Suku Komering
Artikel ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia. Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel ini akan dihapus. |
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Suku Kumoring atau Komering (Surat Ulu: ꤼꥈꤰꥈ ꤰꥋꤸꥉꤽꥇꥏ, Jawi: سوكو كومريڠ) adalah salah satu suku bangsa pribumi Sumatra Selatan yang mendiami sepanjang aliran sungai Komering.
Jolma Kumoring Jelma Komering | |
---|---|
Berkas:Midang Bebuke Komering Kayuagung.jpg Para muda-mudi melakukan pawai memakai baju adat Komering | |
Jumlah populasi | |
± 470.000 | |
Daerah dengan populasi signifikan | |
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Kabupaten Ogan Komering Ilir Kabupaten Ogan Komering Ulu | |
Bahasa | |
Bahasa Komering • Bahasa Indonesia | |
Agama | |
Mayoritas Islam | |
Etnis terkait | |
Melayu • Lampung |
Beberapa pendapat mengatakan[Menurut siapa?] bahwa Suku Komering berasal dari Kepaksian Sekala Brak kuno yang telah lama bermigrasi ke dataran Sumatra Selatan pada sekitar sebelum abad ke-7 dan telah menjadi beberapa kebuayan atau marga[butuh rujukan]
Etimologi
Nama Komering diambil dari nama Way atau Sungai di dataran Sumatra Selatan yang menandai daerah kekuasaan Komering.Sebagaimana juga ditulis Zawawi Kamil (Menggali Babad & Sedjarah Lampung) disebutkan dalam sajak dialek Komering/Minanga:[catatan 1]
“ | "Adat lembaga sai ti pakaisa buasal jak Belasa Kapampang, Sajaman rik tanoh Pagaruyung pemerintah Bundo Kandung, Cakak di Gunung Pesagi rogoh di Sekala Berak, Sangon kok turun temurun jak ninik puyang paija, Cambai urai ti usung dilom adat pusako". | ” |
Persebaran
Suku Komering mayoritas terdapat sebagian besar berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir (57 %), di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (59%) dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (55 %), sisanya berada di Kota Palembang (10 %).
Catatan
- ^ Terjemahan kutipan kedalam bahasa Indonesia:
“ "Adat Lembaga yang digunakan ini berasal dari Belasa Kepampang (Nangka Bercabang, Sezaman dengan ranah Pagaruyung pemerintah Bundo Kandung (abad 12) di Minangkabau, Naik di Gunung Pesagi turun di Sekala Berak, Memang sudah turun temurun dari nenek moyang dahulu, Sirih pinang dibawa di dalam adat pusaka, Kalau tidak pandai tata tertib tanda tidak berbangsa. ”