Bahasa Hindustan

bahasa Indo-Arya yang dituturkan di Asia Selatan, di India dikenal sebagai Hindi, dan di Pakistan dikenal sebagai Urdu
(Dialihkan dari Bahasa Hindustani)
Bahasa Hindustan
  • हिन्दुस्तानी  
  •   ہندوستانی
Hindi-Urdu
Kata Hindustani dalam aksara Dewanagari dan Abjad Nastaliq
Dituturkan diIndia
WilayahAsia Selatan
Penutur
409,8 juta (2019)[1][2]
bahasa kedua: 375,8 juta (2019)[1][2]
Bentuk baku
Dialek
Aksara Dewanagari (Hindi)
Abjad Nastaʿlīq (Urdu)
Braille Hindi
Braille Urdu
Aksara Kaithi (historis)
Bahasa Isyarat India (ISS)[3]
Aspek ketatabahasaan
Tipologi
Kasus
  • Q2491233 Sunting ini di Wikidata
Gender
  • feminin
  • maskulin Sunting ini di Wikidata
Status resmi
Bahasa resmi di
 India
(sebagai bahasa Hindi, bahasa Urdu)
 Pakistan
(sebagai bahasa Urdu)
 Fiji[4]
(sebagai bahasa Hindi Fiji)
 Guyana
(sebagai bahasa Hindi Guyana)
 Trinidad and Tobago
(sebagai bahasa Hindi Trinidad)
 Suriname
(sebagai bahasa Hindi Suriname)
Diakui sebagai
bahasa minoritas di
Diatur olehCentral Hindi Directorate (Hindi, India);[5]
National Language Promotion Department (Urdu, Pakistan);
National Council for Promotion of Urdu Language (Urdu, India)[6]
Kode bahasa
ISO 639-1hi
ISO 639-2hin – Hindi
Templat:ISO639-2 – Urdu
ISO 639-3Mencakup:
hin – Hindi
urd – Urdu
Glottologhind1270[7]
Linguasfer59-AAF-qa to -qf
Lokasi penuturan
Area yang dimerahkan ini adalah tempat bahasa Hindustan berasal (Khariboli dan Kaurawi)
Artikel ini mengandung simbol fonetik IPA. Tanpa bantuan render yang baik, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode. Untuk pengenalan mengenai simbol IPA, lihat Bantuan:IPA.
 Portal Bahasa
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B • PW
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Bahasa Hindustan (Hindi: हिन्दुस्तानी,[a] Urdu: ہندوستانی),[b][8] disebut juga bahasa Hindi-Urdu atau secara historis disebut juga Hindawi, Dehlawi, dan Rekhta, adalah basantara India Utara dan Pakistan.[9][10] Bahasa ini berumpun Indo-Arya, diturunkan dari dialek Khariboli di Delhi. Bahasa ini banyak menggunakan kosakata bahasa Prakerta, Sanskerta (melalui serapan bahasa Prakerta dan Tatsama), serta bahasa Persia dan Arab (melalui bahasa Persia). Bahasa ini plurisentris, dengan dua bentuk resmi, bahasa Hindi Standar Modern dan Urdu Standar Modern,[11] yang merupakan laras bahasa yang telah distandarkan. Menurut perkiraan Ethnologue 2019, bila bahasa Hindi dan Urdu digabung menjadi bahasa Hindustan, bahasa ini menjadi bahasa ke-3 yang paling banyak dituturkan di seluruh dunia (setelah bahasa Inggris dan Tionghoa Mandarin), dengan perkiraan 409,8 juta penutur asli dan total penutur 785,6 juta.[1][2][12]

Ragam bahasa Hindustan untuk percakapan sehari-hari umumnya sukar dibedakan, dan meskipun tata bahasa standarnya hampir mirip, bahasa-bahasa itu berbeda dalam ragam penulisan sastra dan dalam kosakata akademik dan teknis, dengan bahasa Urdu banyak menyerap pengaruh Persia dan Arab yang lebih kuat, dan bahasa Hindi lebih menyerap bahasa Sanskerta.[13] Sebelum pemisahan India-Pakistan, istilah Hindustan, Hindi, dan Urdu sama artinya; ketiganya mencakup apa yang disebut Hindi dan Urdu hari ini. Istilah Hindustani masih digunakan untuk bahasa sehari-hari dan basantara dari India Utara dan Pakistan, misalnya untuk bahasa film-film Bollywood, serta untuk beberapa bahasa Hindi-Urdu yang dituturkan di luar anak benua India, seperti bahasa Hindi Fiji dan bahasa Hindustan Karibia di Trinidad dan Tobago, Guyana, Suriname, dan seluruh Karibia Bahasa Hindustan juga dituturkan oleh sejumlah kecil orang di Mauritius dan Afrika Selatan.

Sejarah sunting

Bentuk awal dari bahasa Hindustan modern berkembang dari bahasa golongan apabhraṃśa Indo-Arya Zona Tengah dari India Utara saat ini pada abad ke-7 hingga abad ke-13. Amir Khusrow, yang hidup pada abad ketiga belas selama zaman Kesultanan Delhi di India Utara, menggunakan bentuk-bentuk ini (yang merupakan basantara pada masa itu) dalam karya tulisnya dan disebut sebagai Hindawi (Persia: ھندوی secara harfiah "orang Hindu atau India").[14] Kesultanan Delhi, yang terdiri dari dinasti Turki dan Afghanistan yang memerintah di Delhi,[15] ditaklukkan oleh Kesultanan Mughal pada 1526.

Meskipun penguasa Kesultanan Mughal berasal dari dinasti Timuriyah (Gurkān) yang diyakini merupakan keturunan Turko-Mongol,[16] dinasti ini mengalami "Persianisasi", dan bahasa Persia secara bertahap menjadi bahasa nasional Kesultanan Mughal setelah Babur,[17][18][19][20] menyusul sejak dihadirkannya bangsa Persia oleh penguasa bangsa Turk Asia Tengah di anak benua India,[21] dan dituturkan oleh orang-orang Turko-Afghan awal di Kesultanan Delhi.[22]

Sebagai dialek yang terus berkembang, bahasa Hindustan menyerap banyak kosakata Persia, Arab, dan Turki, dan saat terjadinya penaklukan oleh Mughal, bahasa ini menyebar sebagai basantara di sebagian besar India utara. Ditulis dalam abjad Persia atau aksara Dewanagari,[23] bahasa ini tetap menjadi basantara di India utara selama 4 abad ke depan (meskipun bahasa tersebut bervariasi secara signifikan dalam kosakata bergantung pada bahasa setempat). Bahasa ini mencapai statusnya sebagai bahasa sastra, bersama dengan Persia, banyak digunakan dalam istana-istana kerajaan Muslim dan juga digunakan untuk tujuan sastra umpamanya Tasawwuf, Nirgun sant, dan Kresna Bhakta dan istana Rajput yang Hindu. Perkembangan besar terjadi di istana Delhi, Lucknow, dan Agra, dan istana Rajput di Amber dan Jaipur.[24]

Pada abad ke-18, menjelang akhir periode Mughal, dengan adanya perpecahan kekuasaan kerajaan dan sistem elite, dialek Khariboli, yang disebut sebagai penerus apabraṃśa di Delhi, dan kota di sekitarnya, secara bertahap menggantikan bahasa Persia sebagai basantara di kalangan elite kelas atas yang berpendidikan khususnya di India utara, meskipun Persia masih unggul dalam jangka waktu yang tak terlalu lama. Istilah Hindustani diberikan untuk bahasa yang berevolusi dari bahasa Khariboli.[25]

Untuk alasan sosiopolitik, khususnya terkait dialek Khariboli yang dipengaruhi kosakata Persia, sebuah dialek bahasa muncul, disebut sebagai Zabān-e Urdū-e Mualla "bahasa istana" atau Zabān-e Urdū زبان اردو, "bahasa kamp" dalam bahasa Persia, diturunkan dari kata bahasa Turkik Ordū "kamp militer", analog dengan kata bahasa Inggris horde, atau dalam terjemahan lokalnya Lashkari Zabān لشکری زبان,[26][27] yang kemudian cukup disebut Lashkari. Hal ini disebabkan dahulunya merupakan bahasa yang umum digunakan oleh prajurit-prajurit Mughal. Bahasa ini disebut juga Rekhta, "bercampur", maksudnya bahasa ini bercampur kosakatanya dengan bahasa Persia.[28]

John Fletcher Hurst dalam bukunya yang terbit pada tahun 1891 menyebutkan bahwa bahasa Hindustan atau bahasa kamp Kesultanan Mughal di Delhi tidak dianggap oleh para filolog sebagai bahasa yang berbeda tetapi hanya sebagai dialek bahasa Hindi yang bercampur dengan bahasa Persia. Ia menyebut bahwa bahasa ini adalah "hasil percampuran linguistik dari pemerintahan Muslim abad ke-11 dan kedua belas dan diucapkan oleh banyak umat Hindu di India Utara (kecuali di pedesaan Benggala) dan umat Muslim di semua bagian dari India". Sementara bahasa Inggris itu adalah bahasa resmi kemaharajaan Britania, umumnya ditulis dalam abjad Arab atau Persia, dan dituturkan oleh sekitar 100.000.000 orang.[29]

Ketika bangsa Inggris menjajah anak benua India sejak akhir abad ke-18 hingga akhir abad ke-19, bangsa ini menggunakan kata-kata 'Hindustan', 'Hindi', dan 'Urdu' secara bergantian. Mereka mengembangkannya sebagai bahasa pemerintahan India Britania,[30] serta mempersiapkannya untuk menjadi bahasa resmi India modern dan Pakistan. Namun, setelah India merdeka dari Inggris, penggunaan kata-kata 'Hindustan' mulai merosot, sebagian besar digantikan oleh 'Hindi' dan 'Urdu', atau 'Hindi-Urdu' ketika salah satu dari keduanya terlalu spesifik. Akhir-akhir ini, kata 'Hindustan' telah digunakan untuk bahasa sehari-hari dari film-film Bollywood, yang populer di India dan Pakistan dan yang tidak dapat dengan jelas disebut sebagai bahasa Hindi atau bahasa Urdu.

Laras bahasa sunting

Meskipun pada ragam lisan, bahasa Hindi dan Urdu dianggap sebagai laras satu bahasa, keduanya sangat berbeda dalam kosakata dalam ragam sastra dan formal; dengan bahasa sastra Hindi banyak menggunakan kosakata bahasa Sanskerta dan Prakerta, dan bahasa Urdu banyak menggunakan kosakata Persia dan Arab. Namun, tata bahasa dan kosakata dasarnya (seperti kosakata, kata ganti, kata depan, atau partikel) baik bahasa Hindi maupun bahasa Urdu, sama dan berasal dari Prakerta, dan keduanya memiliki pengaruh Persia/Arab.

Laras bahasa standar Hindi dan Urdu secara kolektif dikenal sebagai Hindi-Urdu. Bahasa Hindustan merupakan basantara di utara dan barat anak benua India, meskipun di daerah lain, terutama di daerah perkotaan, ikut serta dituturkan. Dengan karakteristik kedaerahan yang dibagi rata antara bahasa Hindi Sanskerta, bahasa Hindi regional, dan bahasa Urdu, bahasa Hindustan lebih umum digunakan sebagai bahasa daerah daripada bahasa Hindi yang Sanskerta, atau bahasa Urdu yang Arab/Persia.

Hal ini dapat dilihat dalam budaya populer Bollywood atau, lebih umum, bahasa India Utara dan Pakistan, yang umumnya menggunakan leksikon yang sama bagi penutur bahasa Hindi dan Urdu. Tetapi ada juga bahasa Hindustan yang cenderung ke Urdu maupun ke Hindi. Orang dapat beranggapan bahwa bahasa Hindustan yang digunakan dalam bahasa Lucknow, Uttar Pradesh (dikenal karena penggunaan bahasa Urdunya) dan Benares (kota suci bagi umat Hindu yang kosakata bahasa Hindinya sangat mirip dengan Sanskerta) sangat berbeda.

Bahasa Hindi Standar Modern sunting

 
Regweda ditulis dengan aksara Dewanagari (awal abad ke-19)

Bahasa Hindi Standar, salah satu bahasa resmi India, tercipta berdasarkan dialek Khariboli di wilayah Delhi dan berbeda dari bahasa Urdu karena ditulis dengan aksara Dewanagari dan menunjukkan lebih sedikit pengaruh Persia dan Arab daripada bahasa Urdu. Bahasa ini memiliki sumber literatur berusia 500 tahun, terdiri atas prosa, puisi, teks agama dan filsafat, pada zaman Raja-raja Bahmani dan seterusnya. Ini lazim di seluruh Dataran Tinggi Dekkan . Perlu diketahui bahwa istilah Hindustan umumnya tidak digunakan untuk menyebut India modern, kecuali untuk menyebut "India" sebagai bangsa[31] dan gaya musik tradisional India yang berkembang di India Utara.

Istilah yang digunakan untuk menyebut bahasa ini adalah bahasa Hindi atau Urdu, bergantung pada agama penuturnya, dan terlepas dari campuran kata-kata Persia atau Sanskerta yang digunakan oleh sang penutur. Seseorang dapat membayangkan bahasa ini sebuah "spektrum" dialek, dengan bahasa Urdu yang berbasis bahasa Persia di satu ujung spektrum dan dialek yang berbasis Sanskerta di ujung spektrum lainnya. Dalam penggunaan umum di India, istilah Hindi mencakup semua dialek ini kecuali yang ada pada spektrum Urdu. Dengan demikian, arti yang berbeda dari kata Hindi meliputi, antara lain:

  1. bahasa Hindi standar sebagaimana diajarkan di sekolah-sekolah di seluruh India (kecuali beberapa negara bagian seperti Tamil Nadu),
  2. bahasa Hindi resmi atau formal yang diperjuangkan oleh Purushottam Das Tandon dan diatur oleh pemerintahan India pasca-kemerdekaan, sangat dipengaruhi oleh bahasa Sanskerta,
  3. dialek bahasa Hindustan yang digunakan di seluruh India,
  4. bentuk bahasa Hindustan yang digunakan dalam televisi dan film populer, atau
  5. bentuk bahasa Hindustan yang digunakan dalam acara televisi dan media cetak.

Bahasa Urdu Standar Modern sunting

 
Frasa Zabān-e Urdu-e Mo'alla dalam abjad Nastaʿlīq
 
Lashkari Zabān dalam abjad Nastaʿlīq

Bahasa Urdu adalah bahasa nasional Pakistan dan bahasa daerah yang diakui secara resmi di India. Bahasa Urdu adalah bahasa resmi semua provinsi Pakistan dan diajarkan di semua sekolah sebagai mata pelajaran wajib hingga kelas XII.

Bahasa Hindustan Pasar sunting

Dalam artian khusus, bahasa Hindustan merujuk pada ragam bahasa sehari-hari atau bahasa gaul (slang), berbeda dengan bahasa Hindi dan Urdu standar. Bahasa ini disebut sebagai "bahasa Hindustan Pasar", yang kosakatanya berbeda dari bahasa Hindi/Urdu formal, atau bahkan bahasa Sanskerta.

Sosiolinguistik sunting

Menurut Rizwan Ahmad, banyak buku yang disimpan di perpustakaan Old Delhi menggunakan bahasa Hindustan baik dengan abjad Arab maupun aksara Dewanagari.[32] Dengan adanya pemisahan negara menjadi Pakistan dan India, bahasa Urdu dipandang sebagai bahasa "orang miskin, tidak berpendidikan, Muslim, dan kaum separatis di India".[32] Di India sendiri, bahasa Urdu tidak diajarkan di sekolah-sekolah, dan menulis aksara Dewanagari dianggap patriotik.[32] Purushottam Das Tandon mengatakan bahwa:

Umat Muslim harus berhenti berbicara tentang budaya dan peradaban asing yang tidak sesuai dengan budaya dan kecerdasan kita. Mereka harus menerima budaya India. Satu budaya dan satu bahasa akan membuka jalan bagi persatuan yang sesungguhnya. Bahasa Urdu itu simbol budaya asing. Bahasa Hindi dapat menjadi pemersatu bagi segala hal yang berbeda-beda di negeri ini. (Khalidi 1995: 138) [32]

Padahal, bahasa Urdu berasal dari India.[32] Dengan menjadikan bahasa Urdu sebagai bahasa resmi Pakistan, semakin sukar untuk mendapatkan daya tarik di tanah airnya.[32] Sampai pada saatnya banyak penutur bahasa Urdu harus "berbohong dengan identitasnya sendiri" agar dapat berasimilasi dengan India.[32]

Pada akhirnya, ada saran dalam komunitas umat Muslim India untuk menggunakan aksara Dewanagari untuk menulis bahasa Urdu.[32] Ahmad menyebutnya 'Ur-Nag'.[32] Rahi Masum Raza, seorang novelis Urdu, mendukung perubahan ini.[32] Namun beberapa orang seperti Dalvi takut kalau hal ini dapat menghapus perbedaan antara bahasa Urdu dan bahasa Hindi serta membuat karya sastra yang telah ditanamkan selama satu abad terbuang sia-sia.[32] Faruqi membalas dengan mengatakan bahwa perbedaan itu masih dapat dipertahankan meski tidak menggunakan abjad Arab.[32]

Nama sunting

Amir Khusro sekitar tahun 1300 menyebut bahasa ini dalam tulisannya sebagai Dehlawi (देहलवी; دہلوی 'dari Delhi') atau Hindawi (हिन्दवी; ہندوی ). Selama periode ini, bahasa Hindustan digunakan oleh orang-orang tasawwuf dalam berdakwahnya di anak benua India.[33] Setelah hadirnya kesultanan Mughal di anak benua India, Hindustani mendapatkan banyak kata serapan Persia. Rekhta ('campuran') dan Hindi ('dari Indus') [23] menjadi nama populer untuk bahasa tersebut sampai abad ke-18.[34] Nama Urdu (dari Ordu atau Orda) muncul sekitar 1780.[34] Selama masa-masa Kemaharajaan Britania, istilah Hindustani digunakan oleh pejabat Inggris.[34] Pada 1796, John Borthwick Gilchrist menerbitkan buku A Grammar of the Hindoostanee Language.[34][35] Setelah adanya pemisahan India, India dan Pakistan masing-masing menetapkan standar nasional yang disebut Hindi dan Urdu, dan berusaha untuk membuat perbedaan atas keduanya, dengan hasil bahwa bahasa Hindustan umumnya, tetapi secara keliru, dianggap sebagai campuran dari bahasa Hindi dan bahasa Urdu.

Grierson, dalam karyanya sangat berpengaruh, Linguistic Survey of India, mengusulkan agar nama Hindustani, Urdu, dan Hindi dibedakan dalam penggunaan ragam berbeda dari bahasa Hindustan, alih-alih sebagai sinonim.

Sekarang kita mendefinisikan tiga varian utama dalam bahasa Hindustan sebagai:—Bahasa Hindustani pada dasarnya adalah bahasa Gangga Hulu, serta merupakan basantara (lingua franca) India, dapat dituliskan baik dalam abjad Persia maupun Dēwanāgarī, dan tanpa kemurnian, menghindari penggunaan kosakata Persia atau Sanskerta berlebihan bila digunakan dalam ragam sastra. Nama 'Urdū' dapat dibatasi sebagai ragam bahasa Hindustan yang banyak menggunakan kosakata Persia, sehingga hanya dapat ditulis dengan abjad Persia, dan, sama halnya dengan 'Hindī' dapat dibatasi sebagai ragam bahasa Hindustan yang banyak menggunakan kosakata Sanskerta, sehingga hanya dapat ditulis dengan aksara Dēwanāgarī.[36]

Status resmi sunting

 
Bahasa Hindustan, dalam register standarnya, adalah salah satu bahasa resmi dari India (Hindi) dan bahasa resmi penuh Pakistan (Urdu).

Bahasa Hindi, laras bahasa Hindustan terbesar yang distandardisasi (dibakukan), disebut dalam Konstitusi India sebagai "bahasa resmi (राजभाषा, rājabhāṣā ) dari Persatuan" (Pasal 343 (1)) (Dalam hal ini, "Persatuan" berarti Pemerintah Federal dan bukan seluruh negara—India memiliki 23 bahasa resmi). Namun, pada saat yang sama, teks dalam undang-undang federal secara resmi menggunakan bahasa Inggris dan prosiding peradilan tingkat banding dan kasasi harus menggunakan bahasa Inggris. Di tingkat negara bagian, bahasa Hindi adalah salah satu bahasa resmi di 10 dari 29 negara bagian India dan tiga Wilayah Persatuan India (masing-masing Bihar, Chhattisgarh, Haryana, Himachal Pradesh, Jharkhand, Madhya Pradesh, Rajasthan, Uttarakhand, Uttar Pradesh, dan Benggala Barat; Kepulauan Andaman dan Nikobar, Dadra dan Nagar Haveli dan Delhi). Di negara bagian yang tersisa, bahasa Hindi bukan bahasa resmi. Di negara-negara bagian seperti Tamil Nadu dan Karnataka, bahasa Hindi tidak wajib diajarkan dalam kurikulum nasional. Namun, bahasa ini merupakan mata pelajaran pilihan atau sebagai bahasa kedua atau ketiga di negara bagian tersebut. Di sejumlah negara bagian lainnya, mempelajari bahasa Hindi biasanya wajib dalam kurikulum sekolah sebagai bahasa ketiga (dua bahasa pertama adalah bahasa resmi negara bagian dan bahasa Inggris), meskipun intensitas bahasa Hindi dalam kurikulum bervariasi.[37]

Bahasa Urdu, yang juga merupakan bagian dari standar laras utama bahasa Hindustan, juga merupakan salah satu bahasa yang diakui dalam Jadwal Kedelapan Konstitusi India dan merupakan bahasa resmi negara-negara bagian India: Bihar, Delhi, Jammu dan Kashmir, Telangana, Uttar Pradesh, dan Benggala Barat. Meskipun sekolah negeri di sebagian besar negara bagian lainnya menekankan bahasa Hindi standar, universitas-universitas di kota-kota seperti Lucknow, Aligarh, dan Hyderabad, bahasa Urdu diucapkan dan dipelajari, serta Saaf atau Khaalis Urdu dihormati setara dengan Shuddha Hindi.

Bahasa Urdu juga merupakan bahasa nasional Pakistan, yang membagi status resminya dengan bahasa Inggris. Meskipun bahasa Inggris dituturkan oleh banyak orang, dan bahasa Punjab adalah bahasa asli mayoritas penduduk, bahasa Urdu adalah basantara di negara ini.

Bahasa Hindustan adalah bahasa resmi Kemaharajaan Britania dan mirip dengan bahasa Hindi dan bahasa Urdu.[30][38][39] Setelah kemerdekaan India pada tahun 1947, Subkomite Hak-Hak Asasi merekomendasikan bahwa bahasa resmi India adalah Hindustan: "bahasa Hindustan, ditulis dalam aksara Dewanagari atau abjad Perso-Arab sesuai pilihan warga negara, akan, sebagai bahasa nasional, menjadi bahasa resmi pertama Persatuan." [40] Namun, rekomendasi ini tidak diadopsi oleh Majelis Konstituante.

Di luar Asia Selatan sunting

Selain menjadi basantara dari India Utara dan Pakistan di Asia Selatan, bahasa Hindustan juga digunakan oleh banyak orang di diaspora Asia Selatan dan keturunan mereka di seluruh dunia, termasuk Amerika Utara (di Kanada, misalnya, bahasa Hindustan adalah salah satu bahasa yang bertumbuh paling cepat[41]), Eropa, dan Timur Tengah .

Bahasa Hindi Fiji diturunkan dari kelompok penutur bahasa Hindustan dan digunakan secara luas oleh orang-orang Fiji yang merupakan keturunan India.

Bahasa Hindustan juga merupakan salah satu bahasa yang digunakan secara luas pada masa pemerintahan Inggris di Burma. Banyak warga Myanmar yang tua, terutama orang Anglo-India dan Anglo-Burma, masih memahaminya, meskipun tidak memiliki status resmi di negara itu sejak pemerintahan militer dimulai.

Bahasa Hindustan juga digunakan di negara-negara Dewan Kerjasama untuk Negara Arab di Teluk, tempat para pekerja migran dari berbagai negara tinggal dan bekerja selama beberapa tahun.

Kosakata sunting

Bahasa Hindustan memiliki 5.500 entri/lema yang diserap dari bahasa Persia dan Arab.[42]

Aksara sunting

 
"Surahi" dalam kaligrafi Samrup Rachna

Secara historis, bahasa Hindustan ditulis dalam aksara Kaithi, aksara Dewanagari, dan abjad Urdu.[23] Aksara Kaithi dan Dewanagari adalah dua dari aksara berumpun Brahmi yang berasal dari India, sedangkan abjad Urdu adalah turunan dari abjad Nastaʿlīq Persia, yang merupakan gaya kaligrafi yang banyak dipilih untuk bahasa Urdu.

Saat ini, bahasa Hindustan ditulis dalam abjad Nastaʿlīq di Pakistan. Di India, bahasa Hindi secara resmi ditulis dalam Dewanagari, dan Urdu dalam alfabet Nastaʿlīq, sejauh standar-standar ini sebagian ditentukan oleh aksara mereka.

Namun, dalam publikasi populer di India, bahasa Urdu juga ditulis dalam aksara Dewanagari, dengan sedikit variasi untuk membentuk aksara Dewanagari Urdu bersama aksara Dewanagari untuk Hindi.

Aksara Dewanagari
ə ɪ ʊ ɛː ɔː
क़ ख़ ग़
k q x ɡ ɣ ɡʱ ŋ
ज़ झ़
t͡ʃ t͡ʃʰ d͡ʒ z d͡ʒʱ ʒ ɲ
ड़ ढ़
ʈ ʈʰ ɖ ɽ ɖʱ ɽʱ ɳ
t d n
फ़
p f b m
j ɾ l ʋ
ʃ ʂ s ɦ
Abjad Urdu
Huruf Nama huruf Transkripsi IPA
ا alif - -
ب be b /b/
پ pe p /p/
ت te t /t/
ٹ ṭe /ʈ/
ث se s /s/
ج jim j /d͡ʒ/
چ che ch /t͡ʃ/
ح baṛī he h / h ~ ɦ /
خ khe kh /x/
د dāl d /d/
ڈ ḍāl /ɖ/
ذ zāl dh /z/
ر re r / r ~ ɾ /
ڑ ṛe /ɽ/
ز ze z /z/
ژ zhe zh /ʒ/
س sīn s /s/
ش shin sh /ʃ/
ص su'ād /s/
ض zu'ād /z/
ط to'e t /t/
ظ zo'e /z/
ع 'ain ' -
غ ghain gh /ɣ/
ف fe f /f/
ق qaf q /q/
ک kāf k /k/
گ gāf g /ɡ/
ل lām l /l/
م mīm m /m/
ن nūn n /n/
و vā'o v, o, atau ū /ʋ/, //, /ɔ/ atau //
ہ, ﮩ, ﮨ choṭī he h / h ~ ɦ /
ھ do chashmī he h /ʰ/ atau /ʱ/
ء hamzah ' /ʔ/
ی ye y, i /j/ atau //
ے baṛī ye ai atau e /ɛː/, atau //

Karena adanya Inggris-isasi di Asia Selatan dan penggunaan internasional dari alfabet Latin, bahasa Hindustan kadang-kadang ditulis dalam alfabet Latin. Adaptasi ini disebut bahasa Hindi atau Urdu Romanisasi, bergantung pada laras yang digunakan. Karena industri film Bollywood adalah pendukung utama alfabet Latin, penggunaan alfabet Latin untuk menulis dalam bahasa Hindi dan Urdu semakin meningkat di kalangan pengguna internet. Karena bahasa Urdu dan Hindi dapat dipahami satu sama lain ketika diucapkan, bahasa Hindi dan Urdu Romanisasi (tidak seperti Hindi Dewanagari ataupun Urdu Persia) juga dapat dipahami secara tertulis.

Bahasa Hindustan dan film India sunting

Industri film India yang dominan, Bollywood, yang berlokasi di Mumbai, Maharashtra, menggunakan bahasa Hindi, dialek Khariboli, bahasa Hindi Bombay, bahasa Urdu,[43] bahasa Awadhi, bahasa Rajasthan, bahasa Bhojpuri, dan Braj Bhasha, bersama dengan bahasa Punjab dan dengan penggunaan bahasa Inggris liberal atau Hinglish untuk dialog dan lirik jalur suaranya.

Judul film sering ditampilkan dalam tiga aksara: alfabet Latin, aksara Dewanagari, dan kadang-kadang abjad Perso-Arab. Penggunaan bahasa Urdu atau Hindi dalam film bergantung pada konteks film: film-film sejarah yang latarnya Kesultanan Delhi atau Kerajaan Mughal hampir seluruhnya dalam bahasa Urdu, sedangkan film-film yang didasarkan pada mitologi Hindu atau India kuno banyak menggunakan bahasa Hindi dengan kosakata bahasa Sanskerta.

Lihat pula sunting

Catatan kaki sunting

  1. ^ [Hindustānī] Error: [undefined] Error: {{Transl}}: missing language / script code (help): unrecognized language / script code: hin (help)
  2. ^ Hindūstānī [ˌɦɪndʊsˈtaːniː]

Referensi sunting

  1. ^ a b c Hindi di Ethnologue (22nd ed., 2019)
  2. ^ a b c Urdu di Ethnologue (22nd ed., 2019)
  3. ^ Takkar, Gaurav. "Short Term Programmes". punarbhava.in. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-24. Diakses tanggal 2019-07-26. 
  4. ^ "Fiji". 
  5. ^ The Central Hindi Directorate regulates the use of Devanagari and Hindi spelling in India. Source: Central Hindi Directorate: Introduction Diarsipkan 15 April 2010 di Wayback Machine.
  6. ^ "National Council for Promotion of Urdu Language". www.urducouncil.nic.in. 
  7. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Hindustani". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  8. ^ "About Hindi-Urdu". North Carolina State University. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2009. Diakses tanggal 2009-08-09. 
  9. ^ Mohammad Tahsin Siddiqi (1994), Hindustani-English code-mixing in modern literary texts, University of Wisconsin, ... Hindustani is the lingua franca of both India and Pakistan ... 
  10. ^ Lydia Mihelič Pulsipher; Alex Pulsipher; Holly M. Hapke (2005), World Regional Geography: Global Patterns, Local Lives, Macmillan, ISBN 978-0-7167-1904-5, ... By the time of British colonialism, Hindustani was the lingua franca of all of northern India and what is today Pakistan ... 
  11. ^ Robert E. Nunley; Severin M. Roberts; George W. Wubrick; Daniel L. Roy (1999), The Cultural Landscape an Introduction to Human Geography, Prentice Hall, ISBN 978-0-13-080180-7, ... Hindustani is the basis for both languages ... 
  12. ^ "Language Size". 
  13. ^ Kachru, Yamuna (2006). Hindi. John Benjamins Publishing. hlm. 2. ISBN 978-90-272-3812-2. 
  14. ^ Keith Brown; Sarah Ogilvie (2008), Concise Encyclopedia of Languages of the World, Elsevier, ISBN 978-0-08-087774-7, Apabhramsha seemed to be in a state of transition from Middle Indo-Aryan to the New Indo-Aryan stage. Some elements of Hindustani appear ... the distinct form of the lingua franca Hindustani appears in the writings of Amir Khusro (1253–1325), who called it Hindwi[.] 
  15. ^ Gat, Azar; Yakobson, Alexander (2013). Nations: The Long History and Deep Roots of Political Ethnicity and Nationalism. Cambridge University Press. hlm. 126. ISBN 978-1-107-00785-7. 
  16. ^ Zahir ud-Din Mohammad (2002-09-10), Thackston, Wheeler M., ed., The Baburnama: Memoirs of Babur, Prince and Emperor, Modern Library Classics, ISBN 978-0-375-76137-9, Note: Gurkānī is the Persianized form of the Mongolian word "kürügän" ("son-in-law"), the title given to the dynasty's founder after his marriage into Genghis Khan's family. 
  17. ^ B.F. Manz, "Tīmūr Lang", in Encyclopaedia of Islam, Online Edition, 2006
  18. ^ Encyclopædia Britannica, "Timurid Dynasty", Online Academic Edition, 2007. (Quotation: "Turkic dynasty descended from the conqueror Timur (Tamerlane), renowned for its brilliant revival of artistic and intellectual life in Iran and Central Asia. ... Trading and artistic communities were brought into the capital city of Herat, where a library was founded, and the capital became the centre of a renewed and artistically brilliant Persian culture.")
  19. ^ "Timurids". The Columbia Encyclopedia (edisi ke-Sixth). New York City: Columbia University. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 December 2006. Diakses tanggal 8 November 2006. 
  20. ^ Encyclopædia Britannica article: Consolidation & expansion of the Indo-Timurids, Online Edition, 2007.
  21. ^ Bennett, Clinton; Ramsey, Charles M. (2012). South Asian Sufis: Devotion, Deviation, and Destiny. A&C Black. hlm. 18. ISBN 978-1-4411-5127-8. 
  22. ^ Laet, Sigfried J. de Laet (1994). History of Humanity: From the seventh to the sixteenth century. UNESCO. hlm. 734. ISBN 978-92-3-102813-7. 
  23. ^ a b c Pollock, Sheldon (2003). Literary Cultures in History: Reconstructions from South Asia. University of California Press. hlm. 912. ISBN 978-0-520-22821-4. 
  24. ^ "Rekhta: Poetry in Mixed Language, The Emergence of Khari Boli Literature in North India" (PDF). Columbia University. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 28 March 2016. Diakses tanggal 23 April 2018. 
  25. ^ Nijhawan, S. (2016). Hindi, Urdu or Hindustani? Revisiting ‘National Language’ Debates through Radio Broadcasting in Late Colonial India. South Asia Research, 36(1), 80–97. DOI:10.1177/0262728015615486
  26. ^ Malik, M. K., & Sarwar, S. M. (2016). Named entity recognition system for postpositional languages: urdu as a case study. International Journal of Advanced Computer Science and Applications, 7(10), 141-147.
  27. ^ Khalid, Kanwal. "LAHORE DURING THE GHANAVID PERIOD."
  28. ^ Hindustani (2005). Keith Brown, ed. Encyclopedia of Language and Linguistics (edisi ke-2). Elsevier. ISBN 0-08-044299-4. 
  29. ^ Hurst, John Fletcher (1992). Indika, The country and People of India and Ceylon. Concept Publishing Company. hlm. 344. GGKEY:P8ZHWWKEKAJ. 
  30. ^ a b Coulmas, Florian (2003). Writing Systems: An Introduction to Their Linguistic Analysis. Cambridge University Press. hlm. 232. ISBN 978-0-521-78737-6. 
  31. ^ Bahri (13 February 1989). "Learners' Hindi-English Dictionary". dsalsrv02.uchicago.edu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-28. Diakses tanggal 2019-07-26. 
  32. ^ a b c d e f g h i j k l Ahmad, Rizwan (June 2011). "Urdu in Devanagari: Shifting orthographic practices and Muslim identity in Delhi". Language in Society. 40 (3): 259–284. doi:10.1017/S0047404511000182. ISSN 0047-4045. 
  33. ^ "The Origin and Growth of Urdu Language". Yaser Amri. Diakses tanggal 2007-01-08. 
  34. ^ a b c d Faruqi, Shamsur Rahman (2003), "A Long History of Urdu Literarature, Part 1", Literary cultures in history: reconstructions from South Asia, hlm. 806, ISBN 978-0-520-22821-4  in Pollock (2003).
  35. ^ A Grammar of the Hindoostanee Language, Chronicle Press, 1796, diakses tanggal 2007-01-08 
  36. ^ Grierson, vol. 9–1, p. 47.
  37. ^ Government of India: National Policy on Education Error in webarchive template: Check |url= value. Empty..
  38. ^ Lelyveld, David (1993). "Colonial Knowledge and the Fate of Hindustani". Comparative Studies in Society and History. 35 (4): 665–682. JSTOR 179178. 
  39. ^ Coward, Harold (2003). Indian Critiques of Gandhi. SUNY Press. hlm. 218. ISBN 978-0-7914-5910-2. 
  40. ^ "Hindi, not a national language: Court". The Hindu. 2010-01-25. 
  41. ^ "Census data shows Canada increasingly bilingual, linguistically diverse". 
  42. ^ Kuczkiewicz-Fraś, Agnieszka (2008). Perso-Arabic Loanwords in Hindustani. Kraków: Księgarnia Akademicka. hlm. x. ISBN 978-83-7188-161-9. 
  43. ^ "Decoding the Bollywood poster". National Science and Media Museum. 28 February 2013. 

Daftar pustaka sunting

  • Asher, R.E. (1994). Hindi. In Asher (Ed.) (pp. 1547–1549).
  • Asher, R.E. (Ed.). (1994). The Encyclopedia of language and linguistics. Oxford: Pergamon Press. ISBN 0-08-035943-4.
  • Bailey, Thomas G. (1950). Teach yourself Hindustani. London: English Universities Press.
  • Chatterji, Suniti K. (1960). Indo-Aryan and Hindi (rev. 2nd ed.). Calcutta: Firma K.L. Mukhopadhyay.
  • Dua, Hans R. (1992). Hindi-Urdu as a pluricentric language. In M.G. Clyne (Ed.), Pluricentric languages: Differing norms in different nations. Berlin: Mouton de Gruyter. ISBN 3-11-012855-1.
  • Dua, Hans R. (1994a). Hindustani. In Asher (Ed.) (pp. 1554).
  • Dua, Hans R. (1994b). Urdu. In Asher (Ed.) (pp. 4863–4864).
  • Rai, Amrit. (1984). A house divided: The origin and development of Hindi-Hindustani. Delhi: Oxford University Press. ISBN 0-19-561643-X.

Bacaan lanjutan

Pranala luar sunting