Kitab 2 Samuel

Halaman disambiguasi

Kitab 2 Samuel (disingkat 2 Samuel; akronim 2Sam.) merupakan salah satu kitab yang termasuk dalam kitab-kitab sejarah pada Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Dalam Tanakh atau Alkitab Ibrani, kitab ini menjadi bagian dari kitab kolektif yang bernama "Kitab Samuel", yang merupakan bagian dari narasi sejarah Israel kuno yang termasuk dalam kelompok Nevi'im, atau yang lebih tepatnya kelompok nabi-nabi awal. Dalam Alkitab Terjemahan Lama, kitab ini disebut "Kitab Semuel yang Kedua".

Nama sunting

Nama "Samuel" merujuk pada tokoh Samuel bin Elkana, hakim Israel terakhir dan nabi yang mengurapi Raja Saul dan Raja Daud. Nama tersebut pada pangkalnya merupakan serapan dari Ibrani: שְׁמוּאֵל (Syemu'el), yang merupakan gabungan dari "kata tak diketahui" dan kata Ibrani אֵל (el, har. "Allah/Tuhan"). Sebagian pakar percaya bahwa "kata tak diketahui" adalah kata שָׁמַע (syama, har. "mendengar"), sehingga memberikan arti "Allah mendengarkan". Sedangkan yang lain berpendapat kata itu adalah kata שֵׁם (syem, har. "nama"), sehingga memberi arti "nama-Nya ialah Allah".[1]

Isi sunting

Kitab 2 Samuel adalah sambungan dari Kitab 1 Samuel. Kitab ini memuat sejarah pemerintahan Raja Daud, mula-mula atas Yudea (daerah selatan; 2 Samuel 1–4), kemudian atas seluruh negeri termasuk daerah Israel atau utara (2 Samuel 5–24).

Dalam kitab ini diceritakan dengan jelas dan menarik bagaimana Daud berusaha memperluas dan mengukuhkan kedudukannya. Ia harus berperang melawan musuh-musuhnya, baik di dalam maupun di luar negeri. Daud digambarkan sebagai orang yang sangat beriman, taat dan setia kepada Allah, juga sebagai orang yang mampu memperoleh kesetiaan rakyatnya. Tetapi ia digambarkan juga sebagai orang yang dapat bertindak kejam, dan yang tidak segan melakukan dosa-dosa besar semata-mata untuk memenuhi keinginannya dan cita-citanya. Tetapi ketika ia dihadapkan kepada dosa-dosanya oleh Natan, nabi Allah, Daud mengakui dosa-dosanya itu dan dengan rela menerima hukuman dari Allah.

Naskah sumber sunting

 
Kitab Samuel lengkap pada Kodeks Leningrad, salinan Naskah Masorah yang dibuat tahun 1008.

Kepengarangan sunting

Martin Noth, pada tahun 1943, mengemukakan "Sejarah Deuteronomistis", yaitu serangkaian kitab yang disusun oleh seorang pengarang sebagai bagian dari catatan sejarah Israel, yang terdiri dari Kitab Yosua, Kitab Hakim-hakim, kedua Kitab Samuel, dan kedua Kitab Raja-raja, yang merupakan susunan sejarah teologis bangsa Israel dan dimaksudkan untuk menjelaskan hukum Allah untuk Israel di bawah bimbingan para nabi.[3] Meskipun ide Noth bahwa seluruh catatan sejarah ditulis oleh satu orang telah banyak ditinggalkan, garis besar teorinya diterima oleh banyak sarjana.[4]

Pemikiran modern dewasa ini berpendapat bahwa seluruh Sejarah Deuteronomistis, termasuk kitab ini, ditulis dengan menggabungkan sejumlah teks-teks terpisah yang berasal dari berbagai zaman.[5][6] Pandangan paling populer sekarang adalah bahwa Sejarah Deuteronomis awalnya ditulis pada zaman raja Hizkia (abad ke-8 SM); sebagian besar edisi awal berasal dari zaman cucunya, Yosia pada akhir abad ke-7 SM, dan bagian-bagian selanjutnya ditambahkan selama periode Pembuangan ke Babilonia (abad ke-6) dan karya ini kemudian diselesaikan pada sekitar tahun 550 SM.[7] Diduga pula bahwa masih ada penyuntingan setelah itu.[8]

Sumber sunting

Sumber-sumber yang digunakan oleh para penulis dalam menyusun Kitab 2 Samuel diduga meliputi:[9]

  • Naratif Tabut Perjanjian (2 Samuel 6:1–20): pemindahan tabut ke Yerusalem oleh Daud – ada perbedaan pendapat apakah bagian ini sesungguhnya terpisah dengan narasi tabut yang dirampas oleh orang Filistin dalam Kitab 1 Samuel.[10]
  • Sumber Yerusalem: sumber singkat yang meliput direbutnya Yerusalem oleh Daud dari orang-orang Yebus.
  • Sumber Republik: sumber dengan bias anti-monarki. Untuk kitab ini, mencakup bagian saat Daud sangat berduka atas kematian Yonatan.
  • Redaksi: tambahan oleh penyunting atau redaktor untuk menyelaraskan berbagai sumber; banyak perikop yang tidak jelas berasal dari suntingan ini.
  • Beragam: beberaa sumber pendek, tanpa kaitan satu sama lain, dan terpisah dari teks lainnya. Kebanyakan adalah puisi atau daftar.

Perikop sunting

Judul perikop dalam Kitab 2 Samuel menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai berikut.

Penyatuan Israel
  • Daud menerima kabar kematian Saul (1:1–16)
  • Ratapan Daud karena Saul dan Yonatan (1:17–27)
  • Daud menjadi raja atas Yehuda (2:1–7)
  • Peperangan antara Daud dan Isyboset (2:8 – 3:1)
  • Anak-anak lelaki Daud (3:2–5)
  • Abner memihak Daud (3:6–21)
  • Abner dibunuh oleh Yoab (3:22–39)
  • Isyboset dibunuh (4:1–12)
Pemerintahan Daud
  • Daud menjadi raja atas seluruh Israel (5:1–5)
  • Daud merebut Yerusalem dan menetap di sana (5:6–10)
  • Istana dan rumah tangga Daud (5:11–16)
  • Daud memukul kalah orang Filistin (5:17–25)
  • Tabut dipindahkan ke Yerusalem (6:1–23)
  • Janji TUHAN mengenai keluarga dan kerajaan Daud (7:1–17)
  • Doa syukur Daud (7:18–29)
  • Kemenangan-kemenangan Daud (8:1–14)
  • Pegawai-pegawai Daud (8:15–18)
  • Daud dan Mefiboset (9:1–13)
  • Daud berperang melawan bani Amon dan orang Aram (10:1–19)
Daud berbuat dosa
  • Daud dan Batsyeba (11:1–27)
  • Natan memperingatkan Daud sehingga Daud menyesal (12:1–25)
  • Perang melawan bani Amon berakhir (12:26–31)
Pemberontakan Absalom
  • Amnon dan Tamar (13:1–22)
  • Amnon dibunuh, Absalom melarikan diri (13:23–39)
  • Absalom kembali (14:1–33)
  • Absalom mengadakan persepakatan gelap (15:1–12)
  • Daud melarikan diri dari Yerusalem (15:13–37)
  • Daud bertemu dengan Ziba (16:1–4)
  • Simei mengutuki Daud (16:5–14)
  • Husai dan Ahitofel menghadap Absalom (16:15–23)
  • Nasihat Ahitofel digagalkan oleh nasihat Husai (17:1–14)
  • Daud ke Mahanaim (17:15–29)
  • Absalom terpukul kalah dan mati (18:1–18)
  • Kabar kematian Absalom disampaikan kepada Daud (18:19–32)
  • Kesedihan Daud (18:33 – 19:8)
  • Pemikiran untuk membawa Daud kembali (19:9–14)
  • Raja berangkat pulang — Simei menyongsong raja (19:15–23)
  • Mefiboset menyongsong raja (19:24–30)
  • Barzilai ikut mengantarkan raja (19:31–39)
  • Orang-orang Israel dan orang-orang Yehuda mempertengkarkan raja (19:40–43)
  • Pemberontakan Seba (20:1–22)
  • Pegawai-pegawai Daud (20:23–26)
Kisah-kisah tambahan
  • Orang-orang Gibeon dan keluarga Saul (21:1–14)
  • Peperangan melawan orang Filistin (21:15–22)
  • Nyanyian syukur Daud (22:1–51)
  • Perkataan Daud yang terakhir (23:1–7)
  • Pahlawan-pahlawan Daud (23:8–39)
  • Pendaftaran dan hukuman (24:1–17)
  • Mezbah didirikan dekat Yerusalem — Tulah berhenti (24:18–25)

Kesejarahan sunting

Hidup dan prestasi Daud sangat dikagumi oleh rakyat Israel. Di zaman-zaman kemudian, jika ada musibah nasional, dan rakyat merindukan seorang raja, maka yang diinginkan ialah seorang "putra Daud". Artinya, seorang keturunan Daud yang akan bertindak seperti dia.

Tema tokoh sunting

Kitab Samuel merupakan evalusi teologis terhadap jabatan raja secara umum dan keturunan raja, terutama Daud, secara khusus.[11] Tema utama kitab ini diperkenalkan dalam puisi pembukaan ("Nyanyian Hana"): 1) kekuasaan mutlak Yahweh, Allah Israel; 2) pergantian keberuntungan manusia; dan 3) jabatan raja.[12] Tema dalam Kitab 2 Samuel merupakan kelanjutan tema Daud, yang menekankan bahwa Daud naik tahta secara sah, selalu menghormati "orang yang diurapi Tuhan" (yaitu Saul) dan tidak pernah melaksanakan perebutan tahta dengan kekerasan sekalipun mempunyai beberapa kesempatan.[13]

Penyusunan kitab sunting

Dalam edisi-edisi Alkitab kuno sebelum tahun abad ke-16, terutama Alkitab versi Vulgata lama yang meniru Septuaginta, nama-nama untuk kedua Kitab Samuel dan kedua Kitab Raja-raja menggunakan nama yang berbeda. Kitab yang sekarang dikenal sebagai Kitab 1 Samuel dan Kitab 2 Samuel dahulu disebut sebagai Kitab 1 Raja-raja dan Kitab 2 Raja-raja,[14] sedangkan yang sekarang dikenal sebagai Kitab 1 Raja-raja and Kitab 2 Raja-raja dahulu disebut sebagai Kitab 3 Raja-raja dan 4 Raja-raja.[15] Baru pada abad ke-16 (setelah peristiwa Reformasi Protestan), Alkitab Luther dan versi-versi Alkitab Protestan yang menirunya menggunakan pembagian modern yang kemudian dikenal luas dan bahkan akhirnya diterima juga oleh versi Kitab Suci Katolik (yang ditandai dengan perubahan nama kitab pada Nova Vulgata) hingga sekarang. Sejumlah Alkitab masih memelihara pembagian lama, misalnya, Alkitab Douay Rheims.[16]

Lebih lanjut, Kitab 1 dan 2 Samuel pada mulanya (dan hingga saat ini, pada sejumlah versi Alkitab Ibrani) merupakan kitab tunggal yang bernama "Kitab Samuel", tetapi terjemahan bahasa Yunani pertama, yang diproduksi sekitar abad ke-2 SM membaginya menjadi dua. Pembagian ini diteruskan oleh Vulgata, dan kemudian oleh versi-versi Alkitab yang digunakan oleh gereja-gereja Kristen hingga sekarang, dan kemudian dipakai oleh beberapa edisi bahasa Ibrani sekitar awal abad ke-16.[17] Naskah Ibrani modern, yang disebut Naskah Masorah, memiliki perbedaan dengan versi bahasa Yunani, dan pemecahannya masih dipelajari sampai sekarang.[18]

Lihat juga sunting

Referensi sunting

  1. ^ Gesenius, Friedrich Wilhelm (1846). Gesenius' Hebrew-Chaldee Lexicon. Baker Book House; 7th edition, 1979. hlm. 833. ISBN 0801037360. 
  2. ^ Transkrip Naskah Laut Mati
  3. ^ Gordon 1986, hlm. 18.
  4. ^ Tsumura 2007, hlm. 15–19.
  5. ^ Knight 1995, hlm. 62.
  6. ^ Jones 2001, hlm. 197.
  7. ^ Walton 2009, hlm. 41–42.
  8. ^ Auld 2003, hlm. 219.
  9. ^ Jones, pp. 197–99
  10. ^ Eynikel 2000, hlm. 88.
  11. ^ Klein 2003, hlm. 312.
  12. ^ Tsumura 2007, hlm. 68.
  13. ^ Jones 2001, hlm. 198.
  14. ^ Catholic Encyclopedia (1913)/First and Second Books of Kings
  15. ^ Catholic Encyclopedia (1913)/Third and Fourth Books of Kings
  16. ^ Douay Rheims bible
  17. ^ Gordon 1986, hlm. 19–20.
  18. ^ Bergen 1996, hlm. 25–27.

Pustaka sunting