Penomoran stasiun adalah sistem penanda yang terdiri dari beberapa huruf dan angka yang merujuk pada stasiun kereta api. Penerapan penomoran stasiun dilakukan untuk memudahkan navigasi bagi wisatawan mancanegara yang belum terbiasa dengan bahasa lokal[1] dengan menggunakan standar internasional (huruf latin dan angka arab). Sistem tersebut kini digunakan oleh berbagai perusahaan kereta api di seluruh dunia seperti di Amerika Serikat, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Tiongkok Daratan.

Contoh penomoran stasiun di Jepang.
Nomor Stasiun Manggarai Pada Jalur Lingkar Cikarang (C-09)

Sejarah

sunting

Penomoran stasiun pertama kali diperkenalkan di Korea Selatan, oleh Kereta Bawah Tanah Metropolitan Seoul pada tahun 1983 saat pengoperasian Kereta Bawah Tanah Seoul Lin 2 (Euljiro 1-ga ke Seongsu).[2][3][4][5]

Di Jepang, penomoran stasiun digunakan pertama kali digunakan di Jalur Trem Listrik Nagasaki pada Mei 1984.[6] Penomoran stasiun di Jepang diterapkan secara massal pada saat menjelang Olimpiade Musim Panas 2020 .

Untuk di Indonesia, penomoran stasiun diperkenalkan oleh Kereta Api Indonesia pada akhir tahun 2020.[7]

Struktur

sunting

Penomoran stasiun biasanya terdiri dari dua bagian, yaitu "kode lin" dan "kode stasiun".

Kode lin

sunting
 
Kode Lin Bandara Soekarn-Hatta Dan Lin Lingkar Cikarang pada petunjuk peron 1 Stasiun BNI City (A=Lin Bandara Soekarno-Hatta, C=Lin Lingkar Cikarang)

Kode lin digunakan untuk menunjukkan lin kereta api yang melewati dan berhenti di stasiun tersebut. Sehingga, dalam satu lin hanya terdapat satu kode lin. Di beberapa negara, seperti Korea Selatan dan Tiongkok, lin kereta api seringkali diberi nama dengan nomor (misal Lin 1, Lin 15). Nomor lin tersebut biasanya digunakan juga sebagai kode lin.


Di negara lain, seperti Jepang, lin kereta api biasanya tidak berupa nomor. Lin seperti ini biasanya diberi simbol berupa singkatan atau inisial dari notasi Romaji nama jalurnya. Ketika ada dua atau lebih lin dengan inisial yang sama di wilayah yang sama, salah satunya akan diubah untuk menghindari kesamaan kode lin, walaupun lin tersebut dijalankan oleh operator yang berbeda (misalnya, Lin Tokyo Metro Marunouchi menggunakan 'M' dan Lin Toei Mita menggunakan 'I', meskipun nama kedua lin tersebut sama-sama diawali dengan huruf M). Metode lain untuk menghindari kesamaan kode lin adalah menggunakan urutan abjad (A hingga Z).

Nomor stasiun

sunting
 
Nomor Stasiun Manggarai Jalur Bogor pada papan stasiun (B-09)

Nomor stasiun adalah bagian yang mengidentifikasi setiap stasiun pada suatu lin kereta api. Oleh karena itu, tidak boleh ada nomor stasiun yang sama di lin yang sama.

Kebanyakan nomor stasiun adalah angka dua digit. Biasanya, stasiun awal suatu lin diberi nomor 00 atau 01, sedangkan stasiun di sepanjang jalur dinamakan secara berurutan dengan bilangan bulat naik (yaitu jika stasiun awal diberi nomor 01, stasiun berikutnya diberi nomor 02, kemudian stasiun setelah ini akan diberi nomor 03, dan seterusnya). Penomoran stasiun di Korea berbeda dengan kebanyakan penomoran di negara lain. Di Korea, stasiun awal suatu lin diberi nomor 10, bukan nomor 00 atau 01. Hal ini diterapkan untuk persiapan kemungkinan perpanjangan lin di stasiun awal, sehingga tidak perlu dilakukan penomoran ulang seluruh lin (misalnya perpanjangan Seoul Subway Lin 4 dari Stasiun Sanggye (410) ke Stasiun Danggogae (409)).

Pada jalur cabang (seperti jalur bentuk 'Y'), ada beberapa cara yang digunakan untuk memberi nomor stasiun.

  • Nomor cabang (contoh Seoul Subway Lin 2 Lin Cabang Seongsu bercabang dari lin utamanya, lin 2, di Stasiun Seongsu, yang memiliki nomor stasiun 211. Stasiun yang terletak di jalur cabang diberi nomor stasiun 211-1, 211-2, 211-3, dan 211-4.)
  • Awalan huruf 'P', singkatan dari kata 'Point' (contoh Seoul Subway Lin 5 Lin Cabang Macheon bercabang dari lin utamanya, lin 5, di Stasiun Gangdong, yang memiliki nomor stasiun 548. Sehingga, stasiun yang terletak di jalur cabang diberi nomor stasiun P549, P550, P551, dan (seterusnya sampai) P555.)
  • Angka yang dilewati (contoh Lin Hankyu Koyo bercabang dari Lin Utama Hankyu Kobe di Stasiun Shukugawa, yang memiliki nomor stasiun HK-09. Stasiun yang terletak di Lin Hankyu Koyo diberi nomor stasiun HK-29 dan HK-30.)
  • Nomor stasiun tetap berurutan, tetapi kode lin menggunakan huruf kecil dari versi lin utamanya (contoh KRL Commuter Line Bogor Cabang Nambo bercabang dari lin utamanya, KRL Commuter Line Bogor, yang mempunyai kode 'B' di Stasiun Citayam, yang mempunyai nomor stasiun 22 (B-22). Sehingga, stasiun yang terletak di jalur cabang akan mempunyai kode lin 'b' dengan nomor stasiun 23 (b-23) dan seterusnya.)

Selain itu, ada beberapa metode untuk memberi nomor pada stasiun baru yang dibangun setelah pembukaan awal jalur kereta api. Di bawah ini contoh penerapan jika terdapat dua stasiun baru di antara stasiun nomor 07 dan 08.

  • Menggeser dan menomori ulang seluruh baris
  • Menggunakan nomor cabang dengan tanda hubung (07-1, 07–2)
  • Menggunakan nomor cabang tanpa menambahkan tanda hubung (071, 072) [8][9]
  • Menggunakan angka desimal (07.5, 07.6)[10]
  • Menggunakan huruf cabang (07a, 07b)

Perusahaan yang menggunakan Penomoran Stasiun

sunting

Indonesia

sunting

Jepang

sunting
  • Wilayah Hokkaidō
  • Wilayah Tōhoku
  • Wilayah Kantō
  • Chūbu region
    • Central Japan Railway Company, diadopsi pada Maret 2018
    • East Japan Railway Company, only on their Ōito Line section, diadopsi pada 12 December 2016
    • Izukyū Corporation, diadopsi pada December 2016
    • Izuhakone Railway
    • Gakunan Electric Train (Gakunan Railway Line), diadopsi pada April 2020
    • Fuji Kyuko, diadopsi pada 1 Juli 2011
    • Nagano Electric Railway
    • Ueda Kōtsū (Ueda Electric Railway Bessho Line), diadopsi pada 1 April 2016
    • Alpico Kōtsū, diadopsi pada Maret 2017
    • Toyama Chihō Railway, diadopsi pada 9 Februari 2019 for tram routes, 16 Maret for rail lines, and 21 Maret 2020 for Toyamakō Line (during merging of the Toyama Light Rail company)
    • Hokuriku Railroad, diadopsi pada 1 April 2019
    • Echizen Railway, diadopsi pada 25 Maret 2017
      • Fukui Railway
    • Nagaragawa Railway (Etsumi-Nan Line), diadopsi pada 2017
    • Akechi Railway, diadopsi pada 2017
    • Shizuoka Railway, diadopsi pada 1 Oktober 2011
    • Enshū Railway Line, diadopsi pada December 2007
    • Toyohashi Railroad, diadopsi pada 2007 for Azumada Main Line, and 2008 for Atsumi Line
    • Nagoya Municipal Subway, diadopsi pada 6 Oktober 2004
      • Nagoya Guideway Bus (Yutorito Line)
      • Nagoya Rinkai Rapid Transit (Aonami Line)
    • Aichi Rapid Transit (Linimo), diadopsi pada 6 Maret 2005
    • Aichi Loop Line, diadopsi pada 1 April 2004
    • Meitetsu, diadopsi pada Maret 2016
    • Tarumi Railway (Tarumi Line)
  • Kansai (Kinki and Chūgoku) region
    • West Japan Railway Company, diadopsi pada 6 Agustus 2014
    • Ise Railway, diadopsi pada 1 Agustus 2008
    • Nankai Electric Railway, diadopsi pada 23 Februari 2012
      • Semboku Rapid Railway
      • Hankai Tramway
    • Willer Trains (Kyoto Tango Railway), diadopsi pada 2015
    • Osaka Monorail, diadopsi pada 19 Maret 2007
    • Osaka Metro, diadopsi pada 1 Juli 2004
      • Kita-Osaka Kyuko Railway
    • Kintetsu Railway, diadopsi pada 27 Maret 2006 for Nara Line, and 20 Agustus 2015 for the rest
    • Kobe Municipal Subway, diadopsi pada 1 September 2004
    • Kobe New Transit, diadopsi pada 2 Februari 2006
    • Hankyu, diadopsi pada 21 December 2013
      • Nose Electric Railway
    • Hanshin Electric Railway, diadopsi pada April 2014
    • Sanyo Electric Railway, diadopsi pada 7 Februari 2014
    • Kobe Electric Railway, diadopsi pada 1 April 2014
    • Keihan Electric Railway, diadopsi pada 1 April 2014
    • Kyoto Municipal Subway, diadopsi pada 26 November 2004
    • Keifuku Electric Railroad, diadopsi pada 19 Maret 2007
    • Eizan Electric Railway, diadopsi pada 19 Oktober 2008
    • Ohmi Railway, diadopsi pada 2018
    • Wakayama Electric Railway (Kishigawa Line), diadopsi pada 2015
    • Okayama Electric Tramway, diadopsi pada Mei 2017
    • Mizushima Rinkai Railway, diadopsi pada 2019
    • Hiroshima Electric Railway, diadopsi pada Oktober 1996
    • Ichibata Electric Railway
  • Shikoku region
    • Shikoku Railway Company, Asa Seaside Railway (Asatō Line) and Tosa Kuroshio Railway, diadopsi pada 1 Maret 2006
      • Tosa Kuroshio Railway cancelled station numbers in December 2021, as route service replaced by dual-mode vehicles.
    • Takamatsu-Kotohira Electric Railroad, diadopsi pada 15 December 2013
    • Iyotetsu, diadopsi pada Juni 2015
  • Kyūshū region
    • Kyushu Railway Company, diadopsi pada 30 September 2018
    • Fukuoka City Subway, diadopsi pada 24 Januari 2011
    • Nishi-Nippon Railroad, diadopsi pada 1 Februari 2017
      • Chikuhō Electric Railroad Line, diadopsi pada 28 Januari 2013
    • Kitakyushu Monorail
    • Heisei Chikuhō Railway, diadopsi pada 1 Oktober 2019
    • Nagasaki Electric Tramway, diadopsi pada 30 Mei 1984
    • Kumamoto City Transportation Bureau, diadopsi pada 1 Maret 2011
    • Kumamoto Electric Railway, diadopsi pada 1 Oktober 2019
    • Hisatsu Orange Railway, diadopsi pada 1 Oktober 2019
    • Kumagawa Rail Road (Yunomae Line)
    • Kagoshima City Transportation Bureau, diadopsi pada April 2018
    • Okinawa Urban Monorail, diadopsi pada 1 Oktober 2019

Korea Selatan

sunting
  • Korail
  • Kereta Bawah Tanah Metropolitan Seoul
    • Seoul Metro, diadopsi sekitar 1982–1983
    • Kereta Bawah Tanah Incheon
    • Seoul Metro Line 9 Corporation
    • Airport Railroad Corporation (AREX)
    • Yongin Rapid Transit Corporation (Everline)
    • Uijeongbu LRT Corporation (U Line)
    • NeoTrans Co. Ltd. (Shinbundang Line)
    • E-Rail (Seohae Line)
  • Metro Busan
  • Busan–Gimhae Light Rail Transit Operation Corporation
  • Daegu Metro
  • Daejeon Metro
  • Gwangju Metro

Malaysia

sunting

Republik Rakyat Tiongkok

sunting

Singapura

sunting

Taiwan

sunting

Thailand

sunting
  • BTS Skytrain
  • MRT Blue Line
  • MRT Purple Line
  • Lin Kereta Bandara

Amerika Serikat

sunting

Lihat pula

sunting

Papan Nama Stasiun

Referensi

sunting
  1. ^ "JR East to introduce numbering system at all stations in Tokyo". Japan Today. 2016-04-08. Diakses tanggal 2018-08-18. 
  2. ^ 한국철도 중 수도권 전철 관련영상 - 서울지하철 2호선 성수역 ~ 을지로입구역 시운전(1983년) (dalam bahasa Inggris), diakses tanggal 2021-11-10 
  3. ^ "서울지하철시대 본격화". Maeil Business Newspaper. 13 September 1983. Diakses tanggal 10 November 2021. 
  4. ^ "지하철 2호선 교대~서울대입구 내일개통". Kyunghang Shinmun. 16 December 1983. Diakses tanggal 10 November 2021. 
  5. ^ "서울 지하철 2호선 건설지". ebook.seoul.go.kr. Diakses tanggal 2021-11-10. 
  6. ^ "History of Nagasaki Electric Tramway line transition", Stadtbahn issue 9, April 1984
  7. ^ Farozy, Ikko Haidar (2021-07-14). "Bincang Santai KAI: Penerapan Sistem Wayfinding Signage di KAI". Railway Enthusiast Digest. Diakses tanggal 2024-02-15. 
  8. ^ "공항철도 이용 > 역 정보 > 청라국제도시". 공항철도 사이버스테이션 A'REX Cyber-Station. Diakses tanggal 10 November 2021. 
  9. ^ "공항철도 이용 > 역 정보 > 영종". 공항철도 사이버스테이션 A'REX Cyber-Station. Diakses tanggal 10 November 2021. 
  10. ^ "「駅ナンバー」入力できっぷ購入も JR西が導入へ". 朝日新聞. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-07-20. Diakses tanggal 2017-11-01. 
  11. ^ "Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 31 Tahun 2022 tentang Pedoman Sistem Informasi Petunjuk Arah (Wayfinding)" (PDF). Gubernur Jakarta. 2022-01-19. Diakses tanggal 2022-01-21. 

Pranala luar

sunting