Surat Yohanes yang Kedua
Surat Yohanes yang Kedua (disingkat Surat 2 Yohanes) adalah salah satu surat yang terdapat di dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen yang ditujukan pada sebuah jemaat untuk memberikan beberapa petunjuk mengenai sikap yang harus diambil oleh jemaat-jemaat Kristen terhadap orang-orang yang diketahui telah menyebarkan ajaran yang menyesatkan.[1] Surat ini ditulis oleh "pemimpin jemaat" (Rasul Yohanes) kepada "Ibu yang dipilih oleh Tuhan" dan kepada anak-anaknya yang dicintai. Mungkin yang dimaksud dengan "Ibu dan anak-anaknya" ialah sebuah jemaat dan anggota-anggotanya.[2]
Surat 2 Yohanes | |
---|---|
Lembaran yang memuat Surat 2 Yohanes pada Codex Vaticanus, yang dibuat sekitar tahun 325-350 M. | |
Kitab | Surat 2 Yohanes |
Kategori | Surat-surat Am |
Bagian Alkitab Kristen | Perjanjian Baru |
Urutan dalam Kitab Kristen | 24 |
Latar BelakangSunting
PenulisSunting
Penulis surat 2 Yohanes dan 3 Yohanes adalah orang yang sama.[3] Ia memperkenalkan dirinya sebagai seorang "Penatua" (2 Yohanes 1; 3 Yohanes 1).[3] Gelar penatua merupakan sebuah gelar kehormatan yang mengandung kewibaan penulis.[3] Gelar penatua juga bukan merupakan gelar petugas/pejabat jemaat seperti dalam surat-surat pastoral.[3] Penatua adalah seorang tokoh yang berwibawa secara pribadi.[3]
Para ahli ilmu tafsir yang sesuai dengan tradisi menerima bahwa penulis Injil Yohanes dan Surat 1 Yohanes ialah rasul Yohanes, yaitu salah seorang dari keduabelas Rasul yang dipilih sendiri oleh Yesus Kristus.[3] Hal ini juga bersesuaian dengan 2 Yohanes dan 3 Yohanes yang menyatakan Si Penatua adalah rasul Yohanes.[3] Namun, dalam tradisi ditemukan juga pendapat bahwa penulis 2 Yohanes dan 3 Yohanes, yaitu "Penatua", berbeda dengan rasul Yohanes (Hieronimus, tahun 400 Masehi, Sinoda Roma tahun 382 Masehi).[3]
Tujuan PenulisanSunting
Surat 2 Yohanes ditujukan kepada "Ibu" yang terpilih serta anak-anaknya.[3] Maksud dari penggunaan kata "ibu" bukanlah seorang ibu secara harafiah yang diketahui oleh banyak orang, melainkan ini adalah sebuah istilah untuk menggambarkan sebuah jemaat serta anggota-anggotanya.[3] 2 Yohanes 4 mengatakan hanya sebagian anggota-anggota jemaat hidup dalam kebenaran dan bagian inti surat ini adalah berupa peringatan terhadap pihak-pihak penyesat yang mengancam iman kepada Yesus Kristus.[3] Orang seharusnya berpegang teguh pada pengajaran Yesus.[3] Surat ini dengan demikian ditulis untuk membuat pembacanya siap siaga untuk menghadapi pengajar-pengajar sesat.[4]
Waktu PenulisanSunting
Surat ini diyakini ditulis antara tahun 60-65 M.[5] Pendapat lain memberi perkiraan tahun 90-100.[6]
TeksSunting
- Naskah aslinya ditulis dalam bahasa Yunani.
- Sejumlah naskah kuno tertua yang memuat bagian pasal ini adalah:
- Codex Vaticanus (~ 325-350)
- Codex Sinaiticus (~ 330–360)
- Codex Alexandrinus (~400-440 M)
- Uncial 0232 (abad ke-5/ke-6 M; terlestarikan: ayat 1-9)
- Papirus 74 (abad ke-7; terlestarikan: ayat 1,6-7,13)
- Surat yang hanya terdiri dari satu pasal ini dibagi atas 13 ayat.
Ayat-ayat terkenalSunting
Ayat 5Sunting
- Dan sekarang aku minta kepadamu, Ibu--bukan seolah-olah aku menuliskan perintah baru bagimu, tetapi menurut perintah yang sudah ada pada kita dari mulanya--supaya kita saling mengasihi.[7]
Ayat 6Sunting
- Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup menurut perintah-Nya. Dan inilah perintah itu, yaitu bahwa kamu harus hidup di dalam kasih, sebagaimana telah kamu dengar dari mulanya.[8]
Ayat 9Sunting
- 'Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak.[9]
Permasalahan dalam suratSunting
Masalah yang nyata dalam surat ini adalah untuk memutuskan Surat Kedua dikirimkan kepada seorang individu ataukah pada sekelompok orang.[10] Permasalahan ini muncul karena ada ungkapan ibu yang terpilih yang dalam bahasa Yunani memiliki arti eklekte kuria. Dalam memahami ungkapan ini, terdapat tiga cara untuk memahaminya, antara lain:[10]
Muatan TeologiSunting
- Kebenaran, Kasih, dan Ketaatan
Kata kebenaran dalam bahasa Yunani diterjemahkan sebagai atletheia.[11] Kata kebenaran ini terus mendominasi bagian pembukaan surat khususnya dalam ayat 1-3.[11] Dalam ayat 2 jelas dikatakan bahwa yang dimaksud dengan kebenaran adalah iman Kristen.[11] Maksud dari kata kasih sendiri adalah sesuai dengan kebenaran Allah, yaitu kasih yang tulus, yang tidak dimotivasi oleh keinginan untuk menguntungkan diri sendiri.[11] Ketaatan juga tidak dapat dipisahkan dengan kata kasih dan kebenaran.[11] Hidup yang mengasihi berarti hidup yang berjalan menurut kehendak Allah.[11] Hidup dalam kasih sama artinya dengan hidup dalam kebenaran sesuai dengan perintah Bapa.[11] Hidup dalam kebenaran sama artinya dengan hidup dalam ketaatan.[11] Jadi, kasih, kebenaran, ketaatan merupakan sebuah rangkaian yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.[11] Ketaatan tanpa kasih merupakan pembudakan diri, kasih tanpa ketaatan merupakan kedustaan, dan tanpa salah satu semuanya merupakan ketidakbenaran.[11]
- Kristologi
Secara implisit, pandangan Kristologis mengenai surat 2 Yohanes terdapat dalam "Anak Bapa" dalam ayat 3.[11]
IsiSunting
- Pendahuluan (ayat 1-3)
- Pentingnya kasih (ayat 4-6)
- Peringatan terhadap ajaran-ajaran yang salah (ayat 7-11)
- Penutup (ayat 12-13)[12]
Lihat pulaSunting
Surat Yohanes yang Kedua
| ||
Didahului oleh: Surat 1 Yohanes |
Perjanjian Baru Alkitab |
Diteruskan oleh: Surat 3 Yohanes |
ReferensiSunting
- ^ (Indonesia)Donald Guthrie. 1992. Teologi Perjanjian Baru 3. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm.55.
- ^ Donald Guthrie, dkk. 2003. Tafsiran Alkitab Masa Kini 3: Matius-Wahyu. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF. Hlm.877.
- ^ a b c d e f g h i j k l C. Groenen. 1984. Pengantar ke Dalam Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius. Hlm.371-374.
- ^ D. Guthrie, dkk. 2003. Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 Matius-Wahyu. Jakarta: Yayasan Bina Kasih/OMF. hal.877.
- ^ John Arthur Thomas Robinson (1919-1983). "Redating the New Testament". Westminster Press, 1976. 369 halaman. ISBN 10: 1-57910-527-0; ISBN 13: 978-1-57910-527-3
- ^ W. G. Kummel, "Introduction to the New Testament" (Heidelberg i963),ET 1966; 21975.
- ^ 2 Yohanes 1:5
- ^ 2 Yohanes 1:6
- ^ 2 Yohanes 1:9
- ^ a b c d e (Indonesia)Willian Barclay. 1990. Pemahaman Alkitab Sehari-hari: Surat-surat Yohanes dan Surat Yudas. Jakarta:BPK Gunung Mulia. Hlm.215-218
- ^ a b c d e f g h i j k Bambang Subandrijo. 2010. Menyingkap Pesan-pesan Perjanjian Baru 2. Bandung: Bina Media Informasi. Hal. 124.
- ^ Pengantar Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia, 2002
Pranala luarSunting
- (Indonesia) Teks Surat Yohanes yang Kedua dari Alkitab SABDA
- (Indonesia) Audio Surat Yohanes yang Kedua
- (Indonesia) Referensi silang Surat Yohanes yang Kedua
- (Indonesia) Komentari bahasa Indonesia untuk Surat Yohanes yang Kedua
- (Inggris) Komentari bahasa Inggris untuk Surat Yohanes yang Kedua