Kitab Mikha (disingkat Mikha; akronim Mi.) merupakan salah satu kitab yang termasuk dalam kelompok kitab-kitab kenabian dan khususnya dalam kelompok nabi-nabi kecil pada Perjanjian Lama di dalam Alkitab Kristen.[1] Dalam Tanakh atau Alkitab Ibrani, kitab ini menjadi bagian dari kitab kolektif yang bernama "Dua Belas Nabi", yang termasuk dalam kelompok Nevi'im, atau yang lebih tepatnya dalam kelompok nabi-nabi akhir.

Nama sunting

Nama kitab ini merujuk pada tokoh utama kitab ini, yaitu Mikha, seorang nabi dari Moresyet yang menjadi nabi atas Israel dan Yehuda pada zaman pemerintahan Raja Yotam, Ahas, dan Hizkia dari Yehuda. Nama "Mikha" sendiri merupakan serapan dari Ibrani: מִיכָה (Mikhah), yang merupakan bentuk kependekan dari nama מִיכָיְהוּ (Mikhayehu) dan variasinya, מִיכָיָה (Mikhayah) atau מִיכָיָהוּ (Mikhayahu), yang pada gilirannya merupakan gabungan dari kata מִי (mi, har. "siapa"), bentuk terikat כְּ־ (k-, har. "seperti, sebagai, kira-kira"), serta nama Allah יה (Yah) atau ־יָהוּ (-yahu, "bentuk terikat YHWH"). Oleh karena itu, nama tersebut kemungkinan berarti "Seperti siapakah Yahweh?" atau "Siapakah yang seperti Yahweh?".[2]

Isi sunting

Kitab Mikha memuat perkataan nubuat nabi Mikha, orang Moresyet-Gat.[3] Mikha hidup sejaman dengan Yesaya dan berasal dari Moresyet, sebuah desa di Yehuda, di kerajaan Israel selatan.[4] Ia sangat yakin bahwa Yehuda akan menghadapi bencana nasional seperti yang diumumkan oleh Amos tentang kerajaan utara. Mikha mengemukakan bahwa Tuhan pasti menghukum bangsa Yehuda karena mereka kejam dan tidak adil terhadap sesamanya. Akan tetapi, dalam kotbah Mikha, terdapat tanda-tanda yang lebih jelas dan terang tentang harapan untuk masa depan.

Bagian-bagian yang menarik untuk diperhatikan dalam kitab ini ialah: gambaran tentang kedamaian di seluruh bumi di bawah pimpinan Tuhan (Mikha 4:1–4); ramalan tentang raja besar yang akan muncul dari keturunan Daud dan yang membawa kedamaian kepada bangsa Yehuda (Mikha 5:2–4); dan, dalam satu ayat (Mikha 6:8), ringkasan dari semua yang hendak dikatakan oleh nabi-nabi Israel, yaitu: "Yang dituntut Tuhan dari kita ialah supaya kita berlaku adil, selalu mengamalkan cinta kasih, dan dengan rendah hati hidup bersatu dengan Tuhan kita."

Hal istimewa yang tampak adalah bahwa kitab ini dimulai dengan kata-kata:

"Dengarlah, hai bangsa-bangsa sekalian!" (Mikha 1:2)

Ini tepat sama dengan kata-kata terakhir nabi lain yang juga bernama Mikha, yaitu Mikha bin Yimla, yang bernubuat pada abad sebelumnya pada zaman raja Yosafat dan Ahab:

"Dengarlah, hai bangsa-bangsa sekalian!" (1 Raja–raja 22:28)[1]

Struktur sunting

Kitab ini dapat dibagi menjadi tiga bagian:[1]

  1. Pasal 1-3 terutama terdiri atas nubuat penghukuman.
  2. Pasal 4-5 berisi nubuat pengharapan.
  3. Pasal 6-7 dimulai dengan penghakiman dan beralih ke pengharapan.

Pasal 1-3 terutama terdiri dari nubuat penghakiman. Motif penghakiman ini begitu kuat dalam kitab ini sehingga Mikha hanya memberitakan penghukuman. Penghukuman yang diberitakan ini terlihat dalam kehancuran Samaria, datangnya para penyerbu ke Yerusalem, dalam hilangnya tanah-tanah mereka yang merampas tanah dan Allah akan memalingkan wajah-Nya dari mereka. Pesan Mikha juga tampak dalam rasa malunya terhadap para nabi palsu, dalam pengepungan Yerusalem, dan pembersihan negeri itu dari penyembahan berhala dan militerisme.

Pasal 4-5 terdiri dari nubuat pengharapan. Nabi mengatakan bahwa syarat-syarat itu tidak akan bertahan selamanya karena Penghakiman akan terjadi, tetapi sisa-sisa Israel yang diselamatkan dan yang setia akan bertahan. Raja yang baru dari keturunan Daud akan dilahirkan di Betlehem dan menggantikan raja yang sekarang yang lemah. Ia akan memerintah di dalam kemuliaan nama Yahweh. Rakyatnya akan tinggal dengan aman, dan ia akan diagungkan hingga ke seluruh ujung bumi.

Pasal 6-7 dimulai dengan penghakiman dan beralih ke pengharapan. Mikha meletakkan protes di bibir rakyat, menawarkan tanggapan iman yang diharapkan Allah. Penghukuman Allah menjadi spesifik dalam 6:9-16. Kekerasan, penipuan, dan praktik bisnis curang merajalela. Semuanya itu akan menyebabkan kehancuran terhadap negeri. Referensi kepada Omri dan Ahab menunjukkan bahwa korupsi yang sama yang telah menghancurkan kerajaan utara kini telah menyebar ke Kerajaan Yehuda.

Kesimpulannya, para pendengar Mikha di kemudian hari menerima pesannya. Kata-kata pengharapannya memberikan hati yang aru kepada mereka untuk hidup sebagai umat Allah di dunia yang gelap.

Naskah sumber sunting

Kepengarangan sunting

Mikha menulis kitab ini pada pemerintahan Yotam, Ahas, dan Hizkia. Sejumlah pakar Perjanjian Lama mengatakan bahwa Mikha menulis keseluruhan kitab ini. Namun, sebagian ahli menyatakan bahwa Mikha menulis sebagian besar bahan yang ditemukan dalam kitab ini sekarang. Ada kesepakatan bahwa Mikha menulis pasal 1-3, sementara yang lainnya mengatakan bahwa pasal 6 dan bagian-bagian tertentu dari pasal 7 juga ditulis oleh Mikha yang historis.

Mikha bekerja pada pemerintahan raja Yotam (742-735 SM), Ahas (735-715 SM), dan Hizkia (715-687 SM). Jika waktu itu dihitung dari awal pemerintahan Yotam sampai akhir pemerintahan Hizkia, maka berarti masa pelayanan Mikha berlangsung sekitar 55 tahun. Namun agaknya ia tidak sepenuhnya aktif sebagai nabi sepanjang periode ini. Ia aktif pada akhir abad ke-8 SM dan merupakan salah satu nabi pertama di antara para nabi-nabi Kecil. Sebagai nabi, ia berbicara sebagai perwakilan dari kehendak Tuhan. Sebagai orang biasa, ia memiliki pengetahuan dasar akan kesengsaraan kaum kecil di pedalaman dan dipersiapkan dengan cermat untuk menyuarakan murka Allah.[6]

Pesannya dalam Mikha 1:2–9 disampaikan sebelum kehancuran Samaria pada 721 SM. Imbauan para pendukung Yeremia terhadap nubuat Mikha mengukuhkan hubungannya dengan Hizkia: Memang beberapa orang dari para tua-tua negeri itu tampil juga ke depan dan berkata kepada kumpulan rakyat itu, katanya: "Mikha, orang Moresyet itu, telah bernubuat pada zaman Hizkia, raja Yehuda..." (Yeremia 26:17–18).

Pesan Mikha sangat menyentuh rakyat jelata diperkirakan disampaikan di sebuah kota kecil di barat daya Yerusalem, Moresyet Gat. Kebanyakan dari pesan yang berisi pengharapan diduga berasal dari Mikha, tetapi sering kali isinya yang bersifat umum mempersulit upaya untuk merekonstruksikan lingkup historisnya yang lebih spesifik. Meskipun kita membaca kitab kanonik ini melalui mata komunitas iman setelah pembuangan, yang muncul dalam Mikha 7:8–20, makna penting bagian-bagian ini terletak di dalam pesan rohani dari teks-teks kenabian ini. Karena alasan ini, para pakar memeriksa pesan-pesan pengharapan ini dengan sangat hati-hati. Mereka beratnya, apakah pesan-pesan itu memang berasal dari Mikha, ataukah dari nabi-nabi yang berasal dari masa yang belakangan. Sementara itu, edisi akhir kitab ini jelas memberikan kesan bahwa kitab ini berasal dari masa awal pasca-pembuangan.

Perikop sunting

Judul perikop dalam Kitab Mikha menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai berikut.

Hukuman atas Yehuda dan Israel
  • Judul (1:1)
  • Pemberitahuan hukuman atas Samaria (1:2–7)
  • Nabi meratapi nasib Yehuda dan Yerusalem (1:8–16)
  • Kutuk atas orang yang menindas (2:1–11)
  • Janji tentang keselamatan (2:12–13)
  • Menentang pemimpin dan nabi palsu di Israel (3:1–12)
Pengharapan akan pemulihan Sion
  • Sion sebagai pusat kerajaan damai (4:1–5)
  • Penyelamatan puteri Sion (4:6–14)
  • Raja Mesias dan penyelamatan Israel (5:1–14)
Hukuman dan pemulihan baru atas Israel
  • Pengaduan, tuntutan dan hukuman TUHAN terhadap umat-Nya. (6:1–16)
  • Kemerosotan akhlak Israel (7:1–6)
  • Pengharapan baru bagi Sion (7:7–20)

Teologi sunting

Kitab ini engungkapkan kebencian terhadap korupsi dan kepura-puraan yang dilakukan oleh Yerusalem dan para pemimpinnya. Nabi Mikha melihat kesalahan-kesalahan sosial yang terjadi dan merasa kasihan pada penderitaan orang-orang miskin.[4] Mikha mengutuk praktik-praktik keagamaan yang tercerai dari perilaku etis (Mikha 3:9–10,6:3–5,6–8). Mikha agaknya bukanlah seorang nabi yang profesional. Ia mengecam para nabi yang memberikan nubuat dengan bayaran (Mikha 3:11), atau yang menyesuaikan isi pesan kenabiannya sesuai dengan kemurahan hati para kliennya (Mikha 3:5). Kredensinya adalah ilham ilahi, dan Mikha tetap bergeming dalam membela kebenaran moral (Mikha 3:8). Mikha tampak sadar benar akan panggilannya. Hal ini diperlihatkan oleh kegigihannya untuk berbicara tentang masalah-masalah pada zamannya dalam kerangka kewajiban ikatan perjanjian Israel. Di balik perjanjian itu, meskipun Israel gagal mempertahankan ikatan itu, terdapat Allah perjanjian yang akan memimpin bangsa-Nya ke masa depan yang gemilang.

Penggenapan nubuat sunting

Menurut Musa, seseorang benar-benar nabi utusan Tuhan bila nubuat yang disampaikannya sungguh terjadi.[7] Berikut adalah nubuat melalui nabi Mikha yang terjadi:

  • Mikha 5:2–3: Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. Sebab itu ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan; lalu selebihnya dari saudara-saudaranya akan kembali kepada orang Israel.

Penggenapan: Yesus lahir di Betlehem, Yudea.(Matius 2:1; Lukas 2:4), lalu anak-anak lain (saudara-saudara selebihnya) akan dibunuh.(Matius 2:16)

  • Mikha 4:8: Dan engkau, hai Menara Kawanan Domba (Ibrani: migdal-eder; Inggris: tower of the flock), hai Bukit puteri Sion, kepadamu akan datang dan akan kembali pemerintahan yang dahulu, kerajaan atas puteri Yerusalem.

Penggenapan: Yesus lahir di suatu kandang domba di Betlehem. (Lukas 2:7,12) Ada pendapat bahwa tempatnya adalah di Menara Kawanan Domba (Migdal Eder).[8]

Referensi sunting

  1. ^ a b c Easton's Bible Dictionary - Book of Micah
  2. ^ (Indonesia) Pr. Darmawijaya. 1990. Warta Nabi Abad VIII. Yogyakarta: Kanisius.
  3. ^ Mikha 1:1
  4. ^ a b Frank M. Boyd. 2006, Kitab Nabi-nabi Kecil. Jawa Timur: Gandum Mas.
  5. ^ "Transkrip Naskah Laut Mati". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-30. Diakses tanggal 2013-05-13. 
  6. ^ (Inggris) Lesslie C. Allen. NICOT: The Books of Joel, Obadiah, Jonah and Micah. William B. Eerdsman Publishing Company. 1976. Hal.240
  7. ^ Ulangan 18:22
  8. ^ Penjelasan atas nubuat nabi Mikha mengenai Migdal Eder (menara kawanan domba) oleh rabbi Yahudi
  • Easton's Bible Dictionary, 1897.
  • LaSor, William Sanford et al. Old Testament Survey: the Message, Form, and Background of the Old Testament. Grand Rapids: William B. Eerdmans, 1996.

Pranala luar sunting

Lihat pula sunting