Kabupaten Nduga

kabupaten di Indonesia, di pulau Papua


Kabupaten Nduga adalah sebuah kabupaten yang berada di provinsi Papua Pegunungan, Indonesia, dengan ibu kota kabupaten berada di distrik Kenyam. Jumlah penduduk kabupaten ini pada tahun 2021 berjumlah 109.630 jiwa dengan kepadatan penduduk 8,47 jiwa/km2. Sementara untuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kabupaten Nduga memiliki IPM yang paling terendah di Indonesia, yakni 32,84 di tahun 2021.[3][1] Kabupaten ini juga rentan diserang oleh Kelompok Kriminal Bersenjata.[4]

Kabupaten Nduga
Ibukota Nduga di Kenyam
Ibukota Nduga di Kenyam
Lambang resmi Kabupaten Nduga
Peta
Peta
Kabupaten Nduga di Maluku dan Papua
Kabupaten Nduga
Kabupaten Nduga
Peta
Kabupaten Nduga di Indonesia
Kabupaten Nduga
Kabupaten Nduga
Kabupaten Nduga (Indonesia)
Koordinat: 4°27′03″S 138°06′03″E / 4.45093°S 138.10089°E / -4.45093; 138.10089
Negara Indonesia
ProvinsiPapua Pegunungan
Tanggal berdiri4 Januari 2008
Dasar hukumUU No. 6 Tahun 2008
Ibu kotaKenyam
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Distrik: 32
  • Kampung: 248
Pemerintahan
 • BupatiNamia Gwijangge (Plt.)
Luas
 • Total12.941 km2 (4,997 sq mi)
Populasi
 • Total109.630
 • Kepadatan8,47/km2 (21,9/sq mi)
Demografi
 • AgamaKristen 98,66%
- Protestan 97,23%
- Katolik 1,43%
Kepercayaan 0,94%
Islam 0,40%[2]
 • IPMKenaikan 34,10 (2022)
rendah[3]
Zona waktuUTC+09:00 (WIT)
Kode BPS
9429
Pelat kendaraanPA xxxx B*/Y*
Kode Kemendagri95.08
DAURp 649.048.365.000,00- (2020)

Sejarah sunting

Dulunya pernah menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Jayawijaya. Kabupaten ini dibentuk pada tanggal 4 Januari 2008 berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2008, bersama-sama dengan pembentukan 5 kabupaten lainnya di Papua. Peresmiannya dilakukan oleh Mendagri Mardiyanto pada tanggal 21 Juni 2008.[5]

Pada tanggal 31 Desember 2015 Presiden Joko Widodo (Jokowi), didampingi Ibu Negara Iriana, mengunjungi Desa Kenyam, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua, untuk meninjau pembangunan jalan yang akan menghubungkan Nduga dan Wamena. Perjalanan Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo bersama rombongan dari Wamena menuju Desa Kenyam, Kabupaten Nduga itu ditempuh selama 2 jam dengan berganti moda transportasi dari Hercules VVIP A 1314 dan Heli Super Puma TNI AU. Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi juga menyampaikan, selain dibangun jalan tembus menuju Wamena, di wilayah Nduga juga akan dibuka pelabuhan besar Mumugu. Dengan dibukanya pelabuhan besar ini, maka logistik dan material dari dan ke Mumugu ini dapat didistribusikan menggunakan jalur darat yang telah menembus semua kabupaten di Papua.[6]

Geografi sunting

Bentang alam Kabupaten Nduga berada di hamparan Lembah Baliem, sebuah lembah aluvial yang terbentang pada areal ketinggian 1500–2000 m di atas permukaan laut. Temperatur udara bervariasi antara 14,5 derajat Celcius sampai dengan 24,5 derajat Celcius. Dalam setahun rata-rata curah hujan adalah 1.900 mm dan dalam sebulan terdapat kurang lebih 16 hari hujan. Musim kemarau dan musim penghujan sulit dibedakan. Berdasarkan data, bulan Maret adalah bulan dengan curah hujan terbesar, sedangkan curah hujan terendah ditemukan pada bulan Juli. Kabupaten Nduga mempunyai luas wilayah 2.168 km persegi.

Lembah Baliem dikelilingi oleh Pegunungan Jayawijaya yang terkenal karena puncak-puncak salju abadinya, antara lain: Puncak Trikora (4.750 m), Puncak Mandala (4.700 m) dan Puncak Yamin (4.595 m). Pegunungan ini amat menarik wisatawan dan peneliti Ilmu Pengetahuan Alam karena puncaknya yang selalu ditutupi salju walaupun berada di kawasan tropis. Lereng pegunungan yang terjal dan lembah sungai yang sempit dan curam menjadi ciri khas pegunungan ini. Cekungan lembah sungai yang cukup luas terdapat hanya di Lembah Baliem Barat dan Lembah Baliem Timur (Wamena).

Iklim sunting

Vegetasi alam hutan tropis basah di dataran rendah memberi peluang pada hutan iklim sedang berkembang cepat di lembah ini. Ekosistem hutan pegunungan berkembang di daerah ketinggian antara 2.000–2.500 m di atas permukaan laut.

Batas wilayah sunting

Utara Kuyawage, Balingga, Pirime dan Makki
Timur Pelebaga dan Wamena
Selatan Sawaerma, Asmat
Barat Jila

Pemerintahan sunting

Daftar bupati sunting

Berikut ini adalah Bupati Nduga dari masa ke masa.

No Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Prd. Ket. Wakil Bupati
Hans D Maniagasi
21 Juni 2008
2009
[7]
Benyamin Arisoy
2009
2011
[8]
1
  Yairus Gwijangge
2011
2016
1
Frans Roberth Kristantus
Doren Wakerkwa
6 Oktober 2016
22 Mei 2017
[9]
(1)
  Yairus Gwijangge
22 Mei 2017
15 November 2020
2
[10]
Wentius Nimiangge
  Wentius Nimiangge
15 November 2020
22 Mei 2022
Namia Gwijangge[11]
27 Mei 2022[11]
Petahana


Dewan Perwakilan sunting

DPRD Nduga beranggotakan 25 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Anggota DPRD Nduga yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu 2019. Komposisi anggota DPRD Nduga periode 2019-2024 terdiri dari 10 partai politik dimana Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera adalah partai politik pemilik kursi terbanyak setelah masing-masing berhasil meraih 6 kursi.

Distrik/kecamatan sunting

Kabupaten Nduga terdiri atas 32 distrik dan 248 kampung dengan luas wilayah 2.168,00 km² dan jumlah penduduk 106.354 jiwa (2017). Kode Wilayah Kabupaten Nduga adalah 95.08.[12][13][14]

Kode Wilayah Nama Distrik Ibu kota Jumlah Kampung Daftar
95.08.01 Kenyam Kenyam 9
95.08.02 Mapenduma Mapenduma 10
95.08.03 Yigi Yigi 12
95.08.04 Wosak Pilini 5
95.08.05 Geselma Geselma 3
95.08.06 Mugi Mugi 18
95.08.07 Mbuwa Mbuwa 6
95.08.08 Gearek Gearek 7
95.08.09 Koroptak Kroptak 6
95.08.10 Kegayem Kegayem 13
95.08.11 Paro Paro 5
95.08.12 Mebarok Meborok 14
95.08.13 Yenggelo Yenggelo 4
95.08.14 Kilmid Kilmid 4
95.08.15 Alama Alama 4
95.08.16 Yal Yal 20
95.08.17 Mam Mam 14
95.08.18 Dal Dal 6
95.08.19 Nirkuri Nirkuri 10
95.08.20 Inikgal Biripem 8
95.08.21 Iniye Iniye 6
95.08.22 Mbulmu Yalma Uburu 7
95.08.23 Mbua Tengah Paris 9
95.08.24 Embetpen Embetpen 5
95.08.25 Kora Kora 5
95.08.26 Wusi Wusi 4
95.08.27 Pija Pija 5
95.08.28 Moba Moba 8
95.08.29 Wutpaga Wutpaga 6
95.08.30 Nenggeagin Nenggeagin 5
95.08.31 Krepkuri Krepkuri 6
95.08.32 Pasir Putih Pasir Putih 4
Total 248


Kemiskinan sunting

 
Akses menuju sebagian distrik di Nduga Masih sulit

Pada tahun 2022, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Nduga, merupakan IPM paling rendah di Indonesia, yakni 34,10 dan bahkan jauh di bawah rata-rata IPM Indonesia yang berada ditingkat IPM Tinggi yakni 72,91.[3] Kemudian berdasarkan data dari BKKBN provinsi Papua, sebagian besar keluarga di kabupaten Nduga merupakan keluarga prasejahtera, yaitu sebanyak 1.021 keluarga (63,61 persen). Kurang dari satu persen keluarga di Kabupaten Nduga termasuk dalam tahapan keluarga sejahtera II dan III, yaitu masing-masing sebanyak 5 keluarga dan 1 keluarga. Keluarga yang termasuk dalam tahapan keluarga sejahtera I cukup banyak, yaitu sebanyak 578 keluarga (36,01 persen). Tidak ada satu pun keluarga yang termasuk dalam prasejahtera III+. Garis kemiskinan Kabupaten Nduga pada tahun 2011 sebesar 211.691 rupiah/kapita/bulan. Persentase penduduk miskin, yaitu 42,54 persen pada tahun 2011.[15]

Perekonomian sunting

Babi merupakan jenis ternak yang paling banyak dipelihara di Kabupaten Nduga. Jumlahnya mencapai 25.845 ekor pada tahun 2011. Hewan ternak lainnya yang dikembangkan adalah kelinci, dengan jumlah 1.774 ekor. Terdapat juga hewan unggas lainnya didominasi oleh ayam buras atau ayam kampung. Kemudian untuk sektor perikanan kolam, pembudidayaan ikan di Kabupaten Nduga ada seluas 84,5 hektar yang dikembangkan oleh 87 kelompok tani dan anggota 2.800 orang. Jenis ikan yang dibudidayakan, antara lain ikan mas, nila, mujair, dan lele. Produksi ikan darat tahun 2011 sebesar 227.060 ton. Jenis tanaman perkebunan yang banyak dibudiadayakn ialah kopi, buah merah, kelapa, tebu, dan sagu. Produksi tanaman perkebunan terbesar tahun 2011, yaitu sagu sebesar 200 ton dengan produktivitas 8 ton/ha, lalu diikuti produksi buah merah sebesar 45 ton dan produktivitas 1,5 ton/ha.[15]

Konflik bersenjata sunting

Sebuah konflik militer terjadi di kabupaten Nduga, sejak 2 Desember 2018. Rentang waktu antara 2 Desember 2018 hingga 18 Juli 2020, ada sebanyak 263 warga sipil tewas dalam konflik tersebut. Total warga yang tewas tersebut termasuk 20 orang pekerja PT Istaka Karya yang dibunuh oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang dipimpin oleh Egianus Kogoya.[16] Hasil ini merupakan laporan jilid II dari Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua yang telah diserahkan ke Komnas HAM Papua. Pada peristiwa pertama 2 Desember 2018 hingga 2019 terdapat korban 184 orang, dan pada peristiwa kedua terdapat 59 orang korban, hingga total 243 orang ditambah dengan 20 pekerja Istaka Karya. Penyebab kematian disebabkan adanya korban penembakan, dan kebanyakan karena kelaparan selama berada di tempat pengungsian dan juga karena sakit.[16]

Rencana pemekaran sunting

Dikarenakan aspek pembangunan di Kabupaten Nduga yang belum merata, terdapat desakan dan aspirasi dari masyarakat maupun politisi lokal yang menyerukan agar dilakukan pemekaran daerah dari wilayah induk Kabupaten Nduga. Beberapa Calon Daerah Otonomi Baru (CDOB) yang diusulkan diantara Kabupaten Nduga Barat yang direncanakan akan meliputi Distrik Alama, Yenggelo, Geselma, Kilmid, Nenggeagin, dan Mebarok. Ibukotanya kemungkinan terletak di Kampung Yenggelo atau Geselma. Selain itu, terdapat juga usulan pembentukan Kabupaten Nduga Timur yang kemungkinan akan meliputi Distrik Wosak, Pija, Moba, Wusi, Gearek, Pasir Putih, dan Koraref. Ibukotanya direncanakan akan terletak di Kampung Moba.[17]

Referensi sunting

  1. ^ a b "Kabupaten Nduga Dalam Angka 2023". Badan Pusat Statistik Kabupaten Nduga. 2023-02-28. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-06. Diakses tanggal 2023-04-05. 
  2. ^ "Penduduk menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Nduga". www.sp2010.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-17. Diakses tanggal 22 Januari 2021. 
  3. ^ a b c "Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-01. Diakses tanggal 1 Agustus 2023. 
  4. ^ Riana, Friski (2018-12-04). "Jokowi Sebut Wilayah Nduga Papua Zona Merah". TEMPO. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-01. Diakses tanggal 2023-08-01. 
  5. ^ Gatra Daring Diarsipkan 2015-09-24 di Wayback Machine. Mendagri resmikan enam kabupaten baru. Diakses 20 Juni 2008
  6. ^ Resmikan Jalan dan Kunjungi Pasar Diarsipkan 2018-10-11 di Wayback Machine. - PresidenRI.go.id - 31 Desember 2015
  7. ^ "Beratnya Pimpin Kabupaten di Pedalaman". Kompas.com. 29 Oktober 2008. Diakses tanggal 29 Januari 2019. 
  8. ^ Alyudha (24 November 2009). "Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Pemerintah Kabupaten Yalimo dan Jayawijaya dengan Perwakilan BPKP Provinsi Papua". Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Diakses tanggal 29 Januari 2019. 
  9. ^ "Gubernur Lantik Penjabat Bupati Nduga". Salam Papua. 6 Oktober 2016. Diakses tanggal 29 Januari 2019. 
  10. ^ "Usai dilantik, Penjabat Bupati serahkan tugas kepada Bupati Nduga baru". Tabloid Jubi. 24 Mei 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-16. Diakses tanggal 29 Januari 2019. 
  11. ^ a b "StackPath". suarapapua.com. Diakses tanggal 2022-06-26. 
  12. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-19. Diakses tanggal 5 Desember 2018. 
  13. ^ "Statistik Potensi Desa Propinsi Papua 2018". BPS Provinsi Papua. Diakses tanggal 27 Februari 2019. 
  14. ^ "Kabupaten Nduga Dalam Angka 2010". BPS Kabupaten Nduga. 11 Maret 2011. Diakses tanggal 18 Maret 2019. 
  15. ^ a b "Kabupaten Nduga". www.penghubung.papua.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-02. Diakses tanggal 23 Februari 2021. 
  16. ^ a b Suwandi, Dhias. David Oliver Purba, David Oliver, ed. "Konflik Nduga, 263 Orang Tewas sejak 2018, Kebanyakan karena Kelaparan Mengungsi ke Hutan". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-12-24. Diakses tanggal 23 Februari 2021. 
  17. ^ Gwijangge, Ruben B. (2022). Masa depan Nduga dalam bayang-bayang pemekaran kabupaten. catalogue.nla.gov.au (edisi ke-1). Jayapura, Indonesia: Cendrawasih Press. hlm. 222. ISBN 9786028174879. Diakses tanggal 08-03-2024. 

Pranala luar sunting