Rumpun bahasa

kelompok bahasa yang terkait satu dengan yang lain dan berasal dari leluhur yang sama

Rumpun bahasa adalah sekumpulan bahasa terkait yang berasal dari bahasa leluhur yang sama.

Peta persebaran seluruh rumpun bahasa utama di dunia

Seperti halnya rumpun makhluk kehidupan, bukti keterhubungan antarbahasa yang serumpun dapat diamati dari ciri-ciri kebahasaan yang umum dijumpai dalam bahasa-bahasa tersebut melalui perbandingan. Sebuah rumpun bahasa yang dapat diidentifikasi dengan tepat dapat menciptakan bukti keterkaitannya, sehingga bahasa leluhurnya dapat direka-ulang melalui perbandingan antarbahasa. Sebagian besar bahasa yang ada di bumi adalah anggota dari sebuah rumpun bahasa, tetapi ada juga beberapa bahasa yang bersifat isolat, yaitu keterkaitannya dengan bahasa maupun rumpun bahasa lainnya tidak dapat dibuktikan secara jelas.

Gagasan mengenai rumpun bahasa didasarkan dari anggapan bahwa seiring dengan berjalannya waktu sebuah bahasa akan secara perlahan terpecah-belah menjadi bermacam-ragam logat lalu dialek yang akan terus berkembang hingga menjadi bahasa tersendiri. Namun, berbeda dengan rumpun makhluk kehidupan, rumpun bahasa memiliki silsilah yang sulit dilacak dan dianalisis karena bahasa berkemungkinan besar untuk mengalami perubahan akibat dari kontak antarbahasa. Pada kasus bahasa kreol dan bahasa campuran lainnya perintis dari bahasa tersebut berjumlah lebih dari satu. Namun kasus seperti ini bukanlah mayoritas dan kebanyakan bahasa yang ada di bumi dapat digolongkan secara jelas.

Bahasa perintis

sunting

Perintis dari sebuah rumpun bahasa, yaitu bahasa purba, jarang dapat diketahui secara langsung karena kebanyakan bahasa mempunyai sejarah tercatat yang cukup pendek. Namun dimungkinkan untuk bahasa purba tersebut, dilakukan metode perbandingan, sebuah metode rekonstruksi yang pertama kali dilakukan pada abad kesembilan belas oleh seorang ahli bahasa August Schleiceher. Sebagai contoh sebuah rekaan adalah bahasa Indo-Eropa purba yang dituturkan pada zaman ketika tulisan belum ditemukan.

Untuk beberapa kasus bahasa perintis dari sebuah rumpun bahasa dituturkan pada saat ketika tulisan sudah mulai digunakan. Sebuah logat dari bahasa Latin (Latin vulgar) adalah bahasa perintis dari rumpun bahasa Roman. Sebuah logat dari bahasa Norse kuno adalah bahasa perintis dari bahasa-bahasa Jermanik utara.

Pembagian lebih lanjut

sunting

Sebuah rumpun bahasa dapat dibagi kembali menjadi kesatuan filogenetis yang lebih kecil, umumnya disebut sebagai cabang dari rumpun, karena sejarah dari sebuah rumpun bahasa sering kali digambarkan sebagai sebuah diagram pohon. Istilah rumpun namun tidak hanya terbatas pada sebuah tingkatan dari pohon ini. Sebagai contoh rumpun bahasa Indo-Arya adalah sebuah cabang dari rumpun bahasa Indo-Eropa. Beberapa ahli taksonomi membatasi penggunaan istilah rumpun ke sebuah tingkatan tertentu namun terdapat sedikit persetujuan akan pembatasan tersebut. Beberapa membagi ranting menjadi kelompok dan kelompok menjadi kompleks. Ada juga istilah adirumpun atau filum yang diajukan untuk menggabungkan beberapa rumpun bahasa yang statusnya sebagai kesatuan filogenetis tidak didukung dengan metode ilmu sejarah bahasa.

Bahasa yang tidak dapat digolongkan dengan jelas disebut sebagai bahasa isolat. Sebuah bahasa dapat terisolasi menjadi sebuah cabangnya sendiri di dalam sebuah rumpun bahasa seperti bahasa Yunani dalam rumpun bahasa Indo-Eropa. Ada juga bahasa isolat sempurna yang sama sekali tidak berhubungan dengan bahasa lain di sekitarnya seperti contohnya bahasa Euskera, kesamaan yang dimilikinya dengan bahasa sekitarnya seperti bahasa Kastelano, bahasa Oksitan dan bahasa Prancis adalah karena pengaruh dan percampuran.

Hubungan antara rumpun bahasa sering kali digunakan oleh antropologis bersamaan dengan bukti DNA dan fosil untuk merekonstruksi migrasi manusia dan kejadian prasejarah lainnya seperti penyebaran kegiatan bercocok tanam.

Pembagian

sunting
Untuk keterangan lebih lanjut, lihat Pembagian bahasa di dunia

Rumpun bahasa terbesar

sunting

Perkiraan jumlah keluarga bahasa di dunia dapat sangat bervariasi. Menurut Ethnologue terdapat 7.151 bahasa manusia hidup di 142 keluarga bahasa yang berbeda.[1][2] Lyle Campbell (2019) mengidentifikasi total 406 keluarga bahasa independen, termasuk yang terisolasi.[3]

Ethnologue 27 (2024) mencantumkan keluarga-keluarga berikut yang memuat setidaknya 1% dari 7.164 bahasa yang dikenal di dunia:[4]

  1. Niger–Kongo (1.552 bahasa)
  2. Austronesia (1.256 bahasa)
  3. Trans–Nugini (481 bahasa)
  4. Sino-Tibet (458 bahasa)
  5. Indo-Eropa (454 bahasa)
  6. Australia (384 bahasa)
  7. Afroasiatik (382 bahasa)
  8. Nilo-Sahara (210 bahasa)
  9. Otomanguean (179 bahasa)
  10. Austroasiatik (167 bahasa)
  11. Kra-Dai (91 bahasa)
  12. Bahasa Dravida (85 bahasa)

Glottolog 5.0 (2024) mencantumkan bahasa berikut sebagai rumpun bahasa terbesar, dari 7.788 bahasa (selain bahasa isyarat, pidgins, dan bahasa yang tidak dapat diklasifikasikan):[5]

  1. Atlantik–Kongo (1.410 bahasa)
  2. Austronesia (1.274 bahasa)
  3. Indo-Eropa (586 bahasa)
  4. Sino-Tibet (514 bahasa)
  5. Afroasiatik (381 bahasa)
  6. Nuklir Trans–Nugini (316 bahasa)
  7. Pama–Nyungan (250 bahasa)
  8. Otomanguean (181 bahasa)
  9. Austroasiatik (158 bahasa)
  10. Tai–Kadai (95 bahasa)
  11. Dravida (85 bahasa)
  12. Arawakan (77 bahasa)

Jumlah bahasa dapat sangat bervariasi tergantung pada apa yang dianggap sebagai dialek; misalnya Lyle Campbell hanya menghitung 27 bahasa Otomanguean, meskipun ia, Ethnologue dan Glottolog juga tidak sepakat mengenai bahasa mana yang termasuk dalam rumpun bahasa tersebut.

Baik Ethnologue[6] maupun Glottolog[7] tidak mencantumkan keluarga bahasa bahasa isyarat. Dari keluarga bahasa isyarat, keluarga Francosign, yang menampung sekitar 70 bahasa, sejauh ini merupakan yang terbesar dan paling tersebar luas. Lima keluarga bahasa terbesar dalam hal jumlah penutur (Indo-Eropa, Sino-Tibet, Afro-Asia, Niger-Kongo dan Austronesia) mencakup lima perenam (hampir 83,3%) populasi dunia.[2]

Selain itu ada pula beberapa rumpun bahasa lain yang tidak disenarikan dalam daftar Ethnologue ini:

Kategorisasi rumpun-rumpun bahasa ini memang masih dipertentangkan sehingga mungkin tidak ikut disenaraikan.

Daftar rumpun bahasa terbesar dari 8.494 total bahasa di dunia menurut Glottolog 4.0 (2019):

  1. Atlantik–Kongo (1,432 bahasa)
  2. Austronesia (1,275 bahasa)
  3. Indo-Eropa (588 bahasa)
  4. Sino-Tibet (494 bahasa)
  5. Afro-Asiatik (373 bahasa)
  6. Trans-Nugini (314 bahasa)
  7. Pama–Nyunga (248 bahasa)
  8. Oto-Manguea (180 bahasa)
  9. Austroasia (159 bahasa)
  10. Tai-Kadai (94 bahasa)
  11. Dravida (81 bahasa)
  12. Mande (75 bahasa)
  13. Tupi (71 bahasa)

Hitungan bahasa dapat sangat bervariasi tergantung pada apa yang dianggap sebagai dialek; misalnya Lyle Campbell hanya menghitung 27 bahasa Oto-Manguea, meskipun dia, Ethnologue dan Glottolog juga tidak setuju mengenai bahasa mana yang termasuk ke dalam satu rumpun tertentu.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ ​​ "Berapa banyak bahasa yang ada di dunia?". Ethnologue (dalam bahasa Inggris). 3 Mei 2016. Diakses tanggal 26 Maret 2021. ;
  2. ^ a b "Apa saja keluarga bahasa terbesar?". Ethnologue (dalam bahasa Inggris). 25 Mei 2019. Diakses tanggal 3 Maret 2020.
  3. ^ Campbell, Lyle (2019-01-08). "Berapa banyak keluarga bahasa yang ada di dunia?". Anuario del Seminario de Filología Vasca "Julio de Urquijo". 52 (1/2). UPV/EHU Press: 133. doi:10.1387/asju.20195. hdl:10810/49565. ISSN 2444-2992. S2CID 166394477.
  4. ^ "Selamat datang di edisi ke-24". Ethnologue (dalam bahasa Inggris). 2024-04-13.
  5. ^ "Glottolog 5.0 -". glottolog.org.
  6. ^ "Bahasa Isyarat". ethnologue.com. Diakses tanggal 2025-03-15.
  7. ^ "Keluarga Semu: Bahasa Isyarat". glottolog.org. Diakses tanggal 2025-03-15.

Pranala luar

sunting