Stasiun Sudimara

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Sudimara (SDM) adalah stasiun kereta api kelas II yang terletak di Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan dengan 17 km sebelah barat dari Tanah Abang. Stasiun yang terletak pada ketinggian +40 meter ini hanya melayani KRL Commuter Line saja.

Stasiun Sudimara
KAI Commuter
R06

Tampak depan Stasiun Sudimara, 2024
Lokasi
Koordinat6°17′57″S 106°43′1″E / 6.29917°S 106.71694°E / -6.29917; 106.71694
Ketinggian+40 m
Operator
Otoritas transitBadan Pengelola Transportasi Jabodetabek
Letak
km 24+224 lintas BataviaTanah AbangRangkasbitungMerak[1]
Jumlah peron3 (dua peron sisi dan satu peron pulau yang sama-sama tinggi)
Jumlah jalur3 (jalur 1 dan 2: sepur lurus)
LayananKRL Commuter Line
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiII[2]
Sejarah
Dibuka1899
Elektrifikasi1992-1994
Nama sebelumnyaHalte Soedimara
Perusahaan awalStaatsspoorwegen
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Jurangmangu Commuter Line Rangkasbitung
Tanah Abang–Rangkasbitung
Rawa Buntu
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sejarah

sunting

Agar mobilitas penumpang dari Batavia menuju Rangkasbitung hingga kawasan Banten semakin lancar, maka pada tahun 1890-an perusahaan Staatsspoorwegen membangun sebuah jalur kereta api beserta stasiun-stasiunnya yang menghubungkan daerah Rangkasbitung hingga Tanah Abang. Proyek ini pun selesai pada tahun 1899, dan langsung dijalankan KA reguler yang melayani rute tersebut.[3][4]

Bangunan dan tata letak

sunting

Stasiun ini hanya memiliki 3 jalur, dengan jalur 1 sebagai sepur lurus, jalur 2 sebagai sepur belok yang digunakan untuk lalu-lalang maupun persilangan, serta jalur 3 digunakan untuk penyusulan KA. Sejak pengoperasian jalur ganda di jalur Green Line per 4 Juli 2007, tata letak stasiun ini dirombak dengan menambahkan jalur 2 sebagai sepur lurus baru.[5] Bangunan lama stasiun ini yang merupakan peninggalan Staatsspoorwegen masih tetap dipertahankan dan ruangan Pengatur Perjalanan Kereta Api yang juga merupakan bagian dari bangunan lama stasiun ini pun masih dipakai hingga sekarang.

Pada tahun 2021, Pemerintah Kota Tangerang Selatan menetapkan stasiun ini, bersama dengan Stasiun Rawa Buntu, Daan Mogot, PTPN Cilenggang, dan Makam Raden Papak sebagai calon cagar budaya baru.[6]

Sejak dihapusnya layanan Kereta api Rangkas Jaya dan Kereta api Kalimaya pada tahun 2017, jalur 3 sudah jarang dipakai disebabkan tidak adanya lagi aktivitas penyusulan KRL oleh kereta api tersebut. Namun, jalur 3 stasiun ini masih sesekali digunakan sebagai tempat menyimpan atau stabling mesin pecok yang digunakan untuk merawat kondisi rel.

Stasiun ini memiliki underpass bersamaan dengan Stasiun Pondok Ranji, sehingga penumpang tidak perlu lagi menyeberangi rel secara langsung demi keselamatan.[7]

 

  R06  

G Bangunan utama stasiun
P

Lantai peron

Peron sisi
Jalur 1 ← (Rawa Buntu)      Commuter Line Rangkasbitung menuju Rangkasbitung/Tigaraksa/Serpong
Jalur 2      Commuter Line Rangkasbitung menuju Tanah Abang (Jurangmangu) →
Peron pulau
Jalur 3      Commuter Line Rangkasbitung menuju Tanah Abang (Jurangmangu) →
G Bangunan utama stasiun

Layanan kereta api

sunting
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
  Commuter Line Rangkasbitung Tanah Abang Rangkasbitung

Insiden

sunting

Pada 19 Oktober 1987, terjadi sebuah kecelakaan kereta api antara KA lokal bernomor 225 relasi Rangkasbitung–Kota yang ditarik oleh lokomotif BB306 16 dengan KA Patas Merak bernomor 220 relasi Tanah Abang–Merak yang ditarik oleh lokomotif BB303 16, peristiwa ini pun dikenal sebagai Tragedi Bintaro 1. Peristiwa tabrakan yang menewaskan lebih dari 100 korban jiwa ini terjadi di antara Stasiun Kebayoran dan Stasiun Sudimara, PPKA Stasiun Sudimara pun diindikasikan ikut terlibat dalam peristiwa ini.[8]

Pada 5 Desember 2021, pukul 12.30 WIB, sebuah KLB KRL JR 205-144F yang hendak parkir di jalur 3 stasiun ini, tiba-tiba mengalami anjlok setelah melewati wesel dan perlintasan sebidang. Akibat hal ini, perjalanan KRL mengalami gangguan, dan jalan di perlintasan sebidang tidak bisa dilewati oleh kendaraan karena terhalang rangkaian KRL yang anjlok.[9]

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ "ZWP - Haltestempels Ned.Indië". studiegroep-zwp.nl. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-22. Diakses tanggal 2022-10-22. 
  4. ^ Oegema, J.J.G. (1982). De Stoomtractie op Java en Sumatra. Antwerpen: Kluwer Technische Boeken B.V. 
  5. ^ "SBY Resmikan Stasiun Serpong, Lalu Lintas KA Tetap Normal". detikcom. 2007-07-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-13. Diakses tanggal 2017-10-18. 
  6. ^ developer, mediaindonesia com. "Tangsel Rencanakan Penataan 62 Objek Cagar Budaya". mediaindonesia.com. Diakses tanggal 2024-11-11. 
  7. ^ Nailufar, Nibras Nada (7 Agustus 2017). "'Underpass' di Stasiun Sudimara dan Pondok Ranji Mulai Dioperasikan". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-03. Diakses tanggal 19 Oktober 2017. 
  8. ^ "Peristiwa Luarbiasa Hebat Bintaro (Versi PJKA) – RODA SAYAP". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-29. Diakses tanggal 2022-10-26. 
  9. ^ "6 Fakta KRL Anjlok Dekat Stasiun Sudimara". detikcom. 2021-12-05. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-26. Diakses tanggal 2022-10-26. 
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Rawa Buntu
menuju Merak
Merak–Tanah Abang–Kampung Bandan Jurangmangu