Soetedjo (militer)
Letnan Jenderal TNI (Purn.) Soetedjo (lahir 23 Juli 1937)[1] adalah seorang purnawirawan perwira tinggi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia dari tahun 1992 hingga 1997. Soetedjo juga sempat menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer XIV/Hasanuddin pada tahun 1983 sampai dilikuidasi pada 1985, dan Panglima Komando Tempur II/Kostrad pada 1982 hingga 1983.
Soetedjo | |
---|---|
Wakil Ketua DPR/MPR RI | |
Masa jabatan 1 Oktober 1992 – 1 Oktober 1997 Menjabat bersama John Ario Katili, Ismail Hasan Metareum, Soerjadi dan Ahmad Amiruddin | |
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia | |
Masa jabatan 1 Oktober 1987 – 1 Oktober 1997 | |
Grup parlemen | ABRI |
Daerah pemilihan | Sulawesi Selatan |
Informasi pribadi | |
Lahir | 23 Juli 1937 Cilacap, Hindia Belanda |
Suami/istri | Amaris Asihati |
Anak | 3 |
Almamater | Akademi Militer Nasional |
Profesi | Tentara |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Darat |
Masa dinas | 1961–1997 |
Pangkat | Letnan Jenderal TNI |
Satuan | Infanteri (Kopassus) |
Penghargaan | Bintang Dharma Bintang Kartika Eka Paksi Pratama Bintang Kartika Eka Paksi Nararya |
Sunting kotak info • L • B |
Kehidupan awal dan pendidikan
suntingSoetedjo dilahirkan pada 23 Juli 1937 di Cilacap, pada masa kolonial Hindia Belanda. Pada 1958, ia menyelesaikan pendidikan menengah atasnya di SMA B Cilacap.[2] Ia kemudian melanjutkan pendidikannya ke Akademi Militer Nasional (AMN) dan akhirnya lulus pada tahun 1961, ia ditugaskan di kecabangan infanteri.[3]
Karier militer
suntingTidak lama setelah dilantik, Soetedjo yang berpangkat letnan dua harus mengikuti Sekolah Para di Batujajar hingga selesai pada 1962.[1] Penempatan pertamanya sebagai prajurit adalah di Batalyon Infanteri 131 yang berada di Payakumbuh sebagai komandan pleton hingga kompi dari 1962 sampai 1964.[2] Ia kembali ke Batujajar untuk Sekolah Komando pada 1964.[1] Dari tahun 1964 hingga 1965, Soetedjo ikut serta dalam Operasi Kilat di Sulawesi Selatan di bawah komando M. Jusuf dalam upaya memburu Kahar Muzakkar, pimpinan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di sana.[2]
Mulai 1965 Soetedjo lebih sering ditugaskan di Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), ia menjadi komandan kompi di Batalyon 2/RPKAD, Magelang sampai 1967, selama periode ini ia mengikuti Kursus Perwira Lanjutan Satu (Kupaltu)[4] dan terjun dalam operasi penumpasan Gerakan 30 September di Jawa Tengah pada tahun 1966.[5] Ia sempat ditugaskan ke Jakarta sebagai komandan detasemen sebelum akhirnya pada 1968 ia menjadi komandan pleton di Batalyon Latihan Komando Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Yon Latko Pusdik Passus) di Batujajar serta kemudian menjabat sebagai Asisten Penelitian dan Pengembangan Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Aslitbang Pusdik Passus) dari 1968 hingga 1971.[1] Pada 1968, ia sempat ke Kalimantan Barat untuk menjalankan operasi melawan Pasukan Gerilya Rakyat Sarawak (PGRS)[5] dan menghadiri Kursus Lanjutan Perwira (Suslapa) pada 1970.[4]
Pada 1971, Soetedjo yang telah berpangkat mayor diangkat menjadi Wakil Komandan Grup 2 Kopassandha di Kartasura hingga 1974.[1] Ia menyelesaikan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) di Bandung pada 1973.[4] Setelah itu, Seotedjo ditarik ke markas Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha, nama baru dari RPKAD) di Cijantung, Jakarta untuk menjadi wakil asisten personel (Waaspers) di sana selama kurang lebih setahun. Soetedjo kemudian ditunjuk sebagai Komandan Grup 4 Kopassandha[2] dari tahun 1975 hingga dimutasi pada 1977. Ia sempat mengikuti Sekolah Staf dan Komando Gabungan (Seskogab) pada 1976.[4]
Setelah lulus dari Seskogab, ia menjadi Komandan Brigade Infanteri 12/Guntur yang bermarkas di Cianjur, pangkatnya pun naik menjadi kolonel,[2] ia menjabat dari tahun 1977[6] hingga 1980. Brigade tersebut berada di bawah Komando Daerah Militer VI/Siliwangi (Kodam VI/Siliwangi). Pada masa ini, ia ditugaskan untuk bertempur dalam Operasi Seroja di Timor Timur dari 1977 sampai 1978.[5] Soetedjo lalu dimutasi ke markas Kodam VI di Bandung untuk menjadi Asisten Operasi Kodam pada 1980 hingga 1982.
Ia kemudian kembali ke Jakarta dan bertindak sebagai Kepala Staf Komando Tempur II/Kostrad (Kaskopur II/Kostrad), tak lama kemudian ia dipromosikan menjadi Panglima Komando Tempur II/Kostrad (Pangkopur II/Kostrad), pangkatnya pun naik menjadi brigadir jenderal[7] dan menjabat dari 1982 sampai ia digantikan oleh Soegito teman seangkatannya di AMN pada 1983.[1]
Soetedjo kemudian kembali mendapatkan promosi jabatan, ia menjadi mayor jenderal setelah ditunjuk sebagai Panglima Komando Daerah Militer XIV/Hasanuddin (Pangdam XIV/Hasanuddin) yang bermarkas di Ujung Pandang pada 13 April 1983 menggantikan Soegiarto.[8] Kodam XIV meliputi daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Ia menjabat sampai 1985 ketika reorganisasi terjadi dan menyebabkan Kodam XIV dilikuidasi, sehingga seluruh wilayah Pulau Sulawesi berada di bawah Komando Daerah Militer VII/Wirabuana yang baru.[9]
Selanjutnya pada 1985 hingga 1986, Soetedjo tercatat pernah menjabat sebagai Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) dan Inspektur Pendidikan dan Latihan (Irdiklat) di Inspektorat Jenderal Angkatan Darat (Itjenad) di Jakarta.[10]
Karier politik
suntingAdanya Dwifungsi ABRI pada masa Orde Baru membuat Soetedjo akhirnya menduduki jabatan politik, dari tahun 1987 hingga 1997 ia dikaryakan ke lembaga legislatif mewakili fraksi golongan karya ABRI.[11] Pada periode 1987–1992, Soetedjo diangkat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Di alat kelengkapan dewan, awalnya ia ditugaskan di Komisi VII hingga 1988 serta Badan Musyawarah hingga 1989, tetapi kemudian hingga akhir periode ia ditugaskan di Komisi VIII.[12] Selain itu, ia juga adalah Ketua Fraksi ABRI di DPR RI pada periode ini.[10]
Pada periode 1992–1997, ia kembali bertugas di Senayan kali ini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat bidang Koordinator Politik merangkap Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat dari Fraksi ABRI,[10] ia menggantikan pejabat sebelumnya, Saiful Sulun. Ia menjabat bersama John Ario Katili (Fraksi Karya Pembangunan), Ismail Hasan Metareum (Fraksi Persatuan Pembangunan), Soerjadi (Fraksi Partai Demokrasi Indonesia),[13] dan Ahmad Amiruddin (Fraksi Utusan Daerah) di bawah Ketua Wahono.[13] Ia juga menjadi Ketua Umum Fraksi ABRI DPR RI pada periode ini.[10] Dari 1994 hingga 1996, ia selalu menjadi salah satu anggota delegasi DPR RI yang dikirimkan ke sidang panitia kerja dan sidang umum Organisasi Antar-Parlemen Perbara (AIPO).[10]
Setelah tidak lagi menjabat di DPR, Soetedjo diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung dari tahun 1997 sampai lembaga itu dibubarkan pada 2003.[14]
Karier sipil
suntingSetelah pensiun dari militer dan politik, Soetedjo berkecimpung dalam dunia bisnis dan tercatat pernah menjadi penasihat, komisaris maupun komisaris independen di beberapa anak perusahaan grup Sinar Mas.[14]
Tanda kehormatan
sunting- Bintang Mahaputera Adipradana
- Bintang Dharma[15]
- Bintang Kartika Eka Paksi Pratama
- Bintang Kartika Eka Paksi Nararya
- Satyalancana Kesetiaan XXIV Tahun
- Satyalancana Dwidya Sistha
- Satyalancana Kesetiaan XVI Tahun
- Satyalancana Kesetiaan VIII Tahun
- Satyalancana Seroja
- Satyalancana G.O.M VIII
- Satyalancana Penegak
- Satyalancana G.O.M IV
Referensi
sunting- ^ a b c d e f Tim Penyusun 1997, hlm. 1005.
- ^ a b c d e The Editors (Oktober 1983). "Current Data on the Indonesian Military Elite" (PDF). Indonesia. Cornell University Southeast Asia Program. Vol. 036: hlm. 132.
- ^ "ALUMNI - 1961". akmil.ac.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Februari 2001. Diakses tanggal 4 Februari 2021.
Lihat bagian Infanteri no. 2
- ^ a b c d Tim Penyusun 1992, hlm. 1155.
- ^ a b c Lembaga Pemilihan Umum 1987, hlm. 1001.
- ^ Disjarahdam VI/Siliwangi (1979). Siliwangi dari masa ke masa (edisi ke-2). Bandung: Angkasa. hlm. 486.
- ^ "Pejabat Panglima Kopur II dan Panglima Divif 2 Kostrad". divif2kostrad.com. Diakses tanggal 5 Februari 2021.
- ^ The Editors (Oktober 1983), hlm. 122.
- ^ Rudini (Mei 1985). "Kodam, Penyelenggara Pertahanan dan Keamanan di Wilayah". Mimbar Kekaryaan ABRI (edisi ke-173). Jakarta: Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Staf Karyawan. Tahun ke XV: hlm. 59. ISSN 0125-9067.
- ^ a b c d e f Tim Penyusun 1997, hlm. 1006.
- ^ Lembaga Pemilihan Umum 1987, hlm. 1000.
- ^ Tim Penyusun 1992, hlm. 1156.
- ^ a b Tim Penyusun 1997, hlm. 95.
- ^ a b "Dewan Komisaris / Board of Commissioners" (PDF). smart-tbk.com. Diakses tanggal 7 Februari 2021.
- ^ "14 Pati Menerima Bintang Dharma". Mimbar Kekaryaan ABRI (edisi ke-287). Jakarta: Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Staf Karyawan. Tahun ke XXIV: hlm. 70. November 1994. ISSN 0125-9067.
Daftar pustaka
sunting- Tim Penyusun (1997). Buku Kenangan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Masa Keanggotaan 1992-1997 (PDF). Jakarta: Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
- Tim Penyusun (1992). Buku Kenangan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Masa Keanggotaan 1987-1992 (PDF). Jakarta: Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
- Lembaga Pemilihan Umum (1987). Buku Pelengkap VIII Pemilihan Umum 1987: Ringkasan Riwayat Hidup dan Riwayat Perjuangan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Hasil Pemilihan Umum 1987. Jakarta: Lembaga Pemilihan Umum.
Jabatan militer | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Sarwono |
Pangkopur II/Kostrad 1982–1983 |
Diteruskan oleh: Soegito |
Didahului oleh: Soegiarto |
Pangdam XIV/Hasanuddin 1983–1985 |
Diteruskan oleh: Nana Narundana sebagai Pangdam VII/Wirabuana |
Jabatan politik | ||
Didahului oleh: Saiful Sulun |
Wakil Ketua DPR/MPR RI 1992–1997 |
Diteruskan oleh: Syarwan Hamid |