Kuro

ikan laut secara umum berwarna keperakan
(Dialihkan dari Polynemidae)
Kuro
Polydactylus octonemus
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Polynemidae

Genus

Eleutheronema
Filimanus
Galeoides
Leptomelanosoma
Parapolynemus
Pentanemus
Polydactylus
Polynemus
Lihat teks untuk spesies-spesiesnya.

Kuro (atau kurau) adalah nama umum bagi sekelompok ikan laut yang tergolong ke dalam famili Polynemidae.[2] Menyebar di perairan tropis hingga ugahari, umumnya ikan-ikan ini berwarna keperakan dan biasa hidup bergerombol. Jenis-jenis kuro bisa ditemukan pada saat air pasang tetapi tidak terlalu tinggi, dan biasanya pada kondisi air yang lumayan jernih.

Terdiri dari delapan genus dan sekitar 38 spesies, jenis-jenisnya antara lain meliputi senangin (Eleutheronema tetradactylum), senohong (Leptomelanosoma indicum), sumbal (Polydactylus plebeius), dan masih banyak lagi. Kuro merupakan ikan tangkapan nelayan yang penting, sekaligus populer sebagai ikan pancingan. Dalam bahasa Inggris ikan-ikan ini dikenal sebagai Threadfin.

Pengenalan

sunting

Ikan yang berukuran sedang hingga besar. Panjang tubuhnya bervariasi mulai dari sekitar 20 sentimeter (7,9 in) pada kuro sirip-hitam (Polydactylus nigripinnis) hingga mencapai 200 sentimeter (79 in) pada senangin dan kuro afrika raksasa (Polydactylus quadrifilis).

Kuro umumnya bertubuh memanjang serupa torpedo, dengan tipe mulut inferior, berada di bawah moncong. Sirip punggung dengan jari-jari keras (duri) terletak di depan, terpisah dari sirip punggung berjari-jari lunak di sebelah belakangnya. Sirip ekornya menggarpu dalam, pertanda ikan-ikan ini perenang yang cepat dan lincah. Sirip dadanya khas, terbagi menjadi dua bagian; yang sebelah atas berbentuk biasa, normal sebagaimana sirip dada ikan pada umumnya. Namun yang sebelah bawah terpecah-pecah ke dalam 3-7 helai jumbai-jumbai panjang serupa cambuk pendek. Pada Polynemus jumbai ini bahkan berjumlah hingga 15 helai, dan pada ikan janggut (Polynemus dubius) tiga helai di antaranya memanjang hingga melebihi ekornya.[2]

Dari jumbai-jumbai yang khas itu timbul sebutan threadfin dalam bahasa Inggris dan nama sukunya, Polynemidae, yang diambil dari bahasa Gerika: poly yang berarti ‘banyak’ dan nema yang berarti ‘benang’. Melalui adanya jumbai-jumbai ini pula, kuro dibedakan dari ikan-ikan lain yang serupa seperti kerabat belanak (suku Mugilidae) dan kerabat bandeng (suku Chanidae).

Habitat dan kebiasaan

sunting

Kuro acap mengunjungi perairan terbuka yang dangkal, dengan dasar berpasir, berlumpur atau tanah liat; jarang-jarang berkeliaran di sekitar terumbu karang. Jumbai sirip dadanya agaknya berguna dalam menemukan mangsanya yang berdiam dalam endapan lumpur atau pasir halus. Bersifat eurihalin, kuro dapat mentolerir kisaran salinitas (kadar garam) yang lebar yang memungkinkan ikan laut ini menjelajah masuk ke estuaria dan bahkan ke aliran sungai. Kuro terutama memangsa krustasea dan ikan-ikan yang lebih kecil.

Kuro diperkirakan memijah di laut lepas, membiarkan ribuan telur-telurnya yang lembut melayang-layang di air laut, terus mengikuti arus dan gelombang hingga saatnya menetas.

Spesies dan agihan

sunting
 
Senangin (Eleutheronema tetradactylum)

Sejauh ini telah tercatat 41 spesies dalam delapan genera:[3]

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Richard van der Laan; William N. Eschmeyer; Ronald Fricke (2014). "Family-group names of Recent fishes". Zootaxa. 3882 (2): 001–230. doi:10.11646/zootaxa.3882.1.1 . PMID 25543675. 
  2. ^ a b Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan, Jakarta. Hal. 280-281. ISBN 979-428-045-3
  3. ^ Motomura, H. 2004. Threadfins of the world. An annotated and illustrated catalogue of polynemid species known to date. Family Polynemidae. FAO Species Catalogue for Fishery Purposes. No. 3: 18. Rome, FAO. ISSN 1020-8682

Pranala luar

sunting