254), Cyprian (meninggal tahun 258), Nonnus (meninggal tahun 431), Cyril of Alexandria (meninggal tahun 444) dan Cosmas (meninggal tahun 550).
  3. Perikop lebih pendek dimuat (Yohanes 8:3-11). 4, 67, 69, 70, 71, 75, 81, 89, 90, 98, 101, 107, 125, 126, 139, 146, 185, 211, 217, 229, 267, 280, 282, 287, 376, 381, 386, 390, 396, 398, 402, 405, 409, 417, 422, 430, 431, 435 (8:2-11), 462, 464, 465, 520 (8:2-11).
  4. Perikop lebih pendek tidak termuat. Minuscule 759 memuat Yohanes 7:53-8:2 tetapi tidak memuat 8:3-11.
  5. Mempertanyakan perikop. Menandai dengan tanda asteris (*) atau obeli (÷). Codex Vaticanus 354 (S) dan sejumlah Minuscule: 4, 8, 14, 18, 24, 35, 83, 95 (questionable scholion), 109, 125, 141, 148, 156, 161, 164, 165, 166, 167, 178, 179, 200, 202, 285, 338, 348, 363, 367, 376, 386, 407, 443, 478, 479, 510, 532, 547, 553, 645, 655, 656, 661, 662, 685, 757, 758, 763, 769, 781, 797, 801, 824, 825, 829, 844, 845, 867, 873, 897, 922, 1073, 1092 (revisi kemudian), 1187, 1189, 1443 dan 1445 memuat seluruh perikop dari 7:53; menologion dari Leksionari 185 memuat 8:1ff; Codex Basilensis (E) memuat 8:2ff; Codex Tischendorfianus III (Λ) dan Petropolitanus (П) also the menologia of Lectionaries 86, 211, 1579 dan 1761 memuat 8:3 dst. Minuscule 807 adalah sebuah naskah dengan sebuah Catena, tetapi hanya pada Yohanes 7:53-8:11 tanpa catena. Merupakan ciri khas naskah-naskah Byzantine muda untuk mengikuti sub-tipe Family Kr, bahwa perikop ini ditandai dengan sejumlah obeli; meskipun Maurice Robinson berpendapat bahwa tanda-tanda ini dimaksudkan untuk mengingatkan para pembaca (lector) bahwa ayat-ayat ini perlu dilompati dari pembacaan leksion Injil pada hari Pentakosta, bukan untuk mempertanyakan keotentikan nas.
  6. Perikop lebih pendek dipertanyakan (8:3-11). Ditandai dengan tanda asteris (*) atau obeli (÷). 707
  7. Perikop direlokasi tempatnya. Family 1, minuscules 20, 37, 135, 207, 301, 347, dan hampir semua terjemahan Armenia menempatkan perikop setelah Yohanes 21:25; Family 13 menempatkannya setelah Lukas 24:53; suatu korektor untuk Minuscule 1333 menambahkan Yohanes 8:3–11 setelah Lukas 24:53; dan Minuscule 225 memasukkan perikop ini setelah Yohanes 7:36. Minuscule 129, 135, 259, 470, 564, 831, 1076, 1078, dan 1356 menempatkan Yohanes 8:3-11 after Yohanes 21:25. 788 dan Minuscule 826 menempatkan perikop setelah Lukas 21:38
  8. Ditambahkan oleh penulis kemudian. Codex Ebnerianus, 284, 431, 461, 470, 578, 2174.

Perikop ini tidak pernah dibaca sebagai bagian pengajaran untuk hari Pentakosta (Yohanes 7:37-8:12), tetapi dikhususkan untuk peringatan atau festival orang-orang kudus (para santo atau santa) seperti Theodora, 18 September, atau Pelagia, 8 Oktober.[25]

Beberapa varian tekstual

sunting

8:3 – επι αμαρτια γυναικα ] γυναικα επι μοιχεια – D
8:4 – εκπειραζοντες αυτον οι ιερεις ινα εχωσιν κατηγοριαν αυτου – D
8:5 – λιθαζειν ] λιθοβολεισθαι – K Π
8:6 – ενος εκαστου αυτων τας αμαρτιας – 264
8:6 – μη προσποιουμενος – K
8:7 – ανακυψας ] αναβλεψας – Κ Γ ] U Λ f13 700
8:8 – κατω κυψας – f13
8:8 – ενος εκαστου αυτων τας αμαρτιας – U, 73, 95, 331, 413, 700
8:9 – και υπο της συνειδησεως αλεγχομενοι εξρχοντο εις καθ' εις – K
8:9 – εως των εσχατων – U Λ f13
8:10 – και μηδενα θασαμενος πλην της γυναικος – K
8:11 – τουτο δε ειπαν πειραζοντες αυτον ινα εχωσιν κατηγοριαν κατ αυτου – M

Lihat pula

sunting
Bagian-bagian Alkitab lain yang dipertanyakan keasliannya
Artikel lain-lain

Keterangan

sunting
  1. ^ pengucapan Latin: [peˈrikope aˈdultere].

Referensi

sunting
  1. ^ Ulangan 22:24
  2. ^ Wallace, Daniel B. (2009). Copan, Paul; Craig, William Lane, ed. Contending with Christianity's Critics: Answering New Atheists and Other Objectors. B&H Publishing Group. hlm. 154–155. ISBN 978-1-4336-6845-6. 
  3. ^ "NETBible: John 7". Bible.org. Diakses tanggal 2009-10-17.  See note 139 on that page.
  4. ^ Keith, Chris (2008). "Recent and Previous Research on the Pericope Adulterae (John 7.53—8.11)". Currents in Biblical Research. 6 (3): 377–404. doi:10.1177/1476993X07084793. 
  5. ^ 'Pericope adulterae', dalam FL Cross (ed.), The Oxford Dictionary of the Christian Church, (New York: Oxford University Press, 2005).
  6. ^ "Council of Trent Session 4, Dec. 1". Diakses tanggal 2011-01-13. 
  7. ^ Antara lain, Britni Danielle, "Cast the First Stone: Why Are We So Judgmental? Diarsipkan 2011-04-30 di Wayback Machine.", Clutch, Feb 21, 2011
  8. ^ Antara lain, Mudiga Affe, Gbenga Adeniji, and Etim Ekpimah, "Go and sin no more, priest tells Bode George Diarsipkan 2011-03-02 di Wayback Machine.", The Punch, 27 Feb 2011.
  9. ^ The Phrase Finder
  10. ^ Penggunaan dalam arti "menggambar" tidaklah lazim, tampaknya tidak ditemukan dalam LXX, tetapi tercantum dalam Liddell & Scott's Greek-English Lexicon (8th ed., NY, 1897) s.v. γραμμα, halaman 317 kolom 2, mengutip (antara lain) Herodotus (berkali-kali) termasuk 2:73 ("Aku tidak melihat satupun kecuali dalam satu ilustrasi") & 4:36 ("menggambar peta"). Lihat pula, Chris Keith, The Pericope Adulterae, the Gospel of John, and the Literacy of Jesus (2009, Leiden, Neth., Brill) page 19.
  11. ^ Asal mula ide ini sejak lama merupakan misteri dan sering diperdebatkan, sampai pada tahun 2008 Tommy Wassermann menemukan bahwa khotbah Jacques de Voragine merujuk asal mula kata-kata itu pada Ambrose (ini jauh setelah kata-kata itu mulai digunakan dalam seni) - lihat Knust, Jennifer; Wasserman, Tommy, "Earth accuses earth: tracing what Jesus wrote on the ground", Harvard Theological Review, October 01, 2010
  12. ^ The Early church Fathers Volume 7 by Philip Schaff (public domain) pp. 388-390, 408
  13. ^ Clontz, T.E. and J., "The Comprehensive New Testament", Cornerstone Publications (2008), p. 571, ISBN 978-0-9778737-1-5
  14. ^ The Early church Fathers Volume 8: The Twelve Patriarchs, Excerpts and Epistles, The Clementia, Apocrypha, Decretals, Memoirs of Edessa and Syriac Documents, Remains of the First - by Philip Schaff (public domain) pp. 607, 618
  15. ^ "Sed hoc videlicet infidelium sensus exhorret, ita ut nonnulli modicae fidei vel potius inimici verae fidei, credo, metuentes peccandi impunitatem dari mulieribus suis, illud, quod de adulterae indulgentia Dominus fecit, auferrent de codicibus suis, quasi permissionem peccandi tribuerit qui dixit: Iam deinceps noli peccare, aut ideo non debuerit mulier a medico Deo illius peccati remissione sanari, ne offenderentur insani." Augustine, De Adulterinis Conjugiis 2:6–7. Dikutip dalam Wieland Willker, A Textual Commentary on the Greek Gospels Diarsipkan 2011-04-09 di Wayback Machine., Vol. 4b, p. 10.
  16. ^ Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge. Vol II: Basilica – Chambers, I. Greek Version 1. LXX, ~ 4, Hexapla of Origen
  17. ^ S. P. Tregelles, An Introduction to the Critical Study and Knowledge of the Holy Scripture (London 1856), pp. 465-468.
  18. ^ Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament, Deutsche Bibelgesellschaft, Stuttgart 2001, pp. 187-189.
  19. ^ "The passages which touch Christian sentiment, or history, or morals, and which are affected by textual differences, though less rare than the former, are still very few. Of these, the pericope of the woman taken in adultery holds the first place of importance. In this case a deference to the most ancient authorities, as well as a consideration of internal evidence, might seem to involve immediate loss. The best solution may be to place the passage in brackets, for the purpose of showing, not, indeed, that it contains an untrue narrative (for, whencesoever it comes, it seems to bear on its face the highest credentials of authentic history), but that evidence external and internal is against its being regarded as an integral portion of the original Gospel of St. John." J.B. Lightfoot, R.C. Trench, C.J. Ellicott, The Revision of the English Version of the NT, intro. P. Schaff, (Harper & Bro. NY, 1873) Online at CCEL (Christian Classic Ethereal Library)
  20. ^ Bart D. Ehrman in Misquoting Jesus, (HarperCollins. NY, 2005), p. 65
  21. ^ Michael W. Holmes in The Apostolic Fathers in English (Grand Rapids: Baker Academic, 2006), p. 304
  22. ^ Kyle R. Hughes, "The Lukan Special Material and the Tradition History of the Pericope Adulterae," Novum Testamentum 55.3 (2013): 232-251
  23. ^ "Kalau bukan bagian asli dari Injil Keempat, penulisnya tentunya dapat dianggap sebagai pemalsu Yohanes yang ahli, dan penempatannya pada konteks ini merupakan suatu interpolasi paling licik dalam sejarah sastra!" The Greek New Testament According to the Majority Text with Apparatus: Second Edition, by Zane C. Hodges (Editor), Arthur L. Farstad (Editor) Publisher: Thomas Nelson; ISBN 0-8407-4963-5
  24. ^ Dalam pemerian penggunaan tanda kurung persegi ganda tersebut, UBS4 menyatakan bahwa tanda tersebut "mengapit nas-nas yang dianggap tambahan kemudian kepada teks, tetapi ada bukti kekunoan dan nilai pentingnya."
  25. ^ F. H. A. Scrivener, A Plain Introduction to the Criticism of the New Testament (1894), vol. II, p. 367.

Pranala luar

sunting