Phosop

dewi padi Thailand

Phosop (bahasa Thai: โพสพ ) atau Phaisop (bahasa Thai: ไพสพ ) adalah dewi padi dalam kepercayaan rakyat Thailand.[1] Dia adalah dewi lokal yang lebih berakar dari tradisi dan cerita rakyat Thailand kuno, dan bukan merupakan dewa-dewi yang dikenal dalam agama arus utama (dewa-dewi dalam tradisi Hindu dan Buddha).[2] Dewi ini juga dikenal sebagai Mae Khwan Khao (bahasa Thai: แม่ขวัญข้าว;[3] "Bunda Kemakmuran Padi").

Phosop
โพสพ
Dewi padi
Arca Dewi Phosop, dewi padi Bangsa Siam, Bangkok
AfiliasiPo Nagar, Dewi Sri,
Dewa penjaga
KediamanSawah
SimbolSeikat padi yang baru dituai
KendaraanIkan
Rumah roh Phi Na yang sederhana di sawah di Isan

Latar belakang

sunting

Persembahan, sesaji, dan ritual digelar untuk menyenangkan hati dewi padi ini dalam berbagai tahap budidaya padi, mulai dari penanaman sampai panen. Penduduk desa percaya bahwa Phosop dapat memberikan berkah kesuburan bagi tanaman padi, serta memastikan bahwa semua warga desa makmur dan berkecukupan sandang dan pangan.

Akhir-akhir ini di Thailand, upacara pemujaan kepada Dewi Phosop di kalangan petani kian berkurang. Akan tetapi, Ratu Sirikit menghidupkan kembali tradisi adat Thai ini dengan memberikan perlindungan kerajaan untuk menggelar upacara pemujaan kepada Dewi Phosop pada Agustus 2008.[4]

Perayaan tradisional yang terkait dengan proses penanaman padi serta berbagai tahap budidaya ini, memiliki makna tradisional yang mendalam untuk memastikan agar petani akan mendapatkan panen yang baik.[5] Setiap tahun Upacara Pembajakan Kerajaan digelar di Thailand. Pada akhir upacara ini, orang-orang yang hadir akan berebut mengumpulkan benih-benih dari alur persemaian, untuk disimpan sebagai jimat yang dipercaya dapat membawa keberuntungan bagi mereka.[6]

Perwujudan

sunting

Dalam ikonografi, Dewi Phosop diwujudkan sebagai seorang wanita cantik yang mengenakan perhiasan yang raya, dan mengenakan pakaian berwarna merah atau hijau. Dia digambarkan dalam posisi tubuh duduk atau berdiri memegang seikat padi yang baru saja dipanen yang disampirkan di bahu kanannya,[7] tetapi kadang-kadang juga padi ini bertumpu pada lengannya.[8] Ikonografi dewi ini dibuat berdasarkan pada penggambaran wujud khas dewi Hindu. Akan tetapi, asal-usulnya adalah lokal dan lebih kuno.[9]

Di lokasi tertentu dalam upacara panen, seorang wanita desa yang muda dan cantik, dapat mengenakan pakaian khas dan berperan sebagai Dewi Phosop selama festival dan perayaan panen padi.[10]

Dewi padi di Asia Tenggara

sunting
 
Cili, boneka perwujudan Dewi Sri, dewi padi Bali, dibuat dari daun lontar .

Negara tetangga

sunting

Dikenal sebagai Nang Khosop di Laos, dewi padi juga merupakan bagian dari budaya pedesaan setempat. Ada versi berbeda dari mitos asal Laos mengenai beras. Menurut sebuah naskah di Wat Si Saket, setelah kelaparan selama seribu tahun, pada suatu hari seorang pemuda menangkap ikan emas. Raja ikan mendengar tangisan penderitaan dan pergi untuk meminta orang itu untuk membebaskan ikan emas dengan imbalan harta. Harta karun itu adalah Nang Khosop, gadis yang merupakan jiwa dari beras. Sementara dia tinggal di sawah, beras menjadi pangan bagi manusia selama berabad-abad dan ajaran Buddhis berkembang. Akan tetapi, suatu hari seorang raja yang lalim mengakibatkan bencana kelaparan di negeri itu dengan menyimpan beras yang menjadi hak rakyat untuk memperoleh emas, gajah, dan barang-barang mewah untuk dirinya sendiri. Selama masa-masa sulit kelaparan, sepasang budak tua bertemu pertapa di hutan. Melihat mereka kelaparan, sang pertapa meminta Nang Khosop untuk memberi makan mereka. Tetapi dewi padi marah dan menolak. Kemudian pertapa itu, takut akan masa depan Dharma Buddha, membantai Nang Khosop dan memotongnya menjadi banyak potongan kecil. Akibatnya potongan tubuh dewi padi menjadi berbagai varietas beras seperti beras hitam, nasi putih, beras keras (khâo chao) dan beras ketan. Pasangan tua itu kemudian mengajari manusia cara menanam padi baru ini dalam biji-bijian kecil, dan ajaran Buddha berkembang.[11]

Menurut legenda lain dari wilayah Vientiane, Phi Na, adalah arwah penunggu yang menjaga sawah, berasal dari tengkorak, mulut, dan gigi Nang Khosop .[12]

Beberapa penulis telah mempelajari bagaimana ajaran Buddhisme membawa penafsiran ulang makna tradisi pra-Buddhis melalui mitos dewi padi.[13] Dalam tradisi orang Cham dikenal tokoh Po Ino Nogar, Po Yan Ino Nogar Taha, atau Po Nagar, yang dianggap sebagai dewi padi rakyat Cham, suku bangsa di Kamboja dan Vietnam. Dewi ini memiliki atribut dan ritus yang serupa dengan dewi beras Thailand dan Lao.[14] Dia terkait dengan Po Nagar, dewi tradisional bangsa Champa.

Tarian untuk memuliakan dan menyenangkan dewi padi lazim dipentaskan di antara orang Khmu, kelompok Mon-Khmer yang sebagian besar tinggal di Laos utara dan juga di Vietnam.[15]

Indonesia

sunting

Dewi padi serupa juga dapat ditemukan di Indonesia, yaitu; Dewi Sri, juga dikenal sebagai Nyi Pohaci, yang dianggap sebagai dewi padi, dewi pertanian, dan kesuburan dalam tradisi suku Jawa, Sunda, dan Bali. Kuil kecil tempat memuliakan Dewi Sri dapat ditemukan di persawahan setempat, terutama di Bali.[16]

Penggunaan modern sebagai simbol

sunting

Phosop ditampilkan dalam logo Departemen Padi (กรมการข้าว) dari Kementerian Pertanian dan Koperasi Thailand.[17]

Lihat juga

sunting

Catatan

sunting
  1. ^ Pairin Jotisakulratana, Mae Po sop: The Rice Mother of Thailand
  2. ^ On the Role of Food Habits in the Context of the Identity and Cultural Heritage of South and South East Asia
  3. ^ ชนชาติไทในนิทาน : แลลอดแว่นคติชนและวรรณกรรมพื้นบ้าน / ศิราพร ณ ถลาง กรุงเทพฯ : มติชน, 2545
  4. ^ Thailand revives worship of Rice Goddess – The China Post
  5. ^ "Phranakhon Si Ayutthaya; Farming Custom". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2019-08-12. 
  6. ^ "Rice Goddesses of Southeast Asia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-12. Diakses tanggal 2019-08-12. 
  7. ^ Po Sop
  8. ^ "ศาลแม่โพสพริมคลองบางพรม: หลักฐานทุ่งนาฝั่งธนฯ". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-03. Diakses tanggal 2019-08-12. 
  9. ^ Phya Anuman Rajadhon, Essays on Thai Folklore
  10. ^ Woman in Pho sop costume
  11. ^ Stringler, Florence. (2011) L'alimentation des Laotiens. Cuisine, recettes et traditions au Laos et en France. p. 31
  12. ^ Charles Archaimbault. (1973) Structures religieuses lao: rites et mythes. Volume 2 of Collection Documents pour le Laos, p. 240
  13. ^ Richard Pottier – Le vidéo-lexique : Mythe de la déesse du riz
  14. ^ "Po Ino Nogar". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-25. Diakses tanggal 2019-08-12. 
  15. ^ La danse du riz de la minorité Kho Mu Error in webarchive template: Check |url= value. Empty.
  16. ^ "(Indonesian) Mitos Nyi Pohaci/Sanghyang Asri/Dewi Sri". My.opera.com. 2008-03-01. Diakses tanggal 2012-08-26. 
  17. ^ "กรมการข้าว – Rice Department". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-09-27. Diakses tanggal 2019-08-12. 

Pranala luar

sunting