Codex Alexandrinus

Codex Alexandrinus (London, British Library, MS Royal 1. D. V-VIII; Gregory-Aland no. A or 02, Von Soden δ 4) adalah naskah Alkitab bahasa Yunani dari abad ke-5 M,[n 1] memuat sebagian besar dari Perjanjian Lama (PL) versi Septuaginta, yaitu terjemahan bahasa Yunani dari Alkitab Ibrani, dan Perjanjian Baru (PB).[1] Merupakan satu dari empat "Codex uncial agung" ("Great uncial codices"). Bersama dengan Codex Sinaiticus dan Vaticanus, merupakan naskah Alkitab yang tertua dan terlengkap. Brian Walton memberi kode Codex Alexandrinus dengan huruf besar Latin A dalam Polyglot Bible tahun 1657.[2] Designasi ini dipertahankan ketika sistem pengkodean naskah dibakukan oleh Wettstein pada tahun 1751.[3] Jadi, Alexandrinus menempati posisi pertama dalam daftar manuskrip.[4]

Naskah
Uncial 02
Folio 41v dari Codex Alexandrinus yang memuat akhir dari Injil Lukas dengan hiasan penutup yang dijumpai pada penghabisan setiap kitab
Folio 41v dari Codex Alexandrinus yang memuat akhir dari Injil Lukas dengan hiasan penutup yang dijumpai pada penghabisan setiap kitab
Folio 41v dari Codex Alexandrinus yang memuat akhir dari Injil Lukas dengan hiasan penutup yang dijumpai pada penghabisan setiap kitab
NamaAlexandrinus
TandaA
TeksPerjanjian Baru, Perjanjian Lama
Waktu400-440
Aksarabahasa Yunani
Kini diBritish Library
Ukuran32 x 26 cm
Jenisjenis teks Bizantin di Injil, jenis teks Alexandria di bagian Perjanjian Baru selebihnya
KategoriIII (dalam Injil), I (pada bagian Perjanjian Baru selebihnya)
Tanganditulis dengan bagus tetapi mengandung sejumlah kesalahan
Catatandekat dengan 74 pada bagian Kisah Para Rasul, dan dengan 47 pada bagian Kitab Wahyu

Namanya berasal dari kota Aleksandria tempat naskah ini disimpan selama bertahun-tahun sebelum dibawa oleh tokoh Gereja Ortodoks Timur Patriarkh Cyril Lucaris dari Alexandria ke Konstantinopel.[5] Kemudian naskah itu diberikan kepada Charles I dari Inggris pada abad ke-17. Sampai pembelian Codex Sinaiticus di kemudian hari, naskah itu merupakan Alkitab Yunani terbaik yang disimpai di Britania Raya.[n 2] Sekarang, naskah ini ditempatkan bersama-sama Codex Sinaiticus di kotak kaca Ritblat Gallery dalam British Library.[6] Reproduksi fotografi lengkap volum Perjanjian Baru (Royal MS 1 D. viii) dapat dilihat di Situs web British Library.

Karena tulisan di dalamnya berasal dari beberapa tradisi yang berbeda, maka nilai tekstual bagian-bagiannya pun tidak sama. Naskah ini telah disunting beberapa kali sejak abad ke-18.

Kodeks (codex) ini berukuran kuarto, dan sekarang terdiri dari 773 lembaran (vellum) folio (630 Perjanjian Lama dan 143 Perjanjian Baru), terjilid dalam empat volume (279 + 238 + 118 + 144 folio).[7] Tiga volum memuat Septuaginta (LXX), versi Yunani dari PL (Alkitab Ibrani), dengan kehilangan hanya 10 lembar. Volum keempat memuat PB dengan 31 lembar hilang.[8]

Kodeks ini memuat hampir seluruh salinan LXX, termasuk kitab-kitab deuterokanonika Kitab 3 Makabe dan Kitab 4 Makabe, Mazmur 151 dan "Kitab Pujian" (Book of Odes) berisi sebanyak 14 Ode. "Surat kepada Marcellinus" ("Epistle to Marcellinus") yang diyakini ditulis oleh Santo Athanasius, serta ringkasan Kitab Mazmur karya Eusebius disisipkan sebelum Kitab Mazmur.

Semua kitab Perjanjian Baru terdapat di dalamnya, dengan tambahan "Surat Klemens yang Pertama" (First Epistle of Clement atau "1 Clement"; bagian 57:7-63 hilang) dan sebuah khotbah (homily) yang dikenal sebagai "Surat Klemens yang Kedua" (Second Epistle of Clement atau "2 Clement"; sampai 12:5a).

Perjanjian Lama

sunting

Pembagian kitab-kitab Perjanjian Lama adalah:

Perjanjian Baru

sunting

Volume IV berisi Perjanjian Baru dengan urutan:[10]

Ada tanda lampiran (appendix) pada daftar isi (index), yang mencantumkan Mazmur Salomo dalam daftar dan mungkin masih berisi kitab-kitab apokrif/pseudopigrafa lain, tetapi rupanya dirobek dan dibuang, sehingga halaman-halaman yang berisi kitab-kitab ini hilang.

 
Kolofon (catatan pengantar) di akhir Surat Yudas. Menurut kolofon ini Kisah Para Rasul mengikuti Surat-surat Am.

Bagian yang hilang

sunting

Karena adanya sejumlah folio yang rusak atau hilang, bagian-bagian Alkitab berikut ini hilang atau tidak lengkap:

Deskripsi

sunting
 
Daftar κεφάλαια Injil Markus.

Naskah ini berukuran 126 inci (320 cm) x 104 inci (260 cm) dan sebagian besar folio asalnya dikumpulkan dalam susunan (quire) yang masing-masing berisi 8 lembar. Di zaman modern, dijilid ulang dalam susunan yang masing-masing terdiri dari 6 lembar. Bahannya adalah vellum tipis, halus dan sangat bagus, sering terjadi pewarnaan di bagian tepinya, yaitu kerusakan karena waktu dan juga akitab keteledoran penjilid zaman modern, yang tidak selalu menyisakan tulisan, terutama yang berada di marjin dalam atas.[16] Bahan vellum ini mempunyai sejumlah lubang di banyak tempat, dan karena tintanya mengelupas akibat usia jika lembaran itu digosok sedikit kasar, tak seorangpun diizinkan menyentuh naskah ini kecuali dengan alasan tertentu.[17]

Teks dalam kodeks ini tersusun dalam dua kolom dengan gaya tulisan uncial, dengan jumlah baris antara 49 dan 51 setiap kolom[1] serta 20 sampai 25 huruf tiap baris.[13] Baris awal setiap kitab ditulis dengan tinta merah dan bagian-bagian dalam suatu kitab ditandai dengan huruf yang ditulis lebih besar dan ditempatkan dalam marjin. Kata-kata dituliskan bersambungan dalam gaya tulis uncial besar, bulat dan terbentuk rapi (well-formed), tapa tanda aksen dan hanya beberapa tanda diakritik (kemungkinan ditambahkan oleh penyunting yang kemudian). Huruf-hurufnya lebih besar dari Codex Vaticanus.[18] Tidak ada pembagian kata-kata, tetapi ada jeda di beberapa tempat yang seharusnya bertanda titik di antara dua kata.[18] Kitab-kitab syair dalam Perjanjian Lama ditulis secara stichometrical.[7] Tidak ada tanda aksen atau tanda napas, kecuali beberapa yang ditambahkan kemudian, tetapi tanda baca lainnya ditulis oleh penulis pertama.[7] Kutipan ayat-ayat Perjanjian Lama dalam bagian Perjanjian Baru ditandai pada marjin dengan tanda 〉.[19]

Dekorasi pada manuskrip ini hanyanya hiasan tanda penutup (decorative tail-pieces) di akhir tiap kitab (lihat gambar akhir Injil Lukas) dan juga ada kecenderungan untuk membesarkan ukuran huruf pertama tiap kalimat. Huruf-huruf besar di awal bagian muncul menyolok pada marjin sebagaimana di Codex Ephraemi dan Basilensis.[20] Codex Alexandrinus adalah naskah tertua yang menggunakan huruf-huruf besar untuk menandai pergantian bagian dalam suatu kitab.[21]

Pertukaran huruf hidup (vowel) untuk suara yang mirip sering terjadi dalam naskah ini. Huruf-huruf Ν dan Μ sering kali dirancukan, dan kelompok ΓΓ digantikan oleh ΝΓ. Ini menjadi argumen yang mengarah kepada sumber Mesir,[22] tetapi tidak diakui secara umum.[23] Banyak kesalahan iotacistic ditemukan dalam naskah; misalnya, αὶ digantikan oleh ε, εὶ menjadi ὶ dan η menjadi ὶ. Tidak memiliki lebih banyak iotacism dari naskah-naskah lain sezamannya.[24]

Tulisan tangan dari awal Injil Lukas sampai 1 Korintus 10:8, berbeda dengan bagian naskah lainnya. Beberapa huruf memiliki bentuk bahasa Koptik (misalnya Α, Μ, Δ, dan Π). Huruf-huruf ini berspasi lebih lebar dan sedikit lebih besar dari bagian lain. Delta memiliki dasar yang lebih panjang dan Pi memiliki garis melintang yang lebih panjang.[25] Angka-angka juga tidak dituliskan dalam huruf-huruf kecuali pada Wahyu 7:4; 21:17.[24] Di waktu silam, codex ini dianggap ditulis dengan teledor, mengandung banyak kesalahan penyalinan, tetapi tidak sebanyak yang dijumpai pada Codex Sinaiticus, dan tidak lebih banyak daripada Codex Vaticanus.[24] Di samping koreksi-koreksi lain oleh penyunting kemudian, tidak sedikit dijumpai perbaikan yang dilakukan penulis pertama atas tulisannya sendiri.[26]

 
Ruang kosong sebanding dengan maksud pergantian alinea, mengikuti akhir suatu paragraf (halaman dengan teks dari Markus 6:27–54)

Huruf besar (majuscule) mempunyai bentuk elegan, tetapi sedikit lebih sederhana daripada Codex Sinaiticus dan Vaticanus.[27] Huruf-huruf ini, di akhir setiap baris, sering kali berukuran sangat kecil, dan banyak tulisannya pucat dan pudar.[14][16] Tanda baca terdapat lebih sering, biasanya setingkat dengan ujung atas huruf sebelumnya, sedangkan ruang kosong, sebanding dengan maksud pergantian alinea, mengikuti di akhir suatu paragraf.[27] Pada akhir setiap kitab, colophon dihiasi dengan volute cantik dari prima manu.[27] Terdapat bagian-bagian Amonia (Ammonian Sections) dengan Referensi kepada "Kanon Eusebius" (Eusebian Canons) berdiri pada marjin teks Injil.[7] Bagian ini memuat pembagian atas bagian-bagian besar – κεφάλαια (kefalaia), judul bagian ini (τίτλοι, titloi) di atas halaman. Tempat permulaan bagian-bagian tersebut diindikasikan di seluruh Injil, dan dalam Injil Lukas serta Yohanes nomor-nomornya ditempatkan di dalam marjin setiap kolom. Semua Injil diawali dengan κεφάλαια, yaitu daftar isi, kecuali Injil Matius, karena ada lubang/bagian hilang (lacuna) di naskah pada bagian ini.[28][29]

 
Codex Alexandrinus, Injil Yohanes 1:1–7.

Pembagian dalam Kisah Para Rasul, surat-surat dan Kitab Wahyu yang dibuat dengan Euthalian Apparatus dan lain-lain, tidak diindikasikan dalam naskah ini. Sebuah tanda silang (cross) muncul kadang kala sebagai pemisah dalam Kitab Kisah Para Rasul. Sebuah huruf berukuran besar pda marjin di seluruh Perjanjian Baru menandai permulaan alinea baru.[29]

Jumlah penulis menjadi perdebatan pada masa lampau. Menurut Kenyon, ada lima penulis, dua menulis Perjanjian Lama (diberi kode I dan II) dan tiga menulis Perjanjian Baru (III, IV, dan V).[30] Skeat dan Milne, yang mempunyai bahan-bahan perbandingan yang lebih baik, berpendapat hanya ada dua atau mungkin tiga penulis.[31][n 3] Pakar-pakar zaman sekarang setuju dengan hal ini.[n 4]

Banyak koreksi dilakukan pada naskah ini, beberapa di antaranya oleh penulis pertama, tetapi mayoritas oleh penulis-penulis kemudian.[7] Bentuk yang dikoreksi sesuai dengan Codex Bezae (D), Codex Petropolitanus Purpureus (N), Codex Monacensis (X), Codex Macedoniensis (Y), Codex Tischendorfianus IV (Γ), Codex Koridethi (Θ), Codex Petropolitanus (Perjanjian Baru) (Π), Codex Rossanensis (Σ), Codex Beratinus (Φ) dan mayoritas besar naskah minuscule.[7] Kenyon mengamati bahwa Codex Alexandrinus telah "dikoreksi besar-besaran, meskipun lebih banyak di kitab-kitab tertentu daripada yang lain". Dalam Pentateukh, terjadi beberap kali seluruh kalimat dihilangkan dan diganti teks yang baru. Kitab Raja-raja paling sedikit dikoreksi.[32] Dalam Kitab Wahyu hanya 1 dari 84 pembacaan singular yang dikoreksi. Hal ini berbeda jauh dengan Codex Sinaiticus, di mana 120 dari 201 pembacaan singular dalam Kitab Wahyu dikoreksi pada abad ke-7.[33][n 5]

Tiap lembar memuat angka Arab, ditempatkan pada marjin bawah di halaman belakang. Lembar yang ada sekarang yang berisi Injil Matius berawal dari nomor 26. Sebanyak 25 lembar yang hilang sekarang tentunya ada ketika penomoran ini dituliskan.[17]

Ciri Tekstual

sunting
 
Akhir dari Surat 2 Petrus (pasal 3:16-18) dan permulaan Surat 1 Yohanes (pasal 1:1-2:9) dalam kolom yang sama

Kritik Tekstual memiliki tantangan dalam mengklasifikasikan Codex ini, hubungan yang jelas dengan teks-teks dan famili (keluarga) naskah lain yang diketahui masih diperdebatkan. Teks Yunani codex ini merupakan jenis campuran.[1] Merupakan contoh dari jenis Teks Bizantin untuk bagian Injil - yang tertua untuk jenis ini -[6] dan bagian Perjanjian Baru selebihnya merupakan jenis Teks Alexandria, dengan sejumlah pembacaan jenis Teks Western (Barat). Kurt Aland menempatkannya pada Kategori III untuk Injil dan Kategori I untuk Perjanjian Baru selebihnya.[1] Teks Bizantin pada Injil memiliki sejumlah ciri Teks Alexandria, beberapa kedekatan dengan tekstual Family Π. Hermann von Soden mengasosiasikan teks Injil dengan Family Π, meskipun bukan anggota murni famili ini.[34] Menurut Streeter, naskah ini merupakan manuskrip Yunani tertua yang memberi perkiraan teks yang ada pada Lucian dari Antiokhia, tetapi sejumlah kecil pembacaan tampaknya lebih awal.[35]

Codex Alexandrinus mengikuti pembacaan Alexandria pada bagian Perjanjian Baru di luar Injil, tetapi teks ini lebih mirip dengan Codex Sinaiticus untuk surat-surat Paulus, kemudian lebih mirip Papirus  74 untuk Kisah Para Rasul, dan Papirus  47 untuk Kitab Wahyu. Teks Kisah Para Rasul sering kali sepakat dengan kutipan Alkitab oleh Athanasius dari Alexandria.[36]

Injil-injil dikatakan "saksi yang secara konsisten dikutip dalam tingkat ketiga (third order)" dalam aparat kritikal (critical apparatus) Novum Testamentum Graece, sementara Perjanjian Baru selebihnya termasuk tingkat pertama (first order). Surat-surat Paulus lebih dekat dengan Sinaiticus daripada Vaticanus. Surat-surat umum (catholics; disingkat cath. atau CE/catholic epistles) menunjukkan subtipe berbeda dari Sinaiticus dan Vaticanus.[23] Teks Kitab Wahyu lebih sesuai dengan Codex Ephraemi daripada Sinaiticus dan Papirus 47.[1] Kitab Wahyu dan sejumlah kitab dalam Perjanjian Lama merupakan yang terbaik dari semua naskah yang ada.[7] Bagian Perjanjian Lama sering kali sepakat dengan Codex Sinaiticus.


Bagian yang tidak dimuat oleh jurutulis

sunting

Ayat-ayat yang tidak dicantumkan oleh jurutulis:

Dijadikan saksi penting tiadanya kisah "Yesus dan perempuan yang berzina" (Pericope Adulterae; Yohanes 7:53–8:11). Gregory menyatakan bahwa dalam 2 lembar yang hilang (Yohanes 6:50–8:52), "dengan menghitung jumlah baris, kita dapat membuktikan bahwa bagian itu tidak ada dalam naskah karena tidak cukup tempat".[12][12][42][43]

Nilai penting

sunting

Merupakan naskah pertama yang bernilai sangat penting dan kuno yang paling sering dipakai dalam kritik tekstual,[30] tetapi nilai codex ini dihargai secara berbeda oleh para pengarang di waktu silam. Wettstein, yang membuat sistem katalog modern untuk naskah Perjanjian Baru, memberi Codex Alexandrinus simbol A dan membuka daftar naskah uncial PB. Wettstein mengumumkan dalam karyanya Prolegomena ad Novi Testamenti Graeci (1730) bahwa Codex A adalah yang tertua dan terbaik untuk Perjanjian Baru, dan seharusnya menjadi dasr setiap rekonstruksi teks Perjanjian Baru.[44] Codex Alexandrinus menjadi dasar untuk mengkritik Textus Receptus (Wettstein, Woide, Griesbach).

Lihat pula

sunting

Catatan

sunting
  1. ^ Alkitab Yunani di sini dalam konteks "Greek Vulgate" yang digunakan oleh orang Kristen berbahasa Yunani yang tinggal di Mesir dan tempat lain pada zaman permulaan Kekristenan. Alkitab ini mengandung baik Perjanjian Lama, yaitu terjemahan bahasa Yunani dari Alkitab Ibrani, dan Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani Koine.
  2. ^ Scrivener in 1875 wrote: "This celebrated manuscript, by far the best deposited in England". Scrivener, Frederick Henry Ambrose (1875). Six Lectures on the Text of the New Testament and the Ancient Manuscripts which contain it. London: Deighton, Bell & Co. hlm. 51. 
  3. ^ Kenyon in 1939 noticed: "this seems to ignore certain marked differences of script". F. G. Kenyon, Our Bible and the Ancient Manuscripts (London 1939).
  4. ^ Metzger, Aland, Hernández, Jongkind and other. See: T. C. Skeat, The Provenance of the Codex Alexandrinus, JTS VI (1955), pp. 233-235; Juan Hernández, Scribal habits and theological influences in the Apocalypse, p. 101.
  5. ^ Of course there is more than 1 correction in the Book of Revelation, but there is only 1 singular reading corrected. See: Juan Hernández, Scribal habits and theological influences in the Apocalypse, Mohr Siebeck, 2006, p. 102

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f Aland, Kurt; Aland, Barbara (1995). The Text of the New Testament: An Introduction to the Critical Editions and to the Theory and Practice of Modern Textual Criticism. Erroll F. Rhodes (trans.). Grand Rapids: William B. Eerdmans Publishing Company. hlm. 96. ISBN 978-0-8028-4098-1. 
  2. ^ Finegan, J. J. (1980). Encountering New Testament Manuscripts. USA: Wm. Eerdmans. hlm. 49. ISBN 9780802818362. 
  3. ^ Wettstein, J. J. (1751). Novum Testamentum Graecum editionis receptae cum lectionibus variantibus codicum manuscripts. Amsterdam: Ex Officina Dommeriana. hlm. 8. 
  4. ^ Gregory, C. R. (1907). Canon and Text of the New Testament. 1. Edinburgh: T. & T. Clark. hlm. 340. Diakses tanggal 2010-12-25. 
  5. ^ Tregelles, Samuel Prideaux (1856). An Introduction to the Critical study and Knowledge of the Holy Scriptures. London. hlm. 152. 
  6. ^ a b Metzger, Bruce M. (2005). The Text of the New Testament: Its Transmission, Corruption, and Restoration (dalam bahasa (Inggris)) (edisi ke-4th). New York – Oxford: Oxford University Press. hlm. 67. 
  7. ^ a b c d e f g Bruce M. Metzger, Manuscripts of the Greek Bible: An Introduction to Greek Palaeography, New York, Oxford: Oxford University Press, 1991, p. 86.
  8. ^ F. H. A. Scrivener, Six Lectures on the Text of the New Testament and the Ancient Manuscripts (Cambridge, 1875), pp. 51-52.
  9. ^ a b Swete, Henry Barclay (1902). An Introduction to the Old Testament in Greek. Cambridge: Macmillan and Co. hlm. 125. 
  10. ^ Westcott, "Canon", Appendix D. XII.
  11. ^ Würthwein, Ernst (1988). Der Text des Alten Testaments (edisi ke-2nd). Stuttgart: Deutsche Bibelgesellschaft. hlm. 85. ISBN 3-438-06006-X. 
  12. ^ a b c Gregory, C. R. (1900). Textkritik des Neuen Testaments (dalam bahasa Jerman). 1. Leipzig: J.C. Hinrichs'sche Buchhandlung. hlm. 30. Diakses tanggal 2010-03-18. 
  13. ^ a b C. R. Gregory, "Textkritik des Neuen Testaments", Leipzig 1900, vol. 1, p. 29.
  14. ^ a b Juan Hernández, Scribal habits and theological influences in the Apocalypse, Mohr Siebeck, 2006, p. 102.
  15. ^ E. M. Thompson, Facsimile of the Codex Alexandrinus: New Testament and Clementine Epistles (London 1879), p. 4.
  16. ^ a b Thomas Law Montefiore, Catechesis Evangelica; bring Questions and Answers based of the "Textus Receptus." (London, 1862), p. 267.
  17. ^ a b Scrivener, Frederick Henry Ambrose (1894). A Plain Introduction to the Criticism of the New Testament. 1. London: George Bell & Sons. hlm. 102. 
  18. ^ a b S. P. Tregelles, "An Introduction to the Critical study and Knowledge of the Holy Scriptures", London 1856, p. 153.
  19. ^ Gregory, C. R. (1907). Canon and Text of the New Testament. 1. Edinburgh: T. & T. Clark. hlm. 342. Diakses tanggal 2010-12-25. 
  20. ^ Scrivener, Frederick Henry Ambrose (1894). A Plain Introduction to the Criticism of the New Testament. 1. London: George Bell & Sons. hlm. 132. 
  21. ^ Eberhard Nestle and William Edie, "Introduction to the Textual Criticism of the Greek New Testament", London, Edinburgh, Oxford, New York, 1901, p. 59.
  22. ^ S. P. Tregelles, "An Introduction to the Critical study and Knowledge of the Holy Scriptures", London 1856, p. 155.
  23. ^ a b Waltz, Robert. "An Introduction to New Testament Textual Criticism". A Site Inspired By: The Encyclopedia of New Testament Textual Criticism. Diakses tanggal 2010-11-12. 
  24. ^ a b c Scrivener, Frederick Henry Ambrose (1894). A Plain Introduction to the Criticism of the New Testament, Vol. 1. London: George Bell & Sons. hlm. 104. 
  25. ^ Thompson, E. M., Facsimile of the Codex Alexandrinus (4 vol, London, 1879), p. 5.
  26. ^ F. H. A. Scrivener, Six Lectures on the Text of the New Testament and the Ancient Manuscripts (Cambridge, 1875), p. 55.
  27. ^ a b c F. H. A. Scrivener, Six Lectures on the Text of the New Testament and the Ancient Manuscripts which contain it (Deighton, Bell, and Co: Cambridge; London, 1875), p. 52.
  28. ^ Greg Goswell, Early Readers of the Gospels: The Kephalaia and Titloi of Codex Alexandrinus, JGRChJ 66 (2009), pp. 134-174
  29. ^ a b S. P. Tregelles, "An Introduction to the Critical study and Knowledge of the Holy Scriptures", London 1856, p. 154.
  30. ^ a b Frederic Kenyon, Our Bible and the Ancient Manuscripts (London 1939).
  31. ^ Milne H. J. M. and T. C. Skeat, The Codex Sinaiticus and the Codex Alexandrinus (London, 1951, 1963).
  32. ^ F. G. Kenyon, Codex Alexandrinus, 10.
  33. ^ Juan Hernández, Scribal habits and theological influences in the Apocalypse, Mohr Siebeck, 2006, pp. 102-103.
  34. ^ Lake, Silva. Family Π and the Codex Alexandrinus. The Text According to Mark, London 1936.
  35. ^ H. C. Thiessen, Introduction to the New Testament, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, Michigan 1976, p. 45.
  36. ^ H. Nordberg, "The Bible Text of St. Athanasius", Arctos, acta philologica Fennica, n.s. III (1962), pp. 119-141.
  37. ^ Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament (Deutsche Bibelgesellschaft: Stuttgart 2001), p. 99; see also: The Greek New Testament, ed. K. Aland, A. Black, C. M. Martini, B. M. Metzger, and A. Wikgren, in cooperation with INTF, United Bible Societies, 3rd edition, (Stuttgart 1983), p. 193.
  38. ^ Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament (Deutsche Bibelgesellschaft: Stuttgart 2001), p. 151. See also: The Greek New Testament, ed. K. Aland, A. Black, C. M. Martini, B. M. Metzger, and A. Wikgren, in cooperation with INTF, United Bible Societies, 3rd edition, (Stuttgart 1983), p. 305.
  39. ^ Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament (Deutsche Bibelgesellschaft: Stuttgart 2001), p. 189.
  40. ^ Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament (Deutsche Bibelgesellschaft: Stuttgart 2001), pp. 315, 388, 434, 444.
  41. ^ Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament (Deutsche Bibelgesellschaft: Stuttgart 2001), p. 476.
  42. ^ C. R. Gregory, "Canon and Text of the New Testament" (J. C. Hinrichs'sche Buchhandlung: 1907), p. 343.
  43. ^ Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament (Deutsche Bibelgesellschaft: Stuttgart 2001), p. 187.
  44. ^ Marvin R. Vincent, A History of the Textual Criticism of the New Testament (The Macmillan Company: New York, 1899), p. 91.

Pustaka tambahan

sunting

Teks codex

sunting

Pengantar kepada Textual Criticism PB

sunting

Other works

sunting

Pranala luar

sunting

Gambar

sunting

Artikel

sunting