Lalang
Lalang, Parachela oxygastroides
dari Kampung Lembonah, Jempang, Kutai Barat
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
P. oxygastroides
Nama binomial
Parachela oxygastroides
(Bleeker, 1852)
Sinonim
  • Leuciscus oxygastroides Bleeker 1852[1] (basionym)
  • Chela oxygastroides Bleeker 1860[2]
  • Chela megalolepis Günther[3]

Lalang,[4] pimping,[5] atau sepimping[6] (Parachela oxygastroides) adalah sejenis ikan air tawar anggota suku Cyprinidae (kerabat ikan mas). Ikan ini ditemukan di Asia Tenggara, mulai dari Indocina hingga Indonesia bagian barat.[7]

Juga dikenal sebagai siamis;[4] lunjar pari (Sd.); wader pari (Jw.); seluang, repang (Jambi); lalang (Banjarmasin); dan kedukul (Kaltim).[8]

Pengenalan sunting

 
Pelat identifikasi menurut Bleeker, 1860

Ikan berukuran kecil hingga sedang, panjang standar (SL, standard length) mencapai lebih dari 200 mm. Badannya memanjang, sangat memipih tegak. Profil punggungnya hampir mendatar, sementara perbatasan tengkuk dan kepala sedikit mencekung di belakang moncong yang mendongak. Tepi perut melengkung ke luar, dengan lunas tajam di tepinya. Tinggi tubuh sekira 3,2-3,6 kalinya sebanding dengan panjang standar; sementara panjang kepalanya 4,3-4,6 kalinya sebanding dengan panjang standar.[8] Sisik-sisik di tengkuk ke arah kepala mencapai sebelah atas bagian depan mata.[9]

Awal sirip dorsal (punggung) kurang lebih sejajar dengan sirip anal (dubur), jauh lebih dekat ke pangkal ekor daripada ke kepala. Sirip pektoral (dada) lebih panjang 1/3-nya daripada kepala, ujungnya mencapai sirip ventral (perut) atau bahkan anus. Sirip ventral tertancap di sisi tubuh, sedikit di atas garis tepi perut. Sirip ekor berbelah dalam, lk. sama panjang dengan kepala. Rumus sirip dorsal: II jari-jari keras (duri) dan 7 jari-jari lunak; sirip anal (dubur) III, 28-32; sirip pektoral (dada) II, 11-13; dan sirip ventral (perut) II, 6. Sisik-sisik dengan gurat sisi berjumlah 40-43; gurat sisi menurun perlahan dalam lengkungan tipis, berbelok di sekitar awal sirip ventral.[8]

Cokelat kekuningan, dengan kilau keperakan, dan sejalur pita keperakan memanjang di sisi tubuh. Sirip-sirip bertabur dengan sedikit atau banyak bintik hitam; pada kedua cabang sirip ekor membentuk pita memanjang kehitaman yang acap kali samar-samar.[8]

Agihan dan status konservasi sunting

Ikan ini menyebar di Thailand (S. Mekong, S. Chao Phraya), Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa dan Kalimantan.[10] Spesimen contoh tercatat diperoleh dari Sungai Musi (Palembang); Lahat; Sungai Batanghari (Jambi); Danau Tador (=Laut Tador?); Jakarta, Karawang, Danau Kamojing dekat Cihampeh, Kediri, Tulungagung; Sungai Kapuas (Pontianak, Sintang, Semitau, Putussibau), Seberuang, Kenapai, Danau Seriang, Sungai Sambas, Sungai Kusan (Prabukarta), Sungai Mahakam (Samarinda), Batu Pangal, Sungai Bo, Riko Hulu.[8]

Populasi ikan lalang sejauh ini masih dianggap aman dari kepunahan, yakni berstatus LC, least concern menurut Daftar Merah IUCN.[11]

Manfaat sunting

Lalang merupakan ikan konsumsi bernilai lokal di daerah sebarannya. Ikan yang muda kadang-kadang dipelihara dan diperdagangkan sebagai ikan hias.

Jenis serupa sunting

Parachela cyanea memiliki banyak ciri serupa P. oxygastroides, dan kedua jenis ini ditemukan hidup simpatrik di perairan tawar Kalimantan Barat. Akan tetapi P. cyanea memiliki sirip anal dengan 23-26 jari-jari lunak (bercabang); 36-38 sisik dengan gurat sisi; tubuh dengan kilau kebiruan, dan bintik hitam di pangkal sirip ekornya.[12]

Catatan kaki sunting

  1. ^ Bleeker, P. 1852. "Zesde bijdrage tot de kennis der Ichthyologische fauna van Borneo. Visschen van Pamangkat, Bandjermassing, Praboekarta en Sampit". Natuurkundig Tijdschrift voor Nederlandsch Indië / uitgegeven door de Natuurkundige Vereeniging in Nederlandsch Indië. Deel III: 431. Batavia:Lange &co, 1852.
  2. ^ Bleeker, P. 1860. Ichthyologiae Archipelagi Indici Prodromus vol II Cyprini: 472. Bataviae: Typis Langei &soc. (terj. Ingg.)
  3. ^ Günther, A.. 1868. Catalogue of the fishes in the British Museum VIII: 337. British Museum (Natural History).
  4. ^ a b Dit SDI - DJPT: Lalang.
  5. ^ Simanjuntak, C.P.H., M.F. Rahardjo, & Sutrisno Sukimin. 2006. "Iktiofauna rawa banjiran Sungai Kampar Kiri". Jurnal Iktiologi Indonesia 6(2): 99-109, Desember 2006. Diarsipkan 2015-04-30 di Wayback Machine.
  6. ^ Firdaus, C.P. Pulungan, & Efawani. tt. A study on fish composition in the Air Hitam River, Pekanbaru, Riau Province. Diarsipkan 2015-04-02 di Wayback Machine.
  7. ^ FishBase: Parachela oxygastroides (Bleeker, 1852)
  8. ^ a b c d e Weber, M. and L.F. de Beaufort. 1916. The Fishes of The Indo-Australian Archipelago III: 51-2. E.J. Brill. Leiden.
  9. ^ Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari, S. Wirjoatmodjo. 1993. Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi: 36. Periplus Edition (HK) Ltd. dan Proyek EMDI KMNKLH Jakarta.
  10. ^ Roberts, T.R. 1989. "The freshwater fishes of Western Borneo (Kalimantan Barat, Indonesia)". Memoirs of The California Academy of Sciences 14: 57. San Francisco: Cal. Acad. Sci.
  11. ^ Jenkins, A., Kullander, F.F. & Tan, H.H. 2009. Parachela oxygastroides. The IUCN Red List of Threatened Species. Version 2014.3. <www.iucnredlist.org>. Downloaded on 17 March 2015.
  12. ^ Kottelat, M. "Four new species of fishes from the Middle Kapuas Basin, Indonesian Borneo (Osteichthyes: Cyprinidae and Belontidae). The Raffles Bulletin of Zoology 1995 43(1): 51-64.

Pranala luar sunting