Mikoyan-Gurevich MiG-17

Mikoyan-Gurevich MiG-17 (bahasa Rusia: Микоян и Гуревич МиГ-17) (kode NATO "Fresco") adalah pesawat tempur jet Uni Sovyet yang aktif sejak tahun 1952. Pesawat ini menrupakan pengembangan lebih lanjut dari MiG-15. Tercatat Indonesia pernah memiliki pesawat jenis ini pada era 1960-an. Pesawat ini umumnya digunakan di negara-negara Pakta Warsawa, Afrika, dan Asia.

Mikoyan-Gurevich MiG-17
MiG-17 milik Angkatan Udara Polandia yang telah direstorasi
TipeMiG-17
Terbang perdana14 Januari 1950
DiperkenalkanOktober 1952
StatusPensiun
Pengguna utamaSoviet Air Force
Jumlah produksi10,649
Acuan dasarMikoyan-Gurevich MiG-15
MiG-17F di Pangkalan Udara Scott, Illinois.

Produksi berlisensi juga dilakukan di Jerman Timur, Polandia (PZL-Mielec Lim-6) dan Tiongkok (Shenyang J-5). Angkatan Udara Amerika Serikat memberi nama “Type-38” dan NATP “Fresco”.

Pengembangan

sunting

Desain MiG-17 secara umum didasarkan pada pesawat tempur buatan Mikoyan-Gurevich yang sukses sebelumnya, MiG-15. Fitur utama yang diperlihatkan adalah sayapnya yang tertekuk 45 derajat di dekat bodi pesawat dan 42 derajat pada sayap bagian luar. Perbedaan mencolok dengan pesawat pendahulunya adalah adanya tiga “pagar” di setiap sayapnya, sementara MiG-15 punya dua, dan sebuah sirip ventral tambahan. MiG-17 mempunyai mesin Klimov VK-1 yang sama dengan MiG-15 dan konstruksi lainnya sama dengan MiG-15. Purwarupa pertama yang diberi kode “SI” diterbangkan pertama kali pada 14 Januari 1950, dipiloti oleh Ivan Ivashchenko.

Walaupun purwarupa pertamanya mengalami kecelakaan pada 17 Maret 1950, ujicoba terhadap purwarupa “SI-2” dan pesawat seri eksperimental “SI-02” dan “SI-01” tetap dilakukan pada 1951, yang secara umum berhasil. Akhirnya pada 1 September 1951, pesawat ini mulai diproduksi massal. Diperkirakan dengan mesin yang sama dengan MiG-15, MiG-17 dapat mencapai kecepatan 400–500 km/jam, dan pesawat ini memiliki manuverabilitas yang lebih baik pada altitude tinggi.

Produksi serial pesawat ini dimulai pada Agustus 1951. Selama masa produksi, pesawat ini dimodifikasi dan dikembangkan beberapa kali. MiG-17 awal dibuat sebagai pesawat tempur serba guna dengan pengoperasian siang hari, memiliki persenjataan tiga senapan. Pesawat ini juga dapat digunakan sebagai pesawat tempur-bomber, tetapi daya angkut bom-nya relatif kecil jika dibandingkan dengan pesawat lain saat itu, dan biasanya membawa tangki bahan bakar tambahan selain bom.

Purwarupa varian ke dua, “SP2”, adalah pesawat interseptor yang dilengkapi dengan sebuah radar. Segera beberapa pesawat tempur segala cuaca MiG-17P diproduksi dengan radar Izumrud dan air intake bagian depan dimodifikasi. Pada musim semi 1953 pesawat tempur siang MiG-17F masuk ke fase produksi. MiG-17F dilengkapi mesin VK-1F dengan sebuah afterburner, yang meningkatkan performanya dan menjadi varian terpopuler MiG-17. Varian lain yang masuk produksi massal adalah MiG-17PF yang dilengkapi dengan sebuah afterburner dan radar. Pada 1956 sejumlah kecil pesawat (47 pesawat) dikonversi menjadi MiG-17PM (yang juga dikenal sebagai PFU) yang dilengkapi dengan empat misil udara-ke-udara Kaliningrad K-5 generasi pertama. Sejumlah pesawat intai MiG-17R juga dibuat dengan mesin VK-1F (kemudian diuji dengan mesin VK-5F).

Beberapa ribu MiG-17 dengan berbagai varian dibuat pada 1958.

Desain

sunting

Pesawat varian tempur siang (MiG-17, MiG-17F) dipersenjatai dengan dua senapan 23mm NR-23 dan satu senapan 37mm N-37, yang dipasang di bawah air intake. Tempat pemasangan senjata ini dapat dengan mudah dilepas untuk perawatan. Untuk varian yang dilengkapi dengan radar (MiG-17P, MiG-17PF), senapan N-37 diganti dengan NR-23 untuk mengkompensasi berat radar yang dibawanya di bagian belakang pesawat. Semua varian dapat membawa 100 kg bom dan dua pylon di bawah sayapnya dapat membawa 250 kg bom, akan tetapi, pylon ini biasanya digunakan untuk membawa tangki bahan bakar tambahan (400 liter). MiG-17R dilengkapi dengan dua senapan 23mm. Kebanyakan MiG-17 yang beroperasi di negara ketiga saat itu berperan sebagai pesawat serang darat dan trainer.

Satu-satunya varian MiG-17 yang dilengkapi dengan misil udara-ke-udara adalah MiG-17PM (atau MiG-17PFU) yang dapat membawa empat misil K-5. Pesawat ini tidak memiliki senapan. Beberapa negara memodifikasi sehingga pesawat ini juga dapat membawa roket (tanpa kendali) atau bom pada pylon tambahan. MiG-17 di Kuba dapat dipersenjatai dengan misil AA-2 “Atoll”

MiG-17P dilengkapi dengan radar Izumrud (RP-1), sementara MiG-17PF yang awalnya dilengkapi dengan radar RP-1, kemudian digati dengan radar Izumrud-5 (RP-5). MiG-17PM juga dilengkapi dengan radar yang digunakan untuk membidikkan misilnya. Varian-varian lain tidak memiliki radar.

Produksi Lisensi

sunting

Pada 1955, Polandia menerima izin/lisensi untuk memproduksi MiG-17. MiG-17F diproduksi oleh WSK-Mielec dengan kode Lim-5. Pesawat Lim-5 pertama dibuat pada 28 November 1956 dan 477 pesawat telah dibuat hingga 1960. Jumlah Lim-5R, varian pesawat intai, tidak diketahui. Pesawat intai ini dilengkapi dengan kamera AFA-39. Pada 1959-1960, 129 pesawat interseptor MiG-17PF diproduksi sebagai Lim-5P. PZL-WSK juga mengembangkan beberapa varian pesawat serbu milik Polandia yang didasarkan dari MiG-17, yaitu::im-5M diproduksi dari 1960; Lim-6bis diproduksi dari 1963, dan Lim-6M (1970); dan juga dua varian pesawat intai Lim-6R (Lim-5bisR) dan MR.

Di Tiongkok, MiG-17F awal dirakit pada 1956, yang kemudian Tiongkok memperoleh lisensi untuk produksi pada 1957 di Shenyang. Versi yang dibuat oleh Tiongkok dikenal sebagai Shenyang J-5 (untuk penggunaan lokal) dan F-5 (untuk ekspor). Menurut berbagai sumber, pesawat-pesawat awal yang langsung dikirim dari Uni Soviet ke Tiongkok diberi nama J-4. Dari 1964, Tiongkok memproduksi pesawat yang dilengkapi dengan radar, yang similar dengan MiG-17PF, diberi nama J-5A (F-5A). Tiongkok juga mengembangkan pesawat latih dua tempat duduk JJ-5, yang menggabungkan kabin milik JJ-2 (pesawat lisensi Tiongkok dari MiG-15UTI) dengan J-5. Pesawat latih ini diproduksi pada 1966-1986. Uni Soviet tidak memproduksi pesawat MiG-17 dua kursi karena pesawat latih dari MiG-15 sudah mencukupi bagi mereka.

Sejarah Operasional

sunting

Dua puluh negara memakai MiG-17. MiG-17 menjadi pesawat tempur standar bagi seluruh negara Pakta Warsawa di akhir 1950-an hingga awal 1960-an. Pesawat ini juga dibeli oleh banyak negara terutama dari Afrika dan Asia, yang merupakan negara netral. Sekarang MiG-17 masih dioperasikan oleh beberapa negara seperti Angola, Mali, Mozambik, Korea Utara, Sudan dan Tanzania.

MiG-17 tidak digunakan dalam Perang Korea, tetapi mulai terlihat ikut bertempur di atas Selat Taiwan ketika MiG-17 milik Tiongkok bertempur melawan pesawat F-86 Sabre milik Republik Tiongkok pada 1958. MiG-17 merupakan interseptor utama bagi Angkatan Udara Rakyat Vietnam pada 1965 dan membuat kemenangan pertama selama Perang Vietnam, yang sering kali dioperasikan bersama dengan MiG-21 dan MiG-19. Kebanyakan pilot dari Vietnam Utara lebih menyukai MiG-17 dibandingkan MiG-21 karena lincah, walaupun tidak secepat MiG-21.

Komunitas pesawat tempur AS terkejut pada 1965 karena, pesawat subsonik MiG-17 mampu mengalahkan pesawat tempur-bomber canggih kelas kecepatan 2 Mach F-105 Thunderchief di Perang Vietnam. Dengan kekalahan yang mengecewakan ini, AS memulai program pelatihan DACT seperti “Top Gun” dengan memakai pesawat Subsonik A-4 Skyhawk. AL AS juga memakai pesawat A-4.

MiG-17 juga dipakai dalam berbagai konflik Arab-Israel (untuk melawan Israel), yang hasilnya sangat mengecewakan. Sebagian besar terjadi karena kurangnya terlatihnya pilot-pilot Arab.

MiG-17 di Indonesia

sunting

Angkatan Udara Indonesia (TNI AU) mengoperasikan MiG-17 varian MiG-17F dan MiG-17PF. Seluruh pesawat ini dibeli pada 1961. Pesawat MiG TNI AU digunakan pada persiapan Operasi Trikora pada 1962 untuk merebut Nugini Belanda dari Belanda. Pada 29 Juni 1962, sebuah MiG-17 TNI AU yang dipiloti Kapten (Pnb) Gunadi jatuh sesaat setelah lepas landas di Lapangan Terbang Letvuan, P. Kei Kecil, Maluku Tenggara, dalam rangka misi pengintaian. Kapten Gunadi tewas di tempat kejadian.

Selain itu, pesawat-pesawat ini digunakan secara intensif oleh Tim Akrobatik TNI AU pada 1962 untuk event airshow di sekitar Indonesia. Seluruh pesawat dipensiunkan pada 1969 dan tidak dipakai lagi sejak 1970.

Varian

sunting
 
 
 
 
  • I-300 - Prototip
  • MiG-17 (Fresco-A) - Varian tempur dasar
  • MiG-17A - Ditenagai mesin Klimov VK-1A yang disempurnakan dan memiliki usia airframe lebih lama
  • MiG-17AS - Versi multiperan. Dilengkapi rudal udara-ke-udara K-13 atau roket ke darat
  • MiG-17P (Fresco-B) - Versi tempur segala cuaca dengan radar Izumrud
  • MiG-17F (Fresco-C) - Versi tempur dasar dengan mesin VK-1F dengan afterburner
  • MiG-17PF (Fresco-D) - Versi segala cuaca dengan radar Izumrud dan mesin VK-1F (gabungan versi P dan F)
  • MiG-17PM/PFU (Fresco-E) - Versi tempur, dilengkapi rudal Kaliningrad K-5 (kode NATO: AA-1 "Alkali")
  • MiG-17R - Versi intai dengan mesin VK-1F dan kamera
  • MiG-17SN - Versi eksperimental dengan kanon 23 mm. Tidak dikembangkan
  • Shenyang J-5 (RRT)
  • PZL-Mielec Lim-6 (Polandia)

Operator

sunting
 
Operator MiG-17
  Afganistan
  Albania
  Aljazair
  Angola
  Bangladesh
  Bulgaria
  Burkina Faso
  Kamboja
  Tiongkok
  Republik Kongo
  Kuba
  Cekoslowakia
  Jerman Timur
  Mesir
  Ethiopia
  Guinea
  Guinea-Bissau
  Indonesia
  Irak
  Hungaria
  Libya
  Madagaskar
  Mali
  Mongolia
  Maroko
  Mozambik
  Nigeria
  Korea Utara
  Pakistan
  Polandia
  Rumania
  Somalia
  Somaliland
  Uni Soviet
  Sri Lanka
  Sudan
  Suriah
  Tanzania
  Uganda
  Vietnam
  Yaman
  Zimbabwe

Spesifikasi (MiG-17F)

sunting

 

 
Mesin Klimov VK-1
 
 
 

Ciri-ciri umum

  • Kru: One
  • Panjang: 11.36 m
  • Rentang sayap: 9.63 m
  • Tinggi: 3.80 m
  • Luas sayap: 22.6 m²
  • Berat kosong: 3,930 kg
  • Berat isi: 5,354 kg
  • Berat maksimum saat lepas landas: 6,286 kg
  • Mesin: 1 × Klimov VK-1F afterburning turbojet, 33.1 kN with afterburner

Kinerja

  • Laju maksimum: 1,144 km/h at 3,000 m (711 mph at 10.000 ft (3.000 m))
  • Jangkauan: 1,080 km, 1,670 km with drop tanks
  • Langit-langit batas: 16,600 m
  • Laju tanjak: 65 m/s
  • Beban sayap: 237 kg/m²
  • Dorongan/berat: 0.63

Persenjataan

  • 1x 37 mm Nudelman N-37 cannon (40 rounds total)
  • 2x Nudelman-Rikhter NR-23 cannons (80 rounds per gun, 160 rounds total)
  • Up to 500 kg (1,100 lb) of external stores on two pylons, including 100 kg (220 lb) and 250 kg (550 lb) bombs or fuel tanks.
  • Lihat pula

    sunting

    Pengembangan yang berhubungan
    Pesawat sebanding dalam peran, konfigurasi, dan era

    Pesawat Produksi Mikoyan Gurevich

    sunting

    Referensi

    sunting
    • Anderton, David A. North American F-100 Super Sabre. Oxford, UK: Osprey Publishing Limited, 1987. ISBN 0-85045-662-2.
    • Belyakov, R.A. and J. Marmain. MiG: Fifty Years of Secret Aircraft Design. Shrewsbury, UK: Airlife Publishing, 1994. ISBN 1-85310-488-4.
    • Butowski, Piotr (with Jay Miller). OKB MiG: A History of the Design Bureau and its Aircraft. Leicester, UK: Midland Counties Publications, 1991. ISBN 0-904597-80-6.
    • Conboy, Kenneth. The War in Cambodia 1970-75(Men-at-Arms series 209). Oxford, UK: Osprey Publishing Ltd, 1989. ISBN 0-85045-851-X.
    • Crosby, Francis. Fighter Aircraft. London: Lorenz Books, 2002. ISBN 0-7548-0990-0.
    • Davies, Peter E. North American F-100 Super Sabre. Ramsbury, Wiltshire, UK: The Crowood Press, 2003. ISBN 1-86126-577-8.
    • Gunston, Bill. The Osprey Encyclopedia of Russian Aircraft 1875–1995. London: Osprey, 1995. ISBN 1-85532-405-9.
    • Hobson, Chris. Vietnam Air Losses, United States Air Force, Navy and Marine Corps Fixed-Wing Aircraft Losses in Southeast Asia 1961-1973. Midland Publishing (2001) England. ISBN 1-85780-115-0.
    • Koenig, William and Peter Scofield. Soviet Military Power. Greenwich, Connecticut: Bison Books, 1983. ISBN 0-86124-127-4.
    • Michel III, Marshall L. Clashes: Air Combat Over North Vietnam 1965-1972. Annapolis, Maryland, USA: Naval Institute Press, 2007, First edition 1997. ISBN 1-59114-519-8.
    • Olynyk, Dr. Frank. US Post World War 2 Victory Credits. Self-published, 1999.
    • Robinson, Anthony. Soviet Air Power. London: Bison Books, 1985. ISBN 0-86124-180-0.
    • Sweetman, Bill. Modern Fighting Aircraft: Volume 9: MiGs. New York: Arco Publishing, 1984. ISBN 978-0-668-06493-4.
    • Sweetman, Bill and Bill Gunston. Soviet Air Power: An Illustrated Encyclopedia of the Warsaw Pact Air Forces Today. London: Salamander Books, 1978. ISBN 0-517-24948-0.
    • Toperczer, Istvan. MiG-17 and MiG-19 Units of the Vietnam War (Osprey Combat Aircraft: 25). Oxford, UK: Osprey Publishing, 2001. ISBN 1-84176-162-1.
    • Wilson, Stewart. Combat Aircraft since 1945. Fyshwick, Australia: Aerospace Publications, 2000. ISBN 1-875671-50-1.

    Pranala luar

    sunting