Paroki Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, Nanga Pinoh

gereja di Indonesia

Paroki Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga Nanga Pinoh adalah paroki dari Gereja Katolik yang termasuk dalam wilayah Keuskupan Sintang. Pusat Paroki Nanga Pinoh terletak di Desa Tanjung Niaga, sebuah desa perdagangan di bagian tengah Sungai Melawi, di Kecamatan Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi - Kalimantan Barat; dengan banyak penduduknya adalah keturunan Cina. Paroki Nanga Pinoh merupakan pemekaran dari Paroki Kristus Raja, Katedral Sintang sejak tahun 1949 yang dirintis oleh misionaris dari ordo Montfortan (SMM); di mana kemudian diserahkan dalam pelayanan para imam diosesan Keuskupan Sintang.[1]

Paroki Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, Nanga Pinoh
LokasiJl. Beringin No.1
Desa Tanjung Niaga Nanga Pinoh, Melawi, Kalimantan Barat 79672
Jumlah anggota/umat7.313 jiwa (2013)[1]
Situs webhttps://spmdks.blogspot.com/
Sejarah
DedikasiSanta Perawan Maria Diangkat ke Surga
Administrasi
KeuskupanKeuskupan Sintang
Jumlah Imam3
Imam yang bertugasPastor Sabinus Amir, Pr.[1]
Imam rekanPastor Hengky Ladjar, Pr. Pastor Andreas Puan, Pr.[1]

[1] SEJARAH PAROKI

Sejarah mewarnai peristiwa keselamatan manusia. Sejarah menjadi saksi dari masa ke masa. Karena sejarah mencatat peristiwa dan tokoh yang melahirkan pengetahuan dan tradisi. Itulah salah satu motivasi penulisan sejarah Gereja Katolik Paroki Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga Nanga Pinoh. Pada mulanya Nanga Pinoh merupakan bagian dari wilayah pastoral paroki Katedral Kristus Raja Sintang. Pelayanan pastoral dimulai dengan kunjungan pastor Y. Linssen, SMM di Nanga Pinoh. Kunjungannya ditanggapi oleh 18 orang yang mau belajar Agama Katolik. Maka mulailah proses katekumenat terhadap delapan belas orang tersebut.

Delapan belas orang tersebut ditambah dengan umat Katolik yang baru pindah dari Singkawang menjadi umat perdana bagi Gereja Katolik Nanga Pinoh. Proses peribadatan dimulai di sebuah rumah keluarga Tionghoa yang bernama Antonius Djan Sui Tjin. Berkat kemurahan Tuhan, Gereja Muda ini mendapatkan sebidang tanah yang diberikan oleh keluarga Khu Khim Lin untuk dijadikan lokasi pembangunan Gereja. Tanah ini diperluas sedikit demi sedikit sehingga layak menjadi lokasi Gereja. Kemudian dibangun sebuah Gereja dan pastoran kecil yang terdiri dari tiga kamar di belakangnya. Perkembangan umat mulai nampak sehingga Nanga Pinoh dijadikan paroki pada tanggal 15 Agustus 1949 dengan nama pelindung Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga dan Passtor Y. Linssen, SMM diangkat menjadi Pastor Paroki yang pertama.

Setelah tiga tahun menjadi Pastor Paroki SPM Diangkat ke Surga Nanga Pinoh, Pastor Y. Linssen, SMM mendapatkan tugas perutusan baru ke Putusibau Kapuas Hulu. Beliau kemudian diganti oleh Pastor Schellart, SMM yang bertanggungjawab dengan wilayah Ella Hilir dan Kayan; Pastor Van Cuyk, SMM bertanggung jawab dengan wilayah pastoral Serawai; Pastor Bernard, SMM dan Pastor Eunen secara khusus berpastoral di kalangan Etnis Tionghoa karena kefasihannya dalam bahasa China. Karena letaknya yang sangat strategis maka Nanga Pinoh dijadikan pusat Misi di jalur Sungai Melawi dan Sungai Pinoh.

Perkembangan paroki semakin pesat. Umat bertambah tetapi tenaga pastoral berkurang. Maka datanglah para Suster dari SMFA pada Tahun 1952 di Nanga Pinoh. Para Suster ini untuk sementara waktu memakai rumah keluarga Ibu Antonia Tsung Khioek Moi. Adapun karya para Suster ini adalah kursus rumah tangga seperti menyulam dan menjahit dan karya kesehatan dengan membuka klinik serta tourne ke kampung-kampung. Lambat laun para Suster SMFA mengelola Asrama Putri yang dampaknya sangat bagus bagi perkembangan gereja di Stasi-stasi.

Pada tahun 1954 Pastor Schellart mudik ke sungai Pinoh dan Pastor Van Cuyk ke Kota Baru yang kemudian akan menjadi cikal bakal stasi Kota Baru. Pada Tahun 1956 Pastor Eunen diangkat menjadi Pastor Paroki dengan wilayah pelayanan yang sangat luas yaitu Menukung, Ela Hilir, Belimbing, Kota Baru, Sayan, Sokan, Dedai, Kayan Hilir dan Kayan Hulu. Umat semakin berkembang secara kuantitas dan wilayah semakin luas, sementara tenaga Pastoral tidak memadai, maka dibentuklah Dewan Pastoral Paroki yang pertama pada tahun 1969. Kesadaran awam untuk terlibat dalam pelayanan pastoral ditandai dengan munculnya tenaga sukarela sebagai katekis lokal seperti, Ibu Cau Jin, Bapak Cu Khun Nyan. Mereka mengajar agama dalam bahasa China. Kemudian muncul Katekis yang resmi diangkat yaitu Petrus Bon Bun Djong yang mengajar agama dalam bahasa China.

Pada tahun 1972 Paroki semakin menyadari pentingnya tenaga pastoral awam di kampung-kampung. Untuk mewujudkan ide ini perlu didirikan asrama untuk menampung para pemuda yang mau belajar di Nanga Pinoh. Maka pada tahun 1974 Asrama Putra didirikan di sekitar lokasi Gereja. Mereka dipersiapkan sebagai orang terpelajar tetapi juga bisa menjadi pemimpin yang cakap dan disiplin. Para alumni Asrama ini baik yang melanjutkan sekolahnya maupun yang terputus di tengah jalan ketika kembali ke masyarakat memberikan dampak positif bagi perkembangan gereja hingga saat ini.

Perkembangan umat sudah pesat, gereja pertama sudah tidak dapat menampung umat lagi sehingga Pastor Paroki bersama DPP mempersiapkan pembangunan Gereja baru. Pembangunan Gereja dimulai pada tahun 1975 dan berkat kerjasama umat dan Pastor Paroki, Gereja baru ini selesai dibangun pada tahun 1976. Gereja baru yang megah pada jamannya itu diresmikan dan diberkati oleh Pastor Swerts yang bertindak sebagai Vikjen Keuskupan Sintang. Ketika pembangunan Gereja usai, muncul kesadaran akan pentingnya pastoral di bidang pendidikan. Maka Pastor bekerja sama dengan DPP mendirikan Sekolah Menengah Pertama berbasis Katolik dengan nama SMP Setya Budi. Sekolah ini menjadi salah satu kebanggaan yang dimiliki Gereja Katolik SPM Diangkat ke Surga Nanga Pinoh sampai saat ini.

Stasi sunting

Salah satu stasi, Stasi Senibung Laut, ditempuh dalam waktu sekitar 3 jam dari pusat paroki melalui Sungai Pinoh, Sungai Kayan, dan sungai-sungai kecil di dalam hutan; gereja (gedung) yang digunakan umat stasi tersebut juga merupakan ruang kelas untuk anak Sekolah Dasar.[2]

Data Stas i Gereja Katolik APMDKS Nanga Pinoh

Karya Pastoral sunting

Di Nanga Pinoh juga berkarya para imam Vincentian (C.M.) dan suster ALMA. Mereka mengelola Wisma Rubein (penampungan anak cacat dan telantar), Wisma Paul (dahulu bernama Wisma Dharma Husada, untuk pelayanan orang sakit), Wisma Maria (untuk anak bisu, tuli, dan cacat lainnya) --di mana kesemua unit tersebut tergabung dengan nama Panti Asuhan Bhakti Luhur Nanga Pinoh; dan juga ada Sekolah Luar Biasa (SLB) Nanga Pinoh.[3][4] Pastoran (tempat tinggal) para imam C.M., Pastoran CM St. John Gabriel Perboyre, terletak di Kota Baru Km.4 - Nanga Pinoh.[5]

Jadwal Misa sunting

Jadwal perayaan Ekaristi di Gereja Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga (SPMDKS):[6]

  • Misa Harian: 05.30
  • Misa Mingguan di komplek SMP Setya Budi
    • Minggu: 06.00, 08.00, 17.30

Referensi sunting

  1. ^ a b c d "Data Paroki". Keuskupan Sintang. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-09. Diakses tanggal 2015-01-12. 
  2. ^ "Kunjungan OMK Nanga Pinoh ke Stasi Senibung Laut". ratnanet.blogspot.com. 
  3. ^ "Aktivis CUKK Rumah Sepan Sambangi Panti Asuhan Bhakti Luhur". Yayasan Bhakti Luhur. 
  4. ^ "Sedikit Cerita tentang Bhakti Luhur Nanga Pinoh". Bhakti Luhur Nanga Pinoh. 
  5. ^ "About / Lokasi - Congregation of the Mission". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-11. Diakses tanggal 2015-01-12. 
  6. ^ "Gereja Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga". www.jadwal-misa.info. 

Pranala luar sunting