Olimpiade Fisika Asia

Olimpiade Fisika Asia (Inggris: Asian Physics Olympiad atau APhO) adalah sebuah kompetisi fisika tahunan untuk siswa setingkat SMA dari daerah Asia dan Oseania. APhO pertama diselenggarakan di Indonesia pada tahun 2000 bertempat di Lippo Karawaci, Tangerang. Ide awal penyelenggaraan APhO berasal dari Olimpiade Fisika Internasional / International Physics Olympiad (IPhO) yang merupakan kompetisi tahunan fisika internasional untuk siswa setingkat SMA. Perbedaan utama antara IPhO dan APhO hanyalah pada jumlah peserta tiap negaranya, APhO terdiri dari 8 orang dan IPhO terdiri dari 5 orang. Para siswa bersaing sebagai individu, dan harus melalui ujian teori dan laboratorium, sebagai hasilnya mereka akan mendapatkan medali emas, perak dan perunggu atau gelar kehormatan.

Sejarah sunting

 
Logo APhO I

Mimpi awal dari Olimpiade Fisika Asia sebenarnya berasal dari Prof. Waldemar Gorzkowski (alm), presiden Olimpiade Fisika Internasional saat itu. Ia mencoba mengontak berbagai negara asia untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Fisika Asia I, namun tidak ada yang berminat. Akhirnya Waldemar menghubungi Prof. Yohanes Surya, Ph.D. (pemimpin Tim Olimpiade Fisika Indonesia / TOFI), dan kebetulan Yohanes Surya juga memiliki mimpi yang sama. Tahun 1999, di Lippo Karawaci, Tangerang, Indonesia, mereka mulai mempersiapkan APhO I. Akhirnya pada tanggal 24 April - 2 mei 2000, APhO I diadakan di Lippo Karawaci, Tangerang. Selain Olimpiade Fisika, APhO I ini juga diikuti oleh seminar internasional, festival sains, dan pameran sains. Seminar yang digelar meliputi berbagai topik menarik dengan pembicara yang khusus seperti Physics of Dancing oleh Kenneth Laws yang dilengkapi pertunjukan balet dari grup Marlupi, Physics of Magic oleh pesulap terkenal Indonesia Deddy Corbuzier, Physics of Astronomy oleh Prof. Dr. H. Saji (Jepang), Physics of Religion oleh Prof. Muslim dan Prof. Fred Herren, Physics of Finance oleh Prof. Hideki Takayasu, Physics of Solar Energy oleh Dr. Aswin Sasongko dan Dr. Arya Reza, Physics of Sport oleh Dr. Masno Ginting, Physics in Biomedical oleh Prof. Yeo Joon Hock, dan Physics of CAT Scan oleh A.B. Waluyo.

APhO I, dibuka oleh Presiden RI saat itu, K.H. Abdurrahman Wahid, dan ditutup oleh Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri. Sedangkan jumlah pesertanya, 10 negara Asia: Indonesia, Taiwan, China, Singapura, Filipina, Australia, Kazakhtan, Uzbekistan, Thailand, dan Vietnam.[1] Selanjutnya APhO diadakan bergiliran setiap tahun di negara-negara Asia, meskipun beberapa negara-negara di luar Asia juga ikut sebagai peserta, seperti Rusia dan Australia.

Saat ini Presiden APhO adalah Prof. Kwek Leong Chuan dari Singapura didampingi Hendra Kwee, Ph.D. dari Indonesia sebagai General Secretary untuk masa jabatan 2015 – 2020.

Peran Serta Tim Indonesia sunting

Hingga APhO ke-16, di China, Tim Indonesia sudah meraih 29 emas, 21 perak, 33 perunggu dan 41 Honorable Mention (HM), berada pada posisi ketiga setelah China dan Taiwan, di atas Singapore, India, Hongkong, Israel, Malaysia, Vietnam dan Australia.[2]

Daftar Penyelenggara APhO sunting

Lihat juga sunting

Pranala luar sunting

Referensi sunting