Rumpun bahasa Maya

salah satu rumpun bahasa

Rumpun bahasa Maya merupakan sebuah pengelompokan bahasa-bahasa yang dituturkan di daerah Mesoamerika, Meksiko bagian selatan, dan Amerika Tengah bagian utara. Bahasa Maya dituturkan oleh setidaknya 6 juta bangsa Maya yang tersebar di wilayah Guatemala, Mexico, Belize, El Salvador dan Honduras. Guatemala mengakui 21 bahasa Maya berdasarkan namanya pada 1996,[1][catatan 1] sedangkan Meksiko mengakui delapan bahasa dalam wilayah teritorinya.

Rumpun bahasa
Maya
PersebaranMesoamerika: Meksiko bagian selatan; Guatemala; Belize; Honduras bagian barat dan El Salvador; populasi pengungsi dan imigran, khususnya di Amerika Serikat dan Kanada
Penutur
6,0 juta
Penggolongan bahasa
Bahasa indukProto-Maya
Aspek ketatabahasaan
Tipologi
Kode bahasa
ISO 639-2 / 5myn
Glottologmaya1287
Lokasi penuturan
Lokasi persebaran penutur bahasa-bahasa Maya. Lihat diagram dibawah untuk peta lebih rinci untuk setiap bahasa.
Artikel ini mengandung simbol fonetik IPA. Tanpa bantuan render yang baik, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode. Untuk pengenalan mengenai simbol IPA, lihat Bantuan:IPA.
 Portal Bahasa
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B • PW
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Rumpun Bahasa Maya merupakan salah satu dari bahasa di benua Amerika yang didokumentasikan paling baik sekaligus paling banyak dipelajari.[2] Bahasa-bahasa Maya moderen merupakan turunan dari bahasa Proto-Maya yang telah dituturkan setidaknya 5000 tahun yang lalu dan direkonstruksi dengan menggunakan metode komparatif. Rumpun bahasa ini setidaknya dikelompokkan menjadi enam cabang, yaitu: Huastek, Quiche, Yukatek, Qʼanjobʼal, Mamea, dan Chʼol–Tzeltal.

Sejarah sunting

Proto-Maya sunting

 
Perkiraan jalur dan waktu migrasi untuk beberapa keluarga bahasa Maya. Daerah yang ditunjukkan sebagai Proto-Maya sekarang ditempati oleh penutur cabang bahasa Qʼanjobal.[catatan 2]

Bahasa Maya merupakan sebuah turunan dari bahasa purbanya yang dikenal sebagai bahasa Proto-Maya atau Nabʼee Mayaʼ Tzij ("Bahasa Maya Kuno") dalam bahasa Maya Kʼicheʼ.[3] Bahasa Proto-Maya diyakini pernah dituturkan di dataran tinggi Kucumatanes yang terletak di Guatemala bagian tengah dan kemungkinan berada di daerah penuturan bahasa Qʼanjobal pada masa sekarang.[4] Sementara itu, terdapat proposal yang dipublikasikan pada 1912 oleh lulusan sarjana sekaligus kolektor barang kuno berkebangsaan Jerman, Karl Sapper. Ia menyatakan bahwa dataran tinggi Chiapas-Guatemala telah diidentifikasi sebagai "tempat lahir" dari bahasa-bahasa Maya.[catatan 3]

Menurut skema klasifikasi oleh Lyle Campbell dan Terrence Kaufman, percabangan bahasa pertama terjadi sekitar 2200 tahun sebelum masehi saat cabang bahasa Huastek berpisah dari bahasa Maya lainnya dikarenakan penuturnya bermigrasi ke arah barat laut mengikuti pesisir laut Teluk Meksiko.[5] Percabangan tersebut disusul oleh percabangan bahasa Proto-Yukatek dan Proto-Chʼol ke arah utara sampai ke daerah Semenanjung Yukatán. Penutur dari cabang barat kemudian berpindah ke arah selatan menuju sebuah daerah yang pada masa sekarang dihuni oleh penutur bahasa Mamea dan Quiche. Setelah itu, bahasa Proto-Tzeltal mengalami kontak dengan penutur bahasa Mixe–Zoque saat bahasa tersebut berpisah dari kelompok bahasa Chʼol, kemudian bergerak ke selatan menuju dataran tinggi Chiapas.[6] Sementara itu menurut teori lain yang dikemukakan oleh Robertson dan Houston, penutur bahasa Huastek tetap berada pada dataran tinggi Guatemala bersama dengan penutur bahasa Chʼol–Tzeltal dan mengalami percabangan pada beberapa waktu kemudian yang lebih lambat dari waktu dalam teori yang dikemukakan oleh Kaufman.[7]

Pada periode kuno (sebelum 2000 SM), terdapat kemungkinan bahwa sejumlah kata pinjam yang masuk pada bahasa proto-Maya dari rumpun bahasa Mixe–Zoque. Hal ini menyebabkan munculnya hipotesis bahwa tanah Maya periode awal didominasi oleh bangsa Olmek yang menuturkan bahasa-bahasa dari rumpun Mixe–Zoque.[catatan 4] Disisi lain, bahasa Maya lebih cenderung menjadi sumber dari kata pinjam untuk bahasa-bahasa Xinka dan Lenka, daripada sebagai penerima kata pinjam. Ahli dalam bidang bahasa Maya seperti Campbell meyakini bahwa hal tersebut terjadi karena adanya kontak yang kuat antara orang Maya dengan suku Lenka dan Xinka yang kemungkinan terjadi pada periode Klasik (250–900).[8]

Periode Kolonial sunting

Pada masa kolonialisme bangsa Spanyol di Amerika Tengah, penggunaan semua bahasa daerah digantikan oleh bahasa Spanyol. Hal ini mengakhiri penggunaan bahasa-bahasa Maya sebagai bagian penting dari masyarakat, literatur, agama, dan perdagangan. Walaupun begitu, daerah Maya cenderung lebih tidak terpengaruh oleh pengaruh luar dibandingkan daerah-daerah lain di Mesoamerika,[catatan 5] hal ini yang kemungkinan menjadi sebab dari banyaknya penutur Maya yang masih menjadi penutur satu bahasa. Sementara pada masa sekarang, daerah penuturan bahasa Maya didominasi oleh penggunaan bahasa Spanyol. Selain itu, sejumlah bahasa Maya mengalami penurunan jumlah penutur atau dianggap sebagai bahasa yang terancam punah.[catatan 6]

Genealogi dan klasifikasi sunting

Hubungan dengan rumpun bahasa lain sunting

Rumpun Bahasa Maya tidak memiliki hubungan genetikal dengan rumpun bahasa lainnya. Kemiripan dari bahasa-bahasa Maya dengan bahasa Mesoamerika diyakini karena adanya penggabungan sifat-sifat linguistik dari bahasa-bahasa yang berdekatan, tetapi tidak cukup kuat untuk diidentifikasikan sebagai nenek moyang bahasa terkait. Hal ini dibuktikan dengan adanya penggabungan unsur substansial bahasa di daerah-daerah Mesoamerika.[9]

Sejumlah proposal telah dikemukakan untuk mengaitkan rumpun bahasa Maya dengan rumpun bahasa ataupun bahasa terisolir lainnya, tetapi tidak ada satupun yang mendapatkan dukungan oleh ahli bahasa secara umum. Sebagai contoh, bahasa Uru–Chipaya, Mapuche, bahasa-bahasa Lenka, Purépecha, dan Huave dianggap memiliki keterkaitan dengan bahasa-bahasa Maya pada beberapa proposal. Sementara itu, bahasa Maya dimasukkan kedalam kelompok bahasa Hokan dan Penuti pada beberapa hipotesis. Dari sekian hipotesis tersebut, hipotesis bahasa Amerind yang dikemukakan oleh ahli bahasa Joseph Greenberg menjadi hipotesis paling kontroversial dan ditolak oleh kalangan ahli bahasa histotis dikarenakan kurangnya bukti yang tersedia.[10]

Sementara itu, pada 1997, Lyle Campbell, seorang ahli dalam topik bahasa Maya dan linguistik historis menganggap bahwa hipotesis "Bahasa Makro-Maya" merupakan proposal klasifikasi bahasa yang paling masuk akal diantara yang lainnya, proposal tersebut memasukkan hubungan antara rumpun bahasa Maya, Mixe–Zoque, dan Totonak, akan tetapi, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mendapatkan bukti yang dapat memperkuat ataupun melemahkan kebenaran dari hipotesis tersebut.[2] Kemudian pada tahun 2015, Campbell menyatakan bahwa pernyataan mengenai keterkaitan antara rumpun bahasa Maya dengan bahasa Mixe-Zoque "semakin masuk akal" dengan adanya petunjuk baru yang ditemukan dan dikemukakan oleh David Mora-Marin.[11][12]

Subdivisi sunting

Rumpun Bahasa Maya terdiri atas tiga puluh bahasa. Secara umum, bahasa-bahasa tersebut dikelompokkan kedalam 5-6 sub-kelompok besar (Yukatek, Huastek, Chʼol–Tzeltal, Qʼanjobʼal, Mamea, dan Kʼiche).[5][13][14] Pengelompokan tersebut disetujui secara luas dan dijadikan pedoman klasifikasi rumpun bahasa Maya, meskipun terdapat beberapa perbedaan kecil antar bahasa dalam rumpun yang belum terpecahkan.[15]

Salah satu hal yang masih menjadi isu adalah status pasti dari bahasa-bahasa Chʼol dan Qʼanjobal–Chuj. Beberapa mahasiswa mengaggap bahwa bahasa-bahasa tersebut membentuk cabang barat tersendiri[5] (seperti dalam diagram dibawah ini), sedangkan ahli bahasa yang lain tidak mendukung status pasti dari keterkaitan khusus antara bahasa-bahasa Chʼol dengan Qʼanjobal–Chuj dikarenakan bahasa tersebut diklasifikasikan sebagai bagian dari cabang yang berbeda dan juga merupakan cabang langsung dari bahasa proto-Maya.[16] Selain itu, terdapat pengajuan klasifikasi alternatif yang menyatakan bahwa cabang Huastek tidak bercabang dari bahasa proto-Maya secara langsung, melainkan bercabang dari bahasa Chʼol–Tzeltal.[7][17]

 
Genealpgi dari rumpun bahasa Maya.

Distribusi sunting

Persebaran geografis dari bahasa-bahasa Maya di Meksiko dan Amerika Tengah pada masa sekarang
Peta persebaran komunitas penutur bahasa Maya—ukuran font menunjukkan jumlah relatif populasi penutur dari setiap bahasa. (Penggolongan font adalah sebagai berikut: bahasa Yukatek dengan 900.000 penutur, Kʼicheʼ dengan 400.000 penutur; 100.000–500.000 penutur; 10.000–100.000 penutur; dan dibawah 10.000 penutur.)

Beberapa studi memperkirakan bahasa-bahasa Maya dituturkan oleh lebih dari 6 juta orang. Kebanyakan diantara jumlah tersebut tersebar di wilayah Guatemala dengan perkiraan sebesar 40%-60% dari populasi total. Sementara itu, terdapat sekitar 2,5 juta penutur di wilayah Meksiko per data 2010, dan hanya ada sekitar 30.000 penutur di Belize.[14]

Cabang Yukatek sunting

 
Daerah penuturan bahasa Maya Yukatek terpusat pada semenanjung Yukatan

Bahasa Maya Yukatek merupakan varietas bahasa Maya yang paling sering digunakan di Meksiko. Bahasa tersebut dituturkan oleh sekitar 800.000 orang yang sebagian besar diantaranya tinggal di Semenanjung Yukatan,[18][19] dan juga dapat ditemui di Yucatán, Quintana Roo, dan Campeche.[20]

Selain itu, terdapat tiga bahasa lain dari cabang Yukatek, yaitu bahasa Mopan, dituturkan oleh sekitar 10.000 penutur di Belize; bahasa Itzaʼ, sebuah bahasa yang sudah atau terancam punah di Cekungan Petén Guatemala;[catatan 7] dan bahasa Lakandón atau Lakantum, yang juga terancam punah dengan hanya sekitar 1.000 penutur dibeberapa desa terpencil di pelosok Selva Lacandona, Chiapas.[21]

Cabang Huastek sunting

Bahasa Wastek (juga dieja sebagai Huastek, Huastec, dan Huastec) dituturkan oleh sekitar 110.000 orang di negara bagian Veracruz dan San Luis Potosí di Meksiko.[22] Bahasa tersebut berbeda dengan bahasa Maya pada masa sekarang. Selain itu, bahasa Huastek yang masih berkerabat dengan bahasa Cikomukeltek yang diperkirakan sudah punah sebelum tahun 1982, dan sebelumnya dituturkan di daerah Chiapas.[23]

Fonologi sunting

Sistem suara Proto-Maya sunting

Bahasa Proto-Maya (nenek moyang paling umum dari bahasa-bahasa Maya yang direkonstruksi menggunakan metode komparatif) memiliki struktur suku kata KVK dan himpunan konsonan hanya terjadi pada antar batas suku kata.[5][13][catatan 8] Kebanyakan dari akar kata dalam bahasa Proto-Maya berbentuk monosilabik, kecuali untuk beberapa akar kata nominal dwisilabik. Dikarenakan vokal perlahan menghilang dari waktu ke waktu, banyak dari bahasa Maya pada masa sekarang memiliki gugus konsonan kompleks pada kedua ujung suku kata. Bahasa Maya juga dianggap pernah memiliki nada yang didasarkan pada fakta bahwa empat bahasa Maya kontemporer (Yukatek, Uspantek, San Bartolo Tzotzil[catatan 9] dan Mochoʼ) memiliki nada, tetapi Campbell tidak begitu setuju pada gagasan ini karena setiap dari bahasa-bahasa tersebut bisa saja memunculkan nada secara berbeda dari aslinya.[13]

Menurut rekonstruksi yang dilakukan oleh Lyle Campbell dan Terrence Kaufman, bahasa Proto-Maya memiliki komposisi suara sebagai berikut.[13]

Vokal bahasa Proto-Maya
Depan Madya Belakang
Pendek Panjang Pendek Panjang Pendek Panjang
Tertutup i u
1/2 Tertutup e o
Terbuka a
Konsonan bahasa Proto-Maya
Dwibibir Rongga-gigi langit-langit langit-bel. Tekak Celah-suara
Sengau m n ŋ
Letup Murni p t k q ʔ
glotalik ɓ tʲʼ
Gesek Murni t͡s t͡ʃ
Sembur t͡sʼ t͡ʃʼ
Geser s ʃ x h
Likuida l   r
Glida j w

Evolusi fonologikal bahasa Proto-Maya sunting

Klasifikasi dari rumpun bahasa Maya didasarkan pada perubahan yang terbagi dalam kelompok-kelompok bahasa Maya. Sebagai contoh, bahasa dari kelompok barat (seperti bahasa Huastek, Yukatek, dan Chʼol) mengalami perubahan fonem */r/ Proto-Maya menjadi [j], sedangkan bahasa-bahasa pada cabang timur tetap menggunakan fonem [r] (bahasa Kʼiche), sementara yang lainnya menggubahnya menjadi [tʃ], atau [t] pada akhiran kata (bahasa Mamea). Keterkaitan perubahan fonem dalam bahasa Huastek, Yukatek, dan Chʼol menunjukkan bahwa perpisahan bahasa-bahasa tersebut dari bahasa pusat terjadi lebih awal dari bahasa Maya yang lainnya.[24]

Pelepasan fonem *[r] Proto-Maya pada bahasa saudari
Proto-Maya Wastek Yukatek Mopan Tzeltal Chuj Qʼanjobʼal Mam Ixil Kʼicheʼ Kaqchikel Poqomam Qʼeqchiʼ
*[raʔʃ]
"hijau"
[jaʃ] [jaʔʃ] [jaʔaʃ] [jaʃ] [jaʔaʃ] [jaʃ] [tʃaʃ] [tʃaʔʃ] [raʃ] [rɐʃ] [raʃ] [raʃ]
*[war]
"tidur"
[waj] [waj] [wɐjn] [waj] [waj] [waj] [wit]
(Awakatek)
[wat] [war] [war] [wɨr] [war]

Patalisasi letupan [tʲʼ] dan [tʲ] tidak ditemukan pada kebanyakan rumpun bahasa turunannya pada masa sekarang. Fonem ini dilepaskan berbeda-beda untuk setiap cabangnya. Pada cabang timur (bahasa Chuj-Qʼanjobal dan Chʼol) fonem tersebut dilepaskan sebagai [t] dan [tʼ], sebagai [ts] dan [tsʼ] pada bahasa Mamea, dan [tʃ] dan [tʃʼ] pada bahasa Quiche. Sementara itu, pelepasan fonem palatalisasi Yukatek berbeda dengan bahasa cabang barat lainnya, terkadang sebagai [tʃ] ataupun [t].[25]

Pelepasan fonem [tʲʼ] dan [tʲ] Proto-Maya[26][27][28]
Proto-Maya Yukatek Ch'ol Chʼortiʼ Chuj Qʼanjobʼal Poptiʼ (Jakaltek) Mam Ixil Kʼicheʼ Kaqchikel
*[tʲeːʔ]
"pohon"
[tʃeʔ] /tʲeʔ/ /teʔ/ /teʔ/ [teʔ] [teʔ] [tseːʔ] [tseʔ] [tʃeːʔ] [tʃeʔ]
*[tʲaʔŋ]
"abu"
[taʔn] /taʔaŋ/ [tan] [taŋ] [tsaːx] [tsaʔ] [tʃaːx] [tʃax]

Sementara itu, sengauan langit-langit belakang Proto-Maya *[ŋ] dilepaskan sebagai [x] dalam cabang timur (Quiche–Mamea), [n] di bahasa Qʼanjobal, Chʼol dan Yukatek, [h] di bahasa Huastek, dan tetap dilepaskan sebagai [ŋ] di bahasa Chuj dan Jakaltek.[29][27][28]

Pelepasan [ŋ] Proto-Maya[26]
Proto-Maya Yukatek Chʼortiʼ Qʼanjobal Chuj Jakaltek (Poptiʼ) Ixil Kʼicheʼ
*[ŋeːh]
"tail"
[neːh] /nex/ [ne] /ŋeh/ [ŋe] [xeh] [xeːʔ]

Diftong sunting

Kualitas vokal secara tipikal diklasifikasikan sebagai vokal monoftongal. Diftong yang dihasilkan oleh bahasa-bahasa Maya akan berbentuk gugus V-V dengan menambahkan hentian glotis ataupun glida sebagai jeda hiatus diantara kedua vokal. Sementara itu, beberapa bahasa dari cabang Kʼicheʼ secara historis memiliki diftong dari vokal panjang.[30]

Tata bahasa sunting

Morfologi dari bahasa-bahasa Maya lebih sederhana dari bahasa-bahasa Mesoamerika yang lainnya,[catatan 10] akan tetapi morfologinya masih digolongkan sebagai bahasa aglutinatif dan polisintetis.[31] Akar verba ditandai dengan adanya aspek atau kala, persona dari subjek, orang dalam bentuk objek (dalam kasus kalimat yang menggunakan verba transitif), dan untuk menandakan kejamakan persona. Dalam bahasa-bahasa Maya, nomina tidak memiliki penanda kasus, dan jenis kelamin darinya tidak ditandai secara eksplisit.

Susunan kalimat sunting

Bahasa Proto-Maya diyakini memiliki susunan kalimat berupa predikat-objek-subjek (POS) dan dapat berubah menjadi PSO dalam beberapa keadaan, seperti dalam kalimat kompleks. Dalam kalimat semacam itu, objek dan subjek memiliki kasus pergerakan yang sejajar satu sama lainnya, dan saat subjek memiliki nominalia tak terhingga.[catatan 11] Pada masa sekarang, bahasa Yukatek, Tzotzil, dan Tojolabʼal memiliki susunan tetap berbasis POS sederhana. Sedangkan bahasa Mamea, Qʼanjobʼal, Jakaltek, dan salah satu dialek Chuj memiliki susunan tetap PSO. Tetapi, hanya bahasa Chʼortiʼ yang memiliki susunan kalimat berbasis SPO sederhana. Sedangkan untuk bahasa-bahasa Maya yang lain, susunan kalimat dapat berupa PSO dan POS.[32]

Penggolongan kasus dalam nominalia sunting

Dalam banyak bahasa-bahasa Maya, perhitungan nominalia dalam suatu kata membutuhkan penggolong nominalia. Penggolong tersebut berperan sebagai penanda tingkatan jumlah dari barang yang dihitung. Angka tidak dapat ditambahkan jika kasus penggolong belum ada. Beberapa dari bahasa Maya, seperti Kaqchikel, tidak menggunakan penggolongan jumlah. Tingkatan biasanya ditambahkan menurut hidup tidaknya suatu objek, atau menurut bentuk umum dari objek.[33] Demikian halnya saat menghitung objek "datar", penggunaan penggolongan jumlah pada objek tersebut dapat berbeda dengan yang apa yang digunakan pada benda bulat, lonjong, ataupun manusia. Dalam beberapa bahasa Maya seperti bahasa Chontal, penggolong nominalia muncul sebagai bentuk imbuhan yang ditambahkan pada nominalia ataupun penanda nominalia itu sendiri. Sementara penggolong tersebut muncul sebagai bentuk bebas pada bahasa-bahasa Maya lainnya, seperti bahasa Tzeltal. Selain itu, penggolong nominalia, verba, dan nomina yang terdapat dalam bahasa Jalkatek dapat digunakan sebagai penanda jenis kelamin.[34]

Makna yang dihasilkan dari sebuah kata benda mungkin dapat berubah secara signifikan dengan mengubah kasus penggolong yang mengikutinya. Dalam bahasa Chontal misalnya, saat penggolong -tek digunakan dalam nama tumbuhan, kata tersebut memiliki arti sebagai pohon utuh. Jika imbuhan tersebut diganti menjadi penggolong yang berbeda, -tsʼit misalnya (untuk mengukur panjang dari objek bergelombang), maka kata hanya menghitung objek sebagai ranting ataupun cabang dari pohon saja:[35]

Perbedaan arti dari penggolong kata (bahasa Chontal)
untek wop (sepohon Jahuacte) untsʼit wop (setongkat Jahuacte)

un-

satu

tek

"tumbuhan"

wop

pohon jahuacte

un- tek wop

satu "tumbuhan" {pohon jahuacte}

"sebuah pohon jahuacte"

un-

satu-

tsʼit

"panjang.bergelombang.objek"

wop

pohon jahuacte

un- tsʼit wop

satu- {"panjang.bergelombang.objek"} {pohon jahuacte}

"satu ranting dari pohon jahuacte"

Sistem penulisan sunting

 
Salah satu lembar Dresden Codex yang ditulis dalam bahasa Maya Yukatek, sekitar abad ke-11 sampai 12 masehi
 
Penulisan hiroglif Maya untuk menulis bahasa Maya klasik yang ditunjukkan pada halaman ke-9 dari Dresden Codex (dari edisi 1880 Förstermann)

Bahasa-bahasa Maya menggunakan suatu sistem aksara pada masa pra-Kolombia. Aksara tersebut masih dikenal hingga hari ini dikarenakan ukiran-ukiran aksara tersebut pada sejumlah situs arkeologi Maya dan hampir semua hiroglif yang ditemukan sudah dapat dipecahkan artinya. Aksara ini merupakan gabungan antara logografik dan sistem suara per suku kata.[36]

Pada masa kolonial, bahasa Maya mulai menggunakan sistem penulisan yang diambil dari ortografi alfabet Latin yang kebanyakan dikembangkan oleh ahli tata bahasa berpengalaman.[37] Tidak semua dari bahasa-bahasa rumpun Maya memiliki ortografi yang dibakukan, akan tetapi, bahasa-bahasa Maya dalam wilayah Guatemala menggunakan ortografi baku berupa ejaan fonemik berbasis alfabet Latin yang dikembangkan oleh Academia de Lenguas Mayas de Guatemala (ALMG),[38][39] sedangkan pengembangannya dilakukan oleh Instituto Nacional de Lenguas Indígenas (INALI) untuk wilayah Meksiko.[13][40]

Tulisan glif sunting

Dua cara berbeda untuk menuliskan kata bʼalam "jaguar" dalam aksara Maya. Cara pertama sebagai logogram yang melambangkan seluruh kata dengan satu glif saja BʼALAM, sedangkan yang berikutnya menggunakan metode ejaan fonetik dengan tiga tanda suku kata: bʼa, la, and ma.
Tiga cara untuk menuliskan bʼalam menggunakan kombinasi logogram dengan penanda suku kata sebagai susunan fonetik.

Peradaban Maya pra-Kolombia memiliki dan menggunakan sebuah sistem penulisan rumit dan berfungsi secara penuh sekaligus merupakan aksara Mesoamerika yang dikatakan hampir seluruhnya dapat diuraikan. Peradaban yang terbentuk lebih awal di bagian utara dan barat tanah air Maya juga memiliki aksara serupa yang tercatat memiliki inskripsi yang masih bertahan hingga saat ini, termasuk Zapotek, Olmek, dan penutur bahasa Zoque di Veracruz bagian selatan dan daerah Chiapas bagian barat—tetapi kebanyakan aksara yang digunakan masih belum dapat diuraikan. Secara umum disetujui bahwa sistem penulisan Maya diadaptasi dari satu atau lebih dari sistem-sistem yang lebih awal darinya. Selain itu, sejumlah sumber mengidentifikasi aksara Olmek yang belum dapat diuraikan sebagai pendahulu dari aksara Maya.[41][42]

Dalam penguraian aksara hiroglif Maya, para pengurai harus memahami bahwa aksara tersebut merupakan sistem penulisan yang secara penuh, sehingga dapat digunakan untuk menuliskan suatu kalimat pada bahasa lisannya. Sistem tersebut diklasifikasikan sebagai tipe logosilabis, yang berarti suatu simbol dalam aksara (glif atau grafem) dapat digunakan sebagai logogram atau melambangkan suku kata (silabis).[43] Selain itu, aksara tersebut juga memiliki simbol silabis utuh (walaupun tidak semua suku kata yang mungkin digunakan telah ditemukan), dan penulis aksara Maya dapat menuliskan apapun secara fonetik, suku kata per suku kata, dengan simbol-simbol ini.[43]

Setidaknya terdapat dua bahasa besar dari rumpun Maya yang telah diidentifikasi menggunakan teks hiroglif. Varietas bahasa kuno yang dikenal sebagai bahasa Maya klasik mendominasi teks-teks tersebut, khusunya didalam inskripsi-inskripsi era Klasik yang tersebar di daerah dataran rendah bagian tengah dan selatan. Bahasa tersebut memiliki kekerabatan dekat dengan cabang Chʼol dari rumpun bahasa Maya, yang turunan sebagai Chʼol, Chʼortiʼ dan Chontal. Sedangkan inskripsi dalam bahasa Yukatek awal (nenek moyang dari bahasa Yukatek utama yang masih selamat) tersebar di daerah semenanjung Yukatan dan berasal dari periode yang lebih baru daripada inskripsi Maya Klasik. Sementara, tiga dari empat kodeks Maya yang masih ada didasarkan pada bahasa Yukatek. Diduga bahwa beberapa inskripsi yang ditemukan di wilayah dataran tinggi Chiapas mungkin ditulis dalam bahasa Tzeltal kuno yang keturunan modernnya adalah bahasa Tzeltal dan Tzotzil.[44] Varietas regional dan dialek lain diduga juga telah digunakan dalam penulisan inskripsi, tetapi belum teridentifikasi secara pasti.[45]

Penggunaan dan pengetahuan aksara Maya berlanjut sampai abad ke-16 masehi, tepatnya sampai penjelajahan bangsa Spanyol dilakukan. Pendeta Diego de Landa Calderón dari Catholic Archdiocese of Yucatán melarang penggunaan aksara yang sebelumnya digunakan yang mengakhiri budaya literatur dan aksara daerah Mesoamerika. Dia bekerjasama dengan penjajah bangsa Spanyol untuk menghancurkan teks-teks suku Maya yang ada sebagai usahanya untuk mengajarkan agama Kristen dan membuat penduduk setempat jauh dari apa yang dia anggap sebagai penyembahan berhala pagan. Kemudian dia mendeskripsikan penggunaan tulisan hiroglif dalam praktek religi di Maya Yukatek dalam karyanya yang berjudul Relación de las cosas de Yucatán.[46]

Ortografi kolonial sunting

Ortografi kolonial ditandai dengan penggunaan c untuk menulis /k/ (seperti cic /kiik/), k sebagai /q/ di daerah Guatemala atau /kʼ/ di Yukatán, h sebagai /x/, dan tz sebagai /ts/, sedangkan untuk hentian glotis atau vokal panjang (kecuali untuk beberapa hal, vokal yang diglotisasisi secara panjang menggunakan huruf vokal ganda, seperti dalam uuc /uʼuk/) dilambangkan dengan jeda, u sebagai /w/, seperti dalan uac /wak/, dan variabel penggunaan z, ç, s sebagai /s/. Selain itu, ortografi kolonial memiliki beberapa percobaan untuk menuliskan konsonan sembur.[47]

Salah satu contohnya, Francisco de la Parra membuat sistem huruf yang berbeda untuk membedakan konsonan biasa dengan semburan dalam bahasa-bahasa rumpun Maya di Guatemala sekitar tahun 1550, yaitu tresillo dan cuatrillo (dan turunannya). Huruf tersebut digunakan dalam semua tulisan karya Francisco berikutnya, dan penggunaannya kadang-kadang masih dapat dijumpai sampai hari ini [2005]. Kemudian, pada 1605, Alonso Urbano menggunakan penggandaan konsonan untuk semburan dalam bahasa Otomi (pp, tt, ttz, cc / cqu), dan sistem serupa diadaptasi dalam bahasa-bahasa Maya. Pendekatan transkripsi lainnya dapat ditemukan di Yukatek yang pernah menggunakan garis pada huruf, ataupun menggandakan akar hurufnya.[47]

Fonem Yukatek Parra
pp, ꝑ, ꝑꝑ, 𝕡*
th, tħ, ŧ tt, th
tsʼ ɔ, dz
tʃʼ ꜯh
k

Selain itu, ligatur ꜩ untuk tz digunakan beriringan dengan ꜭ dan ꜫ, sehingga konvensi Yukatek dz sebagai /tsʼ/ dihilangkan dalam nama keluarga Maya seperti Dzib.

Ortografi moderen sunting

 
Menu makan malam di daerah Kaqchikel, Antigua, Guatemala

Sejak periode kolonial, semua bahasa Maya menggunakan sistem penulisan berbasis alfabet Latin. Sebelum adanya alfabet yang dibakukan, semua penulisan dikembangkan dari sistem alfabet Spanyol dan ekstensinya berbeda-beda penggunaannya antar sumber. Sistem alfabet yang diterima secara luas merupakan sistem yang diciptakan untuk bahasa Maya Yukatek oleh penulis dan kontributor Diccionario Maya Cordemex, sebuah proyek yang dipimpin oleh Alfredo Barrera Vásquez dan pertama kali dipublikasikan pada tahun 1980.[catatan 12] Kemudian, Akademi Bahasa-Bahasa Maya Guatemala (juga dikenal sebagai ALMG yang merupakan singkatan dari nama dalam bahasa Spanyolnya) yang berdiri pada tahun 1986, mengadaptasi pembakuan ini kedalam 22 bahasa rumpun Maya (khususnya di Guatemala). Sebagian besar dari sistem ini berbasis pada transkripsi fonemik, tetapi tidak menggunakan pembeda tanda petik untuk konsonan sembur dan hentian glotis; sehingga, semburan /tʼ/ dan non-semburan /tʔ/ (sebelumnya dibedakan menjadi dan t7) ditulis sebagai tʼ.[48] Sedangkan untuk bahasa rumpun Maya lain yang berada di wilayah Meksiko seperti Tzotzil, Tzeltal, Chʼol, dan Tojolabʼal, tidak secara umum menggunakan reformasi ortografi tersebut, dan terkadang menggunakan pembakuan aksara yang dikembangkan oleh Pusat Bahasa, Kesenian, dan Literatur Daerah Negara (CELALI) di Chiapan.

Ortografi ALMG untuk fonem bahasa-bahasa Maya
Vokal Konsonan
ALMG IPA ALMG IPA ALMG IPA ALMG IPA ALMG IPA ALMG IPA ALMG IPA ALMG IPA
a [a] aa [aː] ä [ɐ] [ɓ] b [b] ch [t͡ʃ] chʼ [t͡ʃʼ] h [h]
e [e] ee [eː] ë [ɛ] j [χ] l [l] k [k] [kʼ] m [m]
i [i] ii [iː] ï [ɪ] y [j] p [p] q [q] [qʼ] n [n]
o [o] oo [oː] ö [ɤ̞] s [s] x [ʃ] t [t] [tʼ] nh [ŋ]
u [u] uu [uː] ü [ʊ] w [w] r [r] tz [t͡s] tzʼ [t͡sʼ]  ʼ  [ʔ]
Dalam bahasa-bahasa yang memiliki nada (terutama Yukatek), nada tinggi ditunjukkan dengan penambahan aksen, seperti dalam "á" atau "ée".

Selain itu, sistem ALMG memiliki sebuah ekstensi untuk bahasa-bahasa yang memiliki perbedaam pengucapan antara gesekan dan geseran konsonan rongga-gigi langit-langit dengan konsonan tarik-belakang (bahasa Mam, Ixil, Tektitek, Awakatek, Qʼanjobʼal, Poptiʼ, dan Akatek di Guatemala, dan Yukatek Meksiko), yakni sebagai berikut:

Konvensi ALMG untuk konsonan rongga-gigi langit-langit dan tarik-belakang
ALMG IPA ALMG IPA ALMG IPA
ch [tʃ] chʼ [tʃʼ] x [ʃ]
tx [tʂ] txʼ [tʂʼ] xh [ʂ]

Catatan sunting

  1. ^ Achiʼ terhitung sebagai varian dari Kʼicheʼ oleh pemerintah Guatemala.
  2. ^ Menurut Kaufman (1976).
  3. ^ lihat atribusi di dalam (Fernández de Miranda 1968, hlm. 75)
  4. ^ Teori tersebut dikemukakan pertama kali oleh Campbell & Kaufman (1976)
  5. ^ Kerajaan Maya terakhir yang masih bertahan (Tayasal) belum dijajah hingga tahun 1697, atau sekitar 170 tahun setelah conquistador pertama kalinya datang. Selain itu, orang-orang suku Maya melakukan perlawanan secara berkala kepada penjajah pada masa-masa Kolonial dan Pasca Kolonial, seperti Caste War of Yucatán, yang diperpanjang hingga abad ke-20
  6. ^ Grenoble & Whaley (1998) menyimpulkan situasi yang terjadi sebagai berikut: "Bahasa-bahasa Maya secara tipikal memiliki beberapa ratus ribu penutur, dan mayoritas orang Maya menuturkan bahasa Maya sebagai bahasa primer. Perubahan pola pikir penutur bahasa-bahasa Maya tidak untuk menggunakan kembali bahasa mereka, tetapi untuk menopang keberadaannya untuk mengahadapi pesatnya perkembangan bahasa Spanyol ... [hal ini bukanlah] sebuah akhir, [tetapi] merupakan sebuah awal dari proses pergeseran bahasa ... [untuk bahasa-bahasa Maya]."(Grenoble & Whaley 1998, hlm. xi-xii)
  7. ^ Hanya ada sekitar 12 penutur asli yang tersisa pada tahun 1986 menurut Gordon, Raymond G., Jr. (ed.). Ethnologue, (2005).
  8. ^ Bahasa Proto-Maya juga memilik akar kata dengan bentuk KVK, KVVK, KVhK, KVʔK, dan KVSK (dengan K melambangkan konsonan, V melambangkan vokal, S melambangkan fonem /s/, /ʃ/, atau /x/)); Lihat (England 1994, hlm. 77)
  9. ^ dalam sumber (Campbell 2015), Tzeltal mengalami kesalahan penulisan sebagai Tzotzil, (Avelino & Shin 2011) sehingga laporan yang menyatakan terdapat kontras nada penuh pada San Bartolome Tzotzil tidaklah akurat
  10. ^ (Suárez 1983, hlm. 65) menuliskan: "Baik bahasa Taraskan ataupun Maya, keduanya tidak memiliki kata-kata yang serumit dan sekompleks apa yang ditemukan dalam Nahuatl, Totonak ataupun Mixe–Zoque, tetapi morfologi dari keduanya jauh lebih beragam daripada bahasa-bahasa tersebut."
  11. ^ Lyle Campbell (1997) yang mengacu pada studi oleh Norman and Campbell ((1978) "Toward a proto-Mayan syntax: a comparative perspective on grammar", in Papers in Mayan Linguistics, ed. Nora C. England, pp. 136–56. Columbia: Museum of Anthropology, University of Missouri) dan (England 1991).
  12. ^ Cordemex mengandung penjelasan sejarah, kepentingan, dan sumber kunci bahasa Maya Yukatek tertulis, termasuk ringkasan ortografi yang digunakan dalam proyek tersebut (hlm. 39a-42a).

Daftar pustaka sunting

Pranala luar sunting

Catatan kaki sunting

  1. ^ Spence et al. 1998.
  2. ^ a b (Campbell 1997, hlm. 165)
  3. ^ England 1994.
  4. ^ Campbell 1997, hlm. 165.
  5. ^ a b c d Campbell & Kaufman 1985.
  6. ^ Kaufman 1976.
  7. ^ a b Robertson & Houston 2002.
  8. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Campbell 1997, p.165
  9. ^ Campbell, Kaufman & Smith-Stark 1986.
  10. ^ Campbell 1997, hlm. passim.
  11. ^ Mora-Marín 2016.
  12. ^ Campbell 2015, hlm. 54.
  13. ^ a b c d e Campbell 2015.
  14. ^ a b Bennett, Coon & Henderson 2015.
  15. ^ Law 2013.
  16. ^ Robertson 1977.
  17. ^ Houston, Robertson & Stuart 2000.
  18. ^ Gordon, Raymond G., Jr. (ed.). Ethnologue, (2005).
  19. ^ Población hablante de lengua indígena de 5 y más años por principales lenguas, 1970 a 2005 Diarsipkan 2007-08-25 di Wayback Machine. INEGI
  20. ^ Lewis, M. Paul, Gary F. Simons, and Charles D. Fennig (eds.). "Maya, Yucatec" Ethnologue: Languages of the World, Eighteenth edition, (2015). Dallas, Texas: SIL International.
  21. ^ Lewis, M. Paul, Gary F. Simons, and Charles D. Fennig (eds.). "Lacandon" Ethnologue: Languages of the World, Eighteenth edition, (2015). Dallas, Texas: SIL International.
  22. ^ Gordon, Raymond G., Jr. (ed.). Ethnologue (2005).
  23. ^ Campbell & Canger 1978.
  24. ^ (England 1994, hlm. 30–31)
  25. ^ England 1994, hlm. 35.
  26. ^ a b Diadaptasi dari daftar dalam(England 1994).
  27. ^ a b Kerry Hull ''An Abbreviated Dictionary of Ch’orti’ Maya''. 2005
  28. ^ a b Nicholas A. Hopkins. ''A DICTIONARY OF THE CHUJ (MAYAN) LANGUAGE''. 2012
  29. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama England 1994, pp.30–31
  30. ^ England 2001.
  31. ^ Suárez 1983, hlm. 65.
  32. ^ England 1991.
  33. ^ Lihat, sebagai contoh, Tozzer (1977 [1921]), hlm. 103, 290–292.
  34. ^ Craig 1977, hlm. 141.
  35. ^ Contoh mengikuti (Suárez 1983, hlm. 88)
  36. ^ (Kettunen & Helmke 2020, hlm. 8)
  37. ^ Suárez 1983, hlm. 5.
  38. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama French
  39. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama England2007
  40. ^ Maxwell 2011.
  41. ^ Schele & Freidel 1990.
  42. ^ Soustelle 1984.
  43. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Kettunen & Helmke 2020, p. 8
  44. ^ Kettunen & Helmke 2020, hlm. 13.
  45. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Kettunen & Helmke 2020 p. 13
  46. ^ Kettunen & Helmke 2020, hlm. 9–11.
  47. ^ a b (Arzápalo Marín 2005)
  48. ^ Josephe DeChicchis, "Revisiting an imperfection in Mayan orthography" Diarsipkan 2014-11-03 di Wayback Machine. , Journal of Policy Studies 37 (March 2011)