Rangkasbitung, Lebak

ibu kota Kabupaten Lebak, Indonesia
(Dialihkan dari Kota Rangkasbitung)

Rangkasbitung (juga dikenal dan disingkat: Rangkas; terkadang ditulis secara tidak baku: Rangkas Bitung) adalah sebuah kecamatan sekaligus menjadi ibu kota kabupaten di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Indonesia. Kantor Kecamatan Rangkasbitung terletak di Jalan Sunan Kalijaga, yang letaknya sekitar 1 km dari Pasar Rangkasbitung menuju arah Jakarta dan Bogor.

Rangkasbitung
Rangkas
Stasiun Rangkasbitung
Peta
Peta lokasi Kecamatan Rangkasbitung
Negara Indonesia
ProvinsiBanten
KabupatenLebak
Pemerintahan
 • CamatYadi Basari[1]
Luas
 • Total73,46 km2 (28,36 sq mi)
Populasi
 • Total137.546 jiwa
 • Kepadatan1.872/km2 (4,850/sq mi)
Kode pos
Kode Kemendagri36.02.14 Edit nilai pada Wikidata
Desa/kelurahan5 kelurahan
11 desa

Sejarah

sunting
 
Alun-alun Rangkasbitung (1910-1934)

Rangkasbitung merupakan kota kecamatan yang sudah ada semenjak zaman penjajahan Belanda, pada masa itu Rangkasbitung menjadi kota satelit yang cukup maju. Tata letak kota menganut pada sistem kerajaan, di mana alun-alun, masjid dan pendopo menjadi pusat kota.

 
Kediaman asisten residen di Rangkasbitung (1910-1934)

Sejarah Rangkasbitung ada dalam beberapa literatur internasional, hal ini dikarenakan seorang asisten residen bernama Eduard Douwes Dekker menulis sebuah buku berjudul Max Havelaar. Saat menerbitkan Max Havelaar ia menggunakan nama samaran Multatuli. Nama ini berasal dari bahasa Latin dan berarti "'Aku sudah menderita cukup banyak'" atau "'Aku sudah banyak menderita'". Di sini, kata "aku" merujuk pada Eduard Douwes Dekker sendiri atau rakyat yang terjajah. Nama Multatuli pun menjadi sebuah jalan protokoler dekat alun-alun.

 
Pers di pabrik minyak Mexolie di Rangkasbitung (tahun 1930–an)

Rangkasbitung awalnya ialah hutan bambu belantara yang kemudian tahun 1849 dibuka oleh Patih Jahar (Patih Lebak) yang mendapat perintah dari Bupati Lebak (Raden Tumenggung Adipati Karta Natanagara) untuk menemukan lokasi ibu kota Kabupaten Lebak yang baru. kemudian setelah hutan bambu belantara terbuka, pada tahun 1850 mulai dibangun sarana pusat pemerintahan seperti Alun-Alun, pendopo, Kantor Bupati sekaligus Rumah Bupati, dan Masjid Agung. Barulah pada tahun 1851, ibu kota pusat pemerintahan Kabupaten Lebak dipindahkan dari Warunggunung ke Rangkasbitung yang sudah jadi dan diresmikan pada tanggal 31 maret 1851.

Pemekaran Rangkasbitung

sunting

Berdasarkan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2006, Kecamatan Rangkasbitung dimekarkan pula untuk membentuk Kecamatan Kalang Anyar.

Kecamatan Rangkasbitung berbatasan dengan kecamatan dan kabupaten berikut:[3]

Utara Kabupaten Serang
Timur Kecamatan Maja
Selatan Kecamatan Kalang Anyar
Barat Kecamatan Cibadak

Wilayah administrasi

sunting

Kecamatan Rangkasbitung terdiri dari 11 desa dan 5 kelurahan, yakni:

  1. Kelurahan Cijoro Lebak
  2. Kelurahan Cijoro Pasir
  3. Kelurahan Muara Ciujung Barat
  4. Kelurahan Muara Ciujung Timur
  5. Kelurahan Rangkasbitung Barat
  6. Desa Cimangeunteung
  7. Desa Citeras
  8. Desa Jatimulya
  9. Desa Kolelet Wetan
  10. Desa Mekarsari
  11. Desa Nameng
  12. Desa Narimbang Mulia
  13. Desa Pabuaran
  14. Desa Pasirtanjung
  15. Desa Rangkasbitung Timur
  16. Desa Sukamanah

Demografi

sunting

Jumlah penduduk Rangkasbitung pada tahun 2021 sebanyak 137.546 jiwa, dengan kepadatan penduduk 1.872 jiwa/km².[2] Sementara untuk jumlah penduduk berdasarkan agama yang dianut, mayoritas beragama Islam. Persentasi penduduk berdasarkan agama yang dianut ialah Islam sebanyak 98,10%. Kemudian yang beragama Kristen sebanyak 1,11% (Protestan 0,64% dan Katolik 0,47%). Selebihnya beragama Buddha sebannyak 0,78%, kemudian Hindu dan Konghucu sebanyak 0,01%.[2]

Transportasi

sunting
 
Stasiun Rangkasbitung yang melayani KRL Lin Rangkasbitung dan Kereta api lokal Merak.

Rangkasbitung akan dilintasi Jalan Tol Serang-Panimbang yang akses gerbang tolnya tepat berada di wilayah Kecamatan Cibadak. Saat ini seksi I Jalan Tol Serang–Panimbang yang menghubungkan Kota Serang dengan Rangkasbitung sepanjang 26,5 km sedang dibangun dan ditargetkan bisa dilalui pada awal tahun 2020[4] dan seksi 1 ruas Serang-Rangkasbitung telah resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada 16 November 2021[5]

Warga Rangkasbitung banyak menggunakan angkutan umum seperti kereta api, KRL, bus, angkutan kota, PS (angkutan bus mikro) dan angkutan pedesaan sebagai sarana transportasi umum. Rangkasbitung memiliki terminal angkutan kota yang berada tepat di Jalan Sunan Kalijaga Kelurahan Muara Ciujung Timur (tepat berada dekat dengan pasar dan stasiun Rangkasbitung) dan terminal bus untuk antarkota yaitu Terminal Bus Mandala yang berada di luar Kecamatan Rangkasbitung, melainkan tepat di wilayah Kecamatan Cibadak.

Untuk transportasi seperti kereta api, Rangkasbitung terdapat stasiun kereta api yang terletak dilintas oleh jalur kereta api Merak–Tanah Abang, yang melayani KRL komuter   Lin Rangkasbitung dengan tujuan Jakarta Tanah Abang dan kereta api LM Lokal Merak dengan tujuan Merak.

Angkutan Kota di Rangkasbitung[6][7][8]

sunting

Angkutan Kota Rangkasbitung berangkat dari Terminal Lama Rangkasbitung (Kota) yang tepat berada di Jalan Raya Sunan Kalijaga dan juga dekat dengan Pasar dan Stasiun Rangkasbitung.

  • LB-01: Kota-Kaduagung-Terminal Mandala PP
  • LB-02: Kota-Curug PP
  • LB-03: Kota-Malangnengah-Terminal Mandala PP
  • LB-04: Kota-Siliwangi-Curug PP
  • LB-05: Kota-Cibadak PP
  • LB-06: Kota-Malangnengah-Ciawi PP
  • LB-07: Kota-Multatuli-Terminal Aweh PP
  • LB-08: Kota-Citeras-Harendong-Jawilan PP
  • LB-09: Kota-Malangnengah-Kolelet PP

Pariwisata

sunting

Museum Multatuli telah dibuka pada 11 Februari 2018 di Rangkasbitung. Museum ini berisi tentang sejarah kolonial Belanda dan peran Multatuli dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.[9]


Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "Muspika Kecamatan Rangkasbitung". www.kejarinfo.com. 31 Desember 2021. Diakses tanggal 2 Januari 2022. 
  2. ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2020" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 2 Januari 2022. 
  3. ^ Ginandar (2022). Toponimi Nama-nama Kecamatan di Kabupaten Lebak. Lebak: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lebak. hlm. 63. ISBN 978-623-978-556-7. 
  4. ^ Nazmudin, Acep (2 Maret 2019). Meiliana, Diamanty, ed. "November 2019, Serang-Rangkasbitung Terhubung Jalan Tol". Kompas.com. Diakses tanggal 27 Mei 2021. 
  5. ^ "Jokowi Pede Jakarta-Tanjung Lesung 1,5 Jam Lewat Tol Serang-Panimbang". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2021-11-16. 
  6. ^ "Rute trayek angkutan kota di Kec. Rangkasbitung" (PDF). 
  7. ^ Ismoyo, Damar; Suprayogi, Andri; Awaluddin, Moehammad (2015). "Pemetaan Trayek Angkutan Umum Dan Fasilitas Sosial Berbasis Webgis (Studi Kasus Kecamatan Rangkasbitung, Lebak, Banten)". Diponegoro University. [pranala nonaktif permanen]
  8. ^ Banten, Kabar (2019-05-16). "40 Persen Angkot di Kabupaten Lebak tak Layak Operasi". Diakses tanggal 2020-05-25. 
  9. ^ "10 Hal yang Perlu Anda Ketahui Tentang Museum Multatuli". Historia. 14 Februari 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Juni 2020. Diakses tanggal 3 Februari 2022.