Rumpun bahasa Lampung

rumpun bahasa Sumatra Selatan

Rumpun bahasa Lampung atau Lampung-Komering adalah sebuah keluarga bahasa atau kelompok dialek dari Rumpun bahasa Austronesia dengan jumlah penutur jati sekitar 1,75 juta, yang dituturkan oleh kalangan suku Lampung di Provinsi Lampung serta sub-suku Lampung Cikoneng di Provinsi Banten, dan suku Komering di Provinsi Sumatera Selatan. Terdapat 3 ragam bahasa dalam Rumpun bahasa Lampungik, yakni bahasa Lampung Api atau disebut Pesisir atau dialek A, bahasa Lampung Nyo atau disebut Abung atau dialek O, dan bahasa Komering. Ragam terakhir terkadang dianggap sebagai bagian dari bahasa Lampung Api dikarenakan banyaknya kemiripan serta persamaan beberapa kosakata.

Lampungik
Lampung-Komering
Lampung
Wilayah
Etnis
Penutur
Bentuk awal
Kode bahasa
ISO 639-3
LINGUIST List
LINGUIST list sudah tidak beroperasi lagi
lamp
Glottologlamp1241[1]
Lokasi penuturan
Peta rumpun bahasa Lampung-Komering di Sumatra bagian selatan:
Lampung Api
Lampung Nyo
Komering
Artikel ini mengandung simbol fonetik IPA. Tanpa bantuan render yang baik, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode. Untuk pengenalan mengenai simbol IPA, lihat Bantuan:IPA.
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Klasifikasi

Hubungan eksternal

Rumpun bahasa Lampungik merupakan cabang atau bagian dari Melayu-Polinesia, walaupun posisi tepatnya dalam Melayu-Polinesia sulit ditentukan. Kontak bahasa selama berabad-abad telah mengaburkan batas antara bahasa Lampung beserta rumpunnya dengan bahasa Melayu,[3][4][5] sehingga keduanya sempat digolongkan ke dalam subkelompok yang sama dalam kajian-kajian lama, seperti misalnya dalam klasifikasi linguis Isidore Dyen pada 1965, yang menempatkan kelompok bahasa Lampungik ke dalam "Malayic Hesion" bersama rumpun bahasa Melayik yang mencakup bahasa Melayu, Minangkabau, dan Kerinci, Aceh, dan Madura.[6]

Linguis Berndt Nothofer (1985) memisahkan rumpun bahasa Lampung dari kelompok Melayik versi Dyen, tetapi masih memasukkannya ke dalam "Javo-Sumatra Hesion" bersama bahasa-bahasa Melayik, Sunda, Madura, dan dengan tingkat kekerabatan yang lebih jauh dengan bahasa Jawa.[7] Malcolm Ross (1995) menempatkan Lampung ke dalam kelompoknya independen yang tidak terkait bahasa manapun dalam Melayu-Polinesia.[8] Penggolongan ini diikuti oleh Karl Adelaar (2005), yang tidak memasukkan Keluarga bahasa Lampung ke dalam kelompok Melayu-Sumbawa yang ia usulkan—kelompok ini meliputi bahasa Sunda, Madura, dan cabang Malayo-Chamik-BSS (Bali-Sasak-Sumbawa) yang mencakup Melayik,[a] Chamik, dan Bali-Sasak-Sumbawa.[4][9]

Lihat pula

Keterangan

  1. ^ Istilah "Melayik" atau Malayic dalam bahasa Inggris telah berulang kali didefinisikan secara berbeda oleh beberapa ahli bahasa. Melayik versi Adelaar kira-kira berpadanan dengan "Malayan" versi Dyen.

Referensi

Sitiran

  1. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Lampungik". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  2. ^ Aliana (1986), hlm. 39.
  3. ^ Walker (1976), hlm. 1.
  4. ^ a b Anderbeck (2007), hlm. 7–8.
  5. ^ Smith (2017), hlm. 459.
  6. ^ Dyen (1965), hlm. 26.
  7. ^ Nothofer (1985), hlm. 298.
  8. ^ Ross (1995), hlm. 75, 78.
  9. ^ Adelaar (2005), hlm. 358.

Daftar pustaka

Pranala luar