Momo (bahasa Nepali: मम; Newar: ममचा, मम:; Tibet: མོག་མོག་Wylie: mog mog; Hanzi sederhana: 馍馍; Hanzi tradisional: 饃饃; Pinyin: mómo[1]) adalah dumpling khas Asia Selatan yang dapat ditemukan di Tibet, Nepal, Bhutan, negara bagian Sikkim dan Distrik Darjeeling di India. Hidangan ini serupa dengan baozi dan jiaozi khas Tiongkok, buuz khas Mongolian, gyoza khas Jepang dan mandu khas Korea.

Momo म:म
Penyajian umum momo, dengan saus wijen kuning serta saus cabai merah dan bawang.
SajianHidangan pembuka
Tempat asalAsia Selatan
DaerahNepal, Tibet, Bhutan, juga negara bagian Sikkim dan Distrik Darjeeling di India
Dibuat olehDiaspora Tibet di Asia Selatan atau saudagar Newar
Bahan utamaAdonan campuran tepung terigu dan air; isian berupa daging, sayuran atau keju
Energi makanan
(per porsi )
kkal (29 kJ)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sejarah

sunting

Hidangan ini dipercaya berasal dari Tibet dan sejak itu menyebar ke negara-negara tetangga seiring dengan perantauan Tibet. Dikarenakan populer di antara masyarakat Newar di lembah Kathmandu, salah satu perkiraan yang umum[2] adalah saudagar Newar membawa resep dan nama "momo" dari Tibet, yaitu tempat saudagar Newar berdagang. Mereka mengubah bumbu dari hidangan tersebut dengan bahan-bahan yang tersedia, seperti daging kerbau, dan mempertahankan namanya.

Penjelasan

sunting

Momo adalah sejenis pangsit kukus dengan isian. Momo telah menjadi hidangan tradisional di Nepal, Tibet, dan masyarakat Nepal atau Tibet yang menetap di Bhutan, juga negara bagian Sikkim dan Distrik Darjeeling di India. Hidangan ini juga merupakan makanan cepat saji paling populer di Nepal. Momo juga menyebar ke negara-negara lain seperti Amerika Serikat (di tempat-tempat tertentu), Inggris Raya, dan India.

Pembuatan

sunting
 
Sepiring momo
 
Wanita yang sedang membuat momo

Adonan yang umumnya terbuat dari campuran tepung terigu dan air sering dipakai sebagai kulit. Terkadang, sedikit ragi atau soda kue ditambahkan ke dalam adonan untuk menambahkan tekstur pada produk akhir. Mononatrium glutamat (MSG) juga ditambahkan untuk memperkuat rasa.

Secara tradisional, momo diisi dengan daging giling, namun selama beberapa tahun terakhir, isian telah berubah menjadi lebih kompleks. Saat ini, momo umumnya memiliki isian berupa kombinasi antara daging giling, sayuran, tahu, keju paneer, keju chhurpi lembek serta kombinasi antara sayuran dan daging.

Adonan ini diuleni menjadi berbentuk lingkaran kecil dan dipipihkan. Setelah diisi adonan kemudian dibungkus seperti kantung atau dilipat berbentuk bulan sabit. Umumnya daging yang berlemak digunakan karena menghasilkan dumpling yang memiliki cita rasa lebih. Sedikit minyak biasanya ditambahkan pada daging giling yang tidak berlemak untuk menjaga isian tetap lembap. Dumpling kemudian dimasak dengan cara dikukus di atas kuah sup (kuah berbahan dasar daging/tulang atau sayuran) dalam panci pengukus khusus bernama mucktoo. Momo juga dapat digoreng setelah dikukus.

Variasi

sunting

Terdapat dua jenis dari momo, yaitu kukus dan goreng. Momo biasanya disajikan dengan saus (umumnya disebut chutney/achhar[3]), yang berbahan dasar tomat. Momo dalam sup terdiri dari momo yang telah dikukus dan disuguhkan dalam sup daging. Momo goreng umumnya disebut sebagai kothey momo. Momo yang dikukus dan disajikan dengan kuah pedas disebut sebagai C-momo. Ada pula beberapa jenis momo khas Tibet, seperti tingmo dan thaipo.

Galeri

sunting

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Jīn Péng 金鹏 (ed.): Zàngyǔ jiǎnzhì 藏语简志. Mínzú chūbǎnshè 民族出版社, Beijing 1983, p. 31. This is not the same as dumpling.
  2. ^ Sijapati, Alisha (17 September 2016). "A Juicy Love Affair". Diakses tanggal 30 November 2016 – via The Kathmandu Post. 
  3. ^ Williams, James. "Momos Chutney Recipe". ReciPickr.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-08. Diakses tanggal 2016-11-29. 

Pranala luar

sunting