Penderitaan (Buddhisme)

Konsep penderitaan dalam Buddhisme

Penderitaan, duka, dukkha (bahasa Pali), atau duḥkha (bahasa Sanskerta) merupakan istilah dalam Buddhisme yang juga dikenal sebagai ketidakpuasan, kesedihan, kemalangan dan keputus-asaan. Secara harafiah, penderitaan berarti sulit bertahan atau sulit ditahan. Menghentikan penderitaan merupakan tujuan utama ajaran Buddha.

Duka merupakan satu dari trilaksana (tiga karakteristik keberadaan), dua yang lainnya adalah tanpa-atma (anatta) dan ketidakkekalan (anicca).[1]

Pañcakkhandha

sunting

Kelahiran adalah penderitaan; menjadi tua adalah penderitaan; penyakit adalah penderitaan; kematian adalah penderitaan; kesedihan, ratap tangis, rasa sakit, kesengsaraan (ketidaksenangan) dan keputusasaan adalah penderitaan; tidak memperoleh apa yang diinginkan adalah penderitaan. Dengan kata lain Lima kelompok kehidupan (Pancakhandha) yang dipengaruhi kemelekatan adalah penderitaan (dukkha).

— Samyutta Nikaya 56.11

Referensi

sunting
  1. ^ Richard Gombrich (2006). Theravada Buddhism. Routledge. hlm. 47. ISBN 978-1-134-90352-8. All phenomenal existence [in Buddhism] is said to have three interlocking characteristics: impermanence, dukkha and lack of soul, that is, something that does not change. 

Lihat pula

sunting