Rūpadhātu, Rūpaloka (Pāli dan Sanskerta; Tib: gzugs kyi khams; Jpn: 色界 Shiki-kai) atau Ranah Wujud adalah salah satu dari tiga ranah (Sanskerta: dhātu) atau tiga dunia (Sanskerta: triloka) dalam kosmologi (konsep alam semesta) Buddhisme, di mana jiwa berkelana dari satu tubuh ke tubuh lain dalam rangkaian kelahiran kembali dalam lingkaran Saṁsara. Dua ranah lainnya adalah Kāmadhātu (alam nafsu indrawi), Arūpadhātu (alam tanpa wujud).[1]

Sesuai namanya ranah ini adalah ranah fisik yang utama; seluruh penghuninya memiliki lokasi dan tubuh, akan tetapi tubuh ini terdiri atas kandungan zat halus yang tidak terlihat oleh penghuni Kāmadhātu. Menurut Janavasabha Sutta, ketika seorang brahma (makhluk dari dunia Brahma pada Rūpadhātu) ingin mengunjungi seorang dewa dari Trāyastriṃśa (di ranah Kāmadhātu), ia harus mengubah wujudnya menjadi "wujud kasar" agar dapat tampak pada pandangan mereka. Terdapat 17-22 Rūpadhātu menurut naskah Buddha, akan tetapi kebanyakan menyebutkan 18.[2][3]

Makhluk dari ranah wujud tidak tunduk pada ujung ekstrem kesenangan dan rasa sakit, atau diatur oleh keinginan untuk hal-hal menyenangkan secara indrawi, sebagaimana makhluk dari Kamadhatu yang terikat nafsu dan kesenangan indrawi. Tubuh makhluk ranah wujud tidak memiliki perbedaan jenis kelamin.

Seperti makhluk penghuni Ārūpyadhātu, para penghuni Rūpadhātu memiliki pemikiran sesuai dengan dhyāna (Pāli: jhāna). Dalam kasus ini adalah empat tingkatan terendah dhyāna atau rūpadhyāna. Akan tetapi, meskipun makhluk penghuni Rūpadhātu dapat dibagi ke dalam empat tingkatan umum sesuai empat dhyānas, masing-masing terbagi lagi ke dalam tingkatan lebih jauh, masing-masing tiga tingkatan untuk empat dhyāna dam lima tingkatan untuk dewata Śuddhāvāsa, maka total adalah tujuhbelas tingkatan (tradisi Therawada menghitung menghitung kurang satu di dhyāna tertinggi sehingga hanya 16 tingkatan).

Secara fisik, Rūpadhātu terdiri atas serangkaian alam yang bertumpuk satu diatas yang lain, masing-masing tingkatan berukuran separuh lebih kecil ketika memasuki ranah yang lebih rendah. Dalam hal ini maka dewa dianggap secara fisik berukuran lebih besar di alam yang lebih tinggi. Alam yang lebih tinggi lebih luas daripada alam yang lebih rendah, sebagaimana disebutkan dalam kosmologi Buddha. Tinggi alam-alam ini dihitung dalam satuan yojana, sebuah unit ukuran panjang yang kurang jelas, tetapi biasanya ditafsirkan sekitar 4000 kali tinggi manusia, sekitar 454 mil (731 km) atau 7.32 kilometer.

Referensi

sunting
  1. ^ http://www.berzinarchives.com/web/en/about/glossary/glossary_tibetan.html_80737389.html
  2. ^ "三界劫". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-10. Diakses tanggal 2014-01-27. 
  3. ^ "佛教对于彼岸世界的想像及其对中土的影响——王青". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-25. Diakses tanggal 2014-01-27.