2 Raja-raja 18

(Dialihkan dari 2 Raja-raja 18:26)

2 Raja-raja 18 (atau II Raja-raja 18, disingkat 2Raj 18) adalah pasal kedelapan belas Kitab 2 Raja-raja dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Dalam Alkitab Ibrani termasuk Nabi-nabi Awal atau Nevi'im Rishonim [נביאים ראשונים] dalam bagian Nevi'im (נביאים; Nabi-nabi).[1] Pasal ini berisi riwayat pemerintahan Hizkia, raja ke-13 Yehuda, dan serangan Sanherib, raja Asyur, atas Kerajaan Yehuda.[2]

2 Raja-raja 18
Kitab Raja-raja (Kitab 1 & 2 Raja-raja) lengkap pada Kodeks Leningrad, dibuat tahun 1008.
KitabKitab 2 Raja-raja
KategoriNevi'im
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
12
  • Kisah yang dicatat di pasal ini menurut catatan sejarah terjadi sekitar tahun 729 - 700 SM.

Struktur

sunting

Ayat 1

sunting
Maka dalam tahun ketiga zaman Hosea bin Ela, raja Israel, Hizkia, anak Ahas raja Yehuda menjadi raja. (TB)[3]

Ayat 2

sunting
Ia berumur dua puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan dua puluh sembilan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Abi, anak Zakharia. (TB)[7]

Ayat 4

sunting
Dialah yang menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan yang meremukkan tugu-tugu berhala dan yang menebang tiang-tiang berhala dan yang menghancurkan ular tembaga yang dibuat Musa, sebab sampai pada masa itu orang Israel memang masih membakar korban bagi ular itu yang namanya disebut Nehustan. (TB)[11]

Ular tembaga itu dibuat Musa untuk menyelamatkan orang Israel dari pagutan ular yang dicatat dalam Kitab Bilangan pasal 21:9. Peristiwa itu dikutip oleh Yesus Kristus dalam Injil Yohanes pasal 3:

"Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia (Yesus) harus ditinggikan (=ditaruh pada sebuah tiang; disalibkan), supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal."[12]

Ayat 5

sunting
Ia percaya kepada TUHAN, Allah Israel, dan di antara semua raja-raja Yehuda, baik yang sesudah dia maupun yang sebelumnya, tidak ada lagi yang sama seperti dia. (TB)[13]

Raja Hizkia dianggap sebagai salah seorang raja terbesar Yehuda karena kepercayaan dan ketergantungannya pada Allah. Hizkia sangat mempercayai Allah, memelihara perintah-perintah Allah (ayat 2 Raja–raja 18:3–6), dan mendorong umat itu untuk meninggalkan dosa dan kembali kepada Allah (2 Tawarikh 30:6–9). Pada permulaan pemerintahannya ia memperbaiki dan menyucikan Bait Suci, memulihkan para imam dan suku Lewi kepada pelayanannya dan menegakkan perayaan Paskah kembali (2 Tawarikh 29:3; 2 Tawarikh 30:5). Dengan penuh semangat ia berusaha untuk membinasakan semua mezbah berhala dan bukit pengorbanan di Yehuda (ayat 2 Raja–raja 18:4). Lihat pasal-pasal 2 Raja–raja 19:1–20:21; 2 Tawarikh 29:1–32:33 dan Yesaya 36:1–39:8 untuk keterangan selanjutnya mengenai masa pemerintahan Hizkia.[14]

Ayat 9

sunting
Dalam tahun keempat zaman raja Hizkia--itulah tahun ketujuh zaman Hosea bin Ela, raja Israel--majulah Salmaneser, raja Asyur, menyerang Samaria dan mengepungnya. (TB)[15]

Ayat 10

sunting
Direbutlah itu sesudah lewat tiga tahun; dalam tahun keenam zaman Hizkia--itulah tahun kesembilan zaman Hosea, raja Israel--direbutlah Samaria. (TB)[17]

Ayat 13

sunting
 
Ukiran Lakhis, British Museum
Dalam tahun keempat belas zaman raja Hizkia majulah Sanherib, raja Asyur, menyerang segala kota berkubu negeri Yehuda, lalu merebutnya. (TB)[21]

Ayat 17

sunting
Sesudah itu raja Asyur mengirim panglima, kepala istana dan juru minuman agung dari Lakhis kepada raja Hizkia di Yerusalem disertai suatu tentara yang besar. Mereka maju dan sampai ke Yerusalem. Setelah mereka maju dan sampai di situ, mereka mengambil tempat dekat saluran kolam atas yang di jalan raja pada Padang Tukang Penatu. (TB)[23]

Ayat 18

sunting
Dan ketika mereka memanggil-manggil kepada raja, keluarlah mendapatkan mereka Elyakim bin Hilkia, kepala istana, dan Sebna, panitera negara, serta Yoah bin Asaf, bendahara negara. (TB)[24]

Ayat 26

sunting
Lalu berkatalah Elyakim bin Hilkia, Sebna dan Yoah kepada juru minuman agung: "Silakan berbicara dalam bahasa Aram kepada hamba-hambamu ini, sebab kami mengerti; tetapi janganlah berbicara dengan kami dalam bahasa Yehuda sambil didengar oleh rakyat yang ada di atas tembok.". (TB)[25]

Ayat 28

sunting
Kemudian berdirilah juru minuman agung dan berserulah ia dengan suara nyaring dalam bahasa Yehuda. Ia berkata: "Dengarlah perkataan raja agung, raja Asyur!" (TB)[26]

Arkeologi

sunting
  • "Ahas": Sebuah segel abad ke-8 SM dari tanah liat yang disebut bulla milik raja Ahas telah diketemukan. Berukuran 0.4 inci, di segel tersebut tertera tulisan: "Milik Ahas, anak Yotam, raja Yehuda".[27]
  • "Hizkia": Ditemukan segel bertuliskan Hizkia dan abdi-abdinya.
 
"Inskripsi Sebna" pada palang pintu makam "Sebna-yahu", sekarang di British Museum[28]

Ilustrasi

sunting

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
  2. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  3. ^ 2 Raja–raja 18:1 - Sabda.org
  4. ^ a b c d Thiele, Edwin R., The Mysterious Numbers of the Hebrew Kings, (1st ed.; New York: Macmillan, 1951; 2d ed.; Grand Rapids: Eerdmans, 1965; 3rd ed.; Grand Rapids: Zondervan/Kregel, 1983). ISBN 0-8254-3825-X, 9780825438257
  5. ^ a b c McFall 1991, no. 51.
  6. ^ a b McFall 1991, no. 48.
  7. ^ 2 Raja–raja 18:2 - Sabda.org
  8. ^ F. D. Kidner, “Review of Edwin R. Thiele, The Mysterious Numbers of the Hebrew Kings,” Churchman 8 (1967) 68; Horn, “The Chronology of King Hezekiah’s Reign,” pp. 40-52; and Gleason L. Archer, Jr., “Review of Edwin R. Thiele, The Mysterious Numbers of the Hebrew Kings,” Christianity Today, April 15, 1966, pp. 34-36.
  9. ^ Owen C. Whitehouse, Isaiah I-XXXIX The New Century Bible (New York: Oxford University Press, 1905), p. 23, and George W. Wade, The Book of the Prophet Isaiah (London: Methuen & Co., 1911), p. xlii. Karya-karya ini dicatat oleh Horn dalam “The Chronology of King Hezekiah’s reign,” p. 49 n. 15.
  10. ^ 2 Tawarikh 29:1
  11. ^ 2 Raja–raja 18:4 - Sabda.org
  12. ^ Yohanes 3:14-15
  13. ^ 2 Raja–raja 18:5 - Sabda.org
  14. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  15. ^ 2 Raja–raja 18:9
  16. ^ a b McFall 1991, no. 52.
  17. ^ 2 Raja–raja 18:10 - Sabda.org
  18. ^ Thiele 1951, hlm. 163-64.
  19. ^ McFall 1991, no. 53.
  20. ^ Tawarikh Nabonassar sampai Shamash-shum-ukin kolom 1, baris 27-28.
  21. ^ 2 Raja–raja 18:13 - Sabda.org
  22. ^ a b McFall 1991, no. 55.
  23. ^ 2 Raja–raja 18:17 - Sabda.org
  24. ^ 2 Raja–raja 18:18 - Sabda.org
  25. ^ 2 Raja–raja 18:26 - Sabda.org
  26. ^ 2 Raja–raja 18:28 - Sabda.org
  27. ^ http://theosophical.wordpress.com/2011/08/12/biblical-archaeology-14-ahaz-bulla/
  28. ^ a b "The Shebna Inscription / The Royal Steward Inscription" - British Museum Collection
  29. ^ Royal Steward Inscription, from Silwan, near Jerusalem, 7th century BC Diarsipkan 2018-11-15 di Wayback Machine. ("Inskripsi Kepala Istana, dari Silwan, dekat Yerusalem, abad ke-7 SM")
  30. ^ "Ancient Jerusalem's Funerary Customs and Tombs: Part Two, L. Y. Rahmani, The Biblical Archaeologist, Vol. 44, No. 4 (Autumn, 1981), pp. 229-235.
  31. ^ "Jewish History". Cojs.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-04. Diakses tanggal 2012-10-03. 

Pustaka

sunting

Pranala luar

sunting