Peradaban Minoa

(Dialihkan dari Peradaban Minoan)

Peradaban Minoa adalah sebuah peradaban di Kreta, sebuah pulau dekat daratan Yunani. Peradaban ini dimulai pada Zaman Perunggu tahun 3000 dan 2700 SM, dan berlangsung sampai 1450 SM.[1] Peradaban ini ditemukan kembali pada awal abad ke-20 oleh seorang arkeolog Inggris Sir Arthur Evans. Peradaban ini disebut sebagai awal mata rantai peradaban Eropa."[2] Pulau Kreta telah dihuni manusia sejak 7000 SM, pada zaman neolitikum. Akan tetapi baru menjelang 5000 SM bukti awal pertanian mulai muncul, hal ini menandai bermulanya peradaban ini.

Interior istana Knossos, sisa-sisa peradaban Minoa.

Peradaban Minoa terkenal dengan perdagangan lautnya dan kota-kotanya yang teratur. Orang-orang Minoa memiliki sistem pertanian yang mengutamakan zaitun dan anggur. Agama mereka lebih banyak memuja dewi. Peradaban Minoa digantikan oleh Peradaban Mikenai.

Tinjauan

sunting

Tidak diketahui dengan nama apa bangsa Minoa menyebut diri mereka sendiri. Istilah "Minoa" pertama kali diajukan oleh Arthur Evans berdasarkan tokoh mitos Raja Minos.[3] Minos dikaitkan dengan Mitologi Yunani dengan labirin, yang diidentifikasi oleh Evans dengan suatu situs di Knossos. Seringkali dinyatakan bahwa sebuah nama tempat yang disebut oleh bangsa Mesir kuno dengan "Keftiu" (*Káftiu kftiw) dan oleh bangsa Semit "Kaftor" atau "Caphtor" dan "Kaptara" dalam arsip Mari, merujuk pada pulau Kreta. "Dalam beberapa hal beberapa pengetahuan mengenai Caphtor/Keftiu hanya bisa dikaitkan dengan Kreta," [4] Dalam kisah Odiseus, yang disusun berabad-abad setelah kehancuran peradaban Minoa, Homer menyebut nama suku bangsa penghuni pulau Kreta dengan Eteokreta ("Kreta sejati"); kemungkinan mereka adalah keturunan bangsa Minoa.

Istana Minoa (Anaktora) adalah peninggalan bangunan paling terkenal yang telah digali dan diteliti di pulau Kreta. Bangunan monumental ini berfungsi sebagai pusat administrasi pemerintahan berdasarkan bukti ditemukannya banyak arsip oleh arkeolog. Istana ini bertingkat dengan tangga di luar dan di dalam kompleks bangunan, sumur, tiang, gudang, dan halaman.

Bangsa Minoa bukanlah bangsa Indo-Eropa; mereka berkerabat dengan penduduk Pra-Yunani di daratan Yunani dan Anatolia barat yang disebut bangsa Pelasgia.[5]

Kronologi dan sejarah

sunting

Daripada menghubungkan kurun peradaban Minoa dengan menggunakan kalender absolut, para ahli arkeologi menggunakan dua sistem kronologi relatif. Sistem pertama yang diciptakan oleh Evans dan direka oleh arkeolog penerusnya, berdasarkan kepada gaya tembikar. Cara ini membagi periode peradaban Minoa ke dalam tiga kurun utama — Minoa Awal, Minoa Pertengahan, dan Minoa Akhir. Era ini kemudan dibagi lebih lanjut menjadi subbagian Minoa Awal I, II, III. Sistem penanggalan lainnya diajukan oleh Arkeolog Yunani Nicolas Platon, berdasarkan kepada arsitektur perkembangan kompleks bangunan yang disebut sebagai "istana" di Knossos, Phaistos, Malia, dan Kato Zakros. Sistem ini membagi periode Minoa dalam kurun Praistana, Protoistana, Neoistana, dan Pascaistana. Hubungan antar sistem ini dijelaskan melalui tabel berikut, dengan perkiraan penanggalan kalender berdasarkan Warren dan Hankey (1989).

Letusan Thera muncul sekitar tahap kedewasaan peradaban Minoa Akhir. Penanggalan mengenai kapan terjadinya letusan gunung berapi ini sangat kontroversial. Penanggalan radiokarbon mengungkapkan kurun waktu abad ke-17 SM;[6][7] penanggalan radiokarbon itu, tetapi bertentangan dengan perkiraan arkeologi yang menyelaraskan letusan ini dengan kronologi Mesir konvensional, dan mendapatkan penanggalan sekitar 1525-1500 SM.[8][9][10] Letusan gunung berapi Thera ini dianggap sebagai peristiwa bencana alam hebat yang menyebabkan keruntuhan peradaban Minoa.

Sejarah

sunting
  Kronologi Minoa
3650-3000 SM Minoa Awal I Praistana
2900-2300 SM Minoa Awal II
2300-2160 SM Minoa Awal III
2160-1900 SM Minoa Pertengahan IA
1900-1800 SM Minoa Pertengahan IB Protoistana
(Periode Istana Lama)
1800-1700 SM Minoa Pertengahan II
1700-1640 SM Minoa Pertengahan IIIA Neoistana
(Periode Istana Baru)
1640-1600 SM Minoa Pertengahan IIIB
1600-1480 SM Minoa Akhir IA
1480-1425 SM Minoa Akhir IB
1425-1390 SM Minoa Akhir II Pascaistana
(di Knossos, Periode Istana Akhir)
1390-1370 SM Minoa Akhir IIIA1
1370-1340 SM Minoa Akhir IIIA2
1340-1190 SM Minoa Akhir IIIB
1190-1170 SM Minoa Akhir IIIC
1100 SM Subminoa

Bukti paling awal dari adanya permukiman manusia di pulau Kreta adalah masyarakat bertani prakeramik neolitik yang meninggalkan sisa-sia peradaban yang berasal dari kurun 7000 SM.[11] Studi perbandingan antara DNA haplogroup dari penduduk pria Kreta modern menunjukkan bahwa kaum lelakinya berasal dari Anatolia atau dari Levant, yang merupakan leluhur yang sama dengan orang Yunani.[12] Populasi neolitik ini menghuni desa-desa terbuka. Kawasan pesisir tepi pantai dihuni nelayan yang tinggal dalam gubuknya, sementara dataran Mesara yang subur dimanfaatkan untuk pertanian.[5]

Zaman perunggu dimulai di pulau Kreta sekitar tahun 2700 SM.[13] Pada kurun akhir milenium ke-3 SM, beberapa permukiman di pulau tumbuh menjadi pusat perdagangan dan kerajinan tangan. Hal ini memungkinkan kelompok kelas atas untuk terus menerapkan kepemimpinan dan aktivitas untuk melebarkan pengaruh dan kekuasaan mereka. Sangat mungkin sistem hierarki penguasa asli dari elite lokal tergantikan oleh struktur kekuasaan monarki - sebuah prasyarat untuk menciptakan istana agung.[14] FDari zaman perunggu awal (3500 SM sampai 2600 SM), peradaban Minoa di Kreta menunjukkan tanda-tanda akan tumbuh menjadi peradaban yang besar.[15]

Pada akhir kurun Minoa Pertengahan II (1700 SM) terjadi gangguan hebat di Kreta, mungkin disebabkan oleh gempa bumi besar, atau serbuan dari Anatolia.[16] Istana-istana di Knossos, Phaistos, Malia, dan Kato Zakros dihancurkan. Akan tetapi dengan dimulainya periode Neoistana, jumlah penduduk bertumbuh kembali,[17] istana dibangun kembali dengan ukuran yang lebih besar, beberapa permukiman baru dibangun di seluruh pulau. Periode ini (abad ke-17 dan ke-16 SM, Minoa Pertengahan III / Istana Baru) merupakan puncak peradaban Minoa. Akan tetapi terjadi lagi bencana alam lain sekitar tahun 1600 SM, sangat mungkin letusan gunung berapi Thera. Bencana alam ini tidak menyurutkan bangsa Minoa, mereka membangun kembali istana, bahkan lebih besar dari sebelumnya.[14]

Pengaruh peradaban Minoa di luar Kreta tampak jelas dari ditemukannya benda seni kerajinan Minoa yang berharga di daratan Yunani. Tampaknya keluarga penguasa peradaban Mikenai menjalin hubungan perdagangan dengan Minoa. Setelah 1700 SM, kebudayaan material Yunani mulai berkembang dan mencapai tingkatan yang lebih tinggi berkat engaruh Minoa.[14] Hubungan antara Mesir Kuno dan Krea sangat penting. Keramik Minoa ditemukan di kota-kota Mesir kuno, dan orang-orang Minoa mengimpor beberapa komoditas dari Mesir, terutama papirus, selain itu mencontoh gagasan arsitektur dan artistik kesenian Mesir Kuno. Hieroglif Mesir dijadikan sebagai acuan aksara piktograf Minoa, yang darinya berkembang sistem tulisan Linear A dan Linear B yang terkenal.[5]

Sekitar 1450 SM, kebudayaan Minoa mengalami titik balik akibat bencana alam, kemungkinan besar gempa bumi. Letusan Thera terjadi kembali dan rangkaian bencana alam ini dikaitkan dengan keruntuhan peradaban ini, meskipun demikian penentuan tanggal terjadinya masih merupakan bahasan yang kontroversial. Beberapa istana penting di Mallia, Tylissos, Phaistos, Hagia Triade serta permukiman di Knossos musnah. Istana di Knossos tampaknya tetap utuh dan bertahan sehingga mampu melebarkan pengaruhnya ke sebagian besar Kreta, hingga akhirnya ditaklukkan oleh bangsa Mikenai dari daratan Yunani.[14]

Istana Minoa ditempati oleh bangsa Mikenai sekitar 1420 SM[18] (1375 SM menurut sumber lain),[14] mereka kemudian menerapkan sistem penulisan Minoa Linear A yang digunakan untuk bahasa Mikenai, sebuah bentuk dari bahasa Yunani Kuno, yang ditulis dengan sistem Linear B. Arsip pertama tulisan macam ini ditemukan di bangunan periode Minoa Akhir II "Ruangan Tablet Kereta Kuda Perang". Bangsa Mikenai tampaknya lebih tertarik untuk menerapkan budaya, agama, dan ilmu pengetahuan Minoa daripada menghancurkannya,[19] dan mereka meneruskan sistem birokrasi dan ekonomi peninggalan Minoa.[14]

Pada periode Minoa Akhir IIIA:1, Amenhotep III di Kom el-Hatan menuliskan tentang k-f-t-w (Kaftor) sebagai salah satu "Tanah suci di utara Asia". Ia juga menyinggung beberapa nama kota di Kreta seperti Ἀμνισός (Amnisos), Φαιστός (Phaistos), Κυδωνία (Kydonia), dan Kνωσσός (Knossos) serta beberapa toponim yang diduga merujuk kepada Cyclades atau daratan Yunani. Jika nama-nama Mesir ini tepat, maka Firaun ini tidak menganggap Knossos Minoa Akhir III lebih dari kawasan lain disekitarnya.

Setelah sekitar satu abad pemulihan sebagian, kebanyakan kota Kreta mula mundur pada abad ke-13 SM (Minoa Akhir IIIB). Arsip terakhir Linaer A berangka tahun sekitar periode Minoa Akhir IIIA

Knossos tetap menjadi pusat administrasi hingga 1200 SM; dan yang menjadi situs terakhir Minoa[20] adalah situs pertahanan di pegunungan bernama situs Karfi, situs pengungsian yang menujukan sisa peradaban Minoa menjelang Zaman Besi.

Geografi

sunting
 
Peta peradaban Minoa di pulau Kreta

Kreta adalah pulau berpegunungan dengan pelabuhan alami. Terdapat tanda-tanda bekas kerusakan akibat gempa bumi di banyak situs Minoa, serta tanda-tanda yang jelas adanya pengangkatan atau amblesnya situs pesisir akibat proses tektonik di pantai-pantainya.[21]

Homer mencatat sebuah kisah tradisional yang menyebutkan bahwa Kreta memiliki 90 kota.[22] Berdasarkan peninggalan kompleks bangunan istana, setidaknya pulau ini terbagi atas sedikitnya delapan satuan politik pada saat puncak kejayaan peradaban Minoa. Bagian utara diperintah oleh Knossos, sedangkan bagian selatan diperintah oleh Phaistos, bagian timur agak ketengah dikuasai Malia, dan ujung timur diperintah oleh Kato Zakros sedangkan bagian barat dikuasai oleh Chania. Istana-istana kecil ditemukan di tempat-tempat lainnya.

Beberapa situs arkeologi utama Minoa, antara lain:

  • Istana
    • Knossos - istana yang terbesar[23] dan situs zaman perunggu penting di Kreta; dibeli untuk penggalian arkeologi oleh Evans pada 16 Maret 1900.
    • Phaistos - terbesar kedua[23] bangunan istana di pulau, digali oleh universitas dari Italia segera setelah penggalian Knossopalatial building on the island, excavated by the Italian school shortly after Knossos
    • Malia - pusat penggalian Prancis, pusat istana yang menunjukkan perkembangan istana dari periode protoistana.
    • Kato Zakros - situs istana yang digali arkeolog Yunani di bagian paling timur dari pulau ini. Situs ini disebut sebagai "Zakro" dalam literatur arkeologi.
    • Galatas - situs istana yang paling akhir ditemukan
  • Agia Triada - pusat pemerintahan dekat Phaistos
  • Gournia - situs kota yang digali pada perempat awal abad ke-20 oleh universitas dari Amerika Serikat.
  • Pyrgos - situs Minoa awal di selatan pulau.
  • Vasiliki - situs Minoa awal di bagian timur pulau yang memberikan namanya kepada jenis keramiknya unik.
  • Fournu Korfi - situs di selatan pulau.
  • Pseira - kota dengan pusat ritual
  • Mount Juktas - tempat suci di puncak pegunungan yang dikaitkan dengan istana Knossos.
  • Arkalochori - tempat ditemukannya Kapak Arkalochori yang terkenal.
  • Karfi - situs pengungsian dari periode Minoa akhir, salah satu situs Minoa terakhir.
  • Akrotiri - permukiman di pulau Santorini (Thera), dekat lokasi letusan gunung berapi Thera
  • Zominthos - kota pegunungan di kaki gunung lereng utara Gunung Ida

Minoa di luar Kreta

sunting
 
Uang tembaga Minoa

Bangsa Minoa adalah bangsa pedagang, kontak budaya mereka jauh lebih luas dari pulau Kreta — mencapai Kerajaan Lama Mesir, hingga kawasan penghasil tembaga di Siprus, Kanaan, dan pantai Levant, hingga Anatolia. Pada akhir 2009, artifak dan fresko bergaya Minoa ditemukan dalam penggalian arkeologi di Kanaan di situs istana Tel Kabri, Israel, yang mendasari dugaan bahwa Minoa memiliki pengaruh kuat di negara-kota Kanaan. Ini adalah satu-satunya peninggalan Minoa yang ditemukan di Israel.[24]

Teknik dan gaya keramik Minoa juga memberikan model dari pengaruh yang berubah-ubah atas periode Helladik di Yunani. Bersama beberapa contoh koloni-koloni Minoa di Thera, koloni lainnya dapat ditemukan di pulau Kastri dan Cythera, pulau-pulau yang terletak dekat dengan daratan Yunani ada di bawah pengaruh Minoa pada milenium ketiga dan tetap dibawah pengaruh Minoa hingga seribu tahun, hingga penaklukan oleh Mikenai pada abad ke-13 SM. Sebutan "koloni" atau "talasokrasi" dewasa ini dikritik.[25] Strata sosial Minoa telah mengubah budaya benua Zaman Perunggu di permukiman Minoa di luar Kreta.[26] Kota Cyclades berada di dalam orbit budaya Minoa, dan pulau yang lebih dekat pulau Karpathos, Saros dan Kasos, juga terdapat koloni Minoa, atau permukiman pedagang Minoa, yang berasal dari Zaman Perunggu pertengahan (Minoa Pertengahan I - II); kebanyakan ditinggalkan penghuninya pada periode Minoa Akhir I, akan tetapi koloni Minoa di Karpathos pulih dan bertahan dengah budaya Minoanya hingga akhir zaman perunggu.[27] Tempat lain yang diduga sebagai koloni Minoa, seperti yang diajukan oleh Adolf Furtwängler adalah Aegina, akan tetapi gagasan ini kemudian ditolak.[28] Ditemukan juga koloni Minoa di Ialysos di pulau Rhodes.[29]

Pengaruh budaya Minoa menunjukkan orbit yang tidak hanya mencapai Cyclades (proses yang disebut Minoanisasi), tapi juga tempat lain seperti Mesir dan Siprus. Lukisan dari abad ke-15 SM, di Thebes Mesir, menggambarkan figur manusia yang menggambarkan orang Minoa membawa hadiah-hadiah. Tulisan yang terukir menyebutkan mereka datang dari Keftiu, atau "pulau di tengah laut", dan mungkin menggambarkan para pedagang yang membawa hadiah persembahan, atau pejabat dari Kreta.[30]

Beberapa tempat di Kreta menunjukkan "wawasan keluar" bangsa ini. Situs Istana Baru di Kato Zakros, misalnya terletak hanya 100 meter dari tepi pantai, terletak di sebuah teluk. Ditemukannya banyak sanggar kerajinan dan kekayaan matrialnya menunjukkan bahwa kawasan ini potensial sebagai 'entrepôt' untuk perdagangan impor dan ekspor. Aktivitas ini diperjelas dengan gambaran artistik mengenai lautan, termasuk fresko 'Flotilla' dari kamar 5, di rumah barat Akrotiri.

Masyarakat dan budaya

sunting

Bangsa Minoa adalah bangsa pedagang yang terlibat perdagangan internasional. Budaya mereka, sejak tahun 1700 SM dan seterusnya, menunjukkan suatu budaya yang terorganisasi dengan baik.

 
Fresko menampilkan tiga orang perempuan yang kemungkinan adalah Ratu.

Benda-benda yang dihasilkan bangsa Minoa menunjukkan bahwa telah terjalin hubungan dengan daratan Yunani (terutama Mikenai) serta Siprus, Suriah, Anatolia, Mesir, Mesopotamia, dan jauh ke barat hingga pantai Spanyol.

Lelaki Minoa mengenakan kain cawat dan kilt (semacam rok). Perempuannya mengenakan jubah dengan lengan baju yang pendek serta rok berlapis yang mengembang. Kerah baju mereka sangat rendah sehingga menampilkan payudara yang terbuka. Perempuannya juga ada yang mengenakan baju ketat tanpa tali kutang (strapless). Pola pakaiannya menekankan pada pola geometrik simetris.

Agama bangsa Minoa lebih memuja dewi dengan pendeta perempuan sebagai penghubungnya.[31] Patung pendeta perempuan dalam budaya Minoa dan lukisan dinding menampilkan lelaki dan perempuan berpartisipasi dalam semacam olahraga melompati banteng, membuat para ahli menyimpulkan bahwa lelaki dan perempuan memiliki status sosial yang setara dalam sistem sosial Minoa. Diduga sistem warisnya adalah matrilineal. Fresko (lukisan dinding) banyak menampilkan berbagai macam orang, jender (jenis kelamin) dibedakan berdasarkan warna kulit: laki-laki berwarna kulit coklat kemerahan, sementara perempuan berkulit putih.

Bahasa dan tulisan

sunting
 
Lambang yang tidak diketahui maknanya pada Cakram Phaistos.

Pengetahuan mengenai bahasa lisan dan tulisan bangsa Minoa sangat sedikit, karena terlalu sedikitnya catatan yang ditemukan. Sekitar tahun 3000 SM[32] lempeng tablet tanah liat ditemukan dengan berbagai huruf Kreta. Tablet lempeng tanah liat sepertinya digunakan sejak kurun 3000 SM atau lebih awal. Dua mangkuk tanah liat dari Knossos meninggalkan sisa tinta; wadah tinta yang serupa dengan wadah tinta berbentuk binatang dari Mesopotamia, juga telah ditemukan.[33]

Kadang bahasa Minoa disebut sebagai bahasa Eteokreta, akan tetapi gagasan ini menimbulkan kerancuan antara bahasa tertulis di aksara Linear A andan bahasa yang tertulis di alfabet Euboea pada zaman kegelapan Yunani. Meskipun bahasa Etrokreta dipercaya sebagai turunan dari bahasa Minoa, tidak terdapat cukup bukti untuk mendukung pendapat ini.

Tulisan paling awal yang ditemukan di Kreta adalah sistem hiroglif Kreta. Tidak diketahui apakah bahasanya adalah bahasa Minoa, dan arkeolog masih memperdebatkan asal mulanya. Hiroglif ini sering dikaitkan dengan Mesir, akan tetapi juga berkerabat dengan beberapa tulisan dari kawasan Mesopotamia.[33] Huruf hiroglif ini digunakan pada Minoa Pertengahan I yang digunakan secara paralel dengan aksara Linear A dari abad ke-18 SM (Minoa Pertengahan II) dan hilang pada abad ke-18 (Minoa Pertengahan III).

Pada periode Mikenai, aksara Linear A diganti dengan aksara Linear B, mencatat bentuk paling arkaik dari bahasa Yunani. Aksara Linear B telah berhasil dipecahkan maknanya oleh Michael Ventris pada 1952, akan tetapi hurufnya yang lebih tua tetap menjadi misteri. Kebanyakan tablet tanah liat ini ditulis dengan aksara Linear B, tampaknya berupa catatan pembukuan persediaan dan barang dagangan. beberapa tulisan terkait benda keagamaan yang terkait ritual pemujaan. karena kebanyakan tablet ini merupakan catatan ekonomi yang ringkas dan bukan tulisan yang berkisah, penerjemahan bahasa Minoa tetap merupakan tantangan.

Kecuali jika bahasa Eteokreta adalah benar-benar kelanjutan bahasa Minoa, mungkin pada periode kegelapan Yunani, masa keruntuhan sosial dan ekonomi, bahasa Minoa punah.

Kesenian

sunting
 
Lukisan dinding "lompat banteng", ditemukan di situs Knossos, menunjukkan bahwa terdapat suatu olahraga atau ritual keagamaan melompati seekor banteng, figur manusia berkulit gelap adalah lelaki, sedangkan yang berkulit terang adalah perempuan.

Koleksi seni Minoa dipamerkan di museum Heraklion, dekat Knossos di pantai utara pulau Kreta. Karena kayu dan tekstil telah lama musnah, benda peninggalan yang tersisa dari peradaban Minoa adalah tembikar, arsitektur istana dengan dinding yang dilukisi fresko, patung batu, serta batuan Minoa yang diukir halus.

Tembikar

sunting

Pada periode awal Minoa, keramik ditandai dengan pola garis linear berpola spiral, segitiga, kurva, silang, tulang ikan, dan lain-lain. Pada periode Minoa pertengahan, desain naturalistik mulai muncul, seperti gambar ikan, cumi-cumi, burung, dan bunga lili. Pada periode akhir Minoa, motif flora dan fauna paling banyak ditemukan dan semakin kaya jenis gambarnya. Gaya kesenian istana Knossos menampilkan karakteristik geometrik yang kuat dan penyederhanaan gaya naturalistik dan bentuk serta lukisan dengan pewarnaan monokrom. Patut dicatat bahwa terdapat kemiripan antara gaya kesenian Minoa akhir dengan seni Mikaneai. Fresko merupakan bentuk kesenian paling lazim pada periode akhir kebudayaan Minoa.

 
" Dewi ular" atau pendeta wanita tengah melakukan ritual.

Minoa lebih memuja dewi, yang sering kali digambarkan sebagai "agama matriarki".[34] Meskipun ditemukan dewa pria, penggambaran dewi-dewi Minoa lebih banyak daripada apa yang dianggap sebagai dewa Minoa. Sementara gambaran perempuan diduga menggambarkan pemuja dan pendeta wanita tengah melakukan upacara keagamaan, serta dihadapkan dengan dewi sendiri. Diantaranya Dewi ibu dari ritus kesuburan, puan yang menguasai binatang, pelindung negara-kota, rumah tangga, panen, dunia bawah, dan lain-lain.[35] Beberapa pihak menganggap ini hanyalah berbagai aspek dari seorang Dewi agung. Dewi-dewi ini sering kali dilambangkan dengan simbol ular, burung, kuncup bunga, dan bentuk-bentuk hewan aneh di atas kepala.

Festival perayaan yang penting menampilkan keterampilan atletik tarian Lompat Banteng Minoa, ditampilkan di banyak fresko di Knossos[36] dan juga diukirkan pada segel miniatur.[37]

 
Peloncat banteng dari Knossos (Museum Heraklion)

Altar Minoa yang dimahkotai tanduk, sejak masa Evans disebut sebagai "Tanduk kesucian" digambarkan dalam berbagai perwujudan segel, dan ditemukan hingga Siprus. Lambang-lambang suci Minoa antara lain Banteng dan tanduk suci, labrys (kapak bermata ganda), pilar, ular, cakram matahari, dan pohon. Akan tetapi penafsiran yang berbeda mengajukan bahwa lambang ini bukan menunjukkan lambang keagamaan, tetapi lambang budidaya lebah madu.[38]

Bukti yang menunjukkan bahwa bangsa Minoa melakukan pengorbanan manusia ditemukan di tiga situs: (1) Anemospilia, dalam bangunan Minoa Pertengahan II dekat gunung Juktas, dianggap sebagai bangunan kuil, (2) sebuah kompleks tempat suci Minoa Awal II di Fournou Korifi di selatan Kreta tengah, dan (3) Knossos, di bangunan Minoa Akhir IB yang disebut "Rumah Utara".

Seperti kebanyakan arkeologi zaman perunggu, bekal kubur memberi banyak bukti arkeologi kehidupan pada masa itu. Pada akhir periode Istana Kedua, praktik pemakaman didominasi oleh dua bentuk utama: 'Makam melingkar', atau Tholoi, (terletak di Kreta selatan) dan 'rumah makam', (terletak di Kreta utara dan timur). Tentu saja ada banyak pola dan tren yang berbeda dalam praktik pemakaman Minoa yang tidak dapat dijabarkan melalui klasifikasi sederhana. Secara garis besar, penguburan adalah cara pemakaman yang paling lazim pada zaman perunggu di Kreta.[39] Pada periode ini terdapat tren pemakaman perseorangan, dengan beberapa pengecualian. Termasuk kompleks Chrysolakkos yang banyak diperdebatkan, Mallia, yang terdiri atas sejumlah bangunan yang membentuk sebuah kompleks. Bangunan ini terletak di tengah kawasan pemakaman Mallia, dan mungkin menjadi pusat ritual pemakaman, atau consisting 'crypt' dari keluarga penting.

Teori musnahnya peradaban Minoa

sunting

Letusan gunung berapi di pulau Thera (kini Santorini terletak sekitar 100 km dari Kreta) terjadi pada periode Minoa Akhir IA. Letusan ini merupakan salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah peradaban manusia, melontarkan sekitar 60 km3 material dan terukur skala 6 pada Volcanic Explosivity Index.[40][41][42] Letusan ini meluluh-lantakkan permukiman Minoa didekatnya di Akrotiri di pulau Santorini, yang terkubur batu apung.[43] Diduga letusan hebat yang berdampak kepada runtuhnya peradaban Minoa ini merupakan dasar peristiwa yang mengilhami mitos Atlantis, legenda yang sampai ke Yunani melalui perantara catatan Mesir.

Lebih lanjut dipercaya bahwa letusan ini berdampak parah bagi kebudayaan Minoa, meskipun sejauh mana dampaknya masih diperdebatkan. Teori mengajukan bahwa guguran hujan abu dari Thera telah mematikan tanaman di separuh sebelah timur pulau Kreta, menyebabkan bencana kelaparan yang menimpa penduduk setempat.[44] Akan tetapi setelah penelitian lebih lanjut, teori kurang dapat dipercaya karena lapisan endapan debu vulkanik di Kreata tak lebih dari 5 milimeter (0,20 in).[45] Penelitian mutakhir menunjukan, berdasarkan bukti arkeologi di Kreta, bahwa tsunami besar yang ditimbulkan oleh letusan gunung Thera, menyapu kawasan pesisir Kreta dan menghancurkan permukiman di tepi pantai.[46][47][48][49][50] Periode Minoa Akhir IIIA ditandai dengan kemewahannya (misalnya makam mewah dan keseniannya) serta tersebarluasnya gaya keramik Knossos.[51] Akan tetapi pada periode Minoa Akhir IIIB peran penting Knossos sebagai pusat regional tampaknya mulai merosot.

Temuan Minoa yang signifikan di atas lapisan abu vulkanik Thera di atas Minoa Akhir I, menunjukkan bahwa letusan Thera tidak serta merta meruntuhkan peradaban Minoa. Karena bangsa Minoa adalah bangsa pelaut yang bergantung pada armada kapal dagangnya, letusan Thera menyebabkan kesulitan bagi Minoa. Apakah dampak ini cukup untuk memicu keruntuhan peradaban ini, masih tetap diperdebatkan. Penaklukan bangsa Mikenai atas bangsa Minoa terjadi pada kurun Minoa Akhir II. Bangsa Mikena adalah peradaban berlandaskan militer.[52] Tak lama setelah letusan gunung berapi, arkeolog menduga bahwa letusan ini menimbulkan krisis atas peradaban Minoa yang memungkinkan bangsa Mikenai menaklukkan mereka dengan mudah.[48]

Sinclair Hood menulis bahwa kehancuran minoa sangat mungkin akibat serbuan bangsa asing dari luar. Meskipun perkembangan peradaban ini terhenti akibat bencana alam letusan gunung berapi Thera, pukulan paling berat datang dari penakluk asing. Bukti arkeologi menunjukkan bahwa kerusakan situs si pulau ini paling banyak karena kebakaran. Hood mencatat bahwa istana Knossos paling utuh tersisa dan paling sedikit kerusakannya dibandingkan situs lain di pulau Kreta. Karena bencana alam tidak memilih-nilih sasaran, maka sangat mungkin kehancuran peradaban Minoa adalah akibat serbuan pihak asing, karena penakluk asing ini kemungkinan menggunakan istana Knossos. Sekitar 1420 SM, pulau Thera ditaklukkan oleh Mycenaean. Setelah ini, sebagian besar kota Crete dan kerajaannya mengalami kemunduran. Tapi Knossos tetap berlanjut hingga 1200 SM. Ada bukti bahwa perdagangan runtuh, dan penduduk kota-kota di peradaban kuno Minoan mati karena kelaparan. Pasokan gandum Minoans menipis yang diyakini berasal dari peternakan di tepi Laut Hitam. Banyak sejarawan percaya bahwa pusat perdagangan kuno saat itu berada dalam masa kritis dari perdagangan yang tidak ekonomis, makanan dan kebutuhan pokok yang bernilai tinggi dan dan dianggap barang mewah. Salah satu teori runtuhnya peradaban kuno Minoan menyatakan adanya peningkatan penggunaan alat-alat besi oleh pedagang Minoan [53]

Beberapa penulis lain menyebutkan bahwa peradaban Minoa telah berkembang melebihi batas daya dukung lingkungannya. Misalnya bukti arkeologi di Knossos menunjukkan telah terjadinya penebangan dan kerusakan ekosistem hutan.[54][55]

Pranala luar

sunting

Catatan

sunting
  1. ^ ""Ancient Crete" in Oxford Bibliographies Online: Classics, offers a scholarly guide to the academic literature on this topic". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-05-30. Diakses tanggal 2010-09-20. 
  2. ^ Durant, The Life of Greece (The Story of Civilization Part II, (New York: Simon & Schuster) 1939:11.
  3. ^ John Bennet, "Minoan Civilization", Oxford Classical Dictionary, 3rd ed., p. 985.
  4. ^ Strange, Caphtor/Keftiu: a new investigation, 1980:125; Strange reprints the source texts 16-112.
  5. ^ a b c Hermann Bengtson: Griechische Geschichte. C.H.Beck, München, 2002. 9th Edition. ISBN 3-406-02503-X. pp.8-15
  6. ^ Manning, Sturt W (2006). "Chronology for the Aegean Late Bronze Age 1700-1400 B.C". Science. American Association for the Advancement of Science. 312 (5773): 565–569. doi:10.1126/science.1125682. PMID 16645092. Diakses tanggal 2007-03-10. 
  7. ^ Friedrich, Walter L (2006). "Santorini Eruption Radiocarbon Dated to 1627-1600 B.C". Science. American Association for the Advancement of Science. 312 (5773): 548. doi:10.1126/science.1125087. PMID 16645088. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-06-19. Diakses tanggal 2007-03-10. 
  8. ^ "Chronology". Thera Foundation. Diakses tanggal 2009-01-03. 
  9. ^ Balter, M (2006). "New Carbon Dates Support Revised History of Ancient Mediterranean". Science. 312 (5773): 508–509. doi:10.1126/science.312.5773.508. PMID 16645054. 
  10. ^ Warren PM (2006). Czerny E, Hein I, Hunger H, Melman D, Schwab A, ed. Timelines: Studies in Honour of Manfred Bietak (Orientalia Lovaniensia Analecta 149). Louvain-la-Neuve, Belgium: Peeters. hlm. 2: 305–321. ISBN 90-429-1730-X. 
  11. ^ C. Broodbank, T. Strasser, "Migrant farmers and the Neolithic colonisation of Crete" Antiquity 1991 65: 233–245.
  12. ^ "R.J. King, S.S. Ozcan et al., "Differential Y-chromosome Anatolian influences on the Greek and Cretan Neolithic"" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2009-03-05. Diakses tanggal 2012-01-24. 
  13. ^ Carl Roebuck, The World of Ancient Times (Charles Scribner's Sons: New York, 1966) p. 101.
  14. ^ a b c d e f Karl-Wilhelm Welwei: Die Griechische Frühzeit. C.H.Beck, München, 2002. ISBN 3406479855. pp.12-18
  15. ^ Hermann Kinder & Werner Hilgemann Anchor Atlas of World History, (Anchor Press: New York, 1974) p. 33.
  16. ^ Beck, Roger B. (1999). World History: Patterns of Interaction. Evanston, IL: McDougal Littell. ISBN 0-395-87274-X. 
  17. ^ All estimates have been revised downward by Todd Whitelaw, “Estimating the Population of Neopalatial Knossos,” in G. Cadogan, E. Hatzaki, and A. Vasilakis (eds.), Knossos: Palace, City, State (British School at Athens Studies 12) (London 2004); at Moschlos in eastern Crete, the population expansion was at the end of the Neoplalatial period (Jeffrey S. Soles and Davaras, Moschlos IA 2002: Preface p. xvii).
  18. ^ Carl Roebuck, The World of Ancient Times p. 77.
  19. ^ Ibid. p. 107.
  20. ^ BBC "The Minoan Civilisation of Crete":"The later Minoan towns are in more and more inaccessible places, the last one being at Karfi, high in the Dikti Mountains. From that time onward, there are no traces of the Minoans".
  21. ^ For instance, the uplift as much as 9 metres in western Crete linked with the earthquake of 365 is discussed in LStathis C. Stiros, "The 8.5+ magnitude, AD365 earthquake in Crete: Coastal uplift, topography changes, archaeological and Ihistorical signature" Quaternary International (23 May 2009).
  22. ^ Homer, Odyssey xix.
  23. ^ a b "Thera and the Aegean World III". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-04-25. Diakses tanggal 2009-09-13. 
  24. ^ Remains of Minoan fresco found at Tel Kabri; Remains Of Minoan-Style Painting Discovered During Excavations of Canaanite Palace, ScienceDaily, 7 December 2009
  25. ^ Hägg and Marinatos 1984; Hardy (ed.) 1984; Broadbank 2004
  26. ^ J. N. Coldstream and G. L. Huxley, Kythera: Excavations and Studies Conducted by the University of Pennsylvania Museum and the British School at Athens (London: Faber & Faber) 1972.
  27. ^ E. M. Melas, The Islands of Karpathos, Saros and Kasos in the Neolithic and Bronze Age (Studies in Mediterranean archaeology 68) (Göteburg) 1985.
  28. ^ James Penrose Harland, Prehistoric Aigina: A History of the Island in the Bronze Age, ch. V. (Paris) 1925.
  29. ^ Arne Furumark, "The settlement at Ialysos and Aegean history c. 1500-1400 B.B.", in Opuscula archaeologica 6 (Lund) 1950;T. Marketou, "New Evidence on the Topography and Site History of Prehistoric Ialysos." in Soren Dietz and Ioannis Papachristodoulou (eds.), Archaeology in the Dodecanese (1988:28-31).
  30. ^ Dickinson, O (1994) Pg. 248
  31. ^ Patricia Rosof Family History p.12
  32. ^ Hood, Sinclair. “The Minoans: Crete in the Bronze Age”. Thames and Hudson, 1971, pg.114
  33. ^ a b Hood, Sinclair. “The Minoans: Crete in the Bronze Age”. Thames and Hudson, 1971, pg.111
  34. ^ See Castleden 1994[halaman dibutuhkan]; Goodison and Morris 1998;[halaman dibutuhkan] N. Marinatos 1993[halaman dibutuhkan]
  35. ^ Robert Graves; "The Greek Myths", "The White Goddess"
  36. ^ In the small courtyard of the east wing of the palace of Knossos.
  37. ^ An ivory figure reproduced by Spyridon Marinatos and Max Hirmer, Crete and Mycenae (New York) 1960, fig. 97, also shows the bull dance movement.
  38. ^ Haralampos V. Harissis, Anastasios V. Harissis. Apiculture in the Prehistoric Aegean. Symbols Revisited British Archaeological Reports S1958, 2009 ISBN 978-1-4073-0454-0
  39. ^ Sinclair Hood (1971) "The Minoans; the story of Bronze Age Crete" pp. 140
  40. ^ "Santorini eruption much larger than originally believed". 2006. Diakses tanggal 2007-03-10. 
  41. ^ McCoy, FW, & Dunn, SE (2002). "Modelling the Climatic Effects of the LBA Eruption of Thera: New Calculations of Tephra Volumes May Suggest a Significantly Larger Eruption than Previously Reported" (PDF). Chapman Conference on Volcanism and the Earth's Atmosphere. Thera, Greece: American Geographical Union. Diakses tanggal 2007-05-29. 
  42. ^ Sigurdsson H, Carey, S, Alexandri M, Vougioukalakis G, Croff K, Roman C, Sakellariou D, Anagnostou C, Rousakis G, Ioakim C, Gogou A, Ballas D, Misaridis T, & Nomikou P (2006). "Marine Investigations of Greece's Santorini Volcanic Field" (PDF). Eos. 87 (34): 337–348. Bibcode:2006EOSTr..87..337S. doi:10.1029/2006EO340001. Diarsipkan dari versi asli (–Scholar search) tanggal 2007-06-30. Diakses tanggal 2012-01-24. 
  43. ^ Vergano, Dan (2006-08-27). "Ye gods! Ancient volcano could have blasted Atlantis myth". USA Today. Diakses tanggal 2008-03-09. 
  44. ^ Marinatos, S (1939). "The Volcanic Destruction of Minoan Crete". Antiquity. 13: 425–439. 
  45. ^ Callender, G (1999). The Minoans and the Mycenaeans: Aegean Society in the Bronze Age. Oxford University Press. ISBN 0195510283. 
  46. ^ [1], SecretsoftheDead
  47. ^ Lilley, Harvey (20 April 2007). "The wave that destroyed Atlantis". BBC Timewatch. Diakses tanggal 2008-03-09. 
  48. ^ a b Antonopoulos, J. (1992). "The great Minoan eruption of Thera volcano and the ensuing tsunami in the Greek Archipelago". Natural Hazards. 5 (2): 153–168. doi:10.1007/BF00127003. 
  49. ^ Pareschi, MT, Favalli, M & Boschi, E (2006). "Impact of the Minoan tsunami of Santorini: Simulated scenarios in the eastern Mediterranean". Geophysical Research Letters. 33 (18): L1860. Bibcode:2006GeoRL..3318607P. doi:10.1029/2006GL027205.  .
  50. ^ LaMoreaux, PE (1995). "Worldwide environmental impacts from the eruption of Thera". Environmental Geology. 26 (3): 172–181. Bibcode:1995EnGeo..26..172L. doi:10.1007/BF00768739. 
  51. ^ Dickinson, O (1994) The Aegean Bronze Age pg. 22
  52. ^ Bruce Bowen: Mycenae and Minoan Crete, 2000,
  53. ^ Sinclair Hood (1971) "The Minoans; the story of Bronze Age Crete" pp. 58
  54. ^ Pendlebury, 2003
  55. ^ C. Michael Hogan, Knossos fieldnotes, Modern Antiquarian (2007)