One Day No Rice

program yang dicanangkan walikota Depok Nur Mahmudi Ismail
Berbagai jenis makanan
pokok
non-beras
Jagung
Ubi kayu
Taro
Kentang
Sagu

One Day No Rice ([Satu Hari Tanpa Nasi] Error: {{Lang-xx}}: text has italic markup (help)) adalah sebuah program yang dicanangkan Wali kota Depok Nur Mahmudi Ismail demi menggalakkan diversifikasi pangan di wilayahnya.[1] Program ini diawali dengan diterbitkannya SK Wali kota Depok no. 010/27-um tanggal 10 Februari 2012 yang memerintahkan seluruh penjual makanan di kantin di balai kota Depok untuk tidak menjual nasi yang terbuat dari beras setiap hari Selasa, namun menyediakan makanan pengganti seperti kentang, singkong, dan umbi-umbian lainnya.[2] Kebijakan ini muncul setelah diskusi antara Nur Mahmudi Ismail dan profesor Djoko Said Damardjati mengenai kesuksesan program serupa di Korea Selatan.[3] Melalui program One Day No Rice ini, masyarakat diminta untuk mengurangi konsumsi beras dan beralih ke makanan pokok lain seperti umbi-umbian[4] yang sebenarnya tersedia dalam jumlah besar di pasar tradisional.[5]

Program ini telah mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari pemerintah pusat[4] dan penghargaan rekor MURI.[6] Nur Mahmudi Ismail juga telah didaulat sebagai Wali kota teladan karena pelaksanaan program ini.[7] Program ini bahkan telah diliput oleh saluran televisi internasional, CNN.[8] Menteri Pertanian mempertimbangkan program ini untuk menjadi program nasional.[9]

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan memuji langkah Nur Mahmudi Ismail dan mulai menerapkan program One Day No Rice di lingkungan pemerintahan Jawa Barat, dengan memilih hari Rabu sebagai hari tanpa nasi.[10] Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan,[11] Provinsi Sumatera Utara,[5][12][13] Kabupaten Lampung Selatan,[14][15][16] Kabupaten Sukabumi,[17] Kabupaten Bandung,[18] Kabupaten Jayapura,[19] Kota Kendari,[20] Kota Samarinda,[21] Kota Pekalongan,[22] Kota Bandung,[23] Kabupaten Kolaka Utara,[24] Provinsi Bali,[25] Kota Padang,[26] Kota Payakumbuh,[27] Kota Solo[28] dan Kota Bogor juga meniru program ini. Lampung Selatan melaksanakannya pada hari Jumat, sedangkan Kabupaten Sukabumi melaksanakannya pada hari Kamis. Kabupaten Bandung baru merencanakan untuk melaksanakannya mulai akhir tahun 2013. Pemerintah Kota Kendari melaksanakannya pada hari Senin dan dimulai sejak awal tahun 2014. Mahasiswa Universitas Riau yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata juga menerapkan dan memperkenalkan program One Day No Rice kepada masyarakat beserta menu yang disarankan berupa ubi kayu goreng, ubi jalar goreng, getuk, mie sagu, serut, perkedel jagung, jagung dengan campuran kelapa, cream ubi, dan kolak ubi jalar.[29]

Ketika Nur Mahmudi Ismail mengajukan ODNR menjadi peraturan daerah, DPRD Kota Depok menolak pengajuan tersebut karena dianggap tidak memenuhi pertimbangan sosiologis, filosofis, dan yuridis. DPRD Kota Depok menganggap ODNR tidak penting dari aspek sosiologis karena "tidak terlalu penting dan justru banyak mendapat penolakan dari warga Depok." Dari sisi filosofis, DPRD Kota Depok menganggap bahwa "perda ini belum dibutuhkan secara signifikan bagi masyarakat Depok."[30]

Nur Mahmudi mengklaim bahwa telah terjadi penurunan konsumsi beras di kota Depok, yang diikuti dengan bertambahnya jumlah perusahaan dan warung makan yang menyediakan menu non-beras. Penurunan terjadi dari angka 97 kg beras per kapita pada tahun 2011 menjadi 90 kg per kapita pada tahun 2014.[31]

Latar belakang sunting

Selera makan masyarakat Indonesia cenderung sulit diubah.[32] Pola konsumsi pangan masyarakat Indonesia pada saat ini umumnya masih timpang, belum beragam dan bergizi seimbang. Tingkat konsumsi per kapita Indonesia sebesar 139 kg/ tahun. Sementara untuk konsumsi hasil pertanian dari tanaman kelompok gramineae (beras, jagung dan terigu) di rumah tangga sebesar 316/gram per kapita/hari, padahal menurut Standar Pola Pangan Harapan (PPH) seharusnya 275 gram/hari saja. Sementara itu, konsumsi umbi –umbian hanya 40 gram per kapita per hari, jumlah ideal 100 gram per kapita per hari. Mengkonsumsi satu jenis karbohidrat secara terus menerus mampu menyebabkan gangguan kesehatan.[2][4] Program ini pun mengundang kontroversi, dan Nur Mahmudi Ismail tidak menampik kemungkinan adanya tabrakan budaya.[33]

Setiap peningkatan konsumsi beras sebanyak 10% diketahui mampu meningkatkan inflasi mencapai 5%[2] sehingga perlu dikurangi. Menurut Prof. A. Subagio, PhD dari Jurusan Teknologi Hasil Pangan FTP Universitas Jember, Indonesia kaya akan pangan alternatif pengganti beras, antara lain ubi kayu atau singkong, sagu, ubi jalar, jagung, dan lainnya.[34] Jawa Barat sendiri memiliki berbagai kekayaan alam dari hasil pertanian dengan 77 sumber karbohidrat, 75 sumber lemak, 26 sumber kacang-kacangan, 389 jenis buah-buahan, dan 228 jenis sayuran ada di Jawa Barat.[10]

Pelaksanaan sunting

Demi mensukseskan program ini, Pemerintah Kota Depok menjalin kerja sama dengan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor dalam penyediaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam memproduksi beras analog yang terbuat dari berbagai bahan sejak bulan Mei 2012.[35] Pemerintah Kota Depok juga sedang membina pengusaha kecil dan menengah di luar Depok untuk memproduksi dan mensuplai bahan pangan non beras.[36]

Demi mempromosikan program ODNR ini, Nur Mahmudi Ismail meluncurkan "batik One Day No Rice". Batik ini bermotifkan berbagai varian karbohidrat yang dapat dikonsumsi sebagai pengganti nasi.[37][38] Nur Mahmudi Ismail juga meluncurkan buku berjudul One Day No Rice.[33][39][40]

Salah satu perusahaan ternama di Kota Depok, PT Medifarma Laboratories, telah mengikuti program One Day No Rice. Kantin pabrik tersebut tidak menyajikan nasi yang terbuat dari beras setiap hari Selasa, melainkan nasi dari beras analog yang terbuat dari bulir jagung. Karyawan yang disurvey menyatakan bahwa nasi yang terbuat dari beras analog sama enaknya dengan nasi biasa dan tidak memiliki masalah sama sekali jika dilakukan sehari seminggu.[41] Serupa dengan Medifarma, PT XACTI, perusahaan kamera digital terbesar di Asia Tenggara menyatakan siap melaksanakan program One Day No Rice.[42] Partisipan ODNR lainnya adalah Bayer, PLN, Bank Jabar Banten, Hotel Santika, dan Hotel Bumi Wiyata. Berbagai sekolah, restoran, dan warteg di Depok serta Lemhannas, KORPRI, Dharma Wanita Kementerian Pertanian, dan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok juga mensukseskan program ini.[43][44][45][46] Berbagai toko di depok seperti 7 Eleven dan The Cost juga menjual bahan makanan non beras sejak Oktober.[36] Mantan Jaksa Agung Andi Muhammad Ghalib telah mencoba program One Day No Rice dengan hadir ke balai kota Depok,[47] begitu pula dengan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yuddy Chrisnandi.[48] Ketua lembaga Lanjut Usia Indonesia menyatakan mendukung program ini karena menurutnya sangat baik untuk menjaga kesehatan di usia lanjut.[49]

Agenda One Day No Rice telah menjadi bagian dalam berbagai kehidupan masyarakat, bahkan agenda partai politik. Di Bandung, pendeklarasian menu One Day No Rice dilakukan bersamaan dengan pembahasan calon presiden dari Partai Keadilan Sejahtera.[50] Tim Pengendali Inflasi Daerah Sumatera Utara mendapatkan penghargaan TPID Terbaik dan TPID Berprestasi dari presiden jokowi salah satunya berkat program ODNR.[51]

Manfaat sunting

Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail menyatakan bahwa dengan mengurangi konsumsi beras padi sehari sekali dan mengonsumsi beras jagung, tapioka, ubi kayu, dan pisang dua kali dalam sehari maka akan menghemat beras padi 22 juta ton[1] dan anggaran pemerintah sebanyak Rp 161 triliun setiap tahunnya.[52][53] Program ini juga bermanfaat untuk menjaga harga beras tetap stabil.[2]

Diversifikasi pangan menjadikan manusia lebih sehat.[1] Selain itu, diversifikasi pangan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru dengan tumbuhnya UKM yang mengolah bahan pangan non-beras dan meluasnya lahan pertanian yang menanam tanaman pangan non beras.[1]

Diversifikasi pangan juga penting demi mewujudkan kedaulatan pangan nasional.[34] Jika satu hari saja masyarakat Indonesia tidak makan beras, maka akan ada penghematan 35,4 triliun rupiah. Jika Indonesia tidak mengimpor beras alias tidak bergantung kepada negara lain, maka Indonesia akan menjadi negara berdaulat di tengah percaturan global.[34]

Badan Ketahanan Pangan Nasional menyebutkan bahwa program One Day No Rice berpotensi mengurangi jumlah kemiskinan[53] dengan mengurangi pasokan beras bagi rakyat miskin. Dengan memperkaya santunan bagi rakyat miskin (tidak hanya pada beras), maka beras yang dialokasikan bisa dibagikan ke lebih banyak rakyat miskin. Bagian yang dikurangi tersebut ditambahkan dengan bahan pangan lain seperti umbi-umbian dan jagung.[1]

Provinsi Bengkulu menjadikan program One Day No Rice sebagai solusi dalam menghadapi inflasi.[54]

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e Virdhani, Marieska Harya (Jum'at, 20 September 2013). "Atasi Kemiskinan, BKPN Dukung One Day No Rice". Okezone.com. Okezone.com. 
  2. ^ a b c d "One Day No Rice in Depok City". Portal Berita Resmi Pemerintah Kota Depok. 26/02/2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03. Diakses tanggal 2013-11-30. 
  3. ^ Desideria, Benedikta. Susanto, Gabriel Abdi, ed. "Djoko Said Damardjati, Profesor Penggagas One Day No Rice". Liputan6.com. 
  4. ^ a b c "Pemerintah Apresiasi Program One Day No Rice di Depok". Makassar Media. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03. Diakses tanggal 30 November 2013. 
  5. ^ a b "Besok, Gubsu Canangkan One Day No Rice". Medan Bisnis Daily. 13 Oktober 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-06. Diakses tanggal 2014-10-21. 
  6. ^ "Pemecahan Rekor Dunia MURI: One Day No Rice Kota Depok". Portal Berita Resmi Pemerintah Kota Depok. 22/04/2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03. Diakses tanggal 2013-11-30. 
  7. ^ "'One Day No Rice', Nur Mahmudi Jadi Wali Kota Teladan". Republika Online. 30 Oktober 2013. 
  8. ^ "Wali kota Depok Sosialisasikan "One Day No Rice" Di CNN". Portal Berita Resmi Pemerintah Kota Depok. 27/02/2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03. Diakses tanggal 2013-11-30. 
  9. ^ "One Day No Rice to Become National Program". Jakarta Globe. 9 Juni 2012. 
  10. ^ a b "Apa Kabar Program One Day No Rice Pemprov Jabar?". Bisnis Jabar. 17 Oktober 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03. Diakses tanggal 2013-11-30. 
  11. ^ "Pemprov Launching Program One Day No Rice". sulselprov.go.id. 8 Juli 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03. Diakses tanggal 2013-11-30. 
  12. ^ "BKP Sumut Canangkan One Day No Rice Tiap Hari Selasa". Medan Bisnis Daily. 9 Oktober 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-03-31. Diakses tanggal 2014-10-21. 
  13. ^ "Mulai Hari Ini di Sumut Berlaku 'Satu Hari Tanpa Nasi'". detikcom. Detik. 14 Oktober 2014. 
  14. ^ "Lamsel Canangkan One Day No Rice". Lampungnewspaper.com. 31 Oktober 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-05. Diakses tanggal 2013-11-30. 
  15. ^ "Bupati Lamsel Canangkan Sehari Tanpa Nasi". Lampost.com. 2013-10-31. [pranala nonaktif permanen]
  16. ^ "Lampung Selatan Galakkan Pencanangan One Day No Rice". Website Resmi Pemerintah kabupaten Lampung Selatan. 30 Oktober 2013. [pranala nonaktif permanen]
  17. ^ "One Day No Rice Belum Optimal". Radar Sukabumi. 4 Oktober 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03. Diakses tanggal 2013-11-30. 
  18. ^ "Soal Penerapan One Day No Rice Di Kab. Bandung, Ini Tanggapan Dewan". PRFMNews.com. 2013/10/21. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03. Diakses tanggal 2013-11-30. 
  19. ^ "One Day No Rice, Langkah Awal Mengedepankan Pangan Lokal". Suluhpapua.com. Rabu, 16-10-2013. 
  20. ^ Suparman (1 Januari 2014). Burhani, Ruslan, ed. "Gerakan sehari tanpa nasi dikenalkan". ANTARA News. Antara. 
  21. ^ Amirullah (2 Juni 2014). Tarmizi, Tasrief, ed. "Samarinda akan tetapkan hari khusus tanpa beras". ANTARA News. Samarinda. 
  22. ^ "Pemkot Pekalongan Terapkan 'One Day No Rice"". VIVA.co.id. [pranala nonaktif permanen]
  23. ^ Wismara, Dicky. "One Day No Rice Ditetapkan Setiap Senin di Bandung". Okezone.com. Okezone. 
  24. ^ Sultan, Suparman. Asdhiana, I Made, ed. "Setiap Rabu, "One Day No Rice" di Kolaka Utara". Kompas.com. KOMPAS. 
  25. ^ Jaya, Gede Nadi. Winarno, Hery H, ed. "Bali akan uji coba gerakan sehari tanpa nasi". Merdeka.com. Merdeka. 
  26. ^ "Padang Berencana Tiru Kebiasaan Makan Warga Depok". Republika. 
  27. ^ "Menkes Apresiasi Kota Payakumbuh". Harian Haluan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-24. Diakses tanggal 2015-08-22. 
  28. ^ "Solo Gagas Program One Day No Rice". Solopos. 
  29. ^ "Mahasiswa Kukerta UR Perkenalkan Produk Olahan Non Beras". Go Riau. 20 Agustus 2014. 
  30. ^ "DPRD Depok Tolak 'One Day No Rice' Nur Mahmudi". VIVA.co.id. Viva News. 3 Juni 2014. 
  31. ^ "One Day No Rice, Nur Mahmudi Klaim Angka Konsumsi Beras di Depok Turun". detikcom. Detik. 28 Agustus 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-31. Diakses tanggal 2014-08-29. 
  32. ^ "Mixed results from Depok's rice-free day". The Jakarta Post. Wed, February 27 2013. 
  33. ^ a b Kuwado, Fabian Januarius (Minggu, 11 November 2012). Syatiri, Ana Shofiana, ed. "Nur Mahmudi Jelaskan 'One Day No Rice' dalam Bukunya". Kompas.com. Kompas. 
  34. ^ a b c "Nur Mahmudi Ismail : One Day No Rice Berjalan, Tegaknya Kedaulatan Pangan Nasional". Berita Universitas Jember. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03. Diakses tanggal 30 November 2013. 
  35. ^ "Depok Jalin Kerjasama Dengan IPB Terkait Pengembangan Beras Analog". Portal Berita Resmi Pemerintah Kota Depok. Senin, 21 Mei 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03. Diakses tanggal 2013-11-30. 
  36. ^ a b Wicaksono, Pebrianto Eko. Gideon, Arthur, ed. "Wali Kota Depok Gencar Propagandakan Sehari Tanpa Nasi". Liputan6.com. 
  37. ^ "Nur Mahmudi Bikin Batik One Day No Rice". Tempo.co. Tempo. Rabu, 02 Oktober 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-02. Diakses tanggal 2013-11-30. 
  38. ^ "Peluncuran Batik One Day No Rice". Vokasi Universitas Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03. Diakses tanggal 30 November 2013. 
  39. ^ Nur Mahmudi Ismail (2012). One Day No Rice: Gerakan Lokal Untuk Indonesia. Gramedia Pustaka Utama. hlm. 73. ISBN 9792290419. 
  40. ^ "One Day No Rice, by Nur Mahmudi Ismail". Goodreads. 
  41. ^ "300 Pekerja Pabrik di Depok Santap Menu One Day No Rice". Okezone.com. Selasa, 8 Oktober 2013. 
  42. ^ "Karyawan PT XACTI Depok siap makan sehari tanpa nasi". Depok News. 
  43. ^ "Lemhannas Terapkan One Day No Rice". Investor Daily. Senin, 26 Maret 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03. Diakses tanggal 2013-11-30. 
  44. ^ Burhani, Ruslan (Jumat, 29 November 2013). Tarmizi, Tasrief, ed. "Wali Kota Depok beri penghargaan penyukses ODNR". ANTARA News. Antara. 
  45. ^ "One Day No Rice". Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03. Diakses tanggal 2013-11-30. 
  46. ^ Jatmiko, Bambang Priyo (ed.). "Gerakan untuk Perubahan". Kompas.com. KOMPAS. 
  47. ^ "Saat Eks Jaksa Agung Andi Ghalib Cicipi One Day No Rice di Depok". detikcom. Detiknews. Selasa, 23/10/2012. 
  48. ^ Virdhani, Marieska Harya (6 Maret 2015). "Menteri Yuddy Disuguhkan Menu One Day No Rice". Okezone.com. Okezone. 
  49. ^ "LLI Depok Memberi Apresiasi Tinggi Pada Program ODNR". Harian Depok. 
  50. ^ "Bursa Capres PKS Majelis Syuro Siapkan Dua Skenario". Suara Merdeka. 26 Desember 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-28. Diakses tanggal 2013-12-27. 
  51. ^ "TPID Sumut, Medan dan Tebingtinggi Dapat Penghargaan". Harian Analisa. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-07. Diakses tanggal 2015-08-22. 
  52. ^ "One day no rice bisa hemat anggaran Rp161 T". Sindonews.com. Sindonews. Kamis, 14 November 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03. Diakses tanggal 2013-11-30. 
  53. ^ a b "Program One Day No Rice Akan Mengurangi Jumlah Kemiskinan". Indonesiarayanews.com. 14 November 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03. Diakses tanggal 2013-11-30. 
  54. ^ Putro, Yuliardi Hardjo. Nurmayanti, ed. "3 Jurus TPID Bengkulu untuk Tekan Inflasi". Liputan6.com. 

Pranala luar sunting