Hanung Bramantyo
Setiawan Hanung Bramantyo (lahir 1 Oktober 1975) adalah seorang sutradara, produser, penulis skenario, dan aktor Indonesia keturunan Jawa dan Tionghoa. Ia pernah berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, tetapi tidak menyelesaikannya. Setelah itu, ia berpindah ke Institut Kesenian Jakarta untuk mempelajari dunia film di Jurusan Film yang berada di bawah naungan Fakultas Film dan Televisi.
Hanung Bramantyo | |
---|---|
![]() Hanung dalam sebuah gelar wicara di Jogja-NETPAC Asian Film Festival pada 4 Desember 2017 | |
Lahir | Setiawan Hanung Bramantyo 1 Oktober 1975 Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia |
Pekerjaan | |
Tahun aktif | 2004—sekarang |
Suami/istri | Yanesthi Hardini (bercerai) |
Anak | 6 |
Pada Festival Film Indonesia 2005, ia terpilih sebagai Sutradara Terbaik melalui film arahannya, Brownies. Ia juga dinominasikan sebagai Sutradara Terbaik untuk film cerita lepasnya, Sayekti dan Hanafi, tetapi kalah oleh Guntur Soehardjanto. Pada Festival Film Indonesia 2007 ia kembali menyabet penghargaan Sutradara Terbaik melalui filmnya Get Married.
Sampai tahun 2019, Hanung tercatat sebagai sutradara yang paling banyak dinominasikan (11 nominasi) dalam kategori Sutradara Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia – dan sepertinya akan terus bertambah, dan memenangkan dua di antaranya; 2005 (Brownies) dan 2007 (Get Married).
KarierSunting
Pada 2021, Hanung menyutradarai film Tersanjung the Movie yang dibuat ulang dari sinetron berjudul sama, yang menandai kerja sama dengan MVP Pictures setelah Sang Pencerah (2010), Cinta tapi Beda (2012), Soekarno: Indonesia Merdeka (2013), dan Hijab (2015).[1]
KontroversiSunting
Perempuan Berkalung SorbanSunting
Saat dirilis, film ini disambut dengan kontroversi di Indonesia karena dianggap melakukan kritikan kontra produktif atas tradisi Islam konservatif yang masih dipraktikkan dalam banyak pesantren di Indonesia saat film ini dirilis. Salah seorang dari pengurus Majelis Ulama Indonesia memberikan tanggapan berupa menyarankan supaya film ini ditarik dari edaran agar diubah sebagaimana keinginannya.[2] Abidah El Khalieqy, penulis novel dan film Perempuan Berkalung Sorban, dalam sebuah wawancara bersama kru film ini mengutarakan bahwa tema novel yang ditulisnya tersebut pada intinya adalah tentang pemberdayaan wanita.[3]
?Sunting
Salah satu filmnya yang kontroversial adalah "? (Tanda Tanya)" yang mempertanyakan tentang intoleransi[4] di mana Front Pembela Islam memprotesnya dan Hanung telah menemui Majelis Ulama Indonesia dan menyetujui memotong beberapa bagian filmnya.[5] Walaupun begitu filmnya yang menyajikan kemoderenan dan kedamaian dalam Islam mendapat sambutan yang baik di Singapura, Australia dan Kanada.[6]
Cinta Tapi BedaSunting
Setelah beberapa hari tayang di bioskop secara nasional, film ini sempat menuai protes, khususnya dari masyarakat Minangkabau. Bahkan, sebuah forum persatuan masyarakat Minangkabau melaporkan Hanung Bramantyo selaku sutradara film ini ke Polda Metro Jaya berkenaan dengan Pasal 156 KUHP Jo Pasal 4 dan 16 UU.N0.40/2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis tentang larangan perbuatan menanamkan kebencian terhadap salah satu suku, etnis, agama, dan golongan dalam wilayah hukum Indonesia dan tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis. Pasalnya pengangkatan tokoh perempuan yang bermukim di Padang yang non-muslim dianggap menyinggung masyarakat Minangkabau yang identik dengan agama Islam. Untuk mengklarifikasi kontroversi ini, melalui akun twitter-nya, Hanung Bramantyo menjelaskan bahwa tokoh Diana tidak disebutkan sebagai gadis Minangkabau, ia jelas-jelas menggunakan Salib dan keluarga Diana memiliki kegemaran akan makanan Babi Rica-rica. Sesungguhnya tokoh ini merupakan warga pendatang yang tinggal dan besar di Padang dan menunjukkan keberagaman masyarakat Padang.[7][8] Hanung Bramantyo juga menyayangkan banyaknya protes yang datang dari masyarakat yang bahkan belum menonton sendiri film ini.[9]
Soekarno: Indonesia MerdekaSunting
Pada bulan September 2013, puteri dari Soekarno, Rachmawati mengkritik bahwa film ini tidak cocok menampilkan Ario Bayu berperan sebagai Soekarno. Ia menganggap aktor Anjasmara lebih layak memerankan tokoh tersebut.[10]
FilmografiSunting
FilmSunting
Sebagai sutradaraSunting
- Keterangan
- TBA : To be announced
Sebagai produserSunting
Tahun | Judul | Produksi |
---|---|---|
2009 | Perempuan Berkalung Sorban | Starvision Plus |
2010 | Menebus Impian | Dapur Film |
2011 | Pengejar Angin | Putaar Production |
2015 | Hijab | Dapur Film Ampuh Entertainment MVP Pictures |
2014 | Mahaka Pictures Dapur Film | |
Mencari Hilal | MVP Pictures Studio Denny JA Dapur Film Argi Film Mizan Productions | |
Ayat-ayat Adinda | ||
Turis Romantis | Mahaka Pictures Spectrum Film | |
2016 | Talak 3 | MD Pictures |
Pesantren Impian | ||
2017 | Jomblo Reboot | Falcon Pictures Dapur Film |
2020 | Mekah I'm Coming | MD Pictures Dapur Film |
2021 | Ibu | Dapur Film TWC Media |
TBA | Scandal Makers | MD Pictures Dapur Film |
- Keterangan
- TBA : To be announced
Sebagai pemeranSunting
Tahun | Judul | Peran | Produksi |
---|---|---|---|
2006 | Jomblo | Koki | SinemArt Pictures |
Lentera Merah | Dewan Alumni 65 | Rapi Films | |
2007 | Jakarta Undercover | Dirinya sendiri | Velvet Silver Cinema Rexinema Multimedia Pratama |
2008 | The Tarix Jabrix | Pelanggan yang marah | Starvision Plus |
2009 | Perempuan Berkalung Sorban | Tukang pos | |
Get Married 2 | Pemarkir mobil | ||
2010 | Seleb Kota Jogja (SKJ) | Pramubakti | |
2011 | Get Married 3 | Orang buta | |
2012 | Perahu Kertas | Tamu pameran lukisan Galeri Warsita | Starvision Plus Mizan Productions |
Habibie & Ainun | Sumohadi | MD Pictures | |
Cinta tapi Beda | Pelanggan kafe | MVP Pictures | |
2013 | Slank Nggak Ada Matinya | Pak Teguh | Starvision Plus |
2015 | Youtubers | Sutradara | |
2016 | Talak 3 | Bartender | MD Pictures |
2018 | The Gift | Pengendara jip | Seven Sunday Films |
2021 | Adit Sopo Jarwo the Movie | Ayah Adit (pengisi suara) | MD Animation MD Pictures |
Seri webSunting
Tahun | Judul | Peran | Produksi | Saluran | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|
2022 | 17 Selamanya | Interogator (Eps. 7) | MD Entertainment Dapur Film |
WeTV iflix |
Juga sebagai sutradara |
FTVSunting
Sebagai sutradaraSunting
- Sayekti dan Hanafi (2005)
Acara televisiSunting
- Keluarga Asik (NET., 2021—sekarang)
ReferensiSunting
- ^ "MVP Pictures siapkan 8 film baru dari berbagai genre". Beritagar. 25 Februari 2018. Diakses tanggal 19 November 2019.
- ^ BBC World: Film timbulkan kontroversi. 6 Februari 2009. Diakses pada 9 Februari 2009
- ^ "Kharisma Starvision Plus". 2009. "Di Balik Layar Perempuan Berkalung Sorban". Fitur rilis DVD.
- ^ "Questioning intolerance". April 10, 2011.
- ^ "GP Ansor regrets SCTV's decision of cancelling film '?' screening". August 29, 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-11-29. Diakses tanggal 2011-09-21.
- ^ "Hanung's film '?' well received overseas". September 21, 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-09. Diakses tanggal 2021-11-22.
- ^ "Film "Cinta Tapi Beda" Dilaporkan Zulhendri: Langgar HAM Orang Minang". January 9, 2014.
- ^ "Soal Film "Cinta Tapi Beda", Hanung, Agni Pratistha, dan Raam Punjabi Akan Dipolisikan". Diakses tanggal January 22, 2014.
- ^ http://www.tabloidnova.com/Nova/Selebriti/Aktual/Film-Cinta-Tapi-Beda-Ditarik-di-Tasikmalaya[pranala nonaktif permanen]
- ^ Suhendra, Ichsan (September 14, 2013). "Rachmawati Tolak Film Soekarno: Indonesia Merdeka". Kompas. Diakses tanggal November 4, 2013.
Pranala luarSunting
- (Indonesia) Profil Diarsipkan 2005-11-28 di Wayback Machine., diakses 21 Desember 2005
- (Indonesia) Profil di KapanLagi.com
- (Inggris) Hanung Bramantyo di Internet Movie Database
Penghargaan dan prestasi | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Rudi Soedjarwo Film: Ada Apa dengan Cinta? (2004) |
Sutradara Terbaik (Festival Film Indonesia) Film: Brownies (2005) |
Diteruskan oleh: Nayato Fio Nuala Film: Ekskul (2006) |
Didahului oleh: Nayato Fio Nuala Film: Ekskul (2006) |
Sutradara Terbaik (Festival Film Indonesia) Film: Get Married (2007) |
Diteruskan oleh: Mouly Surya Film: fiksi. (2008) |