Tutup beling

pohon kecil (perdu) hutan sekunder

Tutup beling (Mallotus mollissimus) adalah sejenis pohon penyusun hutan sekunder, anggota suku Euphorbiaceae. Sebagaimana jenis-jenis balik angin yang lain (misalnya M. macrostachyus, M. paniculatus), sisi bawah daun M. mollissimus juga berwarna keputih-putihan dan tampak berkilauan manakala tertiup angin; yang menjadi asal-usul namanya.

Tutup Beling
Mallotus mollissimus

Calik angin, Mallotus mollissimus
dari G. Cibodas, Ciampea, Bogor
Status konservasi
Risiko rendah
IUCN135894748
Taksonomi
DivisiTracheophyta
SubdivisiSpermatophytes
KladAngiospermae
Kladmesangiosperms
Kladeudicots
Kladcore eudicots
KladSuperrosidae
Kladrosids
Kladfabids
OrdoMalpighiales
FamiliEuphorbiaceae
SubfamiliAcalyphoideae
TribusAcalypheae
SubtribusRottlerinae
GenusMallotus
SpesiesMallotus mollissimus
Airy Shaw, 1972
Tata nama
BasionimCroton mollissimus (en)
Sinonim takson
  • Croton mollissimus Geiseler[1]:73 (basionym)
  • Croton ricinoides Pers.
  • Adisca zippelii Blume[2]
  • Adelia bernardia auct. non L.
  • Mallotus pycnostachys F. Muell.
  • Mallotus barbatus auct. non Müll.Arg.
  • Rottlera peltata auct. non Roxb.
Sumber: Sierra & van Welzen, 2005[3]

Nama-nama lokalnya, di antaranya, kayu sibalik-angin (Sum.); calik angin (Sd.); tutup beling (Jw.); kayu wollo sola, laransiana urune, lemoro, ota-ota (Slw.); bekwaap, bie grai, majetrip (Hattam); mangafafin (Biak) di Papua (Irian Jaya).[3]:259-60 Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Green Kamala, Soft Kamala, Woolly Mallotus.[5]

Pengenalan sunting

 
Pucuk ranting dengan daun penumpu dan kuncup perbungaan
 
Kelenjar nektar di pangkal daun
 
Kelenjar nektar di tepi daun
 
Perbungaan jantan dalam malai

Semak atau perdu, hingga setinggi 12 m dan gemang batang mencapai 15 cm. Berumah dua (dioesis) atau kadang kala satu (monoesis). Batang bebas cabang hingga 5 m, dan tajuk mencapai 6 m tingginya; pepagan kasar atau memecah halus atau berbintil-bintil, cokelat kemerahan terang, dengan bagian dalamnya kuning kehijauan. Bagian-bagian yang lunak tertutup indumentum berupa rambut-rambut wol yang halus lembut dan rapat, rambut wol mudah terkelupas (floccose), panjang helaian rambut hingga 4 mm.[3]:257-9

Daun penumpu menyegitiga sempit, 0,7–1,5 × 0,1–0,3 mm, gugur atau menetap, tepinya hampir rata, ujungnya runcing. Daun bertangkai panjang, 30–200 × 0,5–4 mm, tertancap bentuk perisai (peltata) dengan sibir tepi helaian lk. 1,5–40 mm. Helaian daun bundar telur, 10–35 × 8–30 cm, nisbah panjang/lebar 1,2–1,4; pangkalnya terpangkas atau bentuk baji; tepinya rata hingga bergigi, jarang dengan 2 taju sisi pada bagian terlebar; cokelat kemerahan ketika muda, permukaan atas helaian daun berwarna hijau, dengan 0-2(–4) kelenjar nektar dekat pangkal helaian, dan 0-15 kelenjar di tiap sisi daun dekat (2–10 mm) tepi helaian; permukaan bawah daun abu-abu kehijauan hingga kecokelatan, dengan atau tanpa domatia; pertulangan daun menjari-3 atau 5, dengan 8-11 tulang daun samping di tiap sisi, kebanyakan berakhir di tepi daun.[3]:259

Perbungaan terletak di ketiak atau ujung ranting, berkelamin satu atau dua; sumbunya kehijauan berambut halus, 1–4 mm tebalnya di pangkal; daun pelindung menyegitiga sempit, 1,8–3 × 0,2–0,3 mm, gugur atau menetap. Perbungaan jantan bentuk malai, dengan sumbu utama hingga sepanjang 43 cm dan percabangan hingga 20 cm, bunga-bunga mengelompok 3-5 kuntum per titik, seluruhnya dapat mencapai 100 titik. Bunga jantan bergaris tengah 3–5 mm; bertangkai 3–3,5 mm; kelopak 3 atau 4, jorong, 2–3 × 1,5–2 mm, keabu-abuan; benang sari 50–80, kekuningan, panjang 1,5–3 mm, dengan pistillode di pusatnya. Perbungaan betina dalam bulir, panjang hingga 35 cm, berisi hingga 130 titik, kadang-kadang dengan cabang samping hingga 13 cm. Bunga betina bergaris tengah 3–4 mm; bertangkai pendek hingga 0,5 mm; kelopak bertaju 3-5, berlekatan di pangkalnya, tinggi 2–3 mm, hijau dengan rambut-rambut wol kecokelatan; tangkai putik hingga setinggi 1,2 mm, kepala putik 2,2–2,8 mm, kuning kehijauan. Buah 10–16 × 11–17 mm; cokelat kehijauan, berbau keras jika mengering, berduri banyak yang ramping dan ikal, panjang hingga 7 mm, rambut wol mudah terkelupas; sumbu buah 5–6 × 1–1,8 mm. Biji elipsoid, 4–5 × 3,8–4 × 3–3,2 mm, halus, hitam mengilap.[3]:259

Agihan dan ekologi sunting

 
Close up untaian buah
 
Perawakan berupa perdu

M. mollissimus menyebar mulai dari Sumatra hingga ke Australia timur dan Pasifik barat (Kepulauan Solomon).[3]:259

Kayu balik angin ini umum secara lokal, di hutan-hutan musim dan hutan yang selalu hijau, sering pada tempat-tempat yang terbuka atau terganggu, atau bekas terbakar, di tepi-tepi jalan dan sungai, hutan galeri, tepi mangrove, atau di wilayah berawa; juga di sepanjang perbukitan dan lereng gunung; di atas bermacam jenis tanah, sampai ketinggian 1.700 m dpl.[3]:259

Berbunga dan berbuah di sepanjang tahun.[3]:259

Manfaat sunting

Akarnya dipakai untuk menyembuhkan sakit kepala dan malaria. Pepagan dalamnya dimanfaatkan sebagai tali dan dekorasi. Daunnya untuk pembungkus makanan, menyembuhkan kejang perut, dan bersama dengan pepagan digunakan sebagai bahan ramuan untuk mengobati sakit limpa. Kayunya dipakai sebagai sarung golok, tombak, dan kayu bakar.[3]:259

Catatan kaki sunting

  1. ^ Geiseler, E.F. 1807. Crotonis Monographiam, Speciminis Loco Inauguralis, ut Doctoris Medici Gradum in Alma Fridericiana Adipiscatur, ad Diem 20. Martii 1807. Exhibit Eduardus Ferdinandus Geiseler. Halae [20 Mar 1807]
  2. ^ Blume, C.L. 1826. Bijdragen tot de flora van Nederlandsch-Indië. 12de Stuk: 611. Batavia :Ter Lands Drukkerij. [(1825) 1826]
  3. ^ a b c d e f g h i Sierra, S.E.C. & P.C. van Welzen. 2005. "Taxonomic revision of Mallotus section Mallotus". Blumea Vol. 50(2): 249-74, 2005.
  4. ^ Airy Shaw, H.K. 1972. "The Euphorbiaceae of Siam". Kew Bull. 26(2): 292–308. 1972 [19 Jan 1972]
  5. ^ Australian Tropical Rainforest Plants: Mallotus mollissimus Diarsipkan 2018-04-05 di Wayback Machine.

Pranala luar sunting