Tarekat Syattariyah

salah satu tarekat dalam Islam
(Dialihkan dari Satariyah)

Tarekat Syattariyah[1][2] adalah aliran tarekat yang pertama kali muncul di India pada abad ke-15. Tarekat ini dinisbahkan kepada tokoh yang memopulerkan dan berjasa mengembangkannya, Abdullah Syattar.[3][4][5][6]

Awalnya tarekat ini lebih dikenal di Iran dan Transoxiana (Asia Tengah) dengan nama Isyqiyah. Sedangkan di wilayah Turki Usmani, tarekat ini disebut Bistamiyah.[7][8]

Cirebon sunting

Tarekat Syatariyah di Cirebon berkembang pesat melalui Para Bangsawan Keraton dilingkungan keraton. Para bangsawan ini kemudian meninggalkan keraton dan mendirikan pesantren-pesantren di sekitar wilayah Cirebon, hal ini mereka lakukan karena kebencian mereka terhadap penjajah yang pada saat itu telah menguasai seluruh keraton di Cirebon (Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman). Pusat-pusat Tarekat Syatariyah di Cirebon pada saat itu (masa Kolonial abad ke 17-19) yang bermula di Keraton Cirebon kemudian beralih ke pesantren-pesantren yang berada di wilayah Cirebon [9] seperti Pesantren Al-Jauhriyah, Pesantren Kempek, Pesantren Buntet, Pesantren Darul Hikam, dan lain-lain. Jejak-jejak peninggalan Tarekat Syatariyah yang berkembang di Keraton Cirebon masih bisa dilihat dari Naskah Cirebon yang hingga kini masih terawat.[10] Di antara Naskah Cirebon yang memuat ajaran Tarekat Syatariyah ini adalah Naskah Cirebon yang berjudul Tarekat Syatariyah Ratu Raja Fatimah Sami, Tarekat Syatariyah Pangeran Raja Abdullah Ernawa, Tarekat Syatariyah Pangeran Raja Wikantadirja, dan lain-lain.

India dan Pakistan sunting

Tarekat sufi Qadiriyah-Syattariyah (Qadri Shattari) adalah salah satu cabang dari tarekat Syattariyah yang banyak diikuti di India dan Pakistan.[1] Para sufi penting dari tarekat ini antara lain Muhammad Ghauts (Gaus-e-Gwaliori),[11] Hasyim Peer Dastagir,[12][13] dan Sarmast Ali Shah Qalandar.[14] Para sufi terkenal lainnya termasuk Maulana Muhammad Siddique Sahab, Gani Qadri Shattari, dan Wali Qadri Shattari. Pemimpin tarekat ini saat ini adalah Sayyad Mushtaq Husain Ali Mast Qadri Shattari.[1]

Galeri sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b c "Introduction To Qadri shattari silsila". qadrishattari.xyz. Diakses tanggal 2020-09-04. 
  2. ^ Chopra, Pran Nath; Puri, Baij Nath; Das, Manmath Nath (1974). A Social, Cultural, and Economic History of India (dalam bahasa Inggris). Macmillan India. ISBN 978-0-333-90049-9. 
  3. ^ Asimov, M. S.; Bosworth, C. E. (1998-01-01). Volume IV: The Age of Achievement A.D. 750 to the End of the Fifteenth Century (dalam bahasa Inggris). UNESCO. ISBN 978-92-3-103467-1. 
  4. ^ The Oxford Dictionary of Islam (dalam bahasa Inggris). Oxford University Press. ISBN 978-0-19-512559-7. 
  5. ^ Sharma, Suresh K.; Sharma, Usha (2004). Cultural and Religious Heritage of India: Islam (dalam bahasa Inggris). Mittal Publications. ISBN 978-81-7099-960-7. 
  6. ^ Lindquist, Steven E. (2013-12-01). Religion and Identity in South Asia and Beyond: Essays in Honor of Patrick Olivelle (dalam bahasa Inggris). Anthem Press. ISBN 978-1-78308-067-0. 
  7. ^ Medieval India Quarterly (dalam bahasa Inggris). Department of History, Aligarh Muslim University. 1950. 
  8. ^ Awan, Muhammad Tariq (1994). History of India and Pakistan (dalam bahasa Inggris). Ferozsons. ISBN 978-969-0-10035-1. 
  9. ^ Unknown. "Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati Cirebon Jl. Gerilyawan No. 04 Kota Cirebon". 
  10. ^ Cirebon, Pengurus Naskah. "Muludan, Sekaten, Pelal, dan Panjang Jimat". 
  11. ^ Burman, J. J. Roy (2002). Hindu-Muslim Syncretic Shrines and Communities (dalam bahasa Inggris). Mittal Publications. ISBN 978-81-7099-839-6. 
  12. ^ Eaton, Richard Maxwell (2015-03-08). The Sufis of Bijapur, 1300-1700: Social Roles of Sufis in Medieval India (dalam bahasa Inggris). Princeton University Press. ISBN 978-1-4008-6815-5. 
  13. ^ Correspondent, Staff (2016-06-12). "Urs of Hazrat Hashimpeer today". The Hindu (dalam bahasa Inggris). ISSN 0971-751X. Diakses tanggal 2021-04-21. 
  14. ^ "Welcome To Qadri shattari silsila". Diakses tanggal 2020-09-04.